Gallery

Sabtu, 12 Oktober 2019

Guru, Profesi Mulia

Hari Kamis, tanggal 10 Oktober 2019, BDK Makassar ( Ibu Hj Zuhra) mengundang Prof Kamaruddin Amin untuk memberikan pembekalan kepada peserta Latsar CPNS Dosen, guru dan staf lainnya. Pada kesempatan tersebut, saya didaulat untuk bertindak sebagai moderator. Dengan antusias, Prof Kamaruddin Amin sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam menyampaikan pokok-pokok pikiran, sebagai berikut: 1. Profesi guru yang paling diinginkan oleh orang-orang Finlandia. Bahkan yang bisa menjadi guru adalah orang-orang terbaik. Calon mahasiswa yang bisa masuk fakultas Pendidikan hanya anak-anak yang rangking 1 sampai 5 saja. itu pun sangat kompetitif. Dan seleksinya lewat tes wawancara. Untuk menjadi guru harus punya passion. Guru sangat berkualitas dan memiliki marwah yang tinggi karena mereka mengajar dengan cinta. 2. Anda harus yakin bahwa profesi yang paling mengagumkan dan bermartabat adalah guru. 3. Ada 3 syarat yang dipenuhi sebagai guru profesional. Pertama, harus bangga dan menghargai dirinya sendiri. Saya melihat proses belajar mengajar di Jepang dan Finlandia. Ternyata guru sangat memegang peranan penting dalam mendidik. Orang Jepang terkenal dengan disiplin tinggi, kerja keras, respek kepada orang lain yang sangat tinggi. Dulu sewaktu gempa bumi tentu mereka sangat panik, dan ternyata mereka masih bisa antri. Di Jepang, kalau melayani orang lain, mereka sangat berterima kasih. Mereka menyampaikan terima kasih karena kita diberi kesempatan untuk berbuat baik. Sikap seperti ini lahir, karena dibentuk oleh guru yang hebat dan berdedikasi. Kedua, kebijakan pemerintah yang memuliakan guru seperti sertfikasi. Sertifikasi guru dapat menjamin kualitas guru sekaligus kesejahteraan mereka. Ketiga, masyarakat harus respek juga kepada guru. Saya ingin menambahkan bahwa dalam konteks pembangunan karakter anak-anak Indonesia, kita sejatinya membutuhkan Amazing teacher, guru hebat. Mereka harus memiliki (a) passion, semangat tingi, (b) kompetensi dan kualifikasi, ahli pada bidangnya. Dan layak disebut guru profesional, (c) komunikatif (mampu mentransfer ilmu dan melempar humor), (d) empati, mengerti tantangan dan kesulitan yang sedang dihadapi murid-muridnya, dan (e) guru yang memberdayakan. Guru harus mengerti talenta dan bakat siswanya. Demikian pandangan Caroline Bentley-Davies dalam buku: How to be An Amazing Teacher? Semoga kualitas guru-guru kita semakin baik dan dapat mencetak generasi yang handal dan kompetitif. Pada akhirnya, hanya orang-orang terbaiklah yang terpilih menjadi guru, baru memilih profesi lainnya.