Gallery

Selasa, 29 Desember 2015

Masjid Fathimah al Makshumah di Qum

Fathimah al Makshumah adalahsaudara kandungan Sayyid Ali Ridha. Keduanya adalah putera puteri Sayyid Jakfar al shodiq. Imam yang kelima. 
Masjid Sayyidah Fathimah al Makshumah di dalamnya ada sejumlah makam. Makam Murthada Muthahhari, makam muhammad Husein al Thaba Thabai. Ada makam guru Imam Khomeini, ayatullah Borojerdy, yang mengekuarkan fatwa bahwa mazhab syiah bagian dari mazhab Islam
Sebagaimana. OKI juga mengatakan bahwa syiah adalah mazhab Islam.

Pesona Iran

Iran adalah sedikit dari negara Islam yang bangkit dari kesulitan. Capaian Iran sampai hari ini tetap saja mencengangkan. Di tengah embargo Amerika yang berkepanjangan, Iran masih dapat memproduksi pangan sendiri, bahan- bahan tekstil yang berkualitas tinggi, memelihara tradisi dan legasi Persia yang sudah berabad-abad lamanya, pemerintahnya masih sanggup membangun sejumlah fasilitas umum seperti transportasi umum, rumah sakit, jalan raya. Dan yang mencengangkan adalah angka partisipasi kasar (APK) Iran mencapai 92 persen dari total penduduk. Itu berarti, hampir semua usia sekolah dan kuliah terlayani pendidikannya. Prof A'rafi, rektor Universitas Al Mushthafa Qum menyebutkan bahwa 1/10 pemikir dunia adalah orang Iran.  Dalam berbagai bidang, Iran masih unggul di banding dengan negara-negara muslim lainnya, seperti nuklir, kedokteran, dan kesehatan masyarakat, dst.
Iran juga pernah dilanda perang berkepanjangan. Perang dengan Irak selama puluhan tahun. Ada lebih 80 media televisi seluruh dunia ramai-ramai mendiskreditkan Iran. Konon, di bidang perdagangan misalnya, suatu ketika para pengusaha Indonesia diancam oleh Amerika agar tidak menjalin kerjasama dengan mereka. Kalau tetap dilakukan, maka seluruh bantuan Amerika akan diputus. Hal yang sama, juga pernah dilakukan kepada 100 pengusaha Prancis, tetapi mereka tetap saja menjalankan bisnisnya dengan para prnguasaha Iran. Nyatanya, Amerika tidak bisa berbuat banyak. Tentu cerita masih perlu dicek kebenarannya. barangkali hanya rumor saja. Sebab, nyatanya sekarang ini produk karpet dan produk industri kreatif lainnya dari Iran masih banyak dijual di Indonesia.
Mengapa bangsa Iran tetap maju di tengah-tengah kesulitan yang melandanya? Barangkali karena pemerintahnya jujur dan tidak korupsi. Para ulamanya hidup sederhana dan tawadhu. Bayangkan saja menurut cerita seorang kawan, ada ulama yang sudah mencapai derajat Marja taklid ( seorang mujtahid) tidak mau menerima gaji (khumus) dari pemerintah. Beliau sudah merasa cukup dengan menjual sayur setiap harinya untuk memenuhi kehidupan kesehariannya.
Dari berbagai negara berpenduduk muslim mayoritas termasuk Arab Saudi, saya kira Iran masih unggul. Dalam hal ibadah, spiritualitas, penghormatan kepada leluhur dan tradisi masa lalu, capaian intelektual yang mencengangkan, sopan santun, dan kesejahteraan. Kami jarang sekali menemui pengemis di sepanjang jalan di Iran. Kami juga melihat tata kota Teheran, Qum, Masyhad, dan Isfahan yang masih terpelihara. Pasar-pasar tradisional tertata rapi, dan tidak terkesan kumuh. Sampah tidak berserakan sebagaimana pemandangan kita di negara-negara muslim lainnya, kecuali Maroko yang bersih. Barangkali karena orang Iran tidak makan di sembarang tempat. Kita tidak pernah menyaksikan orang Iran makan sambil berjalan.
Saya kira, Iran adalah tempat yang tepat untuk mengasah spiritualitas. Untuk penempaan tradisi akademik di Hauzah-hauzah--semacam Pondok Pesantren untuk kader ulama--, saya kira Iran tidak ada duanya. Dalam hal pendidikan anak usia remaja juga menarik. Karena Iran sangat steril dari pengaruh budaya barat. Hampir kita tidak menemukan channel yang terkoneksi dengan media barat. Barangkali karena kebijakan pemerintah Iran. Atau karena Iran masih berstatus negara yang diembargo.
Masyarakat Iran terlihat sangat sopan, dan ramah. Para sopir taksi tidak ugal-ugalan. Pelan dan melayani. Pedagang kaki lima sekalipun terlihat sangat sopan dalam menjajakan barang dagangannya. Kalau menyebut harga, biasanya tidak terlalu jauh dari harga pasaran, sehingga tawar menawar tidak lama. Kalau kita tidak jadi membeli, mereka tetap saja tersenyum manis.
Gadis cantik tentu juga menjadi pesona Iran. Hampir pada semua kota, kita terus berpapasan dengan gadis cantik. Hidung mancung, kulit putih bersih, mata dengan celak hitamnya, senyumannya, dan tutur katanya yang lemah lembut membuat terpikat siapa pun yang memandangnya. Barangkali gadis Iran merupakan representasi "bidadari" di bumi. Kecantikan gadis Iran juga dikagumi para ibu-ibu yang kebetulan berkunjung ke Iran. Subhanallah! Saya teringat pada penggilan mesra Baginda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallam kepada Ummahatul mukminin A'isyah r.ah dengan: ya Humaira. Wahai gadis kecilku yang putih kemerah-merahan. Barangkali A'isyah masih memiliki keturunan bangsa Persia (Iran). Sebab, gadis cantik Arab Saudi tidaklah putih kemerah-merahan, tetapi berkulit sangat putih. Humaira itu lebih tepat untuk gadis Iran. tentu pendapat ini masih perlu dibuktikan kebenarannya. perlu kajian antropologi budaya yang lebih mendalam. Apakah betul ada silsilah A'isyah ke bangsa Persia.
Ada satu hal lagi yang menarik, yakni nikah mut'ah, nikah kontrak. Ternyata, di Iran sendiri nikah mut'ah sangatlah sulit terjadi. Pesyaratan nikah mut'ah tidak semudah yang dibayangkan dan diceritakan selama ini. Mahar nikah mut'ah ditentukan oleh si gadis atau pihak perempuan. Maharnya biasanya mengikuti tahun kelahiran si perempuan. kalau dia lahir tahun 1991, maka jumlah keping emas yang harus dibayarkan sejumlah tahun lahirnya. Nikah mut'ah juga tetap harus tercatat pada pengadilan agama. Jadi, tidak seperti yang dipraktekkan di Puncak Bogor. nikah mut'ah "hampir-hampir" sama dengan prostitusi terselubung. Nikah mut'ah versi masyarakat Iran mesti disebar-luaskan kepada masyarakat luas agar tidak menjadi fitnah.
Iran sampai hari ini masih memelihara tradisi dan peninggalan sejarah dan budaya mereka. Ada masjid jami di Isfahan yang sudah berumur 5.000 tahun lalu. masjid ini dulunya adalah tempat penyembahan berhala bagi agama Zoroaster. Di samping masjid ini ada makam al-'allamah al Majlisy penulis kitab Tafsir Bihar al-Anwar yang berjumlah 110 jilid itu. Ada juga jembatan Siusyehpool yang tiangnya berjumlah 33 tiang. Jembatan ini masih berdiri kokoh dan berfungsi layaknya jembatan modern. Jembatan ini sudah berumur sekitar 400 tahun.  
Iran memang penuh pesona.  

Sabtu, 19 Desember 2015

Iran

Iran adalah negara tua. Iran dikenal sebagai the Cradle of Civilization. Iran sudah maju dan mengenal fermentasi anggur 3.000 tahun sebelum Prancis melakukan hal yang sama. Iran sudah membangun tempat permandian megah pada saat orang-orang Eropah masih bersembunyi di balik gua-gua tanah liat. Iran adalah tanah peradaban.
Ada banyak tokoh filosof, sufi, seminan, dan saintis lahir dari tanah Iran. Ibnu al Muqoffa dan Mullah Shadra ( 1571-1637) adalah dua tokoh yang berhasil memadukan antara filsafat barat dengan Islam. Nama- nama tenar dalam sains dan teknologi serta kedokteran seperti al Razi dan iBnu Sina dalam bidang kedokteran, Ibnu Haitsam bidan optik, Jabir ibn Hayyan dalam bidang kimia. Mereka ini adalah ilmuan kelahiran Iran.
Lewat Iran, berbagai pemikir dunia terinspirasi kata-kata Sa'di Sirozi, Fariduddin al Aththar, Tabriz, al Raghib al Asfahany, Hafiz, Jami, Jalaluddin Rumi, Firdausi, dan Omar Khayyam.
Iran juga adalah negara yang paling tahan berperang. Ada buku yang menyebutkan bahwa sejarah panjang Iran dalam berperang melewati 2.500 tahun. Anehnya, sampai sekarang negara Iran masih tegak, baik dari segi ekonomi, politik dan terlebih lagi bidang pemikiran filsafat dan teknomologi. Teknologi nuklir Iran termasuk ditakuti negara- negara barat bahkan Amerika sekalipun.
Cerita seorang kawan, bahwa di Iran harga selembar jas jauh lebih murah daripada negara negara eropah dengan kualitas lebih bagus. Itu berartirpduksi tekstil Iran sangat maju. Mereka memproduksi sendiri, dan memakai sendiri dengan kualitas ekspor. Ini tentu mencengangkan. Dibanding dengan mentalitas sebagian pebisnis kita. Produk produk dalam negeri yang berkualitas tinggi semua diekspor. Sedang produk yang berkualitas jelek dipakai dalam negeri. Sehingga kesan masyarakat, kita tidak mampu merpduksi barang- barang berkualitas tinggi. Sepatu Cipaduyut, Bandung, hebat. Tetapi yang berkualitas tinggi untuk ekspor. Batik Pekalongqn, Lawean, Solo, Situresmi, Cirebon, semuanya sama. Yang berkualitas tinggi untuk kalanganelit dan ekspor.
Produk makanan juga demikian halnya. Ikan, udang, yang berkualitas tinggi untuk diekspor. Sedang kepala ikan dan udang yang sudah membusuk dibuat terasi. Dengan kreatifitas masyarakat Indonesia yang rata rata hidup dalam kemiskinan, terasi dibuat menjadi sambel terasi. Konon, bangsa Indonesia sangat hebat dalam membuat berbagai sambel. Semakin banyak sambelnya, itu berarti emncerminkan kemiskinan suatu bangsa. Coba lihat orang- orang barat yang hanya memiliki satu macam sambel, saos. Kemanapun kita pergi, rasanya memang Indonesialah yang memiliki rupa rupa sambel. Sambel ijo, sambel terasi, sambel ulek, dst.
Kembali ke Iran tadi. tokoh sekaliber Imam al Ghazali, yang petuah petuahnya dikutip pada setiap harinya di seluruh penjuru dunia juga lahir dan wafat di Thus, Iran. Meskipun beliau tidak mendapatkan penghormatan yang sewajarany dari masyarakat Iran sebagaiman mulah mullah yang lain. Prof Basri Hasanuddin, mantan dute besar Iran pernah bercerita. Bahwa ketika pertama kali beliau berkunjung ke makam Imam Ghazali, rasanya beliau tidak percaya bahwa tokoh dan ulama sekaliber Ghazali memiliki makam yang sangat sederhana. Batu nisan pun tidak ada. Hanya ada seonggokan tanah di atasnya sebagai tanda bahwa di situ adalah makam. Sesungguhnya, ini yang menarik. Mengapa ada tokoh yang demikian hebat, tetapi oleh masyarakat Iran tidak memuliakannya. Apakah ini karena Ghazali adalah seorang tokoh sunni? Meskipun belakangan, saya mendapat informasi bahwa orang Iran sudh mulai memberi sedikit penghormatan kepada Imam Ghazali tadi.

Jumat, 18 Desember 2015

Workshop Entrepreneurship di Solo

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
 Saya memulai dengan cerita Andre Wongso. Andre Wongso dalam sebuah Koran menulis dalam bentuk kisah. Syahdan, seorang tua kaya bertemu dengan anak muda berbadan tegap. Kekar. Kuat. Perkasa. Sayang seribu sayang, meskipun berbadan kekar, ia hidup miskin. Pak Tua menyapanya, hei anak muda tampan dan kaya. Anak muda itu, tersinggung. Sebab, pada faktanya, ia adalah pemuda miskin. Mengapa pak tua menyapa diriku sebagai anak muda kaya. Padahal saya ini orang miskin, protesnya. Pak Tua, maukan kamu menjual kupingmu seratus keping emas? Tidak, jawabnya tegas. Maukah kamu menjual tanganmu seratus keping emas? Tidak. Maukah kamu menjual kakimu seharga seratus keping emas? Tidak, jawabnya lagi. Demikian seterusnya. Pak Tua berkata, ternyata Anda ini anak muda kaya.
Hernando De Soto dalam risetnya menemukan bahwa ternyata negara- negara miskin itu merasa miskin karena tidak pernah secara tepat menghitung aset- aset yang dimilikinya. Aset yang dimaksud adalah rumah, tanah meskipun tanah kosong, dirinya sendiri, dst.
1.     Untuk menyongsong MEA, kita harus secara sungguh-sungguh menerapkan kurikulum berbasis entrepreneur. Apa pun prodinya. Berdasarkan penelitian Robert Kiyosaki, yang dituangkan dalam bukunya dengan judul: Why A students work for C Student. And B students work for the governance. Anak-anak pintar bekerja kepada anak-anak yang biasa biasa saja. Anak-anak yang memilki IQ middle pada akhirnya bekerja sebagai PNS, di kantor-kantor pemerintah. Karena mereka tidak mempelajari uang.
2.     Sekaran, kita sedang menggagas SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). SKPI biasa juga disebut sebagai Diploma Supplement. Dalam SKPI akan tergambar profil lulusan PTKI.  Kemampaun dan skill yang mereka miliki harus terdeskripsi dengan baik. Kompetensi lulusan, distingsi dan spesifikasinya harus dipastikan dari sekarang. Seorang pimpinan perguruan tinggi tidak lagi sekedar mewisuda dan memberikan selembar ijazah dan transkripsi nilai. Tetapi, perguruan tinggi terutama bagian akademik harus melampirkan SKPI tadi yang memuat track-record akademik mahasiswa. Dengan demikian, lulusan kita dapat berkompetisi dan bersaing. Kalau perlu, mereka dipersiapkan untuk menjadi petarung.
3.     Mendesak Pimpinan Perguruan Tinggi untuk membentuk Student Career Centre. Pusat pengembangan karier mahasiswa dan dosen. Mahasiswa yang mudah mengeluh, dan frustasi perlu mengalami bimbingan, konseling, motivasi agar mereka kuat menghadapi tantangan. Ada bibliotherapy, yaitu memberi therapy kepada seseorang dengan film motivator, cerita, testimoni tokoh-tokoh inspiratif. Film-film Nick, yang tanpa tangan dan kaki. Tetapi ia terus berjuang untuk hidup dan menaklukkannya. Dan ia sukses dan bahkan memiliki isteri yang sangat cantik. Life is choice. Hidup adalah pilihan. Kaya adalah pilihan. Miskin adalah pilihan. Sakit pun adalah pilihan. Arahnya pada pengembangan external control psikology menjadi internal control psikology. Agar setiap mahasiswa responsibility. Tanggung jawab. Mahasiswa tidak mudah menyalahkan orang lain.
4.     Perlu mengadakan Annual Expo Business Plan. Ada public lecturer. Ada testimoni penguasaha sukses. Ada bazar dan expo produk produk mahasiswa. Produk kreativitas mahasiswa.
Pada akhir sambutan, saya berkisah. Ada sebuah tamsil. Pada zaman dahulu, tersebutlah seorang kaya di kota Baghdad. Si kaya mau mengadakan traveling keluar kota yang jauh. Si kaya memaggil tiga pembantunya. Saudara-saudara besok pagi saya mau mengadakan perjalanan jauh selama satu tahun. Bahwa ke mana saya pergi, itu cukuplah saya yang tahu. Saya ingin membekali kalian seratus dinar. Seratus dinar kepada si A, B, dan C. Singkat cerita, satu tahun kemudian, si kaya kembali ke istananya. Dikumpulkannya ketiga pembantunya itu. Pembantu A, kau apakan uang seratus dinar itu. Karena uang itu harus dihemat, maka uang itu saya tanam. Uang itu masih utuh. Kalau tuan mau melihatnya, saya bisa menggali tanah tempat saya menanam uang tersebut. Pembantu B, uang itu you apakan. Uang itu bagi saya hanyalah untuk bersenang- senang. Jadi saya pakai uang tersebut untuk berfoya- foya. Barangkali juga sudah untuk main perempuan. Pembantu C, uang itu saya investasikan. Uang itu untuk investasi dunia dan akhirat. Uang itu sudah berkembang. Saya investasikan kepada masyarakat banyak. Demikian pula ilmu. Ilmu jangan dipendam sendiri. Ilmu bukan untuk prestise sosial. Tetapi untuk investasi dunia dan akhirat. Agar ilmu itu berkah. Agar masyarakat merasakan kemaslahatan dan keberkahannya. Jalaluddin Rumi pernah berkata: Ketika Anda wafat, jangan cari pusaramu di bumi. Tetapi carilah pusaramu di hati umat manusia.
Bruce Nussbaum dalam buku: Creative Intelligence menyebutkab bahwa: To be successfull, one can't just be good, one must also be a creator, a maker, and doer. Untuk menjadi sukses, seseorang tidak cukup mengandalkan menjadi orang baik saja. Seseorang harus menjadi pencipta (kreatif), pembuat (inovasi), dan sebagai pelaku (pelaksana).

Tanamlah pohon. Pupuklah. Kelak di kemudian hari menjadi pohon yang rindan. Tempat orang banyak berteduh. Buahnya banyak. Dan mashlahat bagi orang banyak.

Rabu, 16 Desember 2015

Humor Professor

Seorang professor berkebangsaan  Inggeris mengajar di Amerika.  Sewaktu masuk kelas, dan dalam perjalanan, sang professor kehujanan, ia berucap: hujan lebat. Maka seketika itu kelas gaduh. Dan para mahsiswa bertanya, apa gerangan hujan lebat. Apa itu hujan lebat. Mereka berdiskusi. Pertanyaan kritis pun bermunculan.
Pada kesempatan berikutnya, sang professor pindah mengajar ke Jepang. Beliau juga suatu waktu mengalami hujan lebat. Hujan lebat, ucap sang professor. Seketika itu para mahasiswa langsung bertanya, ada apa dengan hujan lebat itu? Apa penyebabnya. Apa kanfaat yang ditimbulkannya. Demikian sejumlah pertanyaan kritis berseliweran dalam kelas tersebut.
Selanjutnya, sang professor mengajar pada sperguruan tinggi ternama di Jakarta. Hujan lebat, demikian ucap sang professor memulai kuliah perdananya. Dan ternyata para mahasiswa labgsung mencatatnya. Sang professor penasaran. Danz melihat catatan para mahasiswanya. Apa yang kalian tulis? Hujan lebat, jawab mahasiswa. Demikianlah perbandingan mahasiswa Amerika, Jepang dan Indonesia. Professor yang sama, peristiwa yang sama. Tetapi respon mahasiswa yang berbeda. Kelihatan mahasiswa Amerika dan Jepang lebih kritis. Mahasiswa Indonesia mengikuti pandangan professor tanpa nalar kritis.

Selasa, 15 Desember 2015

CEO Apple

Jim Cook pernah berkata bahwa hidup ini rapuh, tidak ada jaminan masih ada hari esok, jadi kerahkan semuanya hari  ini.

Humor Soeharto

Suatu waktu Ronald Reagen dalam kunjungannya ke Jakarta, Indonesia melihat pemandnagan di sepanjang kali. Ada banyak orang yang jongkok, barngkali buang hajat. Reagen bertanya kepada Soeharto. Orang itu sedang apa? Pak Harto sambil senyum tersipu- sipu malu menjawab, ya biasa itu bangsa saya yang miskin.
Reagen dengan bangga berkata: kalau di negara saya orang seperti akan ditembak. Pak Soeharto malu bukan kepalang. Mukanya merah menahan malu.
Pada kesempatan berikutnya, Pak Harto ke Amerika untuk kunjungan balasan. Pak Harot juga melihat pemandangan yang di sepanjang jalan ada sejumlah orang yang berjejer di pinggir sungai. Sungainya bersih. Airnya mengalir. Orang antre dan tertib. Tetapi, pak Harto tiba- tiba melihat seseorang yang iuga jongkok di pinggir kali mirip- mirip pemandangan sungai- sungai di Jakarta. Reagen secepat kilat memerintahkan pengawalnya untuk memeriksanya. Ads apa di sana. Mengapa ada orang yang jongkok di pinggir sungai. Tidak lama kemudian, sang ajudan melaporkan bahwa orang jongkok tersebut adalah orang buang hajat dari Indonesia. Pak Harto, malu lagi. Bangsa kita belum beradab! Mestinya kita harus membangun karakter bangsa yang kuat agar bisa bermartabat.

Hikmah

Saya membutuhkan ruang yang lebih besar untuk menyemai inovasi dan kreasi

Minggu, 06 Desember 2015

Ratapan Kerinduan Rumi

Ratapan Kerinduan Rumi adalah buku baru yang ditulis Osman Nuri Topbas. Judul aslinya Tears of the Love. Buku ini diterjemahkan oleh Andi Nurbaety, dosen UIN Alauddin Makassar. Buku ini baru saja diterbitkan oleh Mizania, Bandung, 2015. Buku ini memuat komentar atas Matsnawi, Jalaluddin Rumi. Lewat karya ini, pandangan- pandangan alegoris da kisah-kisah matoforis Rumi bisa dipahami dengan muda.
Saya ingin mengutip beberapa bagian buku tersebut, sebagai berikut:
1. Suka dan duka yang menimpa manusia ibarat tamu. Sebagai tamu pasti akan segera pergi dan berlalu. Suka juga tidak selamanya kekal. Suka juga akan segera pergi dan berlalu. Duka, lara dan penyakit adalah harta. Duka ibarat angin rahmat yang berembus membersihkan debu yang menempel. Berdamailah dengan duka, lara dan penyakit sekalipun.
2. Bicaralah tentang mawar. Bukan tentang pohonnya dan durinya.
3. Syeikh Naqsyanabi quddisa sirruh mengikuti nasehat gurunya, Amir Qulal untuk berkhidmat kepada orang lemah,sakit dan miskin selama 7 tahun, memelihara dan membalut luka anjing dan binatang selama tujuh tahun, dan membersihkan jalanan dan menyingkirkan durinya selama tujuh tahun. Setelah itu Syeikh Naqsyabandi menemukan fana fi Allah. Ada banyak keajaiban yang ditemukkannya dalam hidupnya. Seperti, pada suatu kesempatan, ia bertemu dengan anjing. Anjing tersebut menengadahkan tangannya ke langit sambil melolong. Anjing berdo'a. Syeikh Naqsyabandi mengaminkan do'a sang anjing. Mirip-mirip anjing ashabul kahfi.
4. Rumi berkata bahwa kata-kata yang tidak disertai dengan perbuatan adalah ibarat pakaian pinjaman.
5. Sebelum membaca al-Qur'an dan hadis Nabi saw, luruskan niatmu, dan sucikan hatimu. Jika aroma taman mawar tidak menyentuhmu, jangan salahkan taman mawarnya tetapi salahkan hatimu dan penciumanmu.
6. Di tengah malam, Ibrahim Adam tertidur di atas tahtanya. Tiba-tiba ia mendengar kegaduhan di atas atapnya. Sultan Ibrahim terbagun. Siapa di sana? Suara menjawab, kami sedang mencari unta kami yang hilang. Bodoh kalian, bagaimana bisa mencari unta di atas atap, sergah Ibrahim. Datanglah jawaban yang tak terduga" o Ibrahim, engkau tahu mustahil mencari unta di atas atap. Sama mustahilnya mencari Tuhan sambil duduk di atas tahta, berpakaian sutra, dan memegang cambuk. Ibrahim terguncang.
Pada kesempatan lain, Ibrahim berburu kijang. Ibrahim sangat antusias memburu kijang meskipun pasukannya sudah tertinggal di belakang. Beliau terus memburu kijang. Kijang pun terpojok, dan ketika hendak melepaskan anak panah, sang kijang berucap: Wahai Ibrahim ,apakah engkau tercipta karena ini? Kalaupun engkau dapat menaklukkanku, yang engkau capai hanya bisa menghilangkan satu nyawa! Ibrahim bergegas, berlari kencang dnegan kuda tunggangannya. Ia melewati gurun pasir. ia tidak menemukan seseorang pun kecuali seorang gembala. Ia melompat turun dari kudanya. ia melucuti seluruh pakaian kebesarannya. Ia memberi seluruhnya kepada sang pengembala termasuk kudanya. Ia bertukar pakaian wol kasar dengan si penggembala. Ia meminta pengggembala agar tidak menceritakan peristiwa tersebut kepada siapa pun. Ia bergegas pergi. Demikian sekelumit kisah menarik tokoh sufi yang inspiratif ini.
7. Lain lagi dengan Imam al-Ghazali, hujjat al-Islam. Imam al-Ghazali pada usia yang masih sangat mudi, 33 tahun sudah menjadi seorang professor di istana. Sedari kecil beliau menuntut ilmu agama dengan saudaranya Ahmad. Ayahnya wafat ketika beliau masih kecil. Ayahnya berwasiat kepada sahabatnya yang juga seorang sufi. Bahwa ketika ajal menjemputku, kedua puteraku tolong dididik. Saya memiliki toko dan mesin jahit untuk biaya studi mereka berdua. Singkat cerita, sepeninggal ayah Imam al-Ghazali, sang sufi pun memelihara kedua. Menyekolahkannya dan membiayainya dengan sedikit harta yang ditinggalkan orang tuanya. Wal hasil, biaya sudah habis, dan toko sudah terjual. Maka untuk melanjutkan studi Ghazali muda dan adiknya, sang sufi menitipkannya pada sebuah madrasah untuk numpang belajar sambil makan di sana. Keadaan ii terus berlanjut hingga Ghazali dewasa. Keadaan ini, sesungguhnya disesali Ghazali sebagai sebuah fase dalam hidupnya. Halmana, ia menuntut ilmu karena hanya untuk menyambung hidup. Beliau merasa kurang ikhlas kepada Allah Swt.
Seterusnya, pada usia menjelang 40-an, Imam al-Ghazali jatuh sakit. Beliau mengalami guncangan. Ternyata ilmu kalam, fiqih, filsafat, logika yang ditekuni selama ini tidak dapat "memuaskannnya". Beliau depresi. Diagnosa dokter, penyakit Ghazali sulit disembuhkan. Hanya dirinyalah yang bisa menyembuhkannya. Dalam al-Munqidz min al-Dhalal-nya, al-Ghazali menulis bahwa beliau sakit selama enam bulan. Di sanalah awal pencarian dan pendakian spiritualnya. Beliau menjalani kehidupan zuhud, meninggalkan kemewahan hidup istana, dan menyepi. Konon, dalam pergulatan batinnya itulah, al-Ghazali menemukan hakikat kebenaran. Jalan sufilah yang menenangkan jiwanya. Dahaga spiritual ditemukannya lewat jalan salik-tasawuf. al-Ghazali terus menulis pengalaman spiritualnya itu. Tulisannya mengalir deras ibarat air dari mata air. Jernih. Bening. Mengalir tak henti-hentinya. Konon, Imam al-Ghazali menulis kitab-kitabnya di atas menara Masjid Damaskus. Setiap hadis yang ditulisnya, beliau mengkonfirmasi langsung kepada baginda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama.
Sepertinya di era sekarang, kita harus dekat-dekat dengan diskursus tasawuf. Hidup tenang dan tidak mudah terhempas. Visi kita jelas hanya mencari ridha Allah. Setiap orang harus bangga dengan berkata: saya adalah aparat Allah. Selan-Nya tidak!