Gallery

Minggu, 28 September 2014

Sarjana

Sarjana dalam bahasa Inggeris disebut scholar. Dalam bahasa Arab disebut al_alim atau bentuk pluralnya al.ulama. Sebagai ulama, seorang sarjana dipandang atau patut diduga memiliki ilmu dan kecakapan khusus pada bidang keilmuan yang digelutinya. Ekspektasi dan harapan masyarakat sangat besar bagi kiprah seorang sarjana kelak ketika mereka sudah mengabdi di tengah masyarakat. Tidak ada sarjana pengangguran. Kalau ada sarjana yang menganggur pastilah bukan seorang sarjana tetapi pemegang ijazah. Ia hanya memegang ijazah. Ijazahnya tidak bisa menolongnya. Mungkin ijazahnya tidak menggambarkan potensi dirinya yang sesungguhnya. Ke depan dengan regulasi pendidikan tinggi yang mensyaratkan SKPI bagi setiap pemegang ijazah. SKPI adalah surat keterangan pendamping ijazah. SKPI menggambarkan track record, rekam jejak akademik dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemilik ijazah.

Pilkada

seorang bertanya. apa bedanya pilkada dengan pil KB? Pilkada kalau jadi pasti lupa. Kalau sudah duduk sebagai anggota dewan pasti akan lupa janji_janji kampanyenya. Sedang pil KB, kalau lupa akan jadi. Kalau lupa pasang KB. pasti jadi. Demikian sekedar intermezo untuk menghindari kepenatan hidup di Jakarta. RUU Pilkada yang telah ketuk palu di DPR sedang dikritik dan dihujat dari berbagai kalangan. RUU Pilkada yang tidak dipilih langsung dari rakyat adalah kemunduran demokrasi. kata pak SBY. pengamat politik dan mayoritas rakyat. Kisruh RUU ini membuat rakyat marah. Kemarahan rakyat dialatkan kepada pak SBY dan partai Demokrat yang memilih walk out ketika suasana sidang sedang memanas. Pilihan walk out sebagai pemicu kemenangan barisan Merah Putih yang mengusung ide pilkada dipilih oleh anggota DPR. Prof Ahmad Mubarok. salah seorang petinggi Partai Demokrat berseloroh ketka wawancara dengan radio El Shinta. Bahwa kisruh ini dipicu oleh kegagalan petinggi PDIP melakukan komunikasi politik dengan pak SBY. Padahal pak SBY sangat merindukan komunikasi politik tingkat tinggi dengan Bu Megawati Soekarno Puteri. Di. mata sebagian petinggi demokrat, janganlah kegagalan komunikasi politik PDIP ditimpakan semuanya ke partai Demokrat. Terlepas dari perdebatan dan kekisruhan politik di atas, ada lagi yang mensinyalir bahwa sesungguhnya pak SBY hanya memerintahkan untuk all out, tapi politisi partai Demokrat menafsirkannya sebagai walk out. Sama sama out! Walhasil, sebuah kesalahan tidak sepantasnya ditimpakan hanya kepada seseorang. Pastilah kesalahan itu kolektif. Keputusan harus diambil meskipun melukai hati rakyat sebagai pemberi dan pemilik kedaulatan tertinggi. What next?

Sabtu, 27 September 2014

Bola

Bobagi penggemarnya sudah seperti agama. Bola ibarat sihir bagi pecandu bola. Pecandu bola rela merogoh kantongnya dalam_ dalam hanya untuk menikmati bola. Bola betul_betul dapat menyita waktu para penggemarnya. Orang bahkan rela bertarung di pujaan dan jagoannya seperti messi. Ronaldo. Rony, Mata, van Persie, Gonzalez. Bahkan pecandu bola rela terbang ke eropah hanya untuk menyaksikan pemain pujaannya.

Lao Tze

Kata bijak banyak'

Rabu, 24 September 2014

Bahasa Arab Gontor

Saya sedang menikmati buku karya Dr Hisyam Zaini, dengan judul: Bahasa Arab Khas Gontor. Buku ini adalah disertasi penulisnya. Memang sudah terkenal orang-orang Gontor memiliki kekhasan dalam menggunakan bahasa Arab. Mereka tidak terlalu peduli terhadap kaidah bahasa Arab yang rumit itu. Yang penting bunyi, dan orang Arab bisa memahaminya. Suatu waktu, cerita Prof Amal Fahtullah Zarkasyi, alumni Gontor melanjutkan studi ke Universitas al-Azhar, Kairo Mesir. Ketika mereka antri, orang Arab memanggil nama berikutnya dengan ungkapan: ghairuh. Ghairuh artinya: yang lain atau berikutnya. Sementara santri Gontor biasa memakai ghairu dengan makna: jelek. Jadi, ketika nama mereka dipanggil dengan kata ghairuh, asosiasi mereka adalah: "si jelek". Dr Hisyam dalam disertasinya itu menarik kesimpulan bahwa di Gontor sudah terjadi Indonesianisasi Arab, dan arabisasi Indonesia. Kata tashduru dimaknai: kamu sadar. Ghunduk, gondok atau marah. Aina Insanuhu, mana orangnya? Anta thiqatun jiddan, ente jujur sekali. Khudzti, ambilin. Kamatharan, kehujanan. A-dzananta annaka mudhhik, apa dikira kamu lucu? La tunadzdzif tha'aman, jangan menghabiskan makanan. Ta'ab jiddan ana atau ana ta'banun, saya lelah sekali. sukut, sukut, dharar, diam-diam berbahaya. huwa mashdaruhu, dialah sumber, biang keroknya. Thiqatun la, bagus, nggak? Mishbahuhu yamutu, lampunya mati. hal ma'aka fulus za'id, apakah kamu punya uang sisa? Inta mithla ma dza fa-qath, kamu seperti apa saja. Ka-annaka maridh-un, sepertinya kamu sakit. hayya thariq-thariq, ayo jalan-jalan. dan seterusnya. Menarik juga dengan bahasa gaul atau amiyah a la santri Gontor. Setidaknya, dengan gaya bahasa arab seperti itu membuat penuturnya memiliki kepercayaan diri. Meskipun membuat penutur aslinya, tidak memahami maksudnya. Kita harus mengapresiasi karya Dr Hisyam Zaini ini sebagai karya akademik yang menarik. Sebab, penulisnya adalah orang dalam, dan dapat menulis dan mendokumentasikan temuan-temuannya dengan apik. Sudah barang tentu kita menunggu karya-karya lainnya, mungkin mengenai hal lain tentang santri dan khazanah intelektual santri dan alumni Gontor. Demikian

Minggu, 14 September 2014

Anna Karenina

Anna Karenina adalah novel inspiratif yang ditulis oleh Leo-Tolstoy, sastrawan Rusia yang legendaris itu. Anna Karenina menggambarkan perilaku dan intrik-intrik keluarga istana Rusia. Ada cinta, ketulusan, keterusterangan, dan perselingkuhan. Pada awal novel tertulis kalimat: Keluarga bahagia satu sama lain sama saja. Keluarga malang berbeda-beda kisah dan ceritanya. Lalu dalam film yang diangkat dari novel ini ada kalimat yang sangat inspiratif, berbunyi: ...if so many men, so many minds, certainly so many hearts, so many kinds of Love.

Jumat, 12 September 2014

Conservative Turn

Conservative turn adalah fenomena pembalikan wajah Islam yang toleran, ramah, santun, dan damai menjadi Islam yang intoleran, sangar, dan menakutkan. Bahkan pada batas-batas tertentu, Islam dikait-kaitkan dengan gerakan radikalisme. Dan bahkan yang paling menyakitkan adalah Islam dihubung-hubungkan dengan beberapa kegiatan terorime. Graham Fuller menulis buku The World Without Islam. Apa jadinya tatanan dunia tanpa kehadiran Islam. Tanpa Islam, kita tidak pernah mengenal madrasah, dan taliban. Kita dikejutkan oleh gencarnya kampanye ateisme dan gejala menjauhi nilai-nilai agama. Richard Dawkins, Sam Harris adalah tokoh-tokoh yang bisa disebutkan dan mewakili kolega-koleganya. Conservative Turn lebih-lebih lagi juga sedang merasuki lembaga-lembaga agama seperti Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, dll. Hal ini terlihat pada sejumlah penelitian yang dilakukan oleh intelektual muda Indonesia. Prof Martin van Bruinessen merangkumnya dalam buku: Contemporary developing Indonesian Islam. Ada Mujiburrahman menulis tentang sejarah KPPSI, Komite Penegakan penerapan Syari'ah Islam, gerakan Islam radikal di tubuh Muhammadiyah, NU,dst.

Kamis, 11 September 2014

CD

Ada orang yang memeluk dan tertarik masuk Islam karena CD. Celana Dalam. Seseorang yang disandera Taliban menemukan perlakuan yang baik dari mereka. Seumpama menjemur celana dalam tidak pada sembarang tempat. Hal ini membuat si sandera berpikir bahwa ternyata Islam sangat menghargai "kehormatan wanita". Berbeda dengan yang diberitakan selama ini. Pada peristiwa lain, seseorang yang bertugas sebagai petugas laundry di sebuah asrama mahasiswa di China. Berselang beberapa lama ia bertugas di sana, ia menemukan dua "celana dalam" mahasiswa yang tidak berbau. Setelah ditelisik ternyata kedua mahasiswa tersebut adalah beragama Islam. ia pun penasaran, mengapa kedua mahasiswa tersebut demikian menjaga kebersihan celana dalamnya? Sang mahasiswa menjawab bahwa agama kami memang mengajarkan cara beristinja yang sangat detail. Demikian kisah teman saya yang dituturkannya setelah ia menonton video di You Tube. Indahnya ajaran Islam.

Posisi PTAI di Era Global

Tantangan Perguruan Tinggi di Era Global ( Kertas Kerja: Muhammad Zain) Tatanan Baru Dunia Global Ram Charan dalam buku Global Tilt leading your business through the great economic power shift, 2013 menjelaskan bahwa telah terjadi perubahan secara radikal di bidang ekonomi. Perekonomian tradisional digantikan oleh ekonomi global dengan pemain-pemain baru. Banyak perusahaan yang berbasis keluarga yang kolap dan tidak bisa bangkit lagi. Untuk bisa survive, setiap orang dan korporasi harus beradaptasi dengan perubahan global yang sangat kompetitif, berjalan cepat, berskala global, dan cenderung ekstrim. Bisnis membutuhkan new horizon dan fresh strategies. Dunia bisnis harus mengetahui tatanan dunia global dengan segala kompleksitasnya serta keragaman lokal. Dengan kata lain, para pelaku bisnis membutuhkan buku baru dan akan ditulisi oleh pelaku ekonomi baru. They need to develop a profound understanding of the nature of the global landscape, with all is complexities and local variety. In other words, they need to tear up the old rule book and write a new one. Penulis buku ini menggambarkan bagaimana organisasi-organisasi bisnis dapat bangkit untuk melakukan perubahan dan memengaruhi ekonomi global. Yang terpenting adalah upaya yang sungguh-sungguh dalam membangun perubahan dan perbaikan mindset ke arah yang benar. The right mindset. The Global Tilt adalah perubahan kekuatan bisnis dan ekonomi dari utara ke selatan. Dulu, yang memimpin perekonomian dunia adalah AS dan eropa. Sekarang sudah bergeser ke selatan. Brazil, Nigeria, India, China, Korea Selatan dan Asia Tenggara sudah bangkit, diperhitungkan dunia dan memegang kekuatan ekonomi baru. Global Tilt ini ditandai dengan terbukanya peluang-peluang ekonomi baru (mega-opportunities) dengan segala kompleksitasnya, cepat dan berdampak pada perubahan yang radikal. Untuk itulah, dibutuhkan strategi berpikir yang radikal, fresh strategies dalam istilah Ram Charan, baik dalam kepemimpinan maupun sistem organisasi sosial. Fenomena Global Tilt yang demikian itu, ditambah lagi prediksi James Canton tentang masa depan dunia yang ektrim. Menurut Canton terdapat 10 trend masa depan yang ektrim, sebagai berikut: 1. Perubahan iklim dan isu lingkungan hidup. 2. Krisis energi pasca krisis minyak dan gas. Untuk ini diperlukan menemukan energy alternative. 3. Terjadinya inovasi ekonomi. Perubahan ekonomi global terjadi karena adanya persaingan perdagagan bebas, arus demokrasi, temuan teknologi baru, pasar baru, lapangan kerja baru, perdamaian dan isu keamanan. 4. Bangkitnya kekuatan buruh di masa depan. Buruh di Amerika Serikat semakin multicultural dan akan didominasi oleh Hispanic, keturunan Spanyol. Juga ditandai dengan kebangkitan kaum perempuan dan kompetisi global. 5. Temuan-temuan baru dalam bidang kedokteran.Pelayanan bidang kesehatan semakin meningkat , sehingga umur lansia semakin panjang. Dampaknya, angka pensiun semakin tinggi rata-rata dari umur 65 tahun sampai 70 tahun. 6. Masa depan globalisasi juga ditengarai dengan terjadinya The Clash of Civilization sebagaimana tesis Samuel Hungtinton. Realitas-realitas baru yang muncul akibat perdagangan dan kompetisis global, kebangkitan China dan India, benturan kebudayan dan tata nilai serta pertarungan ideologi dalam memperebutkan masa depan.Meskipun teori Hungtinton banyak dibantah, tapi dengan pergolakan Timur Tengah (Arab Spring) tampaknya tesis ini perlu diapresiasi. 7. Masa depan individu. Perlu memetakan ancaman baru teknologi, pemerintahan serta ideologi-ideologi yang bertempur demi hak asasi, kemerdekaan, dan kebebasan individu. Revolusi Mesir dipicu oleh ketidakpuasan kelompok muda atas ketimpangan social yang mereka alami. Facebooker society telah mengguncang dan memporak-poranda Mesir dan meruntuhkan kekuasaan Hosni Mubarak. Kebebasan individu menemukan ruang gerak demikian luas dan bebas sebagai akibat dari revolusi informasi. Contoh lain, betapa Wikileaks juga telah dan sedang “meruntuhkan” kewibawaan dan kemapanan pemerintah AS, Australia, Rusia, Negara Eropa dan bahkan Indonesia. 8. Akan munculnya sains aneh. Sains akan mengubah seluruh aspek kehidupan, kebudayaan, ekonomi umat manusia, dari teleportasi, nanobiologi sampai keragaman alam semesta. 9. Mengamankan masa depan. Ancaman paling berbahaya adalah kriminalitas, terorisme sampai brain washing, control pikiran. 10. Amerika Serikat dan Cina akan memimpin dan membentuk tatanan dunia baru, yakni peralihan dari kapitalisme menuju demokrasi. (James Canton, The Extreme Future, Ten Top Trends that will reshape the world in the next 20 years, 2006). Masa Depan Islam John L. Esposito telah menulis buku yang menghentak dengan judul: The Future of Islam, 2O12. Oleh Karen Armstrong dalam kata pengantarnya disebut sebagai "an important book", buku yang sangat penting terutama setelah tragedi 11 september. Sebelumnya, Esposito telah menulis buku bersama dengan Dalia Mogahed dengan judul Who Speaks for Islam: what a billion muslims really think, 2oo8. Di dalamnya dibahas pandangan orang Islam sendiri mengenai jihad, terorisme, radikalisme agama, posisi perempuan di ranah piblik, dll. Pertanyaan mendasar yang dijawab adalah who are muslim, siapakah kaum muslim itu? Democracy or Theocracy? Pilihan dalam bernegara apakah seorang muslim lebih tepat berdemokrasi atau teokrasi? What makes a radical? Apa yang membuat seseorang dapat menjadi radikal? What do women want? Wanita muslim maunya apa? Clash or. Coexistence? Hidup berseberangan atau berdampingan? Pertanyaan ini terutama penting untuk merespon tesis Samuel Hungtinton, the clash of civilization, masa depan hanyalah akan diwarnai dengan benturan peradaban, meskipun tesis ini sudah banyak dibantah oleh pakar lainnya. Dalam The Future of Islam, Esposito menggagas Satu Tuhan, banyak wahyu. islam dan muslim tidak satu, tapi beragam. islam berkembang sangat cepat dan pesat ditandai dengan arus imigrasi di Eropa ( Prancis, Belanda)dan Amerika. Pertanyaan yang dijawab, antara lain: a. apakah Islam kompatible demokrasi dan hak-hak asasi manusia (human right)? b. apakah fundamentalisme agama akan menghambat perkembangan modern di dunia Islam? c. pemikir muslim mana yang paling berpengaruh sekarang? Ada beberapa nama yang ditampilkan Esposito, antara lain: Tariq Ramadhan, Aminah Wadud, A A Gym, Mustafa Ceric. Walhasil, Islam sangatlah kompleks dan majemuk. Ada sunnah dan Syi'ah, ada juga gerakan salafiyah yang juga sangat beragam. Pengalaman Darul Hadith, Dammaj Sa'dah, pimpinan Syekh Yahya al-hajury, mengklaim salafiyah merekalah yang benar-benar asli salafi di dunia. Islam yang terbentang dari Afrika sampai Asia Tenggara, dari Amerika Serikat sampai Eropa--lanjut Esposito--sedang berada di persimpangan jalan besar sebagaimana juga agama-agama besar lainnya dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat. Islam bisa sebagai sumber masalah, jika hanya melihat gerakan ekstrimisme yang sebetulnya mereka itu hanyalah minoritas Islam. Selanjutnya, Islam sebagai solusi jika ditilik dari mayoritas Islam yang sedang mengembangkan hak asasi manusia, sikap saling menghormati, saling bekerjasama antar komunitas beriman untuk membangun tujuan yang sama. memang faktanya, sebagian muslim ingin membatasi agama sebagai urusan privat (pribadi). Ada lagi yang memaknai Islam sebagai bagian yang terintegral dari semua aspek kehidupan ( Islam kaffah?). Sementara itu, para pembaru Islam berupaya mewujudkan Islam konstruktif. Mereka melengkapi diri dengan wawasan pengetahuan yang mendalam tentang tradisi keagamaan dan pendidikan modern dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kedokteran, sains, dll. Hanya saja pembaru ini masih kelompok minoritas dan terkadang oleh rezim otoriter melihat mereka sebagai pembuat bid'ah. Rezim otoriter biasanya justeru memelihara ekstrimisme untuk melanggengkan kekuasaan. Kaum ekstrimisme memang harus diwaspadai. Sebab, mereka merasa mendapat mandat dari Tuhan untuk menafsirkan Islam versi mereka, dan siap membinasakan kelompok lain yang berbeda. Dalam kaitan ini, Esposito mengusulkan agar pemerintah Amerika harus membangun a strong civil society, bukan dengan otoritarianisme sebagaimana sekarang ini yang hanya akan menciptakan anti-amerika, dan hanya akan memperkuat terorisme. Amerika seharusnya membenahi politik dan sosio-ekonomi, bukan menghantam ekstrimisme. Pembinaan Akademik Revolusi Informasi berdampak luar biasa terhadap reformasi pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpusat pada teacher menjadi pembelajaran yang berbasis IT. Seorang guru dan dosen hanya sebagai fasilitator. Dan kalau mereka kurang tanggap, mahasiswanya dapat meninggalkannya. Mereka membutuhkan perubahan, bukan seorang guru. Pembelajaran juga harus berbasis riset. Seorang guru terutama dosen harus mengajarkan sesuatu berdasarkan hasil riset yang dilakukannya. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan 'common sense' kepada mahasiswanya. Dunia sekarang sudah terkonek dengan dunia lain. World is flat, kata Thomas Friedman. Kita tidak hidup sendirian. Mahasiswa harus dari awal dibekali dengan sejumlah kompetensi dan kesadaran akan global citizenship. Bahwa kita hidup dan sadar akan komunitas dunia. Bahasa Inggeris merupakan keniscayaan untuk memasuki persaingan global. Orang China termasuk sangat ekspansif dalam hal ini. Mereka membuat perkampungan China di mana-mana. China Town. Cirinya, mereka menyediakan berbagai makanan yang bercita rasa Asia, menjual sovenir dengan harga murah, dan kebutuhan lainnya yang lebih murah dari harga rata-rata. Dengan fenomena ini sesungguhnya bangsa China sedang menaklukan dunia. Revolusi Pembelajaran Dr Jamil Salmi, salah seorang nara sumber inti dalam Summer Institut, HKU. Dr Jamil membahas masa depan pendidikan tinggi. Pokok bahasannya dihubungkan dengan perubahan teknologi informasi yang demikian cepatnya. Penguasaan dan pemanfataan teknologi dalam proses pembelajaran adalah suatu kemestian. Informasi menyebar demikian cepatnya. Di dunia medis demikian pula halnya. Bahkan robot akan menggantikan posisi dokter yang sesungguhnya. Sekarang sudah era paper less culture. Penggunaan kertas sudah berkurang atau tidak sama sekali. Face booker society. Masyarakat pengguna face book. Semua informasi biasanya sudah ramai dibicarakan di face book. Demikian pula twitter. Seseorang lebih senang "berkicau" di Twitter. Bahkan ujian mahasiswa sudah bisa lewat internet. Kurikulum berubah dalam dua tahun. E-lab dan e-library sudah hal yang sangat biasa. Sekarang mahasiswanya pun sudah "new student". Mahasiswa di era baru. Tidak seperti mahasiswa dulu. Datang duduk, dan siap menerima materi pelajaran atau kuliah dari seorang dosen. Sekarang, dosen tak lebih sebagai "fasilitator". Sebab, informasi sudah demikian masifnya. Apa yang akan disampaikan oleh seorang dosen di kelas, mungkin sudah diketahui oleh para mahasiswanya. pendidikan di masa depan, sangat boleh jadi dalam hal pendanaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kucuran dana pemerintah. Ada banyak donatur yang siap menginvestasikan dana untuk kepentingan pendidikan dan dunia usaha. lalu, pertanyaannya kemudian, apakah pendidikan tinggi sudah siap dengan situasi ini? Perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebarannya juga sudah demikian cepat dan massif. tercatat sudah 1,5 juta artikel mengenai sain dan teknologi. How can we update our knowledge? Learning for life. Knowledge for safety, tandas Dr Jamil. Dalam pembelajaran,kita membutuhkan new pedagogical approaches. Revolusi IT What are our students expectations? Have less "respect" for the teacher, more willing to challenge. Demikian sepenggalan kalimat dari Prof. Nicholls, HKU. Berkat revolusi IT, informasi sangat cepat beredar. Kejadian di suatu daerah terpencil, dalam waktu yang sangat singkat dapat diketahui di belahan dunia lainnya. Globalisasi. Hampir tidak ada infromasi yang dapat ditutup-tutupi sekarang. Dulu, guru, Kyai sangat dihormati karena merekalah satu-satunya sumber informasi. Sekarang, zaman sudah berubah. Google dan media sosial lainnya sudah menyiapkan lebih dari 70% infromasi yang dibutuhkan manusia. Dalam hitungan detik, informasi apa pun yang kita butuhkan, dapat dijelaskan oleh Google. Dengan demikian, para pendidik, guru, Kyai, dosen harus mengerti perubahan ini. Materi, metode pembelajaran harus diubah. Kita seharusnya menekakan pada penttingnya critical analysis. Bagaimana menganalisis "tumpukan" atau bahkan "sampah" informasi itu. Demikian pula dengan orang tua. Perlu perubahan pola komunikasi dalam mendidik putra-puteri kita. Hampir semua anak usia muda sudah memegang hand phone. Itu berarti, aspek finansial dalam keluarga harus diperhatikan. Seorang orang tua tidak bisa lagi mengandalkan konsep "birr al-walidain", berbakti kepada kedua orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka dihormati. Zaman sudah berubah. Seorang anak remaja sudah demikian "gaul". Mereka sudah sangat terkonek dengan seusianya dari selruh belahan dunia. Anak-anak juga semakin cepat dewasa. Bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah revolusi teknologi informasi yang demikian ini? jangan-jangan suatu waktu, anak-anak kita hanya menghormati orang tuanya karena kebetulan merekalah yang melahirkannya. Anak-anak hormat kepada orang tua karena "numpang" lewat lahir ke dunia fana ini. Gawat! Demikian pula dalam hal kepemimpinan. Seorang top manajer yang kurang menguasai informasi mengenai bidangnya pasti kehilangan kontrol dan kekuasaan.The end of leardership,kata Barbara. Kita harus berpikir keras untuk "memenangkan" pertarungan di era digital ini. akankah kehidupan ini akan lebih baik dengan semua ini? Atau sebaliknya. Kita harus optimis. Ini adalah sunnatullah. Daripada menentang arus lebih baik mengalir bersamanya. Fenomena menarik adalah dengan munculnya corporate university, seperti Toyota University. Di AS ada perusahaan IBM juga membuat perguruan tinggi dengan biaya tinggi. Ada sekitar 25 universitas di AS yang didirikan oleh perusahaan-perusahaan besar. Sebab menurut mereka, lulusan perguruan tinggi yang kurang siap kerja akan menjadi beban masyarakat. Di Indonesia juga ada Ciputra University khusus entrepreneurship, Unversitas Bakri Group, Universitas Sahid, Jakarta, dll. Sekarang ini, kita dikejutkan oleh virtual university (VU). VU tidak membutuhkan ruang kelas, gedung yang mewah, tapi kaya akan content pembelajaran. Contoh menarik adalah fenomena Salman Khan. Salman Khan lahir pada tanggal 11 oktober 1976. Ia adalah seorang Amerika yang berkebangsaan Bangladesh. Ia seorang pendidik dan entrepreneur. Ia pendiri Khan Academy ( a free online education platform and non profit organization). Dimulai dari rumah kecilnya, Khan memproduksi lebih dari 4.000 video pembelajaran mengenai matematika dan sains. Pada mei 2013, Khan Academy lewat channel youtube sudah satu juta video yang ditonton oleh lebih dari 268 juta kesempatan. Oleh majalah Forbes, Salman Khan diposisikan sebagai “ S 1 Trillion Opportunity”. Salman Khan lahir di New Orleans, Louisiana. Ayahnya dari Barisal, Bangladesh, dan ibunya dari Calcutta, India. Ingat Calcutta berarti ingat Mother Theresa. Salman adalah seorang muslim. Salman lulusan ilmu komputer dari MIT (Massachussets Institute of Technology), dan MBA dari Harvard Business School. Ia telah menikah dengan Umaima Marvi, seorang Amerika yang berkebangsaan Pakistan. Buku terbarunya: The One World Schoolhouse, 2013. Ia berpendapat bahwa pembelajaran lewat ruang kelas sesungguhnya sudah ketinggalan zaman. Sistem perkuliahan dalam kelas hanyalah untuk proses pembelajaran 100 tahun yang lalu. Patut dicatat bahwa globalisasi akan menguntungkan pekerja profesional. Dan berdampak buruk kepada tenaga kerja yang kurang terampil. Menghadapi perkembangan tersebut di atas, kita harus mengembangkan core business studi Islam harus betul-betul menjadi perhatian. Integrasi ilmu, penelitian lintas ilmu dan budaya harus menjadi prioritas. Peningkatan mutu akademik, peningkatan mutu dosen. Penguasaan komunikasi perlu menjadi konsern kita untuk pengembangan ilmu. PTAI harus berperan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pokok-pokok pikiran Menteri Agama, H. Lukman Hakim Saifuddin pada acara Workshop Peningkatan Kompetensi Manajerial Pimpinan PTAI. Kita harus memiliki ruh dan spirit dalam mengelola PTAI. Kita harus terus berupaya untuk mengawal kebangkitan peradaban Islam, tegas pak Menteri. What the Next? Terdapat beberapa hal yang menjadi konsern kita, sebagai berikut: 1. Penguatan Leadership PTAI Pimpinan PTAI harus visioner, karena mereka memimpin PT pada kondisi “turbulent times” meminjam istilah Peter Drucker. Dengan latar belakang budaya kepemimpinan Indonesia yang sedang memasuki masa transisi dari paternalistik ke demokrasi, masih dibutuhkan pemimpin yang kuat dan visioner. Ke depan kepemimpinan rektor dibatasi dan dipisah antara kepemimpinan akademik dan non-akademik. Rektor semestinya mengurusi pembinaan akademik, peningkatan kompetensi dan karier dosen, pengembangan kelembagaan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Hal-hal yang terkait dengan keuangan dan administrasi cukup didelegasikan dan diberi kewenangan penuh kepada pejabat yang kompeten dan sejak semula diangkat dari tenaga administrasi. Sehingga, seorang rektor setiap akhir tahun tidak lagi berhadapan dengan auditor BPK, BPKP dan Inspektorat Jenderal. 2. Penyiapan Sumber Daya Manusia yang tangguh Dosen sebaiknya dibagi menjadi dosen pendidik/pengajar dan peneliti. Dosen pendidik yang cirinya lebih enjoy dengan mengajar dan mentransfer ilmunya lewat proses pembelajan di kelas, dan menjadi nara sumber pada seminar-seminar ilmiyah sebaiknya diberi ruang gerak lebih leluasa. Demikian pula halnya dengan dosen-peneliti. Tridharma perguruan tinggi, sebaiknya dibalik menjadi: (a) penelitian; (b) pendidikan dan pengajaran, dan (c) pengabdian pada masyarakat. Sehingga, setiap dosen sedari awal sudah menyadari tugas riset yang diembannya. Dampaknya, setiap dosen yang berdiri di kelas akan menyampaikan hasil dan temuan riset yang digelutinya. Sebagai bahan perbandingan, dosen-dosen UKM Malaysia telah menghasilkan riset yang dipublikasikan sebanyak 17.000 penelitian. Angka ini tentu sangat pantastis jika melihat temuan dan hasil riset para dosen di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. 3. Perluasan Akses. Di Indonesia masih terjadi ketimpangan. Eric Maskin ada banyak cara untuk mengukur apakah pertumbuhan ekonomi berdampak pada kesejahteraan masyarakat, seperti umur harapan hidup, angka kematian bayi, dan angka partisipasi sekolah. Kaushik Basu menambahkan cara lain, yakni melihat kebebasan dan rasa berdaya. Seperti kebebasan dalam menentukan pilihan politik, kebebasan dalam memasuki lapangan kerja karena memiliki keterampilan yang memadai, dan kebebasan dalam pasar bebas. Kedua pakar ini berpendapat bahwa globalisasi merupakan salah satu penyebab ketimpangan kesejahteraan masyarakat terutama pada Negara-negara berkembang. Globalisasi hanya menguntungkan bagi pekerja terlatih dan terdidik. Sehingga bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan mengecap pendidikan akan tergusur dan cenderung memiliki pendapatan menurun. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakatnya untuk sekolah dan mendapatkan pelatihan kerja yang cukup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Februari 2012, Indonesia memiliki angkatan kerja 120,4 juta orang. Sebanyak 42,1 juta orang bekerja di sektor formal, 70,7 juta orang bekerja di sector informal, dan pengangguran terbuka 6,3 persen. Saat ini, sebanyak 54,2 juta orang dari 109, 7 juta angkatan kerja masih lulusan SD atau tidak lulus SD. Dan diperkirakan sampai tahun 2025 nanti ada sekitar 48 juta pekerja berpendidikan SD. Proses demokrasi yang berjalan sangat cepat juga turut berperan memperlebar kesenjangan. Sebab hanya pemilik modal yang dapat memanfaatkan peluang berdemokrasi dan menduduki posisi penting dalam institusi demokrasi. Singkatnya, angkatan kerja harus terdidik. Dan ini salah satu tugas utama pemerintah untuk mendidik dan memberi peluang seluas-luasnya kepada angkatan kerja. Eric Maskin menegaskan lagi bahwa perlu mekanisme desain untuk ini, yaitu serangkaian mekanisme untuk memberi insentif kepada perusahaan untuk melatih para pekerjanya. Teori inilah yang mengantarkan Maskin untuk meraih hadiah nobel ekonomi. Globalisasi menguntungkan mereka yang memiliki keterampilan karena bisa mengakses peluang di mana saja. Pekerja yang tidak terampil akan semakin tertinggal dan terpaksa bekerja dengan upah rendah, tegas Kaushik Basu. (dikutip dari laporan harian Kompas, 5 september 2012, h. 1 dan 20). Pandangan Maskin tersebut di atas diperkuat oleh temuan Prof Anne Booth, guru besar School of Oriental and African Studies, 13 Juni 2014. Bahwa Indonesia belum memiliki data akurat tentang tingkat kemiskinan. Data BPS menyebutkan bahwa kemiskinan berkurang dari 11,6% pada tahun 2012 turun menjadi 11,3% pada tahun 2013. Sedang Bank Dunia menyebut angka 13,3% masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ( Anne Booth, Poverty and inequality in Indonesia, from Soeharto to SBY). Masih data BPS menyebutkan bahwa terdapat 18,1 % rakyat Indonesia yang berpenghasilan 1,25 dollar per hari, jadi kurang 14.750 rupiah dengan asumsi 11.800 rupiah per dollar AS. Penyebab utama kemiskinan adalah mutu pendidikan yang rendah. Pendidikan yang buruk menjadikan seseorang tidak memiliki kemampuan bekerja secara professional. Sehingga mereka hanya bisa menjadi buruh kasar dengan upah rendah. 4. Revolusi Pembelajaran. Seperti yang tersebut di atas bahwa Salman Khan pendiri Khan Academy sedang gencar-gencarnya "mempromosikan" kelas internasional. Salman Khan adalah alumni Harvard University yang sangat percaya akan kedahsyatan teknologi informasi. Dengan IT kita dapat terhubung dengan siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Pendidikan dan pembelajaran dapat "dimodifikasi" sedemikian rupa dengan mengandalkan teknologi informasi. Untuk memperkuat gagasannya ini, Khan bahkan menulis buku terbarunya dengan judul: The One World Schoolhouse, 2013. Pendidikan di PT yang masih mengandalkan system klasik pasti akan ketinggalan 100 tahun yang lalu. Khan Academy yang didirikannya memiliki 1 juta mahasiswa. E-Learning on line menjadi salah satu pilihan efektif untuk menambah bobot perkuliahan dalam kelas. Setiap PTAI harus menyiapkan bandwidth yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Sekarang ini, setiap mahasiswa bukan lagi mengandalkan dosen, tetapi ketersediaan wifi di kampus. 5. Re-desain Kurikulum. Prof Boediono (wakil Presiden) secara mengejutkan menulis artikel di harian KOmpas dengan judul: "Pendidikan Kunci Pembangunan" ( Kompas, 27 Agustus 2012). Tanggal 12 Oktober 2012, Harian Kompas laporan khusus mengenai pendidikan formal di bawah judul: Mengubah Kurikulum: Substansi atau Proses? oleh ST Sularto. Intinya mengulas kembali pointers pemikiran pak Boediono yang menganggap bahwa pendidikan di Indonesia tidak memiliki konsepsi yang jelas. Sehingga mata kuliah yang diajarkan kepada peserta didik over load. Seorang pendidik memasukkan apa saja meskipun tidak dibutuhkan oleh peserta didik. Sesungguhnya kegelisahan yang sama juga sudah pernah ditulis oleh Budi Darma ( sastrawan, mantan rektor IKIP Surabaya). Budi Darma mengkritik dengan sangat tajam bahwa anak-siswa Sekolah Dasar rata-rata membawa beban buku pelajaran sekitar 14 kg setiap harinya. Tentu beban seberat itu sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh sang murid. Boediono menegaskan bahwa seharusnya kurikulum itu mengarahkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan pekerja terampil serta profesional. Kemudian, di akhir artikelnya, Prof Boediono mengutip pandangan Prof Derek Bok ( presiden Emiritus Harvard University) bahwa setidaknya ada delapan komponen kurikulum, antara lain: 1. Mengajarkan cara berkomunikasi yang efektifkepada peserta didik; 2. Mengajarkan berpikir kritis agar mereka dapat menuliskan dan menyampaikan pikiran-pikiran kritis mereka secara benar; 3. Mereka juga disadarkan sebagai warga dunia yang akan terlibat dalam pergaulan dunia internasional; 4. Mereka juga diajarkan prinsip-prinsip berdemokrasi. Bahwa berbeda itu biasa. Dalam kaitan ini, pluralitas adalah sesuatu keniscayaan. 5. Mereka juga harus diajarkan seni dalam menjalani kehidupan. Sehingga mereka memiliki minat belajar seni, filsafat, olah raga, dll. 6. Hard skill yang terkait dengan bidang pekerjaannya kelak. Dari sekian banyak komponen yang ditawarkan Prof Derek Bok, hanya satu yang terkait dengan keterampilan untuk menjadi bekal di dunia kerja. Semua yang lainnya terkait dengan soft skill. Betapa pentingnya perbaikan dan re-desain kurikulum itu. Mencermati perkembangan Islam Indonesia dewasa ini, yang ditandai dengan munculnya conservative turn, pembalikan wajah Islam damai dan santun menjadi Islam radikal, sangar dan menakutkan. Dalam buku the Ten Parallel dilaporkan, seorang wartawan asing sedang meliput kericuhan Front Pembela Islam (FPI) dengan kelompok Islam Liberal dan pemikir bebas agama-agama. Sambil memukul tongkat dan alat pentungan kepada kelompok Islam liberal, mereka mengucapkan Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar. Wartawan tersebut bertanya, Allah Akbar, artinya apa? Allah Maha Besar, jawab orang di sampingnya. Si wartawan mengira, Allah Akbar maknanya: Pukul, pukul, pukul!!!. Menyaksikan hal-hal seperti ini dan sejumlah kekerasan lain yang mengatasnamankan Tuhan dan agama, maka perlu mengevaluasi secara menyeluruh kurikulum pendidikan agama Islam yang diajarkan di PTAI dan PTU. Sudah barang tentu yang salah dalam proses pembelajaran PAI tersebut. Atau PAI harus diberi muatan multicultural sehingga peserta didik dapat mengerti arti perbedaan antar agama, bukan truth claim. PTAI harus tampil pada garda terdepan untuk mengeliminir dan memutus mata rantai aliran garis keras. 6. Penguatan Kerjasama antar Perguruan Tinggi. The End of Competition? Sekarang adalah era co-opetition. Kerja sama. Perusahaan besar dalam berbagai bidang seperti perbankan, industri, dll tidak lagi zamannya mengembangkan "berkompetisi", tapi kolaborasi. Kerjasama. Ada bagian-bagian tertentu pada perusahaan atau lembaga tertentu yang disepakati. Dengan kemajuan teknologi informasi, halmana manusia di belahan dunia manapun dapat terkonek dengan yang lainnya, memaksa kita untuk berkolaborasi dengan siapapun. Tentu dengan trust yang tinggi dan integritas masing-masing personal dan perusahaan serta perguruan tinggi. Perusahan apa pun dan siapapun sekarang ini, tidak bisa mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri. Semua orang di manapun dan kapanpun pasti memerlukan kekuatan lainnya. Tidak ada lagi orang atau perusahaan, apalagi perguruan tinggi yang superbody. Bukan hanya itu, group sepak bola juga sudah lama mempraktikkan "kolaborasi" dengan cara mengontrak pemain luar negeri untuk memperkuat timnya. Makan tidak heran, kalau kita menyaksikan persatuan sepak bola yang pemainnya memiliki warna kulit yang sangat kontras dengan pemandangan keseharian kita di Indonesia. Biasanya juga mereka sangat antusias dalam mempertahankan tim yang mengontraknya. Lebih-lebih lagi dalam pembelajaran World Class University pasti melibatkan international student dan para pengajar dari belahan dunia lain. Wa Allah a’lam

Indonesianis

Saya menikmati majalah tempo yang menurunkan laporan khusus para "Indonesianis". Laporan tersebut menarik, karena ternyata sekitar 90 persen para pengkaji dan peneliti Indoensia tidak tinggal dan berdomisili di Indonesia. Demikian pandangan Prof. Antony Reid, salah seorang Indonesianis yang sedang naik daun. Bahkan beliau sampai professor emiritus, juga masih setia pada kajian Indonesia terutama sejarah pergolakan kemerdekaan Sumatera yang banyak menelan korban jiwa. Memang, para Indonesianis itu tidak selamanya datang dan menulis tentang Indonesia murni akademik. Tetapi ada udang di balik batu. Katakanlah tokoh sehebat Dr Snouck Hurgronje, Belanda menyamar sebagai ulama Turki dengan nama samaran Abdul Ghaffar. Ia memang fasih berbahasa Arab dan menguasai literatur Arab, al-Qur'an dan hadis. Ia dikisahkan pernah menyelinap masuk ke Mekkah, sekitar enam bulan. Di sanalah ia untuk pertama kalinya bertemu dan berbincang dengan para jama'ah haji dan ulama Aceh. Belakangan, ia harus dideportasi dari Mekkah karena penyamarannya ketahuan. Kala itu, seseorang yang beragama non-muslim tidak bisa masuk ke Mekkah. Dr Hurgronje sesungguhnya "mata-mata" dan "alat" kerajaan Belanda untuk maksud penjajahan. Adalagi Dr Clifford Greertz dengan hasil penelitiannya yang monumental, The Religion of Java. Clifford Greertz adalah seorang antropolog kawakan yang melakukan penelitian di Kediri. Ia menelorkan teori bahwa masyarakat Jawa terpolarisasi menjadi tiga kelompok. Yakni abangan, santri dan priyayi. Teori ini sudah banyak dibantah. Sebab, orang Jawa tidak bisa dikelompokkan demikian itu. Batas-batas priyayi, santri dan abangan sekarang ini sudah sangat berbeda. yang terpenting bahwa kedatangan Clifford Geertz itu tidak semata-mata tujuan akademik, tetapi juga untuk melihat sejauh mana pengaruh Rusia dan komunisme di Indonesia.

Selasa, 09 September 2014

Sastrawan Populis

Adalqh Ahmed Fuad Negm yang dikenal sebagai sastrawan yang populis. The Jakarta post menurunkan berita: " Poet of the people", tanggal 5 desember 2013. Fuad berkata: Poverty is my choise. My whole family is poor. So why should i be different. I live with people, eat what they eat and surrounded by the same pollotion and garbage. Kemiskinan adalah pilihan hidupku. Semua keluargaku adalah miskin. Lalu, mengapa saya harus memilih hidup berbeda. Saya hidup bersama rakyat kecil. Aku makan, apa yang mereka makan. Mereka hidup dikelilingi oleh polusi dan sampah.

Napoleon

Mengenai sejarah, Napoleon berkata: history is a fable agreed upon. Perhaps it was fraud. Sejarah adalah dongeng. Dan sangat mungkin mengandung penipuan ( Tony Pothman, every thing's relative. And other fables from science and technology, 2003).

You Can Win

You can win a step-by-step tool for top achievers, 2014 adalah buku panduan mencapai sukses dalam berbagai bidang. Buku ini ditulis oleh Shiv Khera. Winners don't do different things. They do things differently. Buku ini dapat menjadi guide untuk: a. build confidence by mastering the seven steps to positive thinking. b. be succeefully by turning weakness into strengths c. gain crebility by doing the right things for the right reasons d. take change by controlling things instead of letting them control you e. build trust by developing mutual with people around you f. accomplish more by removing the barriers to effectiveness.

Senin, 08 September 2014

Perpustakaan

I have always imagined that paradise would be some kind of library (Jorge Luis Borges)

Rabu, 03 September 2014

Baqir Manan

Prof Baqir Manan adalah mantan Ketua Mahkamah Agung RI. Beliau dikenal sebagai seorang akademisi dan penegak hukum. Beliau dikenal rendah hati, sopan, tutur katanya tertata. Dalam menjalankan tugas rileks, sering menyapa bawahannya. Bahkan melempar jok atau humor-humor cerdas, bernas. Beliau dalam berbagai pidatonya terkesan seorang visioner dan cerdas. Menurut penuturan bawahannya, ada sejumlah konfrensi internasional yang harus diikutinya dan memberinilai tambah bagi pertemuan tingkat dunia tersebut. Beliau juga akreb dengan bawahannya. Beliau sering menghadiri resepsi pernikahan stafnya dan dengan suka hati menjadi saksi. Kalau ada acara, beliau sering terlihat pindah-pindah tempat untuk menyapa teman dan tetamunya. Kalau hari jumat, biasanya beliau memakai baju koko putih dan duduk pada shaf kedua. Hal ini menunjukkan kerendahan hati beliau. Kalau kebetulan beliau mengadakan perjalanan kelur negeri.selalu berpesan kepada ajudannya agar tetap mengikuti peraturan negara tujuan. Jangan samlai protokoler menyebabkan pegawai negara tujuan mendapatkan sanksi, apalagi sampai pemecatan. Beliau membawa tas atau kopernya sendiri. Mungkin karena pengaruh beliau lama studi di luar negeri. Demikian sekils catatan dari buku Baqir Manan, birokrat dan penegak hukum. Buku ini adalah catatan kenangan handai tolan, rekan kerja dan staf pak Baqir Manan. Saya tidak kenal dekat dengan pk Baqir, cuma membaca pikiran dan sepak terjang beliau selama menjabat Ketua MA. Saya kaget, ternyata pak Baqir sudah lama tidak memiliki nomor rekening. Tentu kenyataan ini sangat berbeda dengan pemberitaan di koran bahwa beliau pernah menerima transfer sejumlah uang yang sedang berperkara. Mudah-mudahan hal seperti ini juga dicontoh oleh penyelenggara negara lainnya. Demikian. Semoga bermanfaat.

Selasa, 02 September 2014

Komik

Komik atau buku ternyata sebagai alat yang sangat efektif untuk melakukan perubahan. Pada abad ke -16, tingkat kemajuan Inggeris dan Spanyol hampir sama. Pada perkembangan berikutnya, Inggeris melesat dan menjadi negara yang sangat maju. McClelland melakukan penelitian untuk menjawab mengapa terjadi demikian? Ternyata karena buku komik. Di Inggeris, buku komik yang diterbitkan adalah hal-hal yang mengajak orang Inggeris untuk maju dan berkompetisi. Sedang di Spanyol, komik-komik berkisar romantis. Sehingga generasinya kurang maju. Catatan ini saya diinspirasi oleh sebuah artikel di harian Rakyat Merdeka, 2 september 2014. Kata artikel tersebut, McClelland meneliti 1.300 komik,dan ternyata komim tersebut memberi dampak perubahan dan revolusi 25 tahun kemudian. Lain halnya, dengan Jepang. Jepang hanya butuh waktu delapan tahun untuk mengubah mindset pentingnya sepak bola. Komik captain Tsubasa menjadi pilihan dan diterbitkan secara masif sejak tahun 1994. Tahun 2002, Jepang sudah tampil gagah di laga dan pertarungan persepakbolaan dunia. Saya tidak tahu, dan tidak mengerti komik-komik apa yang dibaca para aparatur negara kita sekarang ini. Mengapa prilaku saling menyerang, kolutif, dan mau menang sendiri masih merupakan sesuatu yang sangat sering kita temukan dalam kehidupan keseharian kita? Apakah karena ketika usia belia mereka itu banyak membaca komik si kancil dan pelanduk atau buaya. Si kancil terkenal dengan banyak akal dan kelicikannya. Dan buaya adalah makhluk predator yang sangat berbahaya. Siap memangsa kapan saja. Buaya adalah makhluk yang sangat menakutkan. Bahkan ada istilah buaya darat. Perlu kajian perkomikan secara lebih komprehensif untuk perbaikan karakter bangsa.

Senin, 01 September 2014

Ngaji al-Qur'an

Mengapa umat Islam masih saja tergolong mendiami negara yang termasuk negara dunia ketiga alias negara berkembang? Mengapa negara-negara muslim belum termasuk negara maju? Mengapa orang muslim masih saja hidup dalam kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan? Syekh Muhammad al-Ghazali, da'i-penulis kelahiran Mesir menjawab sejumlah pertanyaan di atas lewat buku: Kaifa Nata'amal ma'a al-Qur'an, Bagaimana kita bersikap dengan al-Qur'an. Bagaimana kita berinteraksi dengan al-Qur'an. Selama ini, kita dengan al-Qur'an sepertinya jauh. Sepertinya al-Qur'an diturunkan dari kejauhan. al-Qur'an ibarat sungai yang "kering". al-Qur'an berjarak dengan kita. al-Qur'an sepertinya padang pasir yang tandus. Umat Islam mendengarkan al-Qur'an dari kejauhan. Umat Islam "diam". Kalaupun membaca al-Qur'an hanyalah mengharapkan pahala dan berkah. Kita umat Islam membaca al-Qur'an tidak disertai dengan pembacaan yang kritis. Sehingga makna-makna al-Qur'an tidak tampak di hadapan kita. Sesungguhnya kata quri'at bermakna mendengar dan membaca secara kritis. Tidak membacanya hanya berharap pahala dan berkah. QS Shad (38): 29 mengisyaratkan bahwa al-Qur'an diturunkan untuk dibaca dan berkah. Tapi pesan utamanya adalah untuk "tadabbur" dan memikirkan ayat-ayatnya. Kitabun anzalnahu ilaika mubarakun li yatadabbaru ayatihi wa liyatazakkaru ulu al-Albab. Syekh Muhammad al-Ghazali adalah seorang da'i yang juga penulis. Setidaknya beliau menulis buku sebanyak 48 buku. Ia sosok ulama independen. Merdeka. Beliau juga menolak jabatan politis dan strategis. Marwah Syekh Ghazali tidak bisa dibeli oleh penguasa.

Toilet

Seorang profesor bercerita tentang koleganya dari salah satu perguruan tinggi Australia. Profesor dari Institut Teknologi Bandung ingin melaksanakan kerjasama dengan perguruan tinggi Australia. Sebelum kerjasama dimulai, profesor Australia mengadakan survei ke ITB. Salah satu yang menjadi perhatian beliau adalah toilet yang dimiliki ITB. Ternyata, ITB waktu itu memiliki dua macam toilet. Yakni toilet duduk dan jongkok. Berdasarkan survei lapangan ini, maka profesor Australia menentukan standar perguruan tinggi lain yang akan diajak kerjasama dengannya adalah memiliki toilet yang sama dengan ITB. Memang toilet merupakan standar kemajuan suatu bangsa. Bahkan menurut Jaya Suprana, toilet suatu bandara menggambarkan manajemen bandara itu. Semakin bersih toilet suatu bandara, maka semakin tinggi apresiasi pengguna bandara itu. Kita sudah memiliki bandara yang berstandar internasional, bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Djuanda, Surabaya, Hasanuddin, Makassar,Medan, dan Balikpapan. Bandara ini sudah menjadi kebanggaan anak bangsa. Dari segi performance sudah memadai. yang perlu dibenahi adalah manajemen bandaranya. Toilet memang "tempat" yang spesial. Dalam Islam, ada do'a-do'a khusus yang harus dibaca kalau seseorang mau masuk toilet. Dalam sejarah Islam, bahkan disebutkan ada riwayat yang memberi persyaratan rumah ideal haruslah memiliki kamar mandi. Kamar mandi pada awal perjumpaan Islam dengan budaya luar sempat ada penolakan. Setelah dilihat kemanfaatannya, maka al-hamam, kamar mandi justeru menjadi persyaratan rumah ideal. Cerita tentang toilet tentu akan beragam. Dyah Pitaloka menulis buku berdasarkan "renungan Kloset". Di kalangan pondok pesantren ada ulama yang menulis syair justeru setelah sang kyai keluar dari toilet. Salah satu yang saya kenal, cerita tentang syair Kyai Abdurrahman Ambo Dalle. Demikian seterusnya. Walhasil, toilet memang suatu tempat yang menarik untuk dibicarakan.