Gallery

Kamis, 25 Juli 2013

Sakit

Kata orang bijak, begitu kita lahir ada tiga hal yang tidak bisa kita hindari. Tua, sakit, dan meninggal. Orang di Perpajakan menambah, dan keempat, membayar pajak. Tua adalah kemestian. Manusia, dan ilmu dokter anti-aging hanya bisa menunda atau memperlambat ketuaan. Tua pasti datang. Sakit juga demikian halnya. Setelah sehat, pasti akan datang sakit. Siapa pun dia pasti akan merasakan sakit. Penyakit itu sangat dekat kita. Manusia hanya bisa berikhtiar untuk mengeliminir datangnya penyakit. Atau menunda sakit. Dokter yang paling ampuh mandraguna pun pasti akan merasakan sakit. Batas antara sehat dan sakit, sangatlah tipis. Meninggal juga demikian. Iza ja'a ajaluhum la yasta'khirun sa'atan wa la yastaqdimun. Kalau ajal sudah tiba, maka tidak bisa diundur sedetik pun. Kematian pastilah tidak bisa kita hindari. Tidak ada makhluk yang abadi. Yang abadi hanyalah Allah SWT sendiri. Kullu nafs-in za'iqat al-maut. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Secanggih apa pun ilmu kedokteran sekarang ini, tidak bisa menghalang-halangi atau mengundur-undur ajal itu. Itulah sebabnya, setiap hembusan nafas kita harus selalu ingat kepada Allah Swt. Kita tidak boleh lengah dan lupa kepada Tuhan Sang pemberi hidup. Huwa al-hayyu al-qayyum. Dialah Tuhan yang Maha Hidup. Semoga Allah menganugerahi kita kelimpahan hidup. Amin. Wa Allah a'lam.

Rabu, 24 Juli 2013

Agama, rahmat dan "bencana"?

Dalam studi agama-agama, memang biasa kita mendengarkan ungkapan bahwa agama itu memiliki dua sisi. Yakni sisi perekat sosial dan sekaligus "pemecah". Dengan agama dengan konsep keumatannya dapat menjadi "kohesi" sosial yang sangat kental. Sebaliknya, dengan ajaran agama yang dipahami dalam aspek tertentu, agama dapat menjadi pemicu konflik sosial. Contoh kecil, apabila ada orang yang "berpindah" agama, maka hak-hak dalam keluarganya secara otomatis "terputus" termasuk hak waris. Ada hadis yang berbunyi: la yarithu al-muslim al-kafir.Wa la al-kafir al-muslim. Seorang muslim tidak boleh menerima dan memberi harta waris dari dan kepada seorang kafir. Demikian sebaliknya. Kalau ada kelompok keluarga yang kebetulan keluar Islam dan memeluk agama lain, atau yang bersangkutan "murtad"--tentu dengan berbagai pandangan tentang murtad ini--, maka dia secara otomatis terputus hak-hak kewarisannya. Bagaimana ini? Sebaliknya, kalau ada orang kafir atau komunitas lain yang memeluk Islam, maka tanggung jawab sosialnya menjadi tanggung jawab "umat", komunitas muslim. Mereka biasa menyebutnya sebagai "muallaf". Bahkan muallaf ini menjadi salah satu golongan penerima zakat (dari delapan kelompok/ thamaniyat ashnaf). Charles Kimball menulis buku dengan judul: When Religion Becomes Evil, 2008. Buku ini sudah diterjemahkan oleh Nurhadi dan Izzuddin Washil dengan judul: Kala Agama Jadi Bencana, Mizan, 2013. Buku ini menarik karena merangkum perjalanan panjang penulisnya yang sudah melanglang buana dalam studi agama-agama besar dunia. Kimball, penulisnya merisaukan konflik agama dan munculnya ektrimisme dalam agama-agama besar dunia, termasuk Islam. Ada fenomena menarik dan kita sulit memahami mengapa sunny-syi'ah di Iraq masih saja saling bunuh-bunuhan? Mengapa gerakan Hizbut Tahrir, Taliban, dll masih saja berkembang subur? Mungkin inilah faktor mengapa gerakan atheisme-intelektual semakin tumbuh subur juga, seperti Christopher Hitchen dengan karyanya: God is not Great: How Religion Poison Everything (2007), Richard Dawkins, The God Delusion (2006), Sam Harris, The End of Faith (2004), dst. Dulu, kita hanya gelisah dengan karya-karya Karl Max, Das Kapital, Nietzhe, Zaratustra, Charles Darwin, The Origins of the Species, dll. Agama-agama besar dunia harus berbenah diri. Kalau tidak, agama-agama besar dunia akan ditinggalkan. Belakangan, kita melihat gerakan Karen Armstrong yang gencarnya mengkampanyekan "cinta kasih". Pengembaraan Armstrong yang panjang dalam menggeluti studi agama-agama besar dunia seperti Katolik, Yahudi, Budhdha dan Islam, mengantarkannya untuk berpendapat bahwa ternyata kita harus segera menampilkan agama-agama pada masa Aksial. Masa Aksial adalah masa sekitar Nabi Ibrahim a.s. Di sanalah sisi-sisi agama yang paling otentik. Demikian pandangan beliau dalam The Great Transformation.

Kaidah Tafsir

Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab baru saja melaunching buku terbarunya: Kiadah Tafsir, syarat, ketentuan dan aturan yang patut anda ketahui dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an, 2013. Buku ini tentu sangat menarik karena ditulis oleh seorang pakar yang mumpuni di bidangnya. Saya menduga bahwa buku ini merupakan kulminasi dari pengalaman intelektual Prof Quraish dalam mendalami dan mengajarkan studi al-Qur'an. Lebih istimewa lagi karena bagian terakhir buku ini dilengkapi dengan perdebatan mengenai hermeneutika. Belakangan para pengkaji studi al-Qur'an sedang "demam" hermeneutika. Prof. Quraish memaparkan makna, sejarah dan posisi hermeneutika itu. Kita tidak harus a priori dengan hermeneutika, tapi pada saat yang sama kita tetap harus kritis terhadapnya. Sebab, hermeneutika lahir di barat dimaksudkan sebagai pisau analisis untuk memahami Bibel. Bibel tidak "setara" dengan al-Qur'an. Bibel lebih pasnya dengan hadis Nabi. Bibel tentu ada banyak "masalah" dalam hal otentisitasnya karena ditulis belakangan. Bahkan menurut G.H.A Juynboll, pakar hadis kelahiran Belanda yang meskipun beliau sangat kritis terhadap hadis Nabi, tapi hadis lebih dapat dipercaya ketimbang Bibel. Hadis masih memakai sanad dan lafaz periwayatan. Sedang Bibel tidak. Para ulama tafsir sedari awal sudah berupaya keras untuk selalu mengungkap makna-makna ayat al-Qur'an. Hanya saja, dalam hermeneutika, ada kecenderungan "menyalahkan" teks. Sedang dalam tafsir dan takwil tetap saja "mengagungkan" teks. Harus diingat bahwa jauh sebelum kaidah-kaidah gramatika bahasa Arab dirumuskan, al-Qur'an sudah diturunkan kepada umat Islam. Jadi, kalau terjadi pertentangan antara kaidah umum ilmu nahwu dengan ayat al-Qur'an, tentu bukan ayatnya yang "keliru", tapi ilmu nahwunya yang belum mampu mengungkap rahasia ayat al-Qur'an. Ada banyak hal yang diungkap oleh Prof. Quraish dalam bukunya ini. Tentu saja beliau tetap memaparkan qawa'id al-tafsir--kaidah-kaidah tafsir-- sebagaimana yang lumrah dibahas oleh kitab 'ulum al-Qur'an klasik. Seperti al-Burhan fi 'ulum al-Qur'an, karya al-Zarkasyi, Manahil al-'Irfan,karya al-Zurqany, dan al-Itqan fi 'Ulum al-Quran, karya Imam Jalaluddin al-Suyuthy. Prof. Quraish juga tetap mempertahankan syte beliau selama kalau membahas terma-terma tertentu, selalu mengikutkan makna-makna semantik sebuah kata. Seperti qa-la dan ka-lam. Qa-la artinya: berkata. Ka-lam bermakna berbicara. Kedua kata ini memiliki makna dasar bergerak dan bergetar. Kalau kita berbicara pasti ada getaran dan bergerak. Ka-lam, selanjutnya siapa pun yang berbicara pasti harus berhenti. Dengan menyebut Ka-lam, ketika kita menyebut mim, pasti berhenti karena mulut kita tertutup. Selamat membaca. Wa Allah a'lam.

Minggu, 21 Juli 2013

SPMB Semakin Diminati

SPMP PTAIN tahun 2013 semakin diminaati yakni mencapai angka 100 ribu. Angka ini cukup pantastik dibanding tahun tahun sebelumnya. Angka ini juga dibutuhkan untuk menjelaskan kepada publik bahwa PTAIN bukan lagi perguruan Tinggi kelas dua, tapi Sudah sangat diminati. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam menyelenggarakan sidang penetapan kelulusan SPMB-PTAIN 2013, Kamis-Jum’at, tanggal 18 s.d 19 Juli 2013, di Grand Hotel Preanger, Bandung. Semua Pimpinan Perguruan Tinggi (UIN, IAIN, STAIN) hadir dalam penetapan. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.A, menjelaskan bahwa SPMB-PTAIN ini tidak saja dimaksudkan untuk menjaring mahasiswa baru, tapi menjadi piranti pengikat bagi pimpinan PTAIN se-Indonesia dan merajut NKRI. Sebagai peristiwa akademik, tentu kelulusan SPMB-PTAIN berdasarkan nilai akademik murni menjadi prioritas utama seorang calon mahasiswa diluluskan. Bagi Kemenag, data seleksi mahasiswa baru ini untuk dijadikan kebijakan lebih lanjut untuk penguatan kelembagaan PTAI. Rekruitmen mahasiswa baru lewat on line system sangat penting untuk mengetahui trend arus masuk ke perguruan tinggi. Dari data panitia menunjukkan bahwa arus masuk ke PTAI semakin meningkat. Itu berarti PTAI semakin diminati, dan tidak lagi menjadi perguruan tinggi kelas dua, dan menjadi pilihan terakhir.

Kamis, 18 Juli 2013

Al Gore

AL Gore adalah wakil Presiden mendampingi W. George Bush pada periode pertama. Tetapi pada periode kedua, AL Gore bersaing dengan Bush. Selisih suara beda-beda tipis, sekitar 1.700an. Terpaksa dilakukan perhitungan secara manual. Ketika perhitungan manual sudah sampai angka 300an, AL Gore berpidato agar menghentikan perhitungan manual tersebut. AL Gore berpidato dengan sangat mengabadikan. AL Gore mengutip ayahnya. bahwa ayah saya berpesan bahwa kemenangan bukanlah memenangkan sebuah pertarungan tapi kemenangan adalah kemenangan hati nurani. Saya kira, inilah teladan seorang negarawan. Rela mengalah untuk kepentingan yang lebih besar.

Rabu, 17 Juli 2013

Kritik Hadis Juynboll

G.H.A Juynboll (1935-2010) adalah peneliti hadis berkebangsaan Belanda yang sangat kritis terhadap otentisitas hadis. Nama Juynboll pertama kali saya dengar lewat kajian terbatas di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Waktu itu, anak-anak mahasiswa Jawa Barat mengadakan kajian ilmiyah dengan menghadirkan seorang pembicara yang baru saja lulus skripsi. Kalau saya tidak salah namanya: Ema Marfu'ah. Setelah itu, saya mencari tahu di perpustakaan buku dan tulisan Juynboll. Saya menemukan dua karya Juynboll dari Prof. Machasin. Yakni: (a) The Authenticity of the Tradition Literature, discussions in Modern Egypt…yang memuat perdebatan ulama Mesir mengenai otentisistas hadis dan (b)Muslim Tradition.Studies in Chronoly, Provenance and Authorship of Early Hadith ( Cambridge, 1983). Ketika saya mengambil program doktor di UIN Suka Jogjakarta, saya mendapat kisah keuletan Juynboll dari Prof. Alef Theria Wasim. Sesekali Pak Kamaruddin Amin datang ke Jogja, dan saya meminta beliau untuk bercerita tentang Juynboll. Demikian seterusnya. Saya sangat terprovokasi dengan tesis-tesis yang diajukan Juynboll. Ada konsep madar al-hadis (evolusi hadis), tumpang-tindih berkas sanad, common link, "pembuatan" sanad, penyandaran hadis yang sesungguhnya bukan kepada rasul, tapi "buatan" atau pernyataan seorang periwayat hadis sendiri, dst. Ada tokoh-tokoh periwayat hadis yang sengaja dipanjangkan umurnya agar dapat berkesinambungan periwayat sesudahnya. Mereka biasa disebut sebagai "al-mu'ammarun" dalam ilmu hadis klasik. Ada lagi tokoh-tokoh terkenal dan sangat masyhur, tapi sesungguhnya oleh Juynboll dikategorikan sebagai tokoh-tokoh fiktif, seperti Anas ibn Malik. Bagaimana sikap akademik kita? Menerima atau menolak? Menolak dengan catatan? Wa Allah a'lam.

Senin, 15 Juli 2013

Kritik Matan

Para peneliti hadis menjelaskan bahawa kritik hadis lebih fokus pada kritik sanad. Atau lebih dikenal al-naqd al-kharijy. Sedang kritik matan (redaksional) tidak mendapat porsi yang memadai. Bahkan ada adagium, iza shahha al-sanad, shahha al-matn. Kalau sebuah sanad hadis shahih, maka redaksi hadispun shahih. Lalu, dalam kenyataannya ternyata ditemukan hadis yang memiliki sanad yang shahih tetapi matannya tidak shahih. Mengapa terjadi demikian? Karena tingkat ketetatan para ulama hadis dalam menerapkan kaidah kesahihan hadis tidak sama. Ada ulama yang tasahul, longgar dalam menerapkan kaidah kesahihan sanad hadis. Ada juga yang mutasyaddidin, sangat ketat memperpegangi dan menerapkan keidah tersebut. Sebagian yang lainnya mutawassithin, moderat. Sesungguhnya kritik matan hadis sudah dimulai pada masa sahabat. A'isyah radhiyallah 'anha sering melancarakan kritik kepada sahabat yang dinilai keliru dalam menyampaikan hadis.Badruddin al-Zarkasyi(745/1344-794/1391) menulis buku khusus persoalan dengan judul: al-Ijabah li irad ma istadrakathu A'isyah 'ala al-Shahabat. Jalaluddin al-Suyuthy juga menulis buku yang sama dengan judul: 'Ain al-Ishabah fi Istidrak 'A'isyah 'ala al-Shahabat. Prof. Mustahafa Azami mengkritik karya al-Zarkasyi. Sebab, setelah diteliti ternyata karya tersebut banyak riwayatnya yang tidak memiliki sanad yang shahih. disamping itu, hanya berisi fatwa sahabat. Lagi pula banyak riwayatnya yang tidak berkesesuaian dengan ayat-ayat al-Qur'an. Dr. Shalah al-Din al-Idlaby, Manhaj Naqd al-Matn mengatakan bahwa para teolog muktazilah mengejek ulama hadis sebagai "zawamil asfar', unta-unta pembawa kertas. Mereka menerima hadis dan meriwayatkannya tanpa memahami maknanya. Prof. Ahmad Amin dalam dua kitabnya, Fajr al-Islam dan Dhuha al-Islam mengkritik dengan tajam betapa ulama hadis kurang perhatian terhadap kritik matan. Kritik matan terasa "diabaikan". Para ulama hadis berlomba-lomba memperkuat kritik sanad. Seakan-akan dengan kritik sanad, semuanya beres. Memang Dr Muhammad Thahir al-Jawwaby menulis buku: Juhud al-Muhaddithin fi naqd Matn al-Hadith al-Nabawy al-Syarif untuk membela bahwa sesungguhnya kritik matan juga mendapat perhatian khusus sebermula masa sahabat hingga sekarang. Pada bagian terakhir bukunya, al-Jawwaby mengkritik Dr Ignaz Goldziher, orientalis yang menulis buku: Muslim Studies yang sangat masyhur itu.

Berdakwah

Seorang kawan yang telah menyandang titel professor datang bertamu ke kantor. Saya berbicang ringan dengan beliau. Tidak lama kemudian, sang professor bercerita bahwa ia baru saja datang dari sebuah kota untuk "al-khuruj" ( berdakwah keluar kota). Beliau bercerita dan kelihatan sangat menikmati keterlibatannya dengan sebuah gerakan dakwah tersebut. Saya membiarkan beliau untuk bercerita. Dan pada penghujung diskusi ringan itu, saya mengajukan pertanyaan yang cukup menghentak kawan tadi. Okelah pak Kyai, ikut al-khuruj baik-baik saja, dan sebagai misi mulia. lalu, siapa yang merawat ilmu? Siapa yang mengembangkan riset? Siapa yang mengembangkan ilmu pengetahuan, kalau pak Prof yang memiliki ilmu yang mumpuni ini juga ikut-ikutan seperti itu? Sang professor sepertinya terkejut, seraya berucap: "terima kasih dik atas pandangannya". Saya menyadari akan tugas berat sebagai ilmuan ini. Saya akan pikirkan saran dan masukannya. Tidak lama kemudian, sang professor pamit, dan kami salaman. Saya tidak habis pikir, bagaimana seorang yang sudah mumpuni ilmunya masih saja ikut-ikutan al-khuruj. Padahal, tugas keilmuan memerlukan konsentrasi penuh. Bagaimana mungkin ilmu dapat berkembang kalau para guru besarnya juga "berkeliaran" demikian itu. Kita membutuhkan ilmuan esketis. Ilmuan yang senantiasa menjaga integritasnya sebagai ilmuan. Ilmuan yang setiap harinya mengembangkan ilmu dan pengetahuannya. Bukannya menjelaskan hal-hal yang elementry yang sesungguhnya dapat dijelaskan oleh anak-anak muda yang baru pemula itu. Demikian

Ceramah

Bulan suci ramadhan biasanya identik dengan bulan yang penuh dengan ceramah. Di masjid, surau, langgar dan mushalla dipenuhi dengan ceramah. Bahkan sekarang ini, sudah muncul da'i selebritas. Seorang ustaz atau da'i yang sekaligus selebriti. Sebagai da'i tentu yang bersangkutan akan bertindak sebagai pemberi nasehat agama. Sebagai selebriti, tentu akan menghibur. hanya saja, pada faktanya biasanya fungsi menghiburnya lebih dominan daripada dakwahnya. Mungkin itulah sebabnya, meskipun banyak penceramah yang tampil pada berbagai media, tapi belum mampu memberi perubahan pada masyarakat. Umat Islam tidak tambah sadar akan ajaran agama yang dipeluknya. Ketidakteraturan dalam hidup, rendah disiplin, kurang produktif, kurang menghargai sesama, kurang berbagi tetap saja menjadi fenomena keseharian umat Islam. Gampang diprovokasi, mudah marah, dan lain-lain masih saja menjadi pemandangan harian kita. Ceramah belum dapat menjadi pemicu perubahan umat Islam. bahkan ada yang berpendapat, jangan-jangan karena terllau banyak ceramah sehingga bangsa ini menjadi mundur. Apalagi kalau ceramahnya hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Seperti pada khutbah jum'at. Ada banyak materi khutbah yang hanya sekedar sebagai syarat pelaksanaan jum'at saja. Semoga ceramah agama dapat menjadi "suluh" umat, sehingga bangsa ini lebih maju.

Kekuatan Cerita

Paul Smith baru saja menulis buku dengan judul: Lead With A Story, 2013. Buku ini merekomendasikan pentignya kekuatan bercerita bagi pemimpin perusahaan. Pemimpin besar biasanya juga bertindak sebagai pencerita yang handal (storyteller). Sebab, cerita dapat menyemangati dan memberi inspirasi. Bahkan, manusia ini adalah makhluk pencerita yang ulung. al-Insan hayawan al-nathiq.

Sabtu, 13 Juli 2013

Bermental Juara

Think like a champion! Berpikirlah seperti sang juara. Berpikirlah untuk selalu menjadi terbaik. Jangan menetapkan cita-cita demikian rendah. Bergairahlah dalam mengerjakan sesuatu. Bekerja keraslah. Fokuslah pada tujuan. Totallah dalam bekerja. Pada tahun 1990, Trump jatuh bangkrut. Media telah memberitakannya sudah habis, hilang, dan lenyap. Ia tetap tegar, dan menyadari bahwa memang ia dalam masalah besar. Ia melangkah dan sangat percaya diri. Ketakutan disisihkannya. Ketakutan diubahnya menjadi kekuatan. Sebab, ketakutan dapat membuat serigala lebih besar dari sesungguhnya. Ia terjatuh, lalu bangkit lagi. Masalah diuraikannya dengan penuh perhitungan. Ketekunan, keuletan, kerja keras. Itulah resep Trump untuk keluar dari masalah. Ia memang sang pemenang. Trump telah banyak menulis buku, dan menginspirasi jutaan orang. The art of the deal, 1987, dan the art of the comeback, 1997, dua buku Trump yang menginspirasi Robert Kiyosaki untuk bangkit dari kejatuhan bisnisnya. Buku Trump yang lain,antara lain Think like a champion!dan Think big and kick ass, 207. Buku yang terakhir ditulis bersama Bill Zanker. Trump adalah penganjur buku Albert Einstein, Ideas and Opinion. Einstein bukan hanya saintis,tapi juga seorang ilmuan besar. Berpikir besar kunci sukses Trump. Yang unik, Trump juga sangat dekat dengan kehidupan glamour. Ia memiliki isteri tiga, dan anak lima. Biasanya pengusaha yang berpoligami cenderung merosot. Tapi Trump tetap saja bersinar. Satu hal yang sulit diterima dari Trump adalah hidupnya yang eksklusif. Ia sangat menjaga privasi dan eksklusifitasnya. Ia memilih milih orang dalam berjabat tangan. Ia memang sukses dalam kepemimpinan bisnis, tapi pasti sulit menjadi presiden.

Rabu, 10 Juli 2013

Birokrasi

Birokrasi masa depan adalah birokrasi yang melayani, dan tidak ribet. Selama ini, birokrasi terkesan ruwet dan berbelit belit. Kompleks. Dan cenderung mempersulit.Ada adagium, kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah. Sesungguhnya, birokrasi pada tempatnyalah untuk melayani dan mempermudah. Birokrasi ibarat komputer atau tablet. Mekanisme kerjanya pada dasarnya sangat rumit, dan complicated. Tapi pemanfaatannya sangat mudah. Dan setiap penggunanya sangat familiar dan enjoy. Demikianlah idealnya birokrasi bekerja. Demikian pandangan Cass R. Sunstein dalam bukunya Simpler The Future of Goverment, 2013. Pelayanan oleh aparat pemerintah sebaiknya lebih baik. Salah satu tipnya adalah struktur birokrasi dibuat ramping tapi kaya fungsi. Tidak seperti sekarang ini, birokrasi yang tambung, gemuk, tapi tidak bisa berjalan cepat. Birokrasi penuh dengan beban. Hanya biromrasi yang ramping, dan diisi oleh orang-orang yang kompeten yang sangat dibutuhkan sekarang ini.

Senin, 08 Juli 2013

Suara Hati

Stephen R. Covey menulis buku The 8 Habits. Sebelumnya beliau sudah menulis The seven Habits yang sangat masyhur itu. Pada buku The 8 Habits berbicara bagaimana cara menemukan suara hati dan mengajak orang banyak untuk menemukan hal yang sama. Pada awal bukunya itu, Covey bercerita tentang Muhammad Yunus penggagas Grameen Bank, Bangladesh. Muhammad Yunus berkisah bahwa ketika ia baru saja lulus doktor dari Amerika, ia sangat antusias untuk mengajarkan teori-teori ekonomi yang muluk-muluk. Tetapi, ketika beliau keluar kelas, ia menyaksikan pemandangan yang sangat kontras. Ada banyak orang miskin yang terkapar karena waktu itu, Bangladesh lagi ditimpa kelaparan secara masif. Ada banyak orang yang sakit dan terkapar di rumahnya, tinggal menunggu ajal tanpa berobat dan ke rumah sakit. Semua karena kemiskinan. Suatu waktu, Dr Yunus didampingi mahasiswanya mewawancarai seorang ibu rumah tangga yang sedang membuat anyaman bambu (dingklik). Berapa hasil yang didapatkannya setiap harinya, dengan kerja kerasnya itu. Ibu itu menjawab: "2 sen dollar". Jumlah terllau sedikit dibanding dengan kerja keras dan anyaman bambu yang sangat bagus itu. Yunus bertanya lagi: "berapa harga bambunya"?. 20 sampai 25 dollar, jawab sang ibu. Jumlah yang sangat kecil tentunya. Anyaman si ibu tadi dijual kepada seorang pedagang yang telah mempekerjakannnya. Linta darat? Lihat, betapa miskinnya si ibu tadi. sampai kapan mereka dapat mengakhiri kemiskinannya itu? Dada Dr Yunus bergemuruh. Dan pada akhirnya, ia menemukan sudut pandang baru. Ia harus membantu meringankan beban yang melilit ibu miskin itu. Satu atau dua orang. Dan pada akhirnya, Dr Yunus dapat mendirikan Grameen Bank dan menginspirasi jutaan orang di dunia. Ternyata, orang miskin dapat membayar utang dan pajak tepat waktu. Fakta ini sekaligus membalikkan teori selama ini. Halmana bank-bank konvensional tidak percaya kepada orang miskin. Mereka hanya percaya kepada pengusaha besar sehingga kreditnya selalu terkucur kepada pengusaha besar. Suara hati. Suara hati sangat penting di era sekarang. suara hati yang dapat mengubah tatanan dunia. Suara hati yang dapat membalikkan kemiskinan menjadi kehidupan yang layak. Dr Yunus telah mengubah sudut pandangnya melihat dan mengubah dunia. Temukan dan ikuti suara hati. Ajaklah orang lain untuk menemukan suara hati mereka. Pasti kelak Anda bisa meraih sukses besar.

Pembinaan Akademik

Revolusi informasi berdampak luar biasa terhadap reformasi pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpusat pada teacher menjadi pembelajaran yang berbasis IT. Seorang guru dan dosen hanya sebagai fasilitator. Dan kalau mereka kurang tanggap, mahasiswanya dapat meninggalkannya. Mereka membutuhkan perubahan, bukan seorang guru. Pembelajaran juga harus berbasis riset. Seorang guru terutama dosen harus mengajarkan sesuatu berdasarkan hasil riset yang dilakukannya. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan 'common sense' kepada mahasiswanya. Dunia sekarang sudah terkonek dengan dunia lain. World is flat, kata Thomas Friedman. Kita tidak hidup sendirian. Mahasiswa harus dari awal dibekali dengan sejumlah kompetensi dan kesadaran akan global citizenship. Bahwa kita hidup dan sadar akan komunitas dunia. Bahasa Inggeris merupakan keniscayaan untuk memasuki persaingan global. Orang China termasuk sangat ekspansif dalam hal ini. Mereka membuat perkampungan China di mana-mana. China Town. Cirinya, mereka menyediakan berbagai makanan yang bercita rasa Asia, menjual sovenir dengan harga murah, dan kebutuhan lainnya yang lebih murah dari harga rata-rata. Dengan fenomena ini sesungguhnya bangsa China sedang menaklukan dunia. Revolusi Pembelajaran Dr Jamil Salmi, salah seorang nara sumber inti dalam Summer Institut, HKU. Dr Jamil membahas masa depan pendidikan tinggi. Pokok bahasannya dihubungkan dengan perubahan teknologi informasi yang demikian cepatnya. Penguasaan dan pemanfataan teknologi dalam proses pembelajaran adalah suatu kemestian. Informasi menyebar demikian cepatnya. Di dunia medis demikian pula halnya. Bahkan robot akan menggantikan posisi dokter yang sesungguhnya. Sekarang sudah era paper less culture. Penggunaan kertas sudah berkurang atau tidak sama sekali. Face booker society. Masyarakat pengguna face book. Semua informasi biasanya sudah ramai dibicarakan di face book. Demikian pula twitter. Seseorang lebih senang "berkicau" di Twitter. Bahkan ujian mahasiswa sudah bisa lewat internet. Kurikulum berubah dalam dua tahun. E-lab dan e-library sudah hal yang sangat biasa. Sekarang mahasiswanya pun sudah "new student". Mahasiswa di era baru. Tidak seperti mahasiswa dulu. Datang duduk, dan siap menerima materi pelajaran atau kuliah dari seorang dosen. Sekarang, dosen tak lebih sebagai "fasilitator". Sebab, informasi sudah demikian masifnya. Apa yang akan disampaikan oleh seorang dosen di kelas, mungkin sudah diketahui oleh para mahasiswanya. pendidikan di masa depan, sangat boleh jadi dalam hal pendanaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kucuran dana pemerintah. Ada banyak donatur yang siap menginvestasikan dana untuk kepentingan pendidikan dan dunia usaha. lalu, pertanyaannya kemudian, apakah pendidikan tinggi sudah siap dengan situasi ini? Perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebarannya juga sudah demikian cepat dan massif. tercatat sudah 1,5 juta artikel mengenai sain dan teknologi. How can we update our knowledge? Learning for life. Knowledge for safety, tandas Dr Jamil. Dalam pembelajaran,kita membutuhkan new pedagogical approaches. Revolusi IT What are our students expectations? Have less "respect" for the teacher, more willing to challenge. Demikian sepenggalan kalimat dari Prof. Nicholls, HKU. Berkat revolusi IT, informasi sangat cepat beredar. Kejadian di suatu daerah terpencil, dalam waktu yang sangat singkat dapat diketahui di belahan dunia lainnya. Globalisasi. Hampir tidak ada infromasi yang dapat ditutup-tutupi sekarang. Dulu, guru, Kyai sangat dihormati karena merekalah satu-satunya sumber informasi. Sekarang, zaman sudah berubah. Google dan media sosial lainnya sudah menyiapkan lebih dari 70% infromasi yang dibutuhkan manusia. Dalam hitungan detik, informasi apa pun yang kita butuhkan, dapat dijelaskan oleh Google. Dengan demikian, para pendidik, guru, Kyai, dosen harus mengerti perubahan ini. Materi, metode pembelajaran harus diubah. Kita seharusnya menekakan pada penttingnya critical analysis. Bagaimana menganalisis "tumpukan" atau bahkan "sampah" informasi itu. Demikian pula dengan orang tua. Perlu perubahan pola komunikasi dalam mendidik putra-puteri kita. Hampir semua anak usia muda sudah memegang hand phone. Itu berarti, aspek finansial dalam keluarga harus diperhatikan. Seorang orang tua tidak bisa lagi mengandalkan konsep "birr al-walidain", berbakti kepada kedua orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka dihormati. Zaman sudah berubah. Seorang anak remaja sudah demikian "gaul". Mereka sudah sangat terkonek dengan seusianya dari selruh belahan dunia. Anak-anak juga semakin cepat dewasa. Bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah revolusi teknologi informasi yang demikian ini? jangan-jangan suatu waktu, anak-anak kita hanya menghormati orang tuanya karena kebetulan merekalah yang melahirkannya. Anak-anak hormat kepada orang tua karena "numpang" lewat lahir ke dunia fana ini. Gawat! Demikian pula dalam hal kepemimpinan. Seorang top manajer yang kurang menguasai informasi mengenai bidangnya pasti kehilangan kontrol dan kekuasaan.The end of leardership,kata Barbara. Kita harus berpikir keras untuk "memenangkan" pertarungan di era digital ini. akankah kehidupan ini akan lebih baik dengan semua ini? Atau sebaliknya. Kita harus optimis. Ini adalah sunnatullah. Daripada menentang arus lebih baik mengalir bersamanya.

Pembinaan Akademik

Revolusi Informasi Revolusi informasi berdampak luar biasa terhadap reformasi pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpusat pada teacher menjadi pembelajaran yang berbasis IT. Seorang guru dan dosen hanya sebagai fasilitator. Dan kalau mereka kurang tanggap, mahasiswanya dapat meninggalkannya. Mereka membutuhkan perubahan, bukan seorang guru. Pembelajaran juga harus berbasis riset. Seorang guru terutama dosen harus mengajarkan sesuatu berdasarkan hasil riset yang dilakukannya. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan 'common sense' kepada mahasiswanya. Dunia sekarang sudah terkonek dengan dunia lain. World is flat, kata Thomas Friedman. Kita tidak hidup sendirian. Mahasiswa harus dari awal dibekali dengan sejumlah kompetensi dan kesadaran akan global citizenship. Bahwa kita hidup dan sadar akan komunitas dunia. Bahasa Inggeris merupakan keniscayaan untuk memasuki persaingan global. Orang China termasuk sangat ekspansif dalam hal ini. Mereka membuat perkampungan China di mana-mana. China Town. Cirinya, mereka menyediakan berbagai makanan yang bercita rasa Asia, menjual sovenir dengan harga murah, dan kebutuhan lainnya yang lebih murah dari harga rata-rata. Dengan fenomena ini sesungguhnya bangsa China sedang menaklukan dunia. Revolusi Pembelajaran Dr Jamil Salmi, salah seorang nara sumber inti dalam Summer Institut, HKU. Dr Jamil membahas masa depan pendidikan tinggi. Pokok bahasannya dihubungkan dengan perubahan teknologi informasi yang demikian cepatnya. Penguasaan dan pemanfataan teknologi dalam proses pembelajaran adalah suatu kemestian. Informasi menyebar demikian cepatnya. Di dunia medis demikian pula halnya. Bahkan robot akan menggantikan posisi dokter yang sesungguhnya. Sekarang sudah era paper less culture. Penggunaan kertas sudah berkurang atau tidak sama sekali. Face booker society. Masyarakat pengguna face book. Semua informasi biasanya sudah ramai dibicarakan di face book. Demikian pula twitter. Seseorang lebih senang "berkicau" di Twitter. Bahkan ujian mahasiswa sudah bisa lewat internet. Kurikulum berubah dalam dua tahun. E-lab dan e-library sudah hal yang sangat biasa. Sekarang mahasiswanya pun sudah "new student". Mahasiswa di era baru. Tidak seperti mahasiswa dulu. Datang duduk, dan siap menerima materi pelajaran atau kuliah dari seorang dosen. Sekarang, dosen tak lebih sebagai "fasilitator". Sebab, informasi sudah demikian masifnya. Apa yang akan disampaikan oleh seorang dosen di kelas, mungkin sudah diketahui oleh para mahasiswanya. pendidikan di masa depan, sangat boleh jadi dalam hal pendanaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kucuran dana pemerintah. Ada banyak donatur yang siap menginvestasikan dana untuk kepentingan pendidikan dan dunia usaha. lalu, pertanyaannya kemudian, apakah pendidikan tinggi sudah siap dengan situasi ini? Perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebarannya juga sudah demikian cepat dan massif. tercatat sudah 1,5 juta artikel mengenai sain dan teknologi. How can we update our knowledge? Learning for life. Knowledge for safety, tandas Dr Jamil. Dalam pembelajaran,kita membutuhkan new pedagogical approaches. Revolusi IT What are our students expectations? Have less "respect" for the teacher, more willing to challenge. Demikian sepenggalan kalimat dari Prof. Nicholls, HKU. Berkat revolusi IT, informasi sangat cepat beredar. Kejadian di suatu daerah terpencil, dalam waktu yang sangat singkat dapat diketahui di belahan dunia lainnya. Globalisasi. Hampir tidak ada infromasi yang dapat ditutup-tutupi sekarang. Dulu, guru, Kyai sangat dihormati karena merekalah satu-satunya sumber informasi. Sekarang, zaman sudah berubah. Google dan media sosial lainnya sudah menyiapkan lebih dari 70% infromasi yang dibutuhkan manusia. Dalam hitungan detik, informasi apa pun yang kita butuhkan, dapat dijelaskan oleh Google. Dengan demikian, para pendidik, guru, Kyai, dosen harus mengerti perubahan ini. Materi, metode pembelajaran harus diubah. Kita seharusnya menekakan pada penttingnya critical analysis. Bagaimana menganalisis "tumpukan" atau bahkan "sampah" informasi itu. Demikian pula dengan orang tua. Perlu perubahan pola komunikasi dalam mendidik putra-puteri kita. Hampir semua anak usia muda sudah memegang hand phone. Itu berarti, aspek finansial dalam keluarga harus diperhatikan. Seorang orang tua tidak bisa lagi mengandalkan konsep "birr al-walidain", berbakti kepada kedua orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka dihormati. Zaman sudah berubah. Seorang anak remaja sudah demikian "gaul". Mereka sudah sangat terkonek dengan seusianya dari selruh belahan dunia. Anak-anak juga semakin cepat dewasa. Bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah revolusi teknologi informasi yang demikian ini? jangan-jangan suatu waktu, anak-anak kita hanya menghormati orang tuanya karena kebetulan merekalah yang melahirkannya. Anak-anak hormat kepada orang tua karena "numpang" lewat lahir ke dunia fana ini. Gawat! Demikian pula dalam hal kepemimpinan. Seorang top manajer yang kurang menguasai informasi mengenai bidangnya pasti kehilangan kontrol dan kekuasaan.The end of leardership,kata Barbara. Kita harus berpikir keras untuk "memenangkan" pertarungan di era digital ini. akankah kehidupan ini akan lebih baik dengan semua ini? Atau sebaliknya. Kita harus optimis. Ini adalah sunnatullah. Daripada menentang arus lebih baik mengalir bersamanya.

Fenomena Salman Khan

Salman Khan lahir pada tanggal 11 oktober 1976. Ia adalah seorang Amerika yang berkebangsaan Bangladesh. Ia seorang pendidik dan entrepreneur. Ia pendiri Khan Academy ( a free online education platform and non profit organization). Dimulai dari rumah kecilnya, Khan memproduksi lebih dari 4.000 video pembelajaran mengenai matematika dan sains. Pada mei 2013, Khan Academy lewat channel youtube sudah satu juta video yang ditonton oleh lebih dari 268 juta kesempatan. Oleh majalah Forbes, Salman Khan diposisikan sebagai “ S 1 Trillion Opportunity”. Buku terbarunya: The One World Schoolhouse, 2013. Salman Khan lahir di New Orleans, Louisiana. Ayahnya dari Barisal, Bangladesh, dan ibunya dari Calcutta, India. Ingat Calcutta berarti ingat Mother Theresa. Salman adalah seorang muslim. Salman lulusan ilmu komputer dari MIT (Massachussets Institute of Technology), dan MBA dari Harvard Business School. Ia telah menikah dengan Umaima Marvi, seorang Amerika yang berkebangsaan Pakistan.

Minggu, 07 Juli 2013

The End of Competition?

The End of Competition? Sekarang adalah era co-opetition. Cooperation. Kerja sama. Perusahaan besar dalam berbagai bidang seperti perbankan, industri, dll tidak lagi zamannya mengembangkan "berkompetisi", tapi kerjasama. Kolaborasi. Ada bagian-bagian tertentu pada perusahaan atau lembaga tertentu yang disepakati. Dengan kemajuan teknologi informasi, halmana manusia di belahan dunia manapun dapat terkonek dengan yang lainnya, memaksa kita untuk berkolaborasi dengan siapapun. Tentu dengan trust yang tinggi dan integritas masing-masing personal dan perusahaan. Demikian inti dari majalah: Co-opetition: The End of Competition?, 2013. Perusahan apa pun dan siapapun sekarang ini, tidak bisa mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri. Semua orang di manapun dan kapanpun pasti memerlukan kekuatan lainnya. Tidak ada lagi orang atau perusahaan yang superbody. Hebat sendiri. Bukan hanya itu, group sepak bola juga sudah lama mempraktikkan "kolaborasi" dengan cara mengontrak pemain luar negeri untuk memperkuat timnya. Makan tidak heran, kalau kita menyaksikan persatuan sepak bola yang pemainnya memiliki warna kulit yang sangat kontras dengan pemandangan keseharian kita di Indonesia. Biasanya juga mereka sangat antusias dalam mempertahankan tim yang mengontraknya. Lebih-lebih lagi dalam pembelajaran World Class University pasti melibatkan international student dan para pengajar dari belahan dunia lain. Bahkan Salman Khan pendiri Khan Academy sedang gencar-gencarnya "mempromosikan" kelas internasional. Khan adalah alumni Harvard University yang sangat percaya akan kedahsyatan teknologi informasi. Dengan IT kita dapat terhubung dengan siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Pendidikan dan pembelajaran dapat "dimodifikasi" sedemikian rupa dengan mengandalkan teknologi informasi. Khan bahkan menulis buku terbarunya dengan judul: The One World Schoolhouse, 2013.

Humor: 4 hal

Saya bercerita kepada seorang kawan, bahwa setelah manusia terlahir di dunia, ada tiga hal yang tidak bisa dihindarinya. Yakni, tua, sakit, dan mati. Dan ditambah satu lagi, ....dan membayar pajak, kata kawan saya itu. Kawan itu kebetulan dari Kementerian Keuangan.