Gallery

Rabu, 08 Januari 2014

SK

Konon, Si Manihuruk, pejabat teras Kemenpan tempo Soeharto--suatu ketika sedang menatar para pejabat di Kemendagri. Manihuruk bertanya, Saudara-saudara, apa syarat-syarat seorang pejabat? Maka para peserta mengajukan berbagai jawaban. Ada yang menjawab, seseorang harus memiliki integritas, kejujuran dan kompetensi. Ada yang menjawab, seseorang harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan pimpinan dan bawahan sekaligus. Dan seterusnya. Ketika itu, Manihuruk menunduk sambil membuka tasnya. Lalu beliau menarik secarik kertas. Sambil berucap, syarat utama seorang pemimpin--pejabat-- adalah SK! Surat Keputusan. Meskipun seseorang memiliki berbagai kompetensi dasar, tapi yang bersangkutan tidak memiliki SK, maka tentu dia tidak dilantik sebagai seorang pejabat.

Senin, 06 Januari 2014

Sibuk

Sibuk, sibuk, sibuk. Kata sibuk sangat dekat dengan para workaholik. Gila kerja. Ketika sibuk seseorang terkadang lupa dirinya. Lupa makan. Lupa bersih-bersih. Lupa diri. Para penggila kerja ingat diri ketika jatuh sakit. Bahkan ada yang membawa pekerjaan sampai mati. Lalu, apa hakikat pekerjaan itu? Apa betul pekerjaan untuk dinikmati? Atau pekerjaan sebagai sarana untuk mengabdi dan berjuang dalam hidup? Pekerjaan itu nikat? Atau pekerjaan itu menyiksa? Tergantung niatnya. Kalau tulus, maka semuanya terasa ringan dan enjoy.

Kamis, 02 Januari 2014

Sunyi....!!!!

Seorang dosen tamu dari luar negeri sedang asyik mengajar di UIN Syarifhidayatullah. Di tengah keasyikan dosen tamu tersebut, kebetulan mahasiswa lagi ribut-ribut. Sang dosen yang mau meredam suasana, setengah berteriak berucap: ...SUNYI! Mungkin maksud sang dosen:..DIAM!. Mahasiswa pun pada tertawa. Sang dosen heran, ada apa gerangan. Sang dosen salah dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sang dosen sebagai orang baru tentu pantas untuk berbuat keliru.

Gadis Gurun

Dalam The Alchemist, Fatimah berkata: ...aku gadis gurun. Aku ingin suamiku bebas mengembara seperti angin berembus di bukit-bukit pasir. Ia bagian dari awan-awan, dan air di padang pasir. .... ( Paulo Coelho, h. 127 ). (mestinya) seisi jagat raya akan berusaha membantu orang yang sedang mengejar takdirnya (h. 118). Si anak lelaki iri pada angin bertiup bebas. Dia pun merasa bisa bertindak sebebas angin. Tak ada yang menahannya kecuali dirinya sendiri.... (h. 38).

Rabu, 01 Januari 2014

Salim Said

Membaca memoar Salim Said dengan judul: Dari Gestapu ke Reformasi Serangkaian Kesaksian, Mizan, 2013 sungguh memesona. Ada banyak fakta dan kesaksian beliau yang selama ini tertimbun di rawa rawa sejarah modern Indonesia. Dari ratusan tokoh yang pernah beliau temui itulah menjadi kekuatan buku ini.Otentik. Bung Karno. Westerling, biang kerok jatuhnya korban 40 ribu di Sulawesi Selatan yang ditemuinya di Amsterdam, Belanda. L.B Moerdany, bapak intel yang sangat ditakuti dan disegani era Soeharto. Pramoediya Anantatoer, tokoh Lekra. Sarwo Edhie Wibowo, mertua pak SBY. Perjalanan panjang karier militer Jenderal Jusuf Amir yang mentok menjadi Pangab, panglima Abri. Peran dan tipu mushlihat Ali Murtopho menyingkirkan lawan lawan politiknya di era Soeharto. Nasib naas Jendsral Omar Dhani, Kemal Idris. Jenderal Nasution. Peran aktif Laksamana Sudomo. dst. Saya suka gaya bertutur pak Salim yang terus terang. Tegas. Lugas. Dan tidak menyembunyikan sesuatu. Gaya sebagai wartawan senior masih sangat kental. Laporannya detail dan akurat. Anisisnya terutama di bidang militer sangat faktual dan terkadang futuristik.Bisa me.jadi bahan perbincangan dalam pengambilan keputusan strategis.

Petasan

Bunyi peetasan yang bersahut sahutan sebagai pertanda pergantian tahun. Tahun baru ditandai dengan bunyi petasan,dan terompet. Ada milyaran rupiah habis menjadi asap petasan. Apakah ini perilaku mubazir? Pemborosan? Sementara kiri kanan kita ada banyak orang yang hidup miskin dan menderita. Tahun baru ditandai pula dengan sejumlah pagelaran musik. Tentu dengan menyewa artis ibu kota atau lokal. Uang lagi. Panggung hiburan. Dan mungkin juga ada orang orang tertentu yang menunggu datangnya tahun baru sambil "minum minum". Masyarakat Indonesia sudah mirip mirip dengan kehidupan di barat. Ada pesta, dan terkadang berubah menjadi hura hura juga. Lalu kapan kita bermuhasabah? Kapan kita introspeksi diri? Selanjutnya, apakah dengan cara menyambut tahun baru itu akan mendapatkan keberkahan hidup?