Gallery

Kamis, 30 Oktober 2014

Mutiara Kesuksesan

O.G Mandino menulis buku (editor) dengan judul: A Treasury of Success Unlimited, 2008. Buku ini sudah diterjemahkan dengan judul: Butir-butir Mutiara Kesuksesan, Kumpulan Tulisan para Pakar Kesuksesan. Pesan-pesan menarik, antara lain: 1. Saya tahu, hanya hal-hal yang baik yang akan menimpa saya. Karena pikiran dan kinerja saya benar. 2. Jangan mempermasalahkan masalah sampai masalah itu mempersulit anda. Masalah adalah produk pemikiran yang salah. Perbaiki pikiran anda, maka masalah pasti lenyap. 3. Pepatah kuno mengatakan: Tuhan membantu mereka yang membantu dirinya sendiri. 4. Pikirkan hal-hal baik, maka anda akan menarik hal-hal baik. Pikirkan hal-hal buruk, maka anda akhirnya akan menarik hal-hal buruk.

Menjawab Fitnah

Prof Quraish Shihab pernah menulis di twitter beliau ketika merespon kritik orang-orang yang menghujat beliau. Pasalnya Pak Quraish dituduh seorang syi'ah karena beliau menulis buku: Dialog Sunnah-Syi'ah. Pak Quraish menulis:...yang bijak mencari pembenaran atas ucapan yang didengarnya. Sedang yang jahil, picik, iri mencari kesalahan pada ucapan sosok yang dibencinya.

Ilmu Kehidupan

Saya asyik menyimak dialog yang membahas kelakuan anggota DPR RI baru-baru ini. Hujan interupsi. Berebut bicara. Berteriak-teriak. Melabrak meja. Memecahkan gelas. Kata-katanya kasar. Tidak mencerminkan karakter anggota dewan yang terhormat. Kata Hendrawan, anggota DPR. Kita semestinya belajar kearifan hidup. Muhasabah, instrospeksi diri. Belajar ilmu tahu diri. Yang banyak adalah ilmu bela diri. Sumpah yang diikrarkan bukan hanya pemanis di bibir. sumpah jangan sampai menjadi sumpah serapah. Sumpah jangan sampai menjadi sampah. Wajah kita memang dua. Wajah panggung dan punggung. Kita ingin agar anggota dewan dapat memperlihatkan wajahnya yang otentik. Bukan wajah yang bertopeng. Apalagi yang topengnya berlapis-lapis.

Belanja

Jakarta adalah kota pusat belanja. Bayangkan ada 173 mall di kota metropolitan ini. Ada sekitar 4 juta meter luasnya. Perempuan jakarta rata rata menghabiskan 3 jam sekali masuk mall. Mall memang pusat belanja sekaligus rekreasi bagi mereka yang mau melepas kebisingan kota jakarta. Kalangan selebriti yang maniak belanja sering berkunjung. Nafsu belanja memang harus dikendalikan. Sebab, kalau tidak, seseorang bisa kehilangan akal sehat. Kita masih ingat, Imelda Marcos, mantan presiden Filipina yang gemar mengoleksi sepatu. Sepatu Bu Imelda ratusan. Hal ini terungkap setelah Marcos terhempas dari kekuasaan. Ketika meninggal, jasadnya pun ditolak untuk dimakamkan di Filipina. Para artis Hollywood juga gemar mengoleksi baju dan sepatu mahal. Sampai berlusin-lusin. Walhasil, nafsu belanja harus dikendalikan.

Selasa, 28 Oktober 2014

Orang Bodoh

Saya mendapat cerita dari Prof Ahmad Sewang. Bahwa Buya Hamka pernah berkata: berbahagialah orang bodoh karena kebodohannya. Karena mereka tidak pernah memikirkan hal hal yang tidak penting diketahuinya. Dan celakalah orang pintar karena pengetahuannya.

Senin, 27 Oktober 2014

Kabinet Kerja

Selesai sudah spekulasi kabinet Jokowi Jk pasca pengumuman kabinet kerja, 26 oktober 2014. Ada komentar positif, dan ada yang miring. Komentar positif karena sejumlah menteri yang ditunjuk pak Jokowi memenuhi harapan rakyat dan pasar. Komentar miring karena pengumumannya sudah terlambat dan sejumlah nama juga tidak memenuhi harapan. Ada nama Imam Nahrowi yang masih sangat mudah,minim pengalaman dalam menangani olah raga dan event event kepemudaan. Ada nama Susi Pudjiati yang tidak tamat SMA, meskipun dipuji seringgi langit oleh pak Jokowi, tapi ia dinilai kurang transparan ketika menangani proyek tsunami pandanaran, belum bayar utang kepada pohakona Mandiri sebanyak 34 M. Suaminya konon kebetulan masih berstatus WNA Jerman. Kalau di dunia diplomat, seseorang yang bersuamikan WNA, maka gugurlah kesempatan yang bersangkutan menjadi diplomat karier. Sebab dikhawatirkan akan terjadi kebocoran rahasia negara. Ada lagi Puan Maharani yang juga dipuji pak Jokowi sebagai panglima. Kita tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan panglima. Padahal, kita tahu bahwa Puan tidak memiliki latar pendidikan SDM dan kebudayaan. Bahkan pagi pagi sekali Puan sudah membantah kalau dirinya disebut sebagai menteri titipan. Ada lagi Prof Yohanna Yambise,mantan rektor Universitas Cenderawasih, Papua. Menurut pengakuan beliau dalam wawancara dengan tadio Elshinta bahwa programnya sedang menunggu arahan Bapak Presiden. Walhasil, catatan The Jakarta Post, tidak ada "wow" dalam kabinet Jokowi_JK. Bahkan rumor yang beredar bahwa ada menteri perempuan yang merokok di depan umum dan bahkan bertato. Kalau demikian, apakah ini pertanda bahwa dalam rekrutmen menteri dallam kabinet kerja masih ada catatan. Dan belum memenuhi ekspektasi masyarakat. Kita tunggu kejutan dan kinerja para menteri yang baru saja dilantik. Semoga pujian Bapak Presiden sesuai dengan harapan rakyat.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Tafsir Gender

Saya terhentak membaca artikel seorang dosen STAIN Purwokerto, Akrimi, namanya. Dia menulis paper untuk kepentingan AICIS, Balikpapan, nopember nanti. Kira kira judulnya menyorot tafsir bias gender. Penulisnya membahas pemikiran Edip Yuksel, dkk dalam Quran: a Reformist translation, 1998. Terma sa"ihat, thayyibat dan bikr menjadi fokus kajiannya. Terma saihatin dalam QS al.Tahrim ayat 5 yang berbunyi: asa rabbuhu in thallaqakunna an yubdilahu azwajan khairan minkunna muslimatin mukminatin qanitatin saihatin tsayyibatin wa abkaran. Ayat ini sering diterjemahkan sebagai wanita wanita yang berpuasa. Padahal menurut Abdullah Yusuf Ali, saihatin lebih tepat dimaknai who travel ( for faith and fast. wanita yang mengadakan perjalanan haji atau dalam perjalanannya juga melakukan puasa. Mufassir klasik dan abad tengah cenderung menafsirkan saihat sebagai wanita wanita yang berpuasa. Hal ini dilatari oleh budaya partriarki. Tafsir dominasi kaum lelaki. Padahal makna dasar saihat adalah bergerak dan berpetualang. Pelancong biasa disebut sebagai al.sayyahat. Makna saihat telah direduksi menjadi wanita shaleh yang berpuasa. Agar para wanita atau isteri itu betah di rumah. Agar mereka tidak melakukan aktifitas kemasyarakatan yang lebih jauh.

Berpikir Besar

Berpikir untuk tujuan kecil akan menghasilkan pencapaian kecil. Pikirkan tujuan besar dan raih kesuksesan besar ( David Joseph Schwartz, pebisnis Amerika).

Gelar

Gelar saja tidak cukup, jika anda tidak paham perkembangan.

Kampus

Kampus adalah tempat penggodokan orang orang kreatif. Kata Edward De Bono, orang kreatif kalau diberi kata at, maka ia bisa mengembangkannya menjadi eat(makan), cat(kucing), dst. Orang kreatif memiliki seribu akal. Orang kreatif tidak seperti kisah si tua, pelaut dalam novel Hemingway, The Old Man and the sea. si tua bertarung habis habisan untuk mendapatkan ikan di laut. Ia menaklukkan ganasnya ombak. Ia menantang badai demi mendapatkan ikan besar. Begitu pak tua mendapatkan ikan besar, ia bergegas pulang. Ikan besar hasil pancingnya tetap diseretnya dan tidak dinaikkan di perahu. Begitu ia sampai di pantai, ia mendapati ikannya tinggal tulang belulang. Tidak kreatif. Di Jogya, ada banyak contoh mahasiswa kreatif. Dagadu. Dagadu adalah baju kaos khas Jogya. Dagadu biasanya ada gambar mata sebelah. Ada kata kata khas anak muda. Ada juga kalimat kalimat singkat agar seseorang senantiasa mengenang Kota Jogja. Ada gambar gambar lokal seperti sepeda, tugu, malioboro, monumen Jogja ksembali, dst. Mahasiswa yang kreatif membuat kalimat kalimat pendek lalu menjualnya ke pabrik Dagadu. Atau bagi mereka yang berlatar pendidikan desainer, akan menawarkan gambar gambar unik ke pabrik Dagadu. Daripada kata kata yang menghiasi dagadu adalah kata kata kosong tak bermakna, maka lebih baik kata kata hikmah. Demikian seterusnya. Kampus harus memberi kunci kunci berpikir kreatif kepada para mahasiswanya.

al_ Nadwah

Sekolah Tinggi Al.Nketala Tungkal, Jambi. Ada banyak hal menarik, antara lain: 1. di sepanjang jalan dari Jambi pemandangan kelapa sawit dan pohon pinang. Rupanya ada banyak penduduk yang menanam pinang. Buah pinang untuk diekspor ke India sebagai bahan pewarna termasuk baju batik. 2. Kuala Tungkal adalah kota padat dan daerah pelabuhan. Di sana ada aktivitas bongkar muat barang impor semacam pakaian dan barang lainnyan Mobilitas pelabuhan sangat mewarnai kehidupan Kuala Tungkal. 3. Masyarakatnya cukup majemuk. Ada suku Banjar, Bugis, Jawa, Melayu. Bahkan Bupatinya keturunan India. Kehidupan beragama cukup religius. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas shalat berjamaah yang demikian aktif. Wiridnya juga panjang. Hampir semua bacaan diwiridkannya. Ada juga pondok pasantren. 4. Rumah rumah di sini cukup unik. Rumah dibangun di sekitar sungai. Sungai menjadi pusat kehidupan. Hasil hasil pertanian dan perkebunan yang tidak terjangkau oleh kendaraan, maka sungai menjadi alat transortasi yang mumpuni. murah meriah. Ada hal yang menarik, rumah burung walet. Ada banyak rumah walet yang bangunnya lebih bagus daripada rumah penduduk sekitar. 5. Untung du Kuala Tungkal ada sekolah tinggi al.Nadwah yang memberi pelayanan akademik kepada masyarakatn Sayaendengar dari cerita pejabatnya bahwa satu satunua STAI yang memiliki program studi yang terakreditasi B. Hal ini menggambarlan pelauanan pendidikan dilaksnakan secara baik. Semoga sukses selalu dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Sukses.

Jumat, 24 Oktober 2014

Gelar Akadmik

Gelar profesor sesungguhnya adalah gelar yang digunakan di kampus. Profesor bukanlah gelar akademik sebagaimana doktor uang merupakan gelar tetinggi dalam dunia akademik. Ada banyak orang yang selalu melekatkan gelar profesornya meskipun yang bersangkutan tidak sedang di kampus.

Sejarah Kekerasan Agama

karen Armstrong menulis lagi buku menarik dengan judul: Fields of Blood Religion and the History of Violence, 2014. ...Religions and their followers are inherently violent--or so the popular atheist claim goes. But here Karen Armstrong shows that the true reasons for war and violence in our history often had very little to do with religion. Tesis Armstrong adalah sangat sedikit persentuhan agama yang melahirkan kekerasan. Kekerasan lebih banyak karena politik, motif ekonomi dan kekayaan. Selama ini ada pandangan bahwa agama memiloki dua sisi. Sisi kemaslahatan dan kemafsadatan. Ada damai dalam agama. Juga ada bencana. Karen menolak pandangan miring terhadap norma dan doktrin agama. Agama pastilah sebagai way of life. Suluh kehidupan.

Minggu, 19 Oktober 2014

Prof A. Sewang

Sewaktu saya ke UIN Alauddin Makassar dalam rangka sosialisasi KKNI dan SKPI, Prof Sewang membawakan buku barunya. Judul bukunya: SAJAK, Selalu Ada Jalan Keluar. Buku ini adalah hasil kontemplasi intelektual Prof Sewang, bak sebagai akademisi maupun pergualatan beliau dalam dunia birokrasi. Berbagai pandangan disemaikannya, kegundahan hati ditumpahkannya dalam SAJAK. Buku ini memang ditulis dalam bentuk puisi. Komentar saya mengenai buku Prof Sewang:....bernas. Cair. Mengalir seperti air. Reflektif. Inspiratif. Ada hentakan. Ada kejutan. Merasuk. Menyindir. Puisi terkadang menghibur, tapi juga ada satire. Ada kegalauan. Ada kegelisahan. Ada harapan. Ada kerinduan.Ada misi profetik. Mengajak. Mengayomi. Menuntun. Merangkul. Menyalakan nurani yang hampir padam. Permenungannya memecahkan kebekuan. Karya ini semakin meneguhkan penulisnya sebagai manusia Mandar. Orang laut. Selamat dan semoga Prof Sewang semakin cemerlang dalam berkarya. Mengisi belantika pemikiran Islam di nusantara.

M. Yunus

Prof Muhammad Yunus adalah peraih hadiah nobel atas jasanya dalam memberdayakan orang-orang miskin di Bangladesh. Beliau juga mendirikan Gramen Bank. Ada kalimat yang sangat inspiratif yang beliau ucapkan: all human have unlimited potencial, unlimited capacity, and unlimited creative energy. Semua orang memiliki potensi, kapasitas dan energi kreatif yang tak terbatas. Bagi Yunus, orng miskin memiliki potensi luar biasa untuk berkembang. Selama ini, cara pandang orang mengenai kemiskinan selalu dipersepsikan sebagai beban masyarakat. Orang miskin bahkan dianggap sebagai "sampah" masyarakat. Orang miskin sebagai penghambat kemajuan sebuah negara. M. Yunus tampil untuk mengentaskan kemiskinan dengan cara yang tidak populer. Orang-ornag miskin di sekitar kampus di mana beliau mengajar diberdayakan. Mereka dipinjami sejumlah uang untuk modal usaha. Anyaman bambu salah satu usaha yang dikembangkan. Selanjutnya, mereka dibina dan harus membayar secara periodik ke Gramen Bank. Hasilnya menakjubkan. Ternyata orang-orang miskin tersebut mampu membayar utang tepat waktu. Mereka taat dan patuh dalam melunasi utang-utang mereka. M. Yunus pernah berkunjung ke Bali, dan Jakarta atas undangan presiden SBY. Tetapi dampaknya belum kelihatan. Kita tidak tahu mengapa konsep Muhammad Yunus belum bisa diterapkan secara masif di Indonesia. Mungkinkah karakterisktik Indonesia berbeda dengan Bangladesh? Perlu penelitian lebih lanjut. Padahal, karya-karya M. Yunus sudah tersebar luas di Indonesia.

Hukum Kekuasaan

Ada 48 hukum kekuasaan menurut Robert Greene dalam bukunya The 48 Laws of Power, antara lain: 1. Jangan pernah tampil lebih baik daripada atasan Anda. Buatlah atasan anda merasa superior. 2. jangan pernah terlalu mempercayai teman, tetapi pelajarilah cara memanfaatkan musuh. Teman teman anda lebih cepat khianat dan cemburu terhadap prestasi dan pencapaian anda. Musuh anda bisa berbalik menjadi teman sejati. 3. Bicaralah lebih singkat daripada yang diperlukan. Sehingga orang lain terkesan. 4. Jagalah reputasi anda dengan nyawa anda. Belajarlah menghancurkan reputasi musuh dengan membuka lubang lubang reputasi mereka. Setelah itu, menyingkirlah, biarkan orang lain yang menilainya. 5. Carilah perhatian berapapun harganya.Jangan biarkan diri anda tenggelam. Anda harus menonjol dan unik. Anda harus menjadi magnet dan menjadi sosok misterius. 6. Usahakan orang lain bergantung kepada anda. Jangan pernah mengajari mereka ilmu yang cukup. Seekor kucing sebaiknya tidak mengajarkan ilmu memanjat kepada harimau, karena akan segera menerkamnya. 7. Kejujuran dan kemurahan hati akan menutupi ketidakjujuran tindakan anda. 8. Bergaullah dengan orang-orang yang bahagia dan beruntung. Jangan bergaul dengan orang sial. Menolong orang sial sama dengan menolong orang tenggelam. Suatu waktu kita bisa "ketarik" oleh kesialannya, dan tenggelam bersamanya. 9. Hancurkan musuh secara total. Bara sekecil apa pun juga suatu saat pasti akan menyala dan membakar. 10. Menarik dirilah dari peredaran. Semakin sering anda muncul, anda semakin tampak biasa. Lakukan "kelangkaan". Anda harus tahu, kapan anda harus pergi. 11. Jangan mengisolasi diri. Lebih baik Anda menemukan banyak sekutu dan berbaur. Sebab anda akan terlindungi dari musuh oleh komunitas anda. 12. Jangan pernah menyinggung perasaan orang yang bersalah. Latar belakang Robert Greene adalah penulis Hollywood. Meskipun bukunya termasuk bestseller, tapi juga banyak mendapatkan kritik. Prof Jeffrey Pfeffer bahwa apa yang dimaksud hukum oleh Greene tidak berdasarkan riset yang mendalam. that Greene's so-called laws are based on isolated examples, and not on solid research. Review Kirkus menyebutkan: Greene offers no evidence to support his world view, Greene's laws contradict each other, and the book is "simply nonsense". Nesweek menulis....intending the opposite, Greene has actually produced one of the best arguments since the new Testament for humility and obscurity. Diretur majalah ini berkomentar: ...."some of Greene's laws seem contradictory" and the work is plodding and didactic. Terlepas dari komentar dan kritik di atas, buku ini menarik untuk dibaca. Minimal data-data sejarah yang disuguhkannya bisa memberi inspirasi bagi para pejabat agar mereka dapat menjalankan amanah jabatan dengan baik.

Jolowi_Jk

Jokowi dan JK, presiden dan wakil presiden terpilih, kedua duanya populis. Jokowi dengan blusukannya. Jk dengan kelincahannya dalam mengeksekusi pekerjaan. Kedua tokoh ini adalah pilihan dan dambaan masyarakat Indonesia. Indonesia dengan keadaannya sekarang ini cukup memprihatinkan. Pemerintahan Jokowi mewarisi berbagai persoalan. Pangan, krisis energi, lingkungan hidup, lapangan pekerjaan, ketimpangan sosial, kemacetan, kepadatan penduduk, dst. sehingga bangsa ini membutuhkan pemerintahan yang kuat, pro rakyat, dan bersih serta berwibawa di mata dunia. Pemerintahan Jokowi JK menjadi tumpuan harapan dan dambaan seluruh masyarakat. Masyarakat sudah lama menderita. Ketimpangan sosial sangat menganga antara si miskin dan si kaya. peredaran uang juga hanya mengalir di Jakarta dan Jawa. Pembangunan infrastruktur juga terpusat di Jawa dan sekitarnya. Wilayah terluar, terdepan seakan tidak tersentuh oleh pembangunan. Sarana pendidikan juga demikian halnya. Sementara Malaysia negara tetangga membangun habis habisan untuk wilayah perbatasan dengan Indonesia terutama daerah Kalimantan. Marwah Perintah Malaysia terlihat di wilayah perbatasan. Ironisnya, putra putri Indonesia terpaksa sekolah di Malaysia. Lallu pemerintah belum hadir di tengah masyarakatnya. Belum lagi wilayah Papua lebih tertinggal lagi. Daerah kepulauan lebih menyedihkan lagi. Pendidikan, kesehatan, pelayanan masyarakat pasti lebih tertinggal lagi. Negara harus hadir.

Jumat, 17 Oktober 2014

SKS

SKS adalah sekali kerja selesai!

Rapat

Rapat. Rapat pastilah pekerjaan harian para eksekutif dan pejabat teras. Terkadang seorang pejabat mengikuti rapat tiga atau sampai lima kali rapat dalam sehari. Sehingga seorang pejabat harus menjaga fokus dalam mengikuti rapat. Seorang eksekutif harus memiliki channel tidak tunggal. Mereka harus memiliki beberapa channel sehingga bisa tayang layaknya televisi. Rapat sangat menyita waktu. Rapat bahkan terkadang menjemukan karena didominasi oleh satu dua orang peserta rapat. Mayoritas peserta rapat lainnya hanyalah pendengar atau penonton. Rapat seperti ini sangat tidak produktif. Oleh karena itu, rapat semestinya dibatasi waktunya. Agendanya jelas dan rinci. Kalau perlu kita mencontoh perusahaan tertentu melakukan rapat yang ekstrim yakni semua peserta rapat berdiri. Sehingga rapatnya hanya berlangsung tiga puluh menit. Tentu rapat seperti ini dipersiapkan dengan sangat matang sebelumnya. Tidak dengan sekedar ngobrol. Seorang eksekutif harus cekatan dalam menjadwal dan memimpin rapat. Jangan sampai rapat mengganggu produktivitas kerja karyawan. Rapat harus produktif. Oleh karenya harus dirancang dengan matang. Rapat dilaksanakan seefisien mungkin. Rapat maksimal 90 menit. Rapat yang lebih satu jam pastilah kurang produktif. Apalagi kalau sampai sehari atau dua hari lamanya. Rapat yang baik antara lain dapat dilihat dari persiapannya, agenda acara, proses serta hasil kesimpulannya. Sebaiknya, sehari sebelum rapat, point dan agenda rapat sudah disampaikan kepada para peserta rapat. Peserta rapat yang diundang betul betul yang berkepentingan. Proses rapat dilaksanakan dengan seksama dengan tidak dimonopoli oleh tokoh tokoh senior. Rapat dimulai dengan presentasi antara 10 sampai 15 menit. Bahasa yang digunakan tegas, jelas dan tidak bertele-tele. Tidak bersayap. Rapat harus menjelaskan produk dan hasil-hasil kesepakatan yang telah dicapai. Dan sangat baik, jika sebelum para peserta kembali pada tugas masing-masing hasil kesimpulan rapat sudah diterima.

Merendahlah

Kehidupan ibarat laut. Filosofi laut penting dalam menjalani kehidupan. Sebab kehidupan ini tidak selamanya datar. Kadang naik, kadang turun. Fluktuatif. Kadang enak, dan sering juga tidak nyaman. Laut selalu merendah. Laut membiarkan dirinya merendah. Sehingga seluruh aliran sungai, besar atau kecil mengalir ke laut. Laut tidak pernah 'menaik'untuk mengintervensi sungai. Meskipun laut besar dan perkasa. Laut tidak pernah 'meninggi' untuk menguasai sungai sampai sungai kecil sekalipun. Saya teringat dengan peristiwa Nabi Musa alaih salam ketika menerima wahyu. Nabi Musa diperintahkan untuk melepaskan terompahnya. Dan melewati 'lembah suci'. Prasyarat menerima wahyu adalah 'merendah'. Melepaskan unsur-unsur duniawi, ketinggian hati juga salah satu syarat untuk memelihara kesucian spiritual. Walhasil, seseorang yang menduduki jabatan strategis semestinya menerapkan dan selalu ingat filosofi laut. Merendah!

Jumat, 10 Oktober 2014

Khutbah

Dulu, ketika Prof. Harun Nasution meluluskan seorang doktor, maka salah satu wejangan beliau adalah agar sang doktor baru jangan terlalu banyak berceramah dan khutbah. Seorang doktor semestinya lebih banyak meneliti, menulis dan mengajar. Tetapi akhir-ahir ini, seorang professor dan doktor sesekali harus naik ke mimbar. Sebab, kalau tidak mimbar-mimbar jumat akan diisi oleh mereka-mereka yang sesungguhnya secara akademik kurang memndalam ilmu agamanya. Dan apa jadinya kalau masjid dan khutbah jumat diisi oleh "ustaz-ustaz gaul". Itulah yang menggelitik dan setengah memaksa seorang profesor tersohor "terpaksa" mengambil peran-peran khatib. Khatib jumat tentu memiliki peran strategis untuk mengedukasi masyarakat. Khutbah jumat dapat mencerahkan masyarakat.

Rabu, 08 Oktober 2014

Kemenag, masihkah ada?

Setidaknya ada tiga alasan mengapa Kementerian Agama RI harus dipertahankan. Yakni argumentasi strategis, teknis dan ideologis. Bahwa Kemenag RI didirikan dan didesain sedari awal untuk maksud mengembangkan pendidikan agama dan keagamaan serta relasi harmoni agama-agama. Dalam kaitan ini,kalangan akademisi harus bisa menulis dan menerangkan posisi strategis dan historis Kementerian Agama. Kita sedang memasuki era perang wacana. Kita tidak tahu siapa yang akan memenangkan pertarungan. Akhir-akhir ini, memang ada upaya sistematis dan terencana untuk mempreteli ekitensi dan kewenangan Kemenag RI. Penyelenggaraan haji dan umrah dari dulu sampai sekarang ada pemikiran agar diselenggarakan oleh badan khusus di luar kementerian agama. Padahal, sekarang ini ada banyak badan atau lembaga bentukan pemerintah yang tidak berjalan efektif. Ada lagi pemikiran agar peran peran pendidikan yang diperankan Kemenag RI selama ini agar melebur saja dengan Kementerian Pendidikan Tinggi dan kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset. Biarlah Kemenag fokus untuk mengurusi bimas-bimas dan kehidupan keberagamaan. Urusan pendidikan serahkan dan pasrahkan saja ke Kemendikbud. Meskipun pandangan ini belum tentu lebih baik. Sebab, Kemenag mengelola pondok pesantren yang demikian banyak dan memiliki karakteristik tersendiri. Mungkin juga pada agama Katolik, Kristen dan Hindu mengalami hal yang sama. Jika hal ini dibawa ke Kemendikbud, dikhawatirkan akan tidak terurus dengan baik. Tentu kita tidak boleh bermain main dengan konsep pendidikan ini. Sekali salah, maka akan berdampak 15 dan bahkan 25 tahun ke depan. Ada pameo yang mengatakan: "kalau kita salah dalam memilih jodoh, kita akan menyesal seumur hidup. Kalau kita salah dalam hal pendidikan, kita akan merusak satu generasi". Semoga pendidikan nasional kita semakin maju dan berdaya saing. Semoga Kementerian Agama RI tetap eksis dan terus melakukan peran-peran profetik (al-nubuwwah)-nya.

Selasa, 07 Oktober 2014

Bergembiralah

Seorang kawan yang baru saja "turun panggung", non job bercerita bahwa hari hari ketidakberuntungannya itu dinikmatinya dengan belajar ilmu kegembiraan. Setiap harinya. ia mencoba menghibur dirinya. Ia bertemu dengan kawan kawan lama yang bisa berbagi cerita lucu lucu. Ia memang kelihatan segar meskipun di balik kegembitaannya itu tersitat duka yang dalam. Ada tawa dan senyum yang dipaksakan. Sesekali berbisik dengan kallimat kalimat serius. Ada nada meninggi bahkan suara melengking tanda protes. Tapi yang saya salut, kawan tadi masih bisa melepas jok jok segar yang menghibur. Gelak tawa sesekali menghiasi pembicaraan kami. Orang di sekitar warung mengira bahwa kami lagi berbahagia. Pengalaman dan kepahitan hidup adalah guru utama. pelajaran yang dapat dipetik adalah penuhilah hatimu dengan kegembiraan. Bergembira. berpikir positif pasti lebih baik. Menyehatkan dan membuat hidup lebih berkualitas dan lebih bermakna.

Syahwat Kuasa

Satu dua hari ini kita menyaksikan anggota DPR, MPR dan DPD sedang kisruh dalam perebutan kursi ketua. Koalisi Merah Putih versus Indonesia Hebat. Koalisi Merah putih sudah berhasil mendudukkan salah seorang kader Golkar menjadi Ketua DPR. Meskipun yang bersangkutan ada catatan huk. Kritik pun datang dari berbagai penjuru. KPK juga mengkritik DPR karena memilih orang yang pernah tersangkut dengan ranah hukum. Setidaknya yang bersangkutan pernah dipanggil KPK sebagai saksi. Sekarang, giliran MPR memperebutkan kursi ketua dan wakil_wakilnya. Dari DPD mengusung Sapta Odang sebagai calon ketua. Rakyat sedang menyaksikan prose uang cukup alot ini. Ada pakar dan pengamat yang menyayangkan monopoli koalisi merah putih yang menguasai semua lini di DPR. Tidak berbagi dengan yang lain. kondisi lebih buruk ketimnang masa Soeharto yang masih memegang prinsip gotong royong. Setiap fraksi masih memiliki keterwakilan. What next?

Senin, 06 Oktober 2014

Sanksi

Tak seorangpun yang nyaman dengan hukuman. Malu. Hopeless. Hilang harapan. Frustrasi. Kecewa. Kurang semangat pastilah yang menggelayut di batin bagi mereka yang mendapatkan sanksi, sekecil apapun hukuman yang diterimanya. Apatah lagi era sekarang di mana hukum adalah panglima. Para penegak hukum sangat bersemangat untuk menghukum. Menjerat siapaun. tanpa pandang bulu. Perkara benar atau salah adalah nanti dibuktikan di pengadilan. Persoalan pengadilan bisa memutuskan perkaran dengan adil, itu urusan lain. Itulah sebabnya penjatuhan sanksi dan hukuman tidak dibarengi dengan rasa keadilan. Jauh dari fakta-fakta yang sesungguhnya. Ada banyak orang yang divonis dengan hukuman tertentu hanyalah berdasarkan pembuktian dan penafsiran fakta oleh hakim dan jaksa. Pencari keadilan sulit menemukan keadilan. Memang kata orang bijak, keadilan itu untuk yang akan datang. Bukan sekarang. Benarlah firman Tuhan:....alaisa Allah bi ahkam al-hakimin. Bukankah Tuhan adalah hakim seadil-adilnya? Hal yang menarik adalah para pelamar CPNS (calon pegawai negeri sipil) pada suatu lembaga/ kementerian tertentu dilamar oleh calon auditor. Pilihan profesi menjadi auditor menjadi seksi. Ada semangat untuk mengaudit yang luar biasa. Memang dalam masyarakat yang low trust society, biaya auditor itu menjadi tinggi. Sebab, terkadang satu proyek dkeroyok oleh tiga lembaga pengaudit. Pertanyaannya kemudian, siapa yang akan menjadi pelaksana, eksekutor suatu pekerjaan? Kalau masyarakat semangatnya menjadi auditor? Siapa yang bercita-cita memiliki keterampilan khusus untuk mengeksekusi pekerjaan tertentu dengan tingkat resiko yang tinggi pula? Kalau demikian halnya, jangan-jangan bangsa ini tidak tumbuh secara signifikan? Kalau anak dan generasi mudanya lebih banyak menjadi auditor, penonton dan pengamat. Harus ada kebanggaan menjadi pelaksana, eksekutor, dan pekerja. harus ditanamkan dalam benak kita bahwa menjadi seorang birokrat yang bersih, pekerja keras dan berani mengambil resiko juga merupakan profesi yang sangat mulia.

Tahan Banting

Seorang kawan menelpon untuk berkisah tentang suasana batinnya yang sedang galau. Ia tidak terima diperlakukan dengan tidak wajar di kantor di mana dia sudah lama mengabdi. Dalam penilaian dirinya, pengabdian dan integritas sudah dijunjung tinggi. Kinerja yang all out juga sudah dilakukannya dengan mempertimbangkan resiko pekerjaan yang cukup mengancam setiap saat. Dari nada bicaranya, apa yang menimpanya adalah di luar batas-batas kewajaran. Bahkan tab terpikirkan sebelumnya. Saya berkata singkat, bahwa semua itu adalah suratan takdir. Mengalirlah bersamanya. Pasti ada hikmah di balik musibah yang menimpa itu. Titik. Setelah itu, saya merenung sesungguhnya apa hakikat kehidupan ini. Saya teringat oleh kata bijak seorang kawan yang hanya tamatan sekolah menengah atas bahwa: ....di mana anda terjatuh, maka di sana pulalah anda akan bangkit. Ada lagi kata bijak, tidak penting berapa kali anda jatuh (dijatuhkan), yang utama adalah berapa kali anda bangkit. Ibarat berlayar di tengah lautan dan samudra, ombak dan badai terkadang tidak bersahabat. Ia datang menerjang dan menghempaskan siapa pun. Memang tidak mudah memanej kehidupan di tengah situasi turbulance time. Tetapi, kehidupan harus terus berlanjut. Badai pasti berlalu. Jadilah manusia otentik. Tanpa keluh-kesah. Tanpa mengharap kecuali ridha Allah. tanpa dendam. Jadilah manusia merdeka. Bekerja di atas visi kehidupan. Tulus. Tanpa pamrih. Berjalan lurus, tanpa peduli penilaian sejawat, dan atasan. Pasrahkanlah semua kepada Pemegang kekuasaan. Milikilah kecerdasan "tahan banting".

Minggu, 05 Oktober 2014

Bid'ah

Bid'ah adalah sesuatu perbuatan yang tidak memiliki dasar dalam agama. Nabi shallah Allah 'alaih wa sallama pernah bersabda: .. . kullu bid'atin dhalalatun. wa kullu dhalalatin fi al.nar. Setiap perbuatan bid'ah adalah menyesatkan. Dan setiap kesesatan masuk neraka. Dalam kaitan ini, Imam al.Syathiby menulis kitab al.Iktisham. Al.Iktisham dapat dimaknai sebagai berpegang teguh kepada al.Quran dan sunnah yang shahih. Pada halaman awal bukunya itu, Al.Syathiby mengutip ayat QS. Ali Imran, 102, wa'tashimu bi hablillah jami'an wa la tafarraqu.. . Bid'ah dalam arti sesungguhnya mestinya tidak ada ketika kita mengacu pada QS. al.Ma'idah,ayat. al.yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu 'alaikum nikmati wa radhitu lakum islama dinan. Hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah kugenapkan nikmat.Ku kepadamu. Dan Aku telah meridhai Islam sebagai agamamu. Menurut Imam Syathiby kalau agama Islam ini sudah sempurna mestinya tidak ada lagi yang dianggap bagian dari agamadi luar yang telah digariskan oleh Allah Swt dan rasul.Nya. Di era sekarang ada kelompok yang sangat tegas menolak segala sesuatu yang berbau bid'ah. Ada lagi kelompok yang lebih akomodatif terhadap 'kebaharuan' sepanjang tidak bersinggungan dengan aqidah dan ibadah mahdhah.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Buku lagi

Ada kutipan penting tentang buku. So many books. so little time. Frank Zappa. A room without books ia like a body without a soul, Marcus Tulliscicero.

Buku

Books are the ships which pass through the vast sea of time. Francis Bacon. Buku ibarat kapal yang mengarungi lautan yang sangat luas.

Jumat, 03 Oktober 2014

Batik

Fenomena Jokowi masih saja sebagai magnet. Setiap gerak-geriknya disorot publik. Jokowi memiliki personal brand yang sangat kuat. Harian Kompas pada rubrik " Siapa Mengapa" menampilkan Jokowi sebagai figur yang peduli batik. Jokowi akan menjadikan batik sebagai pakaian resmi para menterinya nanti. Bisa dibayangkan kalau lima hari para menteri memakai batik. Para pengusaha batik akan hidup. Sebab, batik selama ini dikelola oleh masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat yang hidup sederhana di kampung-kampung menggeliat ekonominya. Para menteri tidak usah lagi memakai stelan jas yang mahal-mahal. Pak Jokowi akan tetap memakai baju putih dengan gulungan lengnnya ketika blusukan. Sedari dulu saya sudah kecantol dengan baju batik. Hampir seluruh hari kantor saya memakai baju batik. Soalnya, ketika saya berkunjung ke salah satu pusat batik di Cirebon, Jawa Barat, saya menyaksikan pekerja batik dengan tekun dan susah payah membatik. Mereka rata-rata duduk jam delapan pagi dan selesai jam lima sore untuk menghasilkan satu lembar batik. Saya tanya mereka, berapa gaji yang diperoleh? Ternyata hanya 15 ribu jawab salah seorang di antara mereka. Saya membatin, kalau kita tidak mempopulerkan batik, lalu bagaimana para pekerja batik ini bisa hidup? Saya mendukung penuh rencana pak Jokowi mewwjibkan pakaian batik bagi para menteri dan pegawainya. Selamat pak Jokowi. Hidup rakyat!

Ngaji Al.Quran

Mengapa umat Islam tidak maju-maju sebagaimana orang Barat? Salah satu. Faktor dan penyebab utamanya adalah karena umat Islam salah dalam membaca al.Quran. Mereka membaca al.Quran sebatas mencari berkah dan pahala akhirat. Semestinya al.Quran dibaca dalam rangka menambah pengetahuan dan sebagai way of life. Hudan li al.nas. Al.Quran adalah kompas kehidupan. Membaca al.Quran sebagai berkah dan tujuan mendapatkan pahala menyebabkan umat Islam selalu mencari sisi sisi kemukjizatan al.Quran. Kalaupun ada yang berkaitan dengan saintifik, maka para ilmuan Islam mencukupkan diri untuk mengkaji dan mengedepankan i'jaz al. Ilmy, kemukjizatan saintifik al.Quran. Seperti manfaat madu sebagai obat yang sangat berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Air adalah sumber kehidupan. Sinar matahari, bulan, dst. Al.I'jaz al.ilmy di samping bersifat relatif juga tidak akan menrangsang lahirnya keilmuan dan peradaban baru. Demikian kritik Syekh Imam al.Ghazli dalam bukunya Kaifa nata'amal ma'a al.Quran. Bagaimana kita berinteraksi dengan al.Quran. Karya Ziauddin Sardar dengan judul Reading the Quran: the Contemporary Relevance of hte sacred text of Islam, Oxford, 2011. Sardar sangat apik dalam pembacaan al.Quran dalam konteks kemoderenan. Ibarat hidangan, Sardar berhasil menyajikan menu-menu al.Quran bereinggungan dengan kemajuan dunia modern. AL.Quran ternyata shalih li kulli zaman wa makan. Tema-tema hangat seperti poligami, kesetaraan jender, kepemimpinan, hijab, kebebasan berekspresi, bunuh diri, kemajuan sains dan teknologi, teori evolusi, seni dan musik, semuanya diurai dengan sangat canggih oleh Sardar. Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca kalangan pendidik,akademisi, dan muballigh.

Hukum Kekuasaan

Salah satu hukum kekuasaan adalah jangan pernah terlihat lebih baik dari atasan. Janganlah menjadi awan penghalang bagi sinar matahari atasan Anda. Belajarlah kepada bintang yang tetap bersinar di langit, tetapi tidak di samping matahari. Buatlah atasan anda kelihatan brilian dan superior. Agar dia bisa merasa aman dan nyaman. Sehingga anda akan mendapatkan kekuasaan. Jika ia tetap kuat, dan tidak ada tanda-tanda kejatuhan, maka bersabarlah. Karena kekuasaan secara alami pasti akan memudar dan berakhir. Demikian salah satu nasehat terbaik tentang kekuasaan dalam Robert Greene, The 48 Laws of Power.

Penulis

Penulis dikenang karena karya terbaiknya. Politikus dikenang karena kesalahan terburuknya. Sementara pebisnis hampir tidak pernah dikenang (Nassim Nicholas Taleb,The Bed of Procrustes dan penulis The Black Swan).

Rabu, 01 Oktober 2014

Hikmah

Nabi Saw bersabda, khuz al.hikmah wa la yadhurruka min ayyi wiain kharajat. Ambillah hikmah dari mana pun datangnya. Janganlah engkau terhalang karena melihat dari mana keluarnya. Ada redaksi lain, min ayyi wi"ain ja"at. ambilah hikmah darimana pun datangnya. Imam al.Baihaqy menulis riwayat ini dalam kitabnya: fi almadkhal ila al.sumnah al.kubra, h.696. Imam al. Darimy juga menulis hadis tersebut dalam kitab al. Sunan.nya. Prof Nurcholish Madjid sering mengutip riwayat di atas untuk menunjukkan bahwa betapa kebenaran itu ada di mana saja. Tidak di barat ataupun di timur. La syarqiyyatun wa la gharbiyyatkkun. QS. al. Nur ayat 35. Dalam konteks kemoderenan, orang barat bisa belajar kearifan dan spiritualitas dari timur.