Gallery

Sabtu, 29 Agustus 2015

Nabi & Wanita

Saya sedang membaca sebuah buku inspiratif yang ditulis oleh cendekiawan muslim kenamaan, Prof A'isyah Abdurrahan bint al-Syathi'. Buku tersebut berjudul: Tarajum Sayyidat Bait al-Nubuwwah. Buku ini memuat sejarah hidup empat tokoh wanita utama yang membentuk karakter al-nubuwwah. Siti Aminah--ibunda Nabi saw--Siti Hajar--Ibunda Ismail--, Khadijah--isteri tercinta Nabi--, dan Zainab--salah seorang cucu Nabi yang melahirkan tokoh-tokoh utama--sepeninggal Nabi.
Ada banyak hal yang menarik dalam buku ini. Seperti pentingnya jalur nasab--keturunan--dalam menentukan pendamping hidup--isteri atau suami--. Wa awwalu khubthi al-ma'i khubth turabih. Wa awwalu khubth al mujtama' khubth manakih. Awal mula keruhnya air karena kotornya tanah. Sumber kekacauan semuah masyarakat karena kotornya pernikahan.
Siti Aminah, ibunda Nabi sangat disayang oleh Nabi. Sampai-sampai Nabi berucap: ana ibnu al-awatik ta'kulu al-kadid. Saya adalah anak ......yang makan roti kering.
Tokoh-tokoh pembaru,  nabi dan tokoh-tokoh dunia pastilah karena jasa para ibu dan perempuan yang kuat. Nabi Ismail tumbuh dan berkarakter kuat karena kebaikan ibunya, Siti Hajar. Mereka tumbuh di sekitar Ka'bah, dan masyarakat Mekkah dengan penuh kasih sayang. Nabi Musa besar di tengah-tengah istana Fir'aun yang tiranik. Tetapi, ada Asiah, isteri Fir'aun yang murah hati. Imam al Syafi'i, salah seorang imam mazhab, tumbuh sebagai ulama besar karena ibunya yang berkarakter kuat. Guru guru beliau juga ada ulama perempuan. Demikian pula halnya dengan Syeikh al Akbar, Ibnu Araby penulis kitab Futuhat al Makkiyah dan Fushush al Hikam, karena jasa para guru perempuan. Bahkan Ibnu Araby berpandangan bahwa wanita yang cantik adalah representasi, tajalli Tuhan yang paripurna di bumi ini.
Khalifah Harun al Rasyid yang tersohor itu, mengukir kejayaan Islam dengan tinta emas, karena jasa isterinya, Zubaidah. Beliau terkenal sebagai permaisuri yang zuhud. Oleh para ahli sejarah menulis bahwa pada zaman Haruna al Rasyid jaya, ditopang oleh dua sufi besar. Zubaidah, seorang zuhud yang hidup di istana. Dan Rabi'ah al Adawiyah yang juga zuhud dan hidup di gubuk. Dua-duanya perempuan dan hidup zuhud dalam tampilan yang berbeda.
Barangkali ada benarnya sebuah riwayat yang berbunyi-- meskipun redaksinya diperselisihi ulama hadis tentang kesahihannya: al nisa' 'imad al bilad. Iza shaluhat shaluha. Wa iza fasadat fasada. Wanita adalah tiang negara, apabila baik, maka mashalatlah negara itu. Sebaliknya, apabila buruk, maka runtuhlah sebuah negara. Sama juga dengan di era sekarang, tonggak kekokohan sebuah negara adalah keluarga. kalau keluarga baik, maka jayalah sebuah negara. Kalau keluarga buruk, maka ambruklah negara tersebut.

Minggu, 23 Agustus 2015

5000 doktor lagi

Menteri Agama melepas 140 calon penerima beasiswa pendidikan dalam dan luar negeri. Sebanyak 2. 019  orang dosen yang berkualifikasi doktor. dan sudah berkualifikasi magister sudah 21.000 dosen.
Program 5.000 doktor adalah program ambisius dan menantang. Meskipun demikian, kami sudah menghitung dan mengkalkulasinya secara matang, jelas Prof Kamaruddin Amin, M.A.
Dalam acara pelepasan ini, Menteri Agama RI juga melepaskan 150 burung merpati sebagai simbol
Saya itu dalam hal pendidikan s. satu saya tersendat sendat. saya masuk dalam arus yang tidak percaya kepada pendidikan.
ada lima hal yang ingin saya sampaikan.
1. bersyukurlah kalian yang mendapatkan beasiswa. jaga betul nawaitu kita. Yaitu sedang menjalani studi.
2. mohon jangan mudah kagetan terutama bagi yang studi keluar negeri. Negara mereka memiliki sejarah yang panjang. sehingga membanding bandingkan dengan megara kita. Sampai melecehkan kita. Jangan mudah kagetan. Culture shock.
3. jaga betul sikap dan prilaku kita. karena kita semua kita membawa nama bangsa.
4. bangun network dengan para intelektual, baik yang sifatnya personal maupun institusional.
5. saya mohon cepat pulang. bagi yang telah berkeluarga karena ada yang menunggu. Negara menungu kiprah saudara saudara sekalian.
Acara pelepasan ini cukup meriah dihadiri oleh sejumlah pejabat eselon satu, dua, tiga dan empat. Hadir Prof Abdurrahman Masud, Kabalitbang. Prof Machasin, Dirjen Bimas Islam, Prof Nur Syam, Sekjen Kemenag, Prof Amsal Bakhtiar. Direktur Diktis, Kemenag RI.

5000 Doktor

Program 5000 doktor sedang digalakkan oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Kamaruddin Amin. Program ini kedengarannya cukup ambisius dan tidak mudah mewujudkabnnya. Program ini membutuhkan tenaga , pikiran untuk mewuiudkannya. Pada acara pelepasan perdana 5000 doktor pak Dirjen menegaskan bahwa untuk sukses kuliah di luar negeri. seseorang harus tahan godaan terutama godaan untuk tidak bekerja samplingan. Meskipun bekerja di luar negeri cukup menjanjikan untuk saving atau menabung. Pokoknya utamakan studi. Pada acara pelepasan tersebut seorang calon dari UIN Walisongo Semarang diminta untuk menyampaikan pesan dan kesannya. seorang perempuan. yang menarik  adalah yang bersangkutan menjelaskan bahwa untuk mendapatka beasiswa tidaklah muda. Harus melalui proses yang berliku dan panjang. Terakhir ia mengutip nasehat Imam Syafii bahwa siapa yang lelah dalam belajar, ia harus bersiap siap menanggung perihnya kebodohan.
Selamat kepada teman teman yang mendapatkan kesempatan untuk belajar ke luar negeri. Semoga lima dan sepuluh tauun ke depan kita akan menyaksikan transformasi akademik yang dahsyat di republik tercinta ini.

Rabu, 19 Agustus 2015

Akar Kekerasan

Erich Fromm menulis buku monumental dengan judul: Anatomy of Human Destructiveness, 1973. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul: Akar Kekerasan, 2000. Erich Fromm (1900-1980) adalah seorang filosof, pemikir besar pelanjut Sigmund Freud, pendiri mazhab psikoanalisa. Fromm telah banyak melahirkan karya yang dirujuk banyak kalangan, seperti The Art of Loving, To Have or To be, Religion and Psychoanalysis, Revolution of Hope, dan Escape from Freedom, serta Man for Himself.
Di antara tesis yang dikembangkan Fromm adalah bahwa energi manusia yang tidak tersalurkan dengan baik, akan berubah menjadi kekerasan. Sehingga dinamika itu penting. Manusia ibarat benih untuk tumbuh perlu tanah yang subur, air yang cukup, dan iklim yang cocok. Manusia perlu tumbuh pada lingkungan dan situasi politik, ekonomi dan budaya yang sehat, positif.
Lorenz juga menulis buku dengan judul On Agression, perilaku agresi, menyerang pada binatang dan ikan untuk mempertahankan diri, untuk mengembangkan spesies. lalu teori ini jug diterapkan pada manusia. Agresi atau kecenderungan destruktif manusia untuk merusak dan membunuh adalah bawaan. manusia adalah pembunuh massal yang terdahsyat. Tidak makhluk atau spesies yang separah manusia. Apakah agresi adalah bawaan? Sigmund Freud mengajukan tesis tentang "insting kematian", yakni agresi. dan Insting mencintai, libido seksual.
Fromm dalam penelitiannya "menggandeng" keilmuan lain yang di luar linieritas keilmuan yang digelutinya. ia mendalami neoro-fisiologi, psikologi binatang, paleontologi dan antropologi. Ia berkonsultasi dengan ahli saraf. ia meneliti lebih dari tiga puluh tahun lamanya.

Minggu, 16 Agustus 2015

Menyambut AICIS XV

Tak terasaTolikararjangaInternational Conference on Islamic Studies ke 15 sudah semakin mendekat. AICIS kali ini dilaksanakan kerja sama dengan IAIN Manado. AICIS kali ini akan diselenggarakan pada tanggal 3 s.d 6 september 2015. Tema utama yang diusung adalah Harmony in Diversity, promoting .....
Tema ini sangat pas dengan kondisi keindonesiaan yang sedang mengalami ujian kedamaian dalam keragaman. Peristiwa Tolikara. Papua tentu melukai kita. Tolikara menghentak kita. Ada pengamat yang berpendapat bahwa Tolikara hanyalah kriminal biasa. Konflik horisontal biasa yang berskala kecil. Tagedi Tolikara janganlah dibesar besarkan. Ada juga yang berpendapat bahwa tragedi tersebut tidak berdiri sendiri melainkan by design. dan melibatkan pihak internasional. Ada yang menyebut Israel ada di belakangnya.
Apa pun komentar dan pandangan para pengamat kita berkewajiban menyelamatkan dan menjaga NKRI.

Merdeka!

Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia memperingati hari proklamasi kemerdekaan. Bendera dan umbul_umbul berjejer di depan rumah dan di pinggir jalan. Rakyat Indonesia sangat antusias menyambut peringatan hari yang sangat bersejarah ini. Ada banyak instansi dan lembaga yang sengaja menggelar kegiatan olah raga dan seni untuk maksud menyemarakkan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan di sejumlah daerah ada perlombaan panjat pinang. panjat pinang sesungguhnya warisan Belanda sebagai bentuk penghinaan kepada anak pribumi. Kita tidak sadar, kita mengira sedang memeringati hari kemerdekaan tetapi karena tidak menelusuri sejarah, kita pun menghidupkan tradisi penjajah Belanda.
Di Media sosial juga berseliwerang cara orang memeringati 17 agustus. Ada yang mengibarkan sang merah putih di pantai. Bendera merah putih dikibarkan dengan balon gas. Indah dan unik. Ada yang menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lagu dan intonasi yang berbeda dengan langgam aslinya.
Ada yang mengupload lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh para tokoh nasional. Seperti Presiden Joko Widodo, Prof Amin Rais, Gus Dur, Franz Magnis Suseno, Akbar Tanjung, Musdah Mulia, Sutiyoso, Dahlan Iskan, Susi Susanti, Alan. pemain bulu tangkis. Ada juga Prof Emil Salim, Prof Mahfudz MD, dll.
Ada juga yang mengirim sms dengan pembacaan teks Pancasila dalam bahasa Padang. lucu dan menyenangkan. Semua menunjukkan kecintaan kepada Indonesia Raya. Indonesia yang merdeka. Indonesia yang berdaulat. Mandiri. Mandiri secara ekonomi. Berdaulat penuh dalam menjaga toritorial dan keutuhan NKRI.

Rabu, 12 Agustus 2015

Psikologi Islam

Saya mendapat kehormatan untuk menghadiri workshop Konsorsium Psikologi Islam yang diiniasi oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Psikologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 13 Agustus 2015 di hotel Plaza Yogya. Acaranya cukup ramai dan dihadiri oleh para aktivis dan pengusung gagasan Psikologi Islam dari berbagai perguruan tinggi Islam. Hadir sebagai nara sumber antara lain, Prof Amin Abdullah, Prof Djamaluddin Ancok, Prof Abd Mujib, Prof Mohammad Sholeh, dll.
Ada banyak ide dan gagasan yang muncul. Saya sendiri bertindak sebagai keynote speech pertama karena mewakili Direktur Diktis yang lagi berhalangan. Beberapa gagasan yang saya sampaikan antara lain: (a) pentingnya mengusung Psikologi Islam sebagai nomenklatur baru bagi pengembangan keilmuan integratif di PTKI; (b) dalam sejarah perkembangan dan kebangkitan ilmu, kehadiran psikologi Islam dan buku-bukunya tidak pernah sepi pada setiap zamannya, (c) ada banyak contoh betapa sejak Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama dapat disebut sebagai seorang psikolog ulung. Beliau dapat memengaruhi orang yang benci menjadi sangat mencintainya. Orang kafir yang kasar perangainya menjadi sangat lembut akhlaknya. Orang Badui, arab pegunungan yang hidup keras di padang pasir menjadi orang yang berkeadaban.
Pada acara tersebut Djamaluddin Ancok sebagai tokoh generasi pertama menegaskan bahwa: barat yang sekuler telah membelokkan psikologi menjadi psikologi negatif. Ada psikologi abnormal. Psikologi klinis. Psikologi diarahkan untuk mengobati orang yang sakit jiwa. Padahal, psikologi sejatinya diarahkan untuk ke arah yang lebih positif. Seperti penguatan manusia untuk melihat kekuatan pada dirinya. Beliau mengutip Martin Seligman dengan karyanya: Learned optimism: how to change your mind and your life, 1998.
Perkembangan psikologi sekarang lebih kepada neuroscience. Di kampus saya, Chichago University sudah berubah fakultas saya menjadi Department of Psicology and Brain Science, terang Prof Djamaluddin. Orang barat juga sudah mulai mengakui kebenaran fitrah Islami. Seperti pembuktian penyembelihan ala Islami lebih baik dan higienis daripada penyembelihan pada umumnya di barat. Lewat pembuktian neuroscience, sapi yang disembelih dengan catpra Islami tidak merasakan sakit sebagaimana kalau disembelih lewat mesin. Pada pemeriksaan otaknya, sapi tersebut tidak merasakan sakit. Darahnya pun langsung tumpah dan tidak lagi lengket dengan dagingnya. Jadi lebih higienis.  Konsep fithrah, kesucian manusia yang tidak mengenal dosa asal juga menjadi konsern Prof Djamal. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fithrah, suci. Kedua orang tuanyalahyang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Minggu, 09 Agustus 2015

Humor Sufi

Tiada sufi tanpa humor. Jenaka dan tertawa adalah sesuatu yang melekat ada diri para sufi. Tertawa adalah sesuatu yang sangat inheren dengan kehidupan para sufi. kejenakaan para sufi mengandung kearifan.
Seorang Mullah pergi ke pasar bersama putera dan keledainya. Orang_orang di pasar berbisik betapa bodohnya kedua orang ini. Keledainya tidak ditungganginya. Mullah tidak peduli dan terus berjalan. Ia kemudian naik kuda, sedang anaknya yang menuntun keledai. Orang orang berkata, betapa orang tua ini tidak berperasaan, anaknya dibiarkan menuntun keledai sentara ia enak enak di atas punggung keledai. Mullah melanjutkan perjalanan tanpa peduli kritik orang banyak. Sekarang Mullah gantian dengan puteranya. Mullah yang menuntun keledai. Orang orang berkata anak tidak tahu diri. Anak itu membiarkan orang tuanya menuntun keledai sedang ia asyik di punggung keledai. Sekarang mereka berdua menaiki keledai. Orang orang pada berkata: keterlaluan! Orang ini kok tidak sayang kepada binatang. Akhirnya, mullah menggotong keledainya. Demikianlah kehidupan ini. Tidak ada yang luput dari kritik orang. Sebaik apa pun pekerjaan yang kita kerjakan pasti ada kritik dan omongan orang.

Jumat, 07 Agustus 2015

Perjodohan

Jodoh ada di tangan Tuhan. Ada tiga rahasia Tuhan. Umur, rezeki, dan jodoh.  Ada orang sakit, dan masuk rumah sakit. Ia bertemu dengan seorang perawat. Ia jatuh cinta. Dan menikah. Ada yang sakit bertemu dengan sesama pasien. Berkenalan. Bercerita. Jatuh cinta. Dan menikah. Ada yang menjenguk kawannya yang sakit. Bertemu jodoh di sana. Dan menikah. Ada juga yang bersilaturahim kepada temannya. Ketemu jodoh. Berkenalan singkat. Dan melangsungkan pernikahan. Cinta kilat.
Inilah misteri jodoh.  Konon, hati kita sejak di alam arwah satu. Ketika 'turun' ke bumi terpisah-pisah.  Itulah sebabnya, simbol cinta adalah dua hati yang bertemu. Itu pula sebabnya mengapa agama sangat menganjurkan untuk tetap mempertahankan pernikahan. Bahkan dalam agama tertentu pernikahan hanya dijalani sekali seumur hidup.
Jodoh adalah pasangan. Bertemu jodoh berarti bertemu dengan pasangan hidupnya. Agama melarang keras upaya orang-orang yang mau memisahkan orang yang sudah sejodoh.
Ada banyak biro yang menawarkan jasa perjodohan. Apalagi di era sekarang, informasi demikian masifnya. Untuk berkenalan dan berjumpa dengan seseorang sangatlah mudah. Dunia sudah borderless. Dunia tanpa batas. Tanpa sekat-sekat negara -bangsa.

Kamis, 06 Agustus 2015

STIE Tazkia Bogor

Saya mendapat undangan dari Direktur TAZKIYA, Sentul, Bogor untuk “menguliti” kurikulum yang sedang mereka kembangkan. Semua civitas akademikanya hadir yang kebetulan menduduki posisi penting.  Dr Yazid memulai pembahasan dengan sebuah ilustrasi. Bahwa kita berada dalam dunia yang sangat kontras. Dia mengomentari sebuah gambar. Dalam gambar itu ada sekelompok pasukan yang menggunakan pedang. Dia menggambarkan cara-cara berdakwah masa lalu yang cenderung memakai cara-cara kekerasan.  Alhamdulillah, sekarang kita semua memegang notebook. Kalau pedang, hanya mampu memotong dedaunan, ranting atau batang-batang kecil. Kalau memegang notebook pasti lebih lincah untuk menulis dan mengutip sana sini. Dakwah kita harus dengan bi al-qalam. Dakwah dengan pena.
Untuk memulai pembicaraan, saya mengutip Ken Robinson, Creative School, revolutionizing education from ground up, 2015. Bahwa pendidikan kita harus yang membumi. Yakni pendidikan  yang merepresentasi fakta-fakta. Bukan pendidikan yang “mengawang-ngawang”. Pendidikan didesain harus berpijak ke bumi. Selanjutnya, saya mengutip pandangan Dr Haidar Baqir mengenai pentingnya penerapan “Professional Learning”yang meliputi: (a)  Creativity
, (b) Innovation, (c)  Transfer of knowledge, dan (d) Character building.
   Saya tekankan bahwa seharusnya kita menerapkan authentic learning. Assesment as learning. Halmana, soal ujian yang diberikan kepada siswa persis dengan kehidupan nyata. Demikian pula halnya  dengan positive discipline. Semakin disiplin kita terhadap diri sendiri, maka alam akan lembut kepada kita. Semakin lembek kita, maka alam akan sangat keras terhadap kita. Siswa di atas sekolah menengah atas harus diberi tantangan dan kesulitan-kesulitan hidup. Mereka harus diberi ilmu kehidupan. Bahwa hidup ini tidak seindah yang dibayangkan. Bahwa hidup ini harus terus diperjuangkan. Bahwa hidup ini sangatlah keras. Kesuksesan selalu terjadi di luar zona nyaman. Demikian seterusnya.

 Problem faktual kita, apa?
    a. Kurang passion dalam proses pembelajaran. Mereka lebih banyak usaha-usaha sampingan. Apalagi dosen yang mendapat tugas tambahan sebagai pejabat. Ditambah lagi dengan fenomena  dosen batu akik. 
    b. Penelitian kurang bermutu karena kurang biaya. La yamutu fiha wa la yahya.
    c. Dosen belum banyak tampil sebagai intellectual public. Belum sebagai news maker.
    d. Rasio dosen- mahasiswa tidak seimbang. Proses pembelajaran mirip-mirip majelis taklim. Sekedar ngaji. Kajian akademik yang mendalam belum menjadi mainstreaming. 
    e. Academic writing mahasiswa masih lemah. Mahasiswa masih senang men-copy paste. 
    f. Critical thinking belum menjadi budaya akademik. Kalau ada 20 mahasiswa, di kala masuk sesi tanya jawab hanya satu dua yang mengacungkan tangan. Mereka rata-rata tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya. 


How to Solve this problem?
    Kita harus sungguh-sungguh membangun tradisi akademik. Sebagaimana sarjana muslim terdahulu ada banyak di antara mereka yang rela “menjomblo” demi ilmu pengetahuan. Abu Fattah Abu Ghuddah menulis kitab: al-‘ulama al-uzzab al-lazina atharu al-ilm ‘ala al-zawaj,. Abd al-Majid al-Bankany, menulis Rihlat al-‘Ulama fi Thalab al-Hadith. Ibnu Syihab al-Zuhry berutang untuk kepentingan  mencari hadis. Demikian seterusnya.

Rabu, 05 Agustus 2015

Rumah Makan

Rumah makan biasanya menyuguhkan menu khas masing- masing daerah. Ayam tangkap di Aceh. Ayam lepas di Lampung. Ayam Lodho di Tulung Agung. Ayam Taliwang di Lombok. Ada lagi Soto Betawi di Jakarta. Soto Kudus di Kudus. Soto Babat di Madura. Soto Banjar di Kalimantan Selatan. Ada juga Coto Makassar. Konro Karebosi--juga kuliner khas Makassar.
Indonesia dikenal sebagai surga kuliner. Sedari dulu dunia terutama orang-orang Eropah mengenal Indonesia sebagai negara yang kaya dengan rempah-rempah. Ada buah pala, merica, kayu manis, kenari, kunyit, lengkuas, dan lain-lain.
Ada hal yang menarik. Yakni warung Padang. Warung Padang tidak pernah mencantumkan harga menu- menu yang disajikannya. Sehingga ada jok yang mengatakan, warung Padang sangat demokratis ketika menghidangkannya. Tetapi sangat otoriter pada saat menentukan harga. Mereka seenaknya saja mencatat apa yang kita makan. Giliran urusan harga, tukang catatnya tidak ada pertanyaan. Tidak ada kompromi dengan pelanggan. Seenaknya saja menghitung harga- harga menu yang ditelah dinikmati pelanggan. Mengapa, setiap warung Padang jarang atau bahkan tidak sama sekali berani mencantumkan harga menu-menu yang ditawarkannya? Saya belum pernah mendapatkan warung Padang yang mencantumkan harga. Kalaupun ada, biasanya bukan warung Padang asli. Mungkin pemiliknya sudah bukan lagi orang Padang. Barangkali saya yang keliru dan belum mendapatkan informasi yang memadai.
Tetapi yang menghrankan, mengpa warung Padang tetap saja diminati? Mungkin karena cepat saji. Dan menyesuaikan cita rasa lidah nusantara.

17 Ramadhan

17 Ramadhan adalah hari yang sangat dinanti-nantikan semua umat muslim seluruh dunia. 17 ramadhan adalah momentum nuzul al Quran. 17 ramadhan juga diyakini sebagai malam untuk pertama kalinya al Quran diturunkan. Dan yang paling penting adalah 17 ramadhan diyakini sebagai malam turunnya lailatul qadar. Lailatul Qadar adalah suatu malam yang kemuliaannya lebih mulia dari seribu bulan.  Semua orang yang melaksanakan puasa ramadhan menanti dan mengharapkan bertemu lailatul qadar.
Lailatul qadar adalah malam ditetapkannya nasib seseorang setahun ke depan. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pada lailatul qadar itu pula dapat ditentukan perubahan nasib seseorang. Itulah sebabnya, do'a-do'a dipanjatkan agar seseorang dapat terhindar dari musibah, dipanjangkan umur, dan dimudahkan rezekinya.
Pada lailatul qadar, wirid dibacakan, mushhaf al Quran dilantunkan. Banyak orang yang pada malam-malam ramadhan membasahi bibirnya dengan zikir-zikir tertentu, shalat dan qiyamul lail ditunaikan. Dan pada siang harinya mereka bekerja keras dan memperbanyak sedekah.

Idul Fitri

Selamat hari raya Idul Fitri, mohon ma'af lahir dan batin. Demikian ucapan singkat yang terkirim via sms dari sahabat, keluarga, dan rekan kerja. Hari- hari menjelang lebaran Idul Fitri hand phone kita "disesaki" ucapan selamat berhari raya dan ungkapan do'a-do'a keselamatan. Ada banyak variasi sms yang kita terima. Ada yang mengirim puisi. Ada yang mengirim ungkapan-ungkapan do'a dalam bahasa arab seperti Taqabbala Allah minna wa minkum taqabbal ya karim. Waja'alana mi al aidin wal faizin. Kullu amin wa antum bi khair. Heboh lebaran idul fitri barangkali hanya terjadi di Indonesia. Mungkin terpengaruh ada juga teman-teman Luar negeri seperti Prof Maryam, Universitas Ibnu Thufail, Maroko, Prof Kevin Fogg dari Oxford University juga mengirim selamat hari lebaran. Kalimat-kalimatnya mirip-mirip kalimat yang disampaikan oleh teman-teman di tanah air.
Saya tidak tahu persis, sejak kapan tradisi seperti ini demikian semaraknya. Bahkna terkadang hand phone kita "ngadat" karena disesaki informasi dan ucapan tahniyah idul fitri.

Humor-Lebaran


     1. Seorang ustaz melakukan safari ramadhan di daerah pegunungan. Ia berceramah di sebuah masjid yang masih memakai lampu strong king. Butterfly mereknya. Inti ceramah ustaz bahwa manusia adalah makhluk termulia. Oleh karena itu, tidak seorngpun dibenarkan takut kepada setan, jin, dan dedemit. Tiba-tiba lampu padam. Sunyi senyap. Sang ustaz  juga gentar. Ia berujar, dengan suara terbata-bata” wahai umat Islam yang mulia”. Umma’ sallang malebbi’—bahasa Bugis. Di manakah kalian. Nadanya, khawatir. Ia juga kecut. Takut. Umma sallang malebbi engka manang mokki ga tu. Di manakah kalian. Apakah kalian masih ada di tempat?

2. Seorang ustaz berkhutbah. Sambil khutbah ia terus mencari-cari konsep khutbahnya di kantong jasnya. Hadirin, Allah berfirman. Ia mengulanginya sebanyak tiga kali sambil tangannya memeriksa sesuatu di kantongnya. Salah seorang jamaah penasaran, dan bertanya: Aga naseng Puang Allah ta ala. Firman Allah yang dimaksud, bunyinya apa, pak ustaz. Khatib menjawab: Marica' i Puang Allah ta’ala. Allah Swt lagi basah. Rupanya konsep khutbah andalannya itu basah. isterinya telah mencuci konsep khutbah sang ustaz tanpa memeriksa kantong jasnya. Ada-ada aja!
3. Ustaz yang satu ini lagi bingun. Hari-hari menjelang lebaran idul fitri. Tetapi belum ada uang belanja baju baru untuk kedua puteranya. Tiba-tiba saja ada undangan untuk khutbah. Alhamdulillah bisik pak ustaz dalam hati. Dengan antusias, ustaz menuju TKP. Ia berkhutbah dengan suara lantang. Setelah selesai, jamaah berduyung-duyung untuk  berjabak tangan sembari menyelipkan amplop ke saku pak Ustaz. Alhamdulillah sungguh ini adalah rejeki kedua putera saya, bisik ustaz  dalam hati. Setelah selesai, sang ustaz  ngebut pulang. Sesampai di rumah, ia mengecek kantong jasnya. Ternyata bolong. Satu-satunya yang nyangkut adalah selembar amplop dari panitia hari raya. Yang lainnya, jatuh!!!. 
Inilah kalau kita ceramah tidak dengan hati yang tulus ikhlas. Kata ustaz membatin. Kali lain harus ceramah dengan hatin yang bersih. Tulus. Ikhlas. Bukan karena uang. 


4. Seorang yang penuh perhitungan dengan kotak amal yang melewatinya. Ia merogoh dompetnya. Diambilnya uang yang paling kecil nilai nominalnya. Uang lima ribu rupiah. Beberapa detik kemudian, jama’ah yang duduk memperlihatkan selembar uang seratus ribu rupiah. Ia menyodorkan uang tersebut. Si fulan mengira bahwa uang itu adalah uang orang tersebut. Tanpa berpikir panjang, ia langsung memasukkan uang tersebut ke celengan. Dasar pelit!