Wirid dan
zikir sama saja. Keduanya merupakan aktifitas untuk mengingat Allah Swt. Hanya
saja wirid itu sudah ada ketentuan jumlah, kapan, dan bagaimana melafalkan suatu
zikir.
Wirid yang
benar akan mengantarkan pembacanya menjadi seorang warid. Yakni orang tersebut
akan merasakan kedamaian dalam hidupnya, santun dalam bertutur, baik
perilakunya. Beban yang menghimpit hidupnya terasa ringan dalam menjalaninya. Demikian
penuturan Prof Nasaruddin Umar dalam khutbahnya, di Masjid Istiqlal, tanggal 10
Pebruari 2012.
Sebab
terlalu berat beban hidup ini. Kita harus banyak bertawakkal kepada Tuhan yang
Maha Kuasa.
Memperbanyak
zikir dan wirid akan mempermudah dan melempangkan jalan kebahagiaan hidup,
dunia dan akhirat.
Suatu hari,
seorang sahabat menghadap Nabi Shalla allah ‘alaih wa sallama agar ia dapat
beramal sama dengan orang kaya. Orang kaya juga melaksanakan shalat, menunaikan
ibadah puasa, sudah barang tentu pasti juga berzakat, dan melaksanakan ibadah haji.
Lalu, bagaimana dengan kami yang kurang mampu ini? Adakah amalan yang pantas
kami kerjakan agar dapat menandingi amalan orang-orang kaya tersebut?
Lalu Nabi
shalla allah ‘alaih wa sallama memberi tahu sahabatnya itu agar senantiasa
men-dawam-kan membaca tasbih ( subhanallah), tahmid (alhamdulillah) dan takbir (Allah akbar) masing-masing 33 kali.
Demikian. Semoga kita termasuk orang yang senantiasa melafalkan zikir. Dan semoga kita mempersiapkan diri menjadi seorang warid. Amin.
Wa Allah a'lam.
Wa Allah a'lam.
Jakarta, 10
Pebruari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar