Gallery

Minggu, 28 Desember 2014

Ledakan Penduduk

Tahun 2045 diramalkan akan terjadi ledakan penduduk dan mencapai 9 miliyard. Cina sudah mengantisipasinya dengan menerapkan kebijakan satu keluarga satu anak. China is already below replacement fertility, thanks in part t its coercive one-child policy. Ledakan penduuk harus diantisipasi dengan mengontrol angka kelahiran. Pasca orde baru, atau di era reformasi, keluarga berencana tampaknya kurang mendapat perhatian serius tertentu. Bahkan ada etnis tertentu yang sedari dulu tidak perduli dengan program KB yang dicanangkan pemerintah. Lucunya lagi, ditengarai ada partai politik tertentu karena memiliki paham dan ideologi tertentu yang dengan alasan memperbanyak kader, mereka tidak ikut program berencana. Untuk negara negara maju seperti Prancis, Kanada, memang rata rata perkembangan penduduknya zero growth. Nol persen. Kalau pun ada warganya yang memiliki anak lebih dari satu biasanya dari migrasi.

Kamis, 25 Desember 2014

Arab Badui

Sewaktu kami di Arab Saudi, kami hendak bertemu dan berdiskusi dengan komunitas Arab Badui. Arab Badui komunitas yang unikn Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimahnya menggambarkan orang Badui sebagai komunitas padang pasir yang sangat memegang teguh kemurnian nasab. Mereka sangat mementingkan kesucian nasab. Seseorang pasangan suami isteri harus steril dari perbuatan menyimpang seperti zina atau selingkuh. Kehidupan Badui yang nomad, berpindah pindah digambarkan sangat keras. Orang Badui juga biasa diidentikkan dengan kehidupan yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Orang Badui bahkan biasa diidentikkan dengan orang berperangai kasar dan lugu. Kalau menyampaikan kritik tanpa tedeng aling aling. Mereka biasa berkata kasar. Mereka bukanlah kalangan terpelajar. Akan tetapi, orang Badui sangat murah hati. Mereka juga sangat telaten dalam menghafal syair syair arab yang turun temurun diwariskan dengan tradisi lisan. Orang Badui terkenal dengan kekuatan hapalannya. Bahkan Leopold Weiss yang belakangan berganti nama dengan Muhammad Asad memeluk Islam karena terpesona dengan sikap jujur dan murah hati seorang Badui. Suatu malam di tengah hamparan gurun pasir, Muhammad Asad tersesat. Ia hanya melihat dari kejauhan ada perapian. Dengan sisa sisa tenaga. ia menghampirinya barangkali di sana ada kehidupan. Benar, di tengah gurun yang ganas ada gubuk seorang Badui. Asad bertamu dan numpang menginap. Tidak lama kemudian terdengar kambing mengembek. Ternyata si Badui memotong kambing untuk menjamu tamunya. Singkat cerita, Asad tidur nyenyak. Tidak lama kemudian datanglah badai gurun memporak poranda gubuk si Badui. Keesokan paginya, Asad menelisik, ke mana gerangan kambing yang mengembek semalam. Kami hanya memiliki seekor kambing. Itupun sudah kami potong semalam. Perintah Nabi Muhammad shalla Allah alaih wa sallama, kami wajib memuliakan tamu. Asad insaf dan pikirannyaenerawang bahwa ternyata Islam yang selama ini digambarkan media barat adalah keliru. Ternyata Islam memliki ajaran yang sangat indah. Dan beliau menguvapkan syahadat. Asyhadu an la ilaha illa Allah. wa asyhadu anna Muhammadan rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Demikian sekelumit kisah Muhammad Asad yang dituturkannya lewat bukunya Road to Mecca yang sesungguhnya menggambarkan pengembaraan penulisnya untuk menemukan Islam. Kembali ke Badui. Syekh Jam"an Al. Ghamidy yang mendampingi kami membawa kami ke salah satu perkampungan Badui. Saya melihatnya sebagai salah satu representasi kehidupan Badui. Yakni hidup di pinggiran kota, beternak onta. Gubuknya hanya beratapkan langit. Hidup seadanya. Barangkali orang Badui yang kami temui otu tidak lagi murni Badui. tetapi sudah Badui yang muhadhdhar. Seorang Badui yang modern. menurut cerita, orang Badui sekarang sudah kaya kaya. Sebab. kalau memelihara kambing, maka rata rata jumlahnya di atas seribu ekor. Rumahnya juga dari luar biasa. Tetapi di dalamnya sangat mewah. Di Mekkah sudah sangat sulit ditemukan Badui yang asli. yang ada adalah al.badawah al.muhadhdhar. Badui yang sudah modern.

Rabu, 24 Desember 2014

Sisi Lain Mekkah

Mekkah adalah kiblat dunia Islam. Kota Mekkah adalah "kota tua", al-bait al-'atiq. Di kota Mekkah terletak baitullah, Ka'bah. Mekkah adalah kota yang memiliki sejarah panjang. Perjalanan ke Mekkah adalah wisata spiritual. Siapa pun yang berkunjung ke Baitullah berarti ia masuk ke jantung Islam, meminjam istilah Karen Armstrong, Ka'bah adalah the heart of Islam. Ada hal yang menarik di era sekarang yakni, di sekitar Ka'bah ada banyak bangunan hotel berbintang persis di di hadapan Ka'bah. Bangunan-bangunan hotel, pusat-pusat perbelanjaan dan istana raja Fahd terasa mengurangi kekhusyukan melaksananakan thawaf. Ka'bah adalah simbol "Tangan Tuhan". Ka'bah adalah bangunan sederhana sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia. Sementara bangunan pencakar langit yang mengitari merupkan simbol kemewahan duniawi. Seakan-akan setelah seseorang melaksanakan thawaf, sa'i antara shafa dan marwah, begitu keluar langsung berhadapan dengan dunia belanja yang profan. Sakralitas Ka'bah, baitullah sudah tergerus? hal yang sama juga terjadi di Masjid al-Nabawy, Madinah. Masjid Nabawy yang di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama, makam Abu Bakar, dan Umar ibn al-Khattab. Di dalam Masjid Nabawy juga ada raudhah yang sangat mulia menurut hadis Nabi. Bahkan kota Madinah itu sendiri memiliki"tempat" tersendiri bagi Nabi. Nabi pernah bersabda: Allahumma ij'al bi al-madinah dhi'fay ma ja'alta bi Makkah min al-barakah. Ya Allah, jadikanlah kota Madinah ini berberkah dua kali lipat dari keberkahan kota Mekkah. Di sekitar Masjid al-Nabawy juga berdiri bangunan hotel yang sangat megah, seperti hotel Hilton. Sakralitas Masjid al-Nabawy sudah pudar? Wa Allah a'lam.

Sabtu, 13 Desember 2014

Alumni

Kemarin, tanggal 13 desember 2014,sajausua Hng Dekan Fakuktas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Acara seminar nasional dan temu alumni. Ada beberapa perwakilan mahasiswa dari UIN Syarifhidayatullah, Jakarta, UIN Raden Fatah Palembang, dan IAIN Manado. Pertemuan tersebut juga dimeriahkan oleh pentas seni mahasiswa yang memperagakan tari padduppa. Tari menyambut tamu. Ada nuansa kearifan lokal yang kental. Tari padduppa mewakili etnis besar di Sulawesi, Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Masing masing duta menyampaikan pesan persahabatan dengan menggunakan bahasa daerah masing masing. Ada beberapa hal yang saya sampaikan pada pertemuan tersebut, antata lain: 1. Seperti biasa, saya mengutip Rubaiyat Rumi...betapa nikmatnya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Mengalir bagai air. Tidak membeku pada satu titik. Kemarin kata kata sudah lenyap. Hari ini kita harus menemukan kata yang baru. Hidup ini harus mengalir. Dinamik. Jangan berdiam pada satu tempat saja. Har

Kamis, 04 Desember 2014

Jokowi: Presiden Rakyat

Joko Widodo adalah presiden yang merakyat. Gaya blusukan merupakan brandingnya. Pasukan pengamanan presiden kewalahan mengamankan sepak terjang presiden yang sangat merakyat. Pak Jokowi tidak bisa dipisahkan dengan rakyat. Pemandangan seperti ini terlihat ke mana saja pak Jokowwi berkunjung. Pada acara upacara peringatan hari korpri di Monas juga demikian. Sambutan Presiden singkat. Mengajak seluruh PNS untuk memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat. Bahkan ada kawan yang nyeletuk, begitu singkatnya pidato presiden, sehingga yang baca do"a lebih panjang daripada amanat presiden. Singkat, padat, jelas, dan terarah. Jauh dari kesan pencitraan. Pak Jokowi bicara apa adanya. Sederhana. Lurus. Tidak berliku. Begitu upacara selesai, pak Jokowi langsung merangsek ke peserta upacara. Barisan upacara berhamburan. Secepat kilatbpasukan pengamanan presiden melindungi beliau tapi tidak terlalu ketat. Barangkali mereka sudah diberitahu batas batas kewenangannya agar tidak membuat sang presiden tidak berjarak dengan rakyatnya. Saya menyaksikan betapa masyarakat sangat mencintai pak Jokowi. Antusiasme mereka sangat dominan. Mereka rela berdesak desakan hanya untuk menjabat tangan sang presiden. Sambil berteriak histeris, pak Jokowi. Pak Jokowi. Pak Jokowi. Bahkan ada yang dua atau tiga kali menjabat tangan mulia sang presiden.