Senin, 15 Juli 2013
Kritik Matan
Para peneliti hadis menjelaskan bahawa kritik hadis lebih fokus pada kritik sanad. Atau lebih dikenal al-naqd al-kharijy. Sedang kritik matan (redaksional) tidak mendapat porsi yang memadai. Bahkan ada adagium, iza shahha al-sanad, shahha al-matn. Kalau sebuah sanad hadis shahih, maka redaksi hadispun shahih. Lalu, dalam kenyataannya ternyata ditemukan hadis yang memiliki sanad yang shahih tetapi matannya tidak shahih. Mengapa terjadi demikian? Karena tingkat ketetatan para ulama hadis dalam menerapkan kaidah kesahihan hadis tidak sama. Ada ulama yang tasahul, longgar dalam menerapkan kaidah kesahihan sanad hadis. Ada juga yang mutasyaddidin, sangat ketat memperpegangi dan menerapkan keidah tersebut. Sebagian yang lainnya mutawassithin, moderat.
Sesungguhnya kritik matan hadis sudah dimulai pada masa sahabat. A'isyah radhiyallah 'anha sering melancarakan kritik kepada sahabat yang dinilai keliru dalam menyampaikan hadis.Badruddin al-Zarkasyi(745/1344-794/1391) menulis buku khusus persoalan dengan judul: al-Ijabah li irad ma istadrakathu A'isyah 'ala al-Shahabat. Jalaluddin al-Suyuthy juga menulis buku yang sama dengan judul: 'Ain al-Ishabah fi Istidrak 'A'isyah 'ala al-Shahabat.
Prof. Mustahafa Azami mengkritik karya al-Zarkasyi. Sebab, setelah diteliti ternyata karya tersebut banyak riwayatnya yang tidak memiliki sanad yang shahih. disamping itu, hanya berisi fatwa sahabat. Lagi pula banyak riwayatnya yang tidak berkesesuaian dengan ayat-ayat al-Qur'an.
Dr. Shalah al-Din al-Idlaby, Manhaj Naqd al-Matn mengatakan bahwa para teolog muktazilah mengejek ulama hadis sebagai "zawamil asfar', unta-unta pembawa kertas. Mereka menerima hadis dan meriwayatkannya tanpa memahami maknanya. Prof. Ahmad Amin dalam dua kitabnya, Fajr al-Islam dan Dhuha al-Islam mengkritik dengan tajam betapa ulama hadis kurang perhatian terhadap kritik matan. Kritik matan terasa "diabaikan". Para ulama hadis berlomba-lomba memperkuat kritik sanad. Seakan-akan dengan kritik sanad, semuanya beres. Memang Dr Muhammad Thahir al-Jawwaby menulis buku: Juhud al-Muhaddithin fi naqd Matn al-Hadith al-Nabawy al-Syarif untuk membela bahwa sesungguhnya kritik matan juga mendapat perhatian khusus sebermula masa sahabat hingga sekarang. Pada bagian terakhir bukunya, al-Jawwaby mengkritik Dr Ignaz Goldziher, orientalis yang menulis buku: Muslim Studies yang sangat masyhur itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar