Gallery

Sabtu, 12 Oktober 2019

Guru, Profesi Mulia

Hari Kamis, tanggal 10 Oktober 2019, BDK Makassar ( Ibu Hj Zuhra) mengundang Prof Kamaruddin Amin untuk memberikan pembekalan kepada peserta Latsar CPNS Dosen, guru dan staf lainnya. Pada kesempatan tersebut, saya didaulat untuk bertindak sebagai moderator. Dengan antusias, Prof Kamaruddin Amin sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam menyampaikan pokok-pokok pikiran, sebagai berikut: 1. Profesi guru yang paling diinginkan oleh orang-orang Finlandia. Bahkan yang bisa menjadi guru adalah orang-orang terbaik. Calon mahasiswa yang bisa masuk fakultas Pendidikan hanya anak-anak yang rangking 1 sampai 5 saja. itu pun sangat kompetitif. Dan seleksinya lewat tes wawancara. Untuk menjadi guru harus punya passion. Guru sangat berkualitas dan memiliki marwah yang tinggi karena mereka mengajar dengan cinta. 2. Anda harus yakin bahwa profesi yang paling mengagumkan dan bermartabat adalah guru. 3. Ada 3 syarat yang dipenuhi sebagai guru profesional. Pertama, harus bangga dan menghargai dirinya sendiri. Saya melihat proses belajar mengajar di Jepang dan Finlandia. Ternyata guru sangat memegang peranan penting dalam mendidik. Orang Jepang terkenal dengan disiplin tinggi, kerja keras, respek kepada orang lain yang sangat tinggi. Dulu sewaktu gempa bumi tentu mereka sangat panik, dan ternyata mereka masih bisa antri. Di Jepang, kalau melayani orang lain, mereka sangat berterima kasih. Mereka menyampaikan terima kasih karena kita diberi kesempatan untuk berbuat baik. Sikap seperti ini lahir, karena dibentuk oleh guru yang hebat dan berdedikasi. Kedua, kebijakan pemerintah yang memuliakan guru seperti sertfikasi. Sertifikasi guru dapat menjamin kualitas guru sekaligus kesejahteraan mereka. Ketiga, masyarakat harus respek juga kepada guru. Saya ingin menambahkan bahwa dalam konteks pembangunan karakter anak-anak Indonesia, kita sejatinya membutuhkan Amazing teacher, guru hebat. Mereka harus memiliki (a) passion, semangat tingi, (b) kompetensi dan kualifikasi, ahli pada bidangnya. Dan layak disebut guru profesional, (c) komunikatif (mampu mentransfer ilmu dan melempar humor), (d) empati, mengerti tantangan dan kesulitan yang sedang dihadapi murid-muridnya, dan (e) guru yang memberdayakan. Guru harus mengerti talenta dan bakat siswanya. Demikian pandangan Caroline Bentley-Davies dalam buku: How to be An Amazing Teacher? Semoga kualitas guru-guru kita semakin baik dan dapat mencetak generasi yang handal dan kompetitif. Pada akhirnya, hanya orang-orang terbaiklah yang terpilih menjadi guru, baru memilih profesi lainnya.

Minggu, 29 September 2019

Do'a Ekspo Badan Litbang

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualiakum wr. wb. Alhamdulillahi wahdah. Wa ash-shalatu wassalamu ‘ala rasulillah la nabiyya ba’dah. Wa ba’du! Marilah kita menyerahkan segala kemauan dan pikiran kita kepada Tuhan, serta meletakkan seluruh raga kita di Tangan-Nya seraya memanjatkan do’a sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Ya Allah, atas nama-Mu Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, hari ini, Kami Keluarga Besar Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI melaunching produk kelitbangan. Curahkanlah kasih-Mu yang tak terpermanai. Atas nama-Mu Yang Maha Intelek, anugerahilah kami kecerdasan, sehingga kami menjadi bangsa yang kuat , tangguh dan unggul. Atas nama-Mu Yang Maha Tahu, anugerahilah kami kecintaan kepada ilmu pengetahuan. Kecintaan kepada para alim-ulama, cerdik-cendekia. Sebab, bukankah pena ulama lebih mulia dari darah syuhada? Anugerahilah kami kekuatan untuk mengantarkan generasi bangsa kami menjadi generasi berkarakter kuat, hidup mulia dan bermartabat. Atas nama-Mu Yang Maha Jenius, Berilah kami kejeniusan agar kami dapat menyingkap rahasia alam raya. Agar kami dapat menerawang dan menciptakan masa depan. Agar kami dapat mengelola dan memelihara bumi-MU menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negeri elok, indah mempesona, dan dalam pengampunan-MU. Atas Nama-Mu, Tuhan Maha Segala, bimbinglah kami dalam rangka mewujudkan program Moderasi Beragama untuk Indonesia maju dan unggul. Atas nama-MU Yang Maha Bijaksana, Perkayalah kami dengan ilmu, hiasilah kami dengan kelapangan dada, muliakanlah kami dengan taqwa, Wahai Zat yang Maha Tahu tanpa diberi tahu, ajarkanlah kami apa yang bermanfaat bagi kami, Dan anugerahilah kemampuan untuk memanfaatkan hasil-hasil riset kelitbangan kami. Maha Suci Engkau ya Allah, tiada ilmu yang kami raih kecuali apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Atas nama-Mu Yang Maha Cahaya di atas cahaya. Sinarilah relung-relung hati kami, agar dapat melihat yang haq sebagai kebenaran yang harus ditegakkan, dan yang bathil sebagai suatu yang keliru sehingga kami dapat menjauhinya. Atas nama-Mu Yang Maha Pemberi Petunjuk, Bimbinglah kami dengan petunjuk-Mu. Antarlah kami menuju “pintu gerbang” makrifat-Mu. Tunjukilah kami jalan lurus dan lempang. Ilhamilah kami kemampuan menempuh jalan yang benar, Mengelola persoalan dengan tepat, Luruskan, jika kami menyimpang. Sambutlah tangan kami, jika kami tergelincir. Atas nama-MU Yang Maha Raja diraja, selamatkanlah bangsa kami, pemimpin kami, generasi kami. Lapangkanlah segala beban yang mengimpit kehidupan kami. Beban laksana memikul gunung, karena pertolongan-Mulah sehingga menjadi ringan seperti kapas. Atas nama-Mu Yang Maha Pencinta. Wahai akhir harapan para pengharap. Wahai puncak permohonan para pemohon. Wahai ujung pencarian para pencari. Wahai kekasih orang-orang shaleh. Wahai yang paling pemurah dari segala yang pemurah. Wahai yang paling pengasih dari segala yang mengasihi. Sambutlah kami. Kasihilah kami. Tenteramkan jiwa-jiwa sengsara. Kayakanlah hati kami. Karena cinta-MU, kepahitan menjadi manis. Karena cinta-Mu, yang keruh menjadi jernih. Karena cinta-Mu, si sakit menjadi sembuh. Karena cinta-Mu, penjara laksana taman Firdausi. Karena cinta-Mu, derita menjadi nikmat. Karena cinta-Mu, kekerasan menjadi kasih sayang. Cintalah yang melunakkan besi. Mencairkan batu. Membangkitkan yang mati. Meniupkan roh kehidupan pada jasad yang tak bernyawa. Mengangkat hamba menjadi tuan. Rabbana atina fil-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘azab al-nar. Wa Shalla Allah ‘ala Sayyidina Muhammad-in. wal-hamdulillah rabbil ‘alamin. Wassalamu ‘alaikum wr.wb.

Rabu, 25 September 2019

Catatan Pinggir Penerjemahan al-Qur’an Bahasa Daerah

I Konon, Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali (w. 1111 M) pernah mengisahkan Imam Ahmad ibn Hanbal (w. 800 M). Imam Ahmad pernah bertanya kepada Tuhan. Bagaimana manusia bisa dekat dengan-Mu? Tuhan menjawab:, "Dengan firman-Ku, yakni al-Qur'an. Ahmad bertanya lagi, dengan memahami maknanya atau tanpa memahaminya? Baik dengan memahami makna atau tanpa memahaminya, jawab Tuhan. Demikian keutamaan membaca al-Qur'an. Abdulllah Darraz dalam kitabnya: al-Naba' al-'Azhim berkata: "Jika engkau membaca al-Qur'an, maka tampaklah kebenaran darinya. Jika engkau mengulangi membacanya, maka tampaklah kebenaran yang berbeda dengan pembacaan yang pertama. Jika engkau mempersilakan orang lain untuk membacanya, maka nampak kebenaran yang berbeda dengan kebenaran yang engkau lihat. Demikian selanjutnya..... Al-Qur'an laksana mutiara yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda-beda. Prof Fareed Esaack dalam bukunya: The Qur'an: A short introduction membagi pecinta dan pembaca al-Qur'an menjadi tiga kategori. Yakni: (a) the uncritical lover; ibu Prof Fareed di kampung, sambil memasak juga membaca al-Qur'an, dan berharap agar masakannya lezat berkah dari membaca al-Qur'an termasuk dalam kategori ini. Orang yang membaca ayat-ayat tertentu agar terhindar dari gonggongan dan gigitan anjing atau binatang lainnya termasuk pula dalam kategori ini. Orang yang membaca ayat-ayat tertentu agar lamarannya kepada seseorang diterima, juga masuk dalam kategori ini. Orang yang membaca ayat-ayat tertentu agar terhindar dari malapetaka juga dapat dikategorikan dalam kelompok ini. ayat-ayat al-Qur'an atau surah-surah tertentu dipajang di dinding, juga masuk dalam golongan ini. (b) the scholarly lover, yakni mencintai sambil menafsirkan makna-makna al-Qur'an. Sarjana tafsir masuk dalam kelompok ini, seperti Buya Hamka dengan tafsir Al-Azharnya, Prof. M. Quraish Shihab dengan tafsir al-Mishbahnya. Pada level dunia ada Muhammad Husain al-Thabathaba'iy dengan tafsir al-Mizan-nya, Muhammad Asad, Abdullah Yusuf Ali,Syekh Muhammad Abduh, Jalaluddin al-Suyuthy, dst. (c) the critical lover. Kelompok yang ketiga ini adalah mereka yang berusaha memahami al-Qur'an dengan mengikutsertakan linguistik, antropologi, sosiologi, hermeneutika, dan filsafat. Tokoh yang termasuk dalam kelompok ini seperti Nasr Hamid Abu Zaid, Mohammed Arkoun, Hassan Hanafi, dst. Semoga kita termasuk dalam salah satu kelompok di atas. II Terjemah adalah pengalihan suatu bahasa ke bahasa yang lain tanpa mengurangi makna kata. Meskipun dalam proses penerjemahan tetap saja mengalami distorsi. Sebab, setiap bahasa memiliki latar budaya dan kesejarahannya masing-masjng. Penerjemah tetap saja berupaya untuk mendekatkan makna dasarnya. Bahasa tertentu memiliki kekayaan tersendiri. Cita rasa bahasa juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses penerjemahan. Menerjemah sesungguhnya juga menafsir. Terjemah tidak hanya sekedar kegiatan pengalihan bahasa. Tapi dalam proses menerjemah juga sudah ada interpretasi. Mulai pada pilihan kata yang tepat sampai penetapan katanya. Semua sudah berkaitkelindan dengan upaya menafsir. Penerjemahan al- Qur'an kedalam bahasa daerah merupakan program unggulan Pusat Litbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI. Program penerjemahan ini dimaksudkan untuk: (1) Membumikan nilai- nilai al-Qur'an kepada masyarakat luas terutama bagi penutur bahasa daerah; (2) Mengusung gerakan moderasi agama, dan; (3) Ikut berpartisipasi untuk mencegah atau memperlambat kepunahan bahasa daerah. Sebab, nyatanya bahasa daerah sebagai kekayaan intelektual bangsa yang tak ternilai harganya, dari tahun ke tahun terus tergerus dan terancam punah. Bahasa daerah sesungguhnya menyimpan memory dan khazanah serta karakter bangsa kita. Dulu, di Nusantara bahasa daerah tercatat sekitar 1.200-an, sekarang tinggal 700-an. Dan hanya 15 di antaranya yang masih digunakan oleh lebih satu juta orang. Bahasa Aceh, Bugis, Madura dan Banjar termasuk bahasa yang dituturkan oleh lebih 3,5 juta penutur. Seperti diketahui, hingga 2017, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Kemenag telah meluncurkan sebanyak 12 terjemahan Al Qur’an berbahasa daerah. Al Qur’an terjemahan bahasa daerah tersebut meliputi Bahasa Banyumasan, Jawa Tengah, Bahasa Banjar, Kalimantan Selatan, bahasa Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB), bahasa Kaili, Sulawesi Tengah, bahasa Makassar, bahasa Toraja, bahasa Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, bahasa Batak Angkola, Sumatera Utara, bahasa Minang, Sumatera Barat, bahasa Dayak, Kalimantan Barat, bahasa Ambon, Maluku, dan bahasa Bali. Untuk tahun 2018, alhamdulillah, terjemahan bahasa Bugis, bahasa Madura, dan Bahasa Aceh juga sudah selesai dan telah di-launching Menteri Agama RI. Bahasa Osing juga sudah selesai penerjemahannya pada tahun 2018 ini, dan tahun 2019 ini akan divalidasi bekerjasama dengan IAIN Jember. Yang sedang dan akan selesai penerjemahannya tahun 2019 ini adalah bahasa Palembang dan bahasa Sunda. Menyusul bahasa bahasa Jambi, bahasa Rejang, dan bahasa Mandar (BLA Makassar). III Dalam proses penerjemahan al-Qur’an kedalam bahasa Daerah ternyata memiliki dinamika dan pergumulan pemikiran. Seperti perdebatan makna ...wa lahum fiha azwaj-un muthahharat-un yang selama ini diterjemahkan sebagai.....dan bagi mereka (penghuni syurga) diberi isteri-isteri (bidadari) yang disucikan (perawan). Pertanyaannya apakah manusia dibangkitkan pada hari kiamat dengan jenis laki-laki atau perempuan sebagaimana wujudnya sekarang ini? Siapa yang bisa memberi keterangan yang terpercaya? Perdebatan ini cukup alot, dan mereka sepakat dengan makna “pasangan”. Terjemah seperti ini juga sudah ditulis oleh Prof. H.M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah-nya. Tentang terjemah Q.S. al-Nisa’, ayat 3 tentang status poligami. Pada umumnya tafsir bahasa daerah “mengamini” kebolehan poligami sebagai rukhshah dalam agama. Kita belum menemukan terjemahan yang progresif tentang poligami ini, dan biasanya para penerjemah lupa terhadap ayat selanjutnya pada surah yang sama (al-Nisa’), ayat 129. Bahwa meskipun Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama berkemauan keras untuk berlaku adil kepada isteri-isteri mereka pastilah cinta itu tidak bisa terbagi secara adil. Pandangan kebolehan poligami juga “diamini” oleh penafsiran kawakan dan modern Muhammad Asad dalam The Message of THE Qur’an (1993), h. 101-102. Bahwa izin untuk menikahi perempuan lebih dari itu (hingga maksimal empat orang), hal itu dibatasi dengan syarat, “jika kalian khawatir tidak mampu memperlakukan mereka dengan keadilan yang setara, maka (nikahilah) satu orang saja, sehingga pernikahan dengan banyak isteri (plural marriages) itu hanya dimungkinkan dalam kasus-kasus yang cukup luar biasa dan dalam keadaan yang luar biasa pula ( as to make such plural marriages possible only in quite exceptional cases and under exceptional circumstances). Lalu mengapa perempuan tidak diberi kesempatan yang sama memiliki pasangan hidup lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan? Alasan biologis, procreation, laki-laki dapat menghasilkan keturunan dalam satu kesempatan pada lebih dari satu isteri. Sementara perempuan hanya mampu mengandung seorang anak dari seorang laki-laki dalam satu waktu itu. Itupun harus melewati proses panjang selama 9 bulan. Jadi kecenderungan poligami bagi laki-laki dapat dibenarkan secara biologis. Mengenai Q.S al-Nisa’ ayat 129, Muhammad Asad memberi komentar bahwa ayat ini sebagai peringatan dan tanggung jawab moral dan merasa berdosa bagi laki-laki yang memiliki isteri lebih dari satu jika ia hanya mencintai salah seorang isterinya dibanding yang lain. Sampai ia membiarkannya kebimbangan...fa tazaruha ka al-mu’allaqah, ...leaving her, as it were, in suspense, ( ka al-mu’allaqah), h. 130. Tafsir Asad ini sangat rasional, bahkan beliau mengutip potongan ayat li-qawm-in yatafakkarun, for people who think, (al-Qur’an) untuk orang-orang yang berfikir—pada halaman dalam. Tentang poligami, Sayyid Quthub berpandangan bahwa itu adalah rukhshah, diberi kemudahan dan kelonggaran bagi laki- laki yang mampu berlaku adil. Ada tiga argumen yang diajukan Quthub. a. Karena jumlah perempuan lebih banyak. b. Karena layak menikah daripada terjatuh pada perbuatan zina. C. Menikah dengan tidak sembunyi- sembunyi, nikah sirri. Argumen lain yang diajukan adalah masa produktifitas laki- laki lebih panjang daripada perempuan. Perempuan rata- rata memasuki usia manupouse pada umur 50 tahun. Sementara laki- laki bisa sampai umur 70 tahun. Jadi ada jarak 20 tahun masa produktifitas seorang laki- laki. Jarak 20 tahun ini adalah peluang bagi laki- laki untuk melakukan poligami. Demikian penjelasan dalam kitab al- Salam al- 'alamy wa al Islam (Islam dan Perdamaian Dunia), terbit tahun 1960.  Yang mengejutkan adalah Dr Halimah (Dosen UIN Alauddin Makassar) menyimpulkan bahwa tafsir Sayyid Quthub tentang gender termasuk tafsir yang moderat. Sayyid Quthub selama ini ditengarai sebagai skripturalis sebagaimana para aktifis Ikhwan al Muslimin lainnya ternyata lebih banyak menggunakan ra'yu ketimbang hadis atau pandangan ulama terdahulu. Lebih lanjut terkait tafsir bias gender, saya pernah membaca artikel seorang dosen STAIN Purwokerto, Akrimi, namanya. Dia menulis paper untuk kepentingan AICIS, Balikpapan, nopember 2015. Kira-kira judulnya menyorot tafsir bias gender. Penulisnya membahas pemikiran Edip Yuksel, dkk dalam Quran: A Reformist Translation, 1998. Terma sa’ihat, thayyibat dan bikr (perempuan perawan) menjadi fokus kajiannya. Terma sa’ihatin dalam Q.S al-Tahrim ayat 5 yang berbunyi: ‘asa rabbuhu in thallaqakunna an yubdilahu azwajan khairan minkunna muslimatin mukminatin qanitatin saihatin tsayyibatin wa abkaran. Ayat ini sering diterjemahkan sebagai wanita-wanita yang berpuasa. Padahal menurut Abdullah Yusuf Ali, sa’ihatin lebih tepat dimaknai who travel ( for faith and fast), wanita yang mengadakan perjalanan haji atau dalam perjalanannya juga melakukan puasa. Mufassir klasik dan abad tengah cenderung menafsirkan sa’ihat sebagai wanita wanita yang berpuasa. Hal ini dilatari oleh budaya partriarki. Tafsir dominasi kaum lelaki. Padahal makna dasar sa’ihat adalah bergerak dan berpetualang. Pelancong biasa disebut sebagai al-sayyahat. Makna saihat telah direduksi menjadi wanita shaleh yang berpuasa. Agar para wanita atau isteri itu betah di rumah. Agar mereka tidak melakukan aktifitas kemasyarakatan yang lebih jauh. IV Program penerjemahan al-Qur'an Bahasa Daerah ini dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman ayat-ayat suci al-Quran. Al-Quran al-Karim adalah bacaan mulia bagi umat manusia. Bacalah dan ambillah apa-apa yang mudah bagimu dari al-Quran. ....faqra'u ma tayassara min al- Quran (Surah al- Muzzammil ayat 20). Itulah salah satu sisi kemukjizatan al- Quran bisa dipahami dengan muda oleh umatnya. al-Quran ini diturunkan bi lisani qawmihi....dengan lisan kaumnya. Ada ulama yang memahami frase....bi lisani qawmihi ini bahwa siapa pun yang percaya kepada al-Quran, maka akan mudah baginya untuk memahami ayat- ayat dan signal- signal kebenaran al-Quran. Barangkali inilah sebabnya, mengapa ulama kita dari dulu sampai sekarang terus bersemangat untuk menerjemahkan al-Quran kedalam bahasa Melayu, Indonesia dan bahkan bahasa daerah. Tersebutlah Syeikh Abdul Rauf al-Singkili yang menulis Kitab Tarjumanul Mustafid sebagai terjemahan pertama al-Quran kedalam bahasa Melayu. Prof Mahmud Yunus dengan Terjemah al- Quran al- Karim-nya, Buya Hamka dengan Tafsir Al- Azhar-nya, Ahmad Hassan dengan Tafsir al- Furqan-nya, dan Kyai Bisri Mustofa dengan Tafsir al- Ibriz-nya. Bahkan seorang sastrawan kawakan H.B Jassin juga menulis terjemah al- Quran yang beliau sebut sebagai al- Quran al- Karim Bacaan Mulia. Ke depan kita akan fokus untuk menerjemahkan ayat- ayat al-Quran yang memuat ajakan dan ajaran moderasi agama. Ada terma-terma tertentu yang harus menjadi perhatian bersama, seperti kata kafir, musyrik, zalim, nashara, Yahudi, al- sabi'in, jihad, al-qital, syuhada, thaghut, daulah, khalifah, al-Islam, al-Salam, dst. Seperti halnya dengan terma jihad yang biasa diterjemahkan dengan the holy war, perang suci. Shahid atau syuhada, mati sebagai martir adalah merupakan dambaan umat Islam awal. Bahkan sekarang pun, mati syahid merupakan dambaan sebagian orang yang menyatakan diri sebagai pejuang Islam. Tersebutlah slogan: 'isy kariman atau mut syahidan. Hidup mulia atau mati secara syahid. Betulkah ajakan ini, berjuang di jalan Allah Swt haruslah berujung dengan kematian. Mengapa panggilan jihad dimaknai "harus mati" di jalan Allah. Apakah tidak lebih mulia jika kita berjuang dan tetap hidup mulia di jalan Allah Swt. Bukankah al-Quran justeru menganjurkan agar kita selalu meninggal dalam keadaan muslim (pasrah total dan berserah diri kepada Allah). Sebagaimana Khatib jumat selalu membaca Q.S Ali Imran ayat 102, .....ya ayyuha al alzina amanu ittaqu Allah haqqa tuqatih. Wa la tamutunna illa wa antum muslimun... ( Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah Swt dengan sebenar- benarnya taqwa. Dan janganlah sekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim ( pasrah total kepada Allah Swt). Kita juga pada setiap harinya selalu mewiridkan:...Allahumma anta al-salam, wi minka al-salam, wa ilaika ya'udu al-salam. Fa hayyina rabbana bi al-salam. Wa adkhilna al jannata daral salam. Ya zal jalal wal ikram. Bahwa inti ajaran Islam dan al- Quran adalah damai dan menebarkan kedamaian, keselamatan, ketentraman kepada seluruh makhluk. Dan semoga al-Qur’an al-karim terus menjadi “bacaan mulia” dan syifa’ (obat-penyembuh) bagi umat dan bangsa Indonesia. in uridu illa al-ishlah ma istatha’tu wa ma taufiqi illa bi Allah ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unibu. Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wa barakatuh.

Senin, 16 September 2019

Rumi Quotes

1. Out beyond ideas of wrongdoing and rightdoing there is a field. I'll meet you there. 2. When the soul lies down in that grass the world is too full to talk about. 3. The minute I heard my first love story, I started looking for you, not knowing how blind that was. Lovers don't finally meet somewhere. They're in each other all along.

Selasa, 27 Agustus 2019

Cerita Kyai Hasyim Muzadi

Cerita Kyai Hasyim Muzadi Saya mengenal baik Kyai Hasyim Muzadi sebagai orator ulung. Joke dan humor cerdasnya sering dilontarkan untuk mengurai ketegangan. Kyai Hasyim bukanlah dari keluarga kyai. Beliau memiliki latar keluarga orang biasa. Beliau menjalani karier organisasi di NU mulai dari bawah, kelas ranting, cabang, dan terus melejit menjadi Ketua Umum PBNU. Gaya bicara dan humornya juga khas. Untuk memahami Kyai Hasyim secara utuh, Ahmad Millah Hasan menulis biografi beliau setebal 502 halaman. Buku biografi yang cukup tebal dengan judul: Biografi A. Hasyim Muzadi Cakrawala Kehidupan, 2018. Sisi manusiawi Kyai Hasyim banyak diungkap dalam buku tersebut. Suatu hari beliau diundang ceramah di Malang, dan diantar oleh tukang becak langganannya. Selesai ceramah, beliau hanya meminum susu separoh, dan selebihnya ia bungkus untuk diberikan kepada si Tukang becak. Beliau juga sering bersedekah di masa- masa sulit. Uang sisa di dompetnya, Rp. 20. 000, ia hanya menyisakan Rp. 5.000 untuk kebutuhan belanja dua hari. Isterinya, Muthmainnah bertanya, bagaimana untuk besok? Urusan besok ya besok saja, Kyai Hasyim menjawab singkat. Ternyata banyak bersedekah dapat menjaga kebugaran. Untuk apa memiliki banyak uang tapi hanya habis untuk membeli obat. Keluarga Hasyim makan dari hasil ceramah. Biarlah penghasilan sedikit tapi berkah. Yang saya cari adalah keluhuran, bukan kemasyhuran, imbuhnya tegas. Ketika Mas Millah Hasan mengajukan draft buku biografi Kyai Hasyim, maka beliau menyarankan agar niat tersebut diurungkan. Saya kan masih hidup, biasanya biografi itu diluncurkan setelah orangnya sudah wafat. Ketika Mas Millah mendesak dengan argumen bahwa seorang tokoh sebaiknya ditulis agar bisa menjadi teladan bagi yang lain, Kyai Hasyim menunduk, tanda bahwa beliau tidak setuju. Di rumah, rupanya beliau juga irit bicara. Beliau bicara seperlunya. Sehingga tetamunya mengira kurang perhatian. Bicaranya banyak ketika beliau televisi. Kyai Hasyim kalau tidak ceramah, badannya sakit dan pegal. Suatu hari, wartawan dari Jawa Timur sowan ke Malang, kediaman Kyai Hasyim. Beliau sedang sakit. Wajahnya masih pucat. Tetapi menariknya, beliau masih melayani wartawan, dan menjawab dengan tangkas pertanyaan- pertanyaan yang mereka ajukan sambil melempar humor. Setelah selesai wawancara, benar kan, obat sakit Kyai Hasyim, ya mikrofon, seloroh sang wartawan. Kyai Hasyim memang dekat dengan media. Ia juga dikenal sebagai Kyai news maker, pembuat berita sebagainana pendahulunya Gus Dur. Suatu waktu, Kyai Hasyim mendapatkan musibah bertubi- tubi. Seorang puteranya sakit keras, dan hampir saja menghembuskan nafas terakhirnya. Yang lainnya terjatuh dari motor dan luka parah. Sehingga Kyai mendatangi seorang ulama kharismatik di Malang untuk meminta nasehat. Kyai kharismatik menasehati agar beliau bersedekah berapapun sisa uang yang dimilikinya kepada seorang pengemis yang mendatangi rumahnya. Tentu masih banyak kisah sisi manusiawi Kyai Hasyim. Tulisan singkat ini selesai ditulis, saya masih penasaran karena kehilangan mkment membaca buku tentang Kyai Hasyim, yakni Coin Kyai Hasyim Muzadi. Buku ini sangat menarik perhatian saya, dan memuat humor- humor segar terkait ketokohan Kyai Hasyim Muzadi. dalam banyak kesempatan, ketika Kyai Hasyim bicara dalam suatu forum selalu saja ungkapan beliau bak magnet yang menyedot perhatian publik. Kata- kata, pandangan dan nasehatnya selalu menjadi catatan dan kutipan segar wartawan.

Senin, 12 Agustus 2019

Riset berbasis Keluaran

Catatan Riset SBKU dan Pemanfaatan Litbang 1. Ini adalah proyek perubahan untuk inovasi dan regulasi Kelitbangan. Supaya terbangun budaya akaemik. Kita harus melepaskan diri dari insularity, berpikir kepulauan, kurang gaul. 2. Kita selalu berpikir bahwa Litbang itu adalah think thank Kemenag RI. Balitbang adalah pusat peneltian dan pusat pengkajian yang sesungguhnya. Ini penting. Ada dua atau tiga hal yang terkait, perumusan kebijakan dan pemecahan solusi. a. Balitbang bisa mengembangkan pure research. Sehingga dapat menghasilkan penelitian yang terkait dengan aspek akademik, menghasilkan konsep-konsep, teori- teori yang bisa memecahkan problem sosial. Bisa Menguji atau menemukan teori. Ini yang sangat penting. b. policy research. Kita harus memperbesar policy research. Ada policy research yang kita rencanakan lebih awal. Yang tentu merupakan kita untuk memprediksi terhadap hal hal yang akan terjadi untuk akan datang. Atau sesuatu yang kita tidak duga sebelumnya. Riset yang sifatnya futuristik. c. Riset terkait Isu- isu Aktual. Ini adalh hal hal yang bersifat emergensi. Ada persoalan Ahmadiyah, syiah, radikalisme, bom bunuh diri, terorisme. Pembubaran HTI. Berapa orang kita yang ahli pada bidang policy research. Apakah action research menjadi bagian dari kita. Apakah penting action research tersebut penting untuk di litbang. Ada dua hal yang penting 1. Kita hrs menghadilkan peta keagamaan yang dihubungkan dengan tujuh misi Kemenag. a. Litbang sudah melakukan survey kehidupan keagamaan. Kabalitbang sudah melaksanakan ini. Peta kehidupan umat beragama. b. Pendidikan Islam. c. Pemetaan pelayanan haji. d. Pemetaan ekonomi umat. e. Tata kelola Supaya kita dapat mendapatkan sumber data yang akurat. Litbang memiliki satu ruang khusus yang isinya teknologi informasi. Kalau mau mencari potensi konflik. Tahun 2020, kita memiliki semua data ini kita memilikinya. Formula Proses Pengambilan Kebijakan berbasis riset Memasyarakatkan ilmunpengetahuan, dan mengilmupengetahuankan masyarakat.

Minggu, 11 Agustus 2019

Catatan al-Qur'an Terjemah Bahasa Rejang

Al-Qur'an Terjemah Bahasa Rejang Beberapa catatan penting untuk program Al- Qur'an Terjemah Bahasa Rejang, sebagai berikut: 1. Bahasa Rejang adalah salah satu bahasa di Pulau Sumatera yang masih hidup dan digunakan oleh masyarakat. Bahasa Rejang bahkan memiliki aksara sendiri ( ka ga nga). Tidak semua bahasa daerah memiliki aksara sendiri. Bahasa Batak, Jawa, Sunda, Bugis, di antara yang sedikit itu. Oleh para ahli disebutkan bahwa ciri bangsa atau suku yang maju dari sisi literasi ditandai oleh aksaranya. Kalau sebuah suku memiliki aksara berarti suku tersebut adalah suku yang berperadaban tinggi. sebagaimana Prof Naquib al-Attas pernah berkata bahwa ciri peradaban suatu bangsa tidak hanya dilihat dari peninggalan bangunan fisiknya, tetapi lebih dari itu, susastra dan karya- karya intelektualnyalah sebagai pertanda kebesaran dan keadaban tinggi bangsa tersebut. Di sinilah arti penting program penerjemahan al-Qur'an bahasa Rejang. Dalam konteks ini, sesungguhnya program ini dimulai dari disposisi langsung dari Menteri Agama RI, Bapak Lukman Hakim Saifuddin agar tahun 2019 dimulai kegiatan penerjemahan ini. Setidaknya ada tiga bahasa yang memiliki aksara ka ga nga, Batak, Bugis dan Rejang. Tentu kita perlu menggali sejarah dan nilai- nilai luhur ketiga suku ini. 2. Seperti jamak diketahui bahwa menerjemah juga adalah sekaligus menafsir. meskipun Imam al- Zurqani dalam kitab Manahil al- Irfan fi 'Ulum al-Qur'an, h. 94-95 menyebut lima perbedaan antara terjemah dan tafsir, antara lain: terjemah haruslah harfiyah, sedang tafsir harus mencari makna- makna lain sejauh itu masih memungkinkan. Terjemah harus keseluruhan kata dan kalimat al- Qur'an, sedang tafsir boleh membuang kata atau kalimat yang dianggap kurang relevan dengan konteks penafsiran. Singkatnya, terjemah adalah upaya ijtihadi manusia untuk mendekatkan makna dan maksud sebuah kitab suci kepada manusia. Sebab hakikat makna dan maksud ayat- ayat suci hanya Allah swt yang mengetahui firman dan kalam- Nya. Tuhan menurunkan kitab suci untuk manusia sebagai bentuk dan simbol komunikasi langsung kepada umat dan hamba- hamba- Nya. Dalam kajian hermeneutik, ini disebut sebagai proses al- tanzil. Sedang manusia dalam berkomunikasi kepada Tuhan- Nya, komunikasi vertikal lewat media do'a ( al- du'a). 3. Mengapa Bengkulu? Kota Bengkulu tempat Ir Soekarno "berlabuh". Kota ini disamping eksotik juga tempat Bung Karno, sang proklamator menempa diri menjadi seorang tokoh besar revolusi. Kota ini juga tempat lahir ibu Fatmawati, penjahit sang saka Merah Putih yang juga ibu Megawati Soekarno Putri, presiden RI. 4. Al-Qur'an as literary text, sebagai teks sastra yang tinggi. Semoga lewat Bahasa Rejang ini, maksud Q.S..... Bahwa al- Qur'an diturunkan sesuai dengan bahasa kaumnya,......bi lisani qawmihi terbukti. Bahwa al- Qur'an itu turun dengan lisan al- ' Arab adalah benar adanya. Bahwa maksud dan pesan al- Qur'an itu sejatinya bisa dipahami dengan mudah oleh umatnya yang non- Arab. Sekali lagi perlu ditegaskan, di sinilah arti penting kehadiran al- Qur'an Terjemah Bahasa Rejang. 5. Al-Qur'an dan Semangat Literasi Dalam sejarah literasi masyarakat dunia, Al-Qur'an memiliki peran sentral. Halmana ayat pertama turun: Iqra', Bacalah! Iqra' ini memantik dan telah memicu perkembangan literasi secara masif. Bahkan pada abad pertengahan, Samarkand telah menjadi pusat pabrik kertas terbesar dunia. Kota Samarkand juga merupakan Silk Road, jalur sutera yang menghubungkan negara- negara China, Asia, Turki dan Eropa. Lebih lanjut Mark Kurlansky menulis buku teranyarnya tentang sejarah kertas. Buku tersebut berjudul: Paper Paging Through History, 2016. Kertas adalah teknologi yang sangat sederhana namun sangat penting dalam sejarah teknologi yang diciptakan manusia. Untuk dua milenium terakhir ini, kertas sangat memainkan peranan dalam mengembangkan literasi, media, agama, pendidikan, perdagangan, dan seni. Kertas adalah pondasi peradaban. Kertas dapat berfungsi untuk mendukung sebuah revolusi dan memproteksi stabilitas keamanan. Dapat kita lihat dalam sejarah Mao Tse-Tung ( Zedong) yang memproduksi 6,5 juta buku yang memuat pandangan dan ideologinya. Dan diterjemahkan ke dalam 37 bahasa dan braile. Hal ini dilakukannya untuk meluaskan pengaruhnya dan melakukan single of publication. Dan lagi- lagi atas jasa kertas. Leonardo da Vinci hanya membuat sketsa 15 lukisan, tetapi digandakan menjadi 4.000 di atas kertas. Sehingga Leonardo sangat masyhur karena jasa kertas. Sekarang adalah era paperless culture. Era meninggalkan penggunaan kertas. Apakah fungsi kertas akan dengan sendirinya berakhir? Hal yang menarik dalam buku Mark Kurlansky adalah sebuah tema yang membahas The Islamic Birth of Literacy. Bahwa kemunculan Islam justeru memberi perhatian besar bagi perkembangan industri kertas. Bahwa mitos pembuatan kertas berkait kelindan dengan tawanan tentara China. Sebagaimana yang ditulis oleh al- Tha'ilibi, sejarawan Arab abad ke-10 yang menukis buku berjudul: Book of Curious and Entertaining Information. Dalam buku tersebut, beliau berkisah bahwa setelah perang Talas tahun 751, panglima perang Arab, Ziyad ibn Shalih dapat menaklukkan tentara China di Gao Xianzhi. Beliau menangkap para tawanan perang China, dan meminta mereka untuk mengajarkan cara membuat kertas di Samarkand. Sehingga, produksi kertas secara massal terjadi di samarkand bahkan menjadi barang ekspor, dan masyarakat dapat memanfaatkan kertas tersebut di mana pun mereka berada. Ada kisah lain yang menyebutkan bahwa penggunaan kertas dimulai di Asia Tengah sejak abad ke empat. Hal ini dijelaskan oleh Marc Aurel Stein, seorang arkeolog Hungaria. Bahwa penggunaan kertas untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 313-314. Dikisahkan bahwa seorang isteri kesal sama suaminya, karena telah meninggalkannya tanpa memberinya uang. Sehinga sang isteri menulis di atas kertas, I would rather be a dog's wife or a pig's wife than yours. Bahkan sejarawan China, Tsien Tsuen Hsuin mengatakan bahwa penggunaan kertas di Asia Tengah lebih awal, pada tahun 105 Masehi, bukan awal abad ke lima Masehi. Kata- kata Arab untuk kertas adalah kaghid dan qirtas. Kata ini juga dipakai dalam Al- Qur'an. Seperti jamak diketahui bahwa Islam lahir di tengah- tengah masyarakat Arab yang rata- rata buta huruf. Tetspi kebutuhan akan kertas meningkat, ketika Islam sudah berkembang ke beberapa wilayah sekitar semenanjung Arabia. Seperti Syiria, Mesir, dst. Sepeninggal Nabi shalla Allah alaih wa sallama, ketika perang ada puluhan penghafal Al- Qur'an yang gugur di medan perang. Di sinilah semakin muncul kebutuhan akan kertas. Terlebih lagi ketika ayat- ayat Al_Qur' an banyak yang ditulis dengan kaligrafi. Perkembangan Islam dan kebutuhan akan penggandaan al- Qur'an membuat kehadiran kertas sangat penting. .... In the course of their conquests, the muslims came into contact with many centers of learning, and every conquest advanced their knowledge. They learned papermaking and alchemy from the Chinese in Central Asia, and mathematics from the peoples of Egypt and Syria. From the Greeks, they learned hydraulic engineering, and in North Africa, Spain, and Sicily, they observed Roman Civil engineering-- the building of bridges, dams, aqueducts, and irrigation.(h. 52). 6. Al- Qur'an dan Moderasi Beragama. Bahwa watak keberagamaan kita adalah plural dan bergantung pada teks. Umat kita sangat religius dan dalam keberagamaannya selalu bertumpu pada teks. Dalam kehidupan keberagamaan kita pun hampir setiap masalah dan problem- problem sosial selalu dicarikan ayat atau landasan teksnya. Hanya saja ayat- ayat al- Qur'an terbagi dua, al-muhkamat dan al- mutasyabihat. Ayat- ayat muhkamat adalah ayat- ayat yang sudah sharih kandungan hukumnya. Sedang ayat mutasyabihat adalah ayat- ayat yang masih debatable kandungan maknanya. Pada konteks ini penafsiran itu harus hadir. Seperti contoh ayat: waqtulu al- musyrikin haithu thaqiftumuhum.....terjemah harafiyahnya: Bunuhlah orang- orang musyrik di mana pun kalian temuakn mereka. Padahal Imam al- Syarbini telah menegaskan bahwa maksud ayat tersebut adalah menghilangkan syirik dalam hati kaum musyrikin, bukan membunuh dalam artian menghilangkan nyawa mereka. Demikian penjelasan beliau dalam kitabnya yang masyhur al- Mughni al- Muhtaj. Kata kafir, jihad, al- qital, al- Islam, kafir, dst perlu mendapat perhatian khusus agar umat kita tercerahkan. Intinya, semakin dekat dengan al- Qur'an, maka keberagamaan kita semakin inklusif, dan tidak justeru sebaliknya. Keberagamaan yang inklusif, terbuka, toleran, damai adalah dambaan semua orang. Bahwa Islam itu adalah agama rahmah. Dakwah Islam juga disyiarkan dengan cara ramah. Islam rahmah, dan dakwah ramah inilah yang telah dicontohkan oleh para alim ulama kita. Syeikh Abd Rauf al- Singkili dalam karya dan magnum opusnya Tarjuman al- Mustafid telah memulai penerjemahan al- Qur'an dengan memafaatkan kekayaan kearifan lokal dalam proses penafsiran beliau. Bahkan dalam tafsir tersebut, beliau juga memasukkan ramuan obat- obatan ketika berhadapan dengan ayat- ayat fauna.

Sabtu, 10 Agustus 2019

Idul Qurban dan Semangat Berderma

Setiap tahun, umat Islam seluruh dunia merayakan Idul Adha atau biasa juga disebut Idul Qurban. Idul Qurban, sesungguhnya adalah napak tilas Nabi Ibrahim dan Ismail, puteranya. Napak tilas nabi Ibrahim tersebut diabadikan dalam al- Qur'an, surah al- Shaffat, ayat 100 dst Perayaan hari raya idul qurban di dunia ini berbeda-beda. Di Indonesia tidak seheboh Idul Fitri, hari raya puasa. Di Tiongkok yang bukan negara Islam liburnya empat hari. Bangladesh ramai, dan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga. Mudik lebaran idul Qurban sangat padat di Bangladesh. Bahkan mereka bisa naik punggung kereta Api seperti di Indonesia masa lebaran Idul Fitri. Mereka berlibur selama tiga hari berturut-turut. Masa libur tersebut digunakan untuk mengunjungi keluarga, dan sahabat. Tadarus atau membaca al Quran digalakkan. Demikian pula halnya dengan di Pakistan, negara Islam. Pemerintah Pakistan meliburkan warganya selama empat hari berturut-turut. Maroko libur selama tiga hari. Di Amerika juga libur selama tiga hari. Ada acara makan makan dan open house. Mesir tradisi bermaaf-maafan justeru pada hari idul Qurban. Di Saudi Arabia liburnya selama tiga hari. Saudi terkenal dengan pengekspor daging qurban terbesar di dunia. Daging dikirim ke negara negara miskin di Afrika Selatan, dan Asia Tengah, bisanya lewat armada laut dan bahkan udara. (Tabloid Genie, edisi 17 -23 september 2015, h. 41). Jauh sebelum nabi Ibrahim AS, dua putera Adam a.s, Habil dan Qabil juga melakukan qurban sebagai bentuk pengejewantahan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Qurban sudah menjadi bahasa Indonesia. Karib, kerabat adalah seakar kata dengan qurban. Semuanya bermakna dekat atau kedekatan. Qurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri secara vertikal kepada Allah Swt, sekaligus mempererat hubungan horizontal kepada sesama manusia. Hewan qurban, kambing, sapi, kerbau, onta yang kita persembahkan adalah hanya semata mencari ridha Allah Swt. Qurban hanya sebagai manifestasi taqwa kepada- Nya. Lan yanala Allah luhumuha wa la dima'uha, wa lakin yanaluh al- taqwa minkum...Bukanlah daging dan darah qurban itu yang sampai kepada Allah Swt, tetapi takwamulah yang diterima di sisi- Nya...Pada saat yang sama, daging qurban yang kita sembelih dibagi- bagikan kepada orang miskin dan kaum dhu'afa yang sangat mmbutuhkannya. Daging qurban dimaksudkan sebagai perekat kohesi sosial sekaligus sebagai bentuk emphaty kepada sesama. Idul Qurban hadir untuk menyambung hubungan vertikal kepada Allah Swt dan kepada sesama manusia. Semangat altruisme, rasa empati dan rela berkorban kepada sesama harus terus ditumbuhkan. Keadilan sosial adalah cita- cita luhur Idul Qurban. Makna metaforis menyembelih hewan qurban adalah menyembelih sifat hewaniyah dan kebinatangan kita. Bahwa musuh terbesar manusia adalah ego yang bersemayam dalam dirinya sendiri. Sifat tamak, serakah dan loba harus kita sembelih. Serakah terhadap harta duniawi dapat membelenggu kehidupan manusia sehingga dengan tega bisa saling memangsa. Mahatma Ghandi pernah berkata, sesungguhnya Tuhan telah mencukupkan rezeki seluruh umat manusia dengan kekayaan alam raya dan segala isinya. Tetapi, alam dengan kekayaan yang melimpah- ruah itu tidak akan cukup bagi seorang yang serakah. Haus akan kekuasaan akan membutakan nurani manusia. Nurani dan cahaya kebenaran bisa padam dalam sanubari manusia yang haus kekuasaan. Pada pagi hari, pertanyaannya adalah kita makan apa. Pada siang hari, kita makan di mana? Dan pada sore hari, kita makan " siapa"? Itulah gila kuasa yang akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Cukuplah bagi kita untuk mengambil pelajaran. Fir'aun yang thaghut, tiranik, haus kekuasaan pada akhirnya tumbang. Jatuh. Kekuasaannya hanya bertahan 40 tahun. Kekuasaan itu rapuh. Qarun yang gila harta, tenggelam dan ditelan bumi bersama harta yang dicintainya. Dari sinilah istilah harta Qarun. Haman, birokrat yang korup juga jatuh dan hancur. Segala bentuk keserakahan, monopoli, ketamakan akan berakhir dengan tragis. Fir'aun, Qarun, dan Haman jatuh dan hancur. Kuasa, harta, semuanya akan jatuh dan berakhir. Tidak ada yang abadi. Semuanya akan berakhir. Kullu man 'alaiha fanin. Illa wajhu rabbika zil jalali wal ikram. Semua di alam raya ini akan hancur, kecuali Tuhan yang Maha Agung dan Mulia. Yang langgeng hanyalah karakter baik dan kebajikan. Idul Qurban adalah hari raya menyembelih egoisme kita, dan marilah kita merayakan solidaritas antar sesama. Dengan Idul Adha, status kita meningkat dari saleh ritual menjadi saleh sosial. Marilah kita terus menebarkan kebaikan kepada sesama. Marilah kita terus menyantuni kaum dhu'afa. Marilah kita meningkatkan altruisme yang genuine, otentik. Muara Idul Qurban adalah menjadi manusia otentik. Manusia yang saleh secara ritual sekaligus saleh secara sosial. Kita boleh dan mungkin harus menjadi kaya, tetapi menyantuni. Kita bisa menjadi penguasa, tetapi yang bijaksana. Nabi Sulaiman a.s adalah Nabi terkaya sepanjang masa, tetapi menyantuni semua orang. Bahkan menyantuni binatang dan makhluk- makhluk Tuhan lainnya. Nabi Sulaiman bisa memahami bahasa binatang. Beliau bisa berkomunikasi dengan burung Hud- Hud. Bisa bercanda dengan ratu semut. Bisa memerintah bangsa jin. Bisa memerintah angin dan bisa membawanya ke ujung dunia mana saja yang diinginkannya. Tetapi Nabi Sulaiman terkenal sangat bijaksana, dan dermawan. Nabi Ibrahim a.s dikenang karena kedermawanannya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa setiap beliau kedatangan tamu pasti menjamunya. Biasanya dengan memotong seekor atau beberapa ekor kambing dan domba. Di setiap wilayah di mana beliau berdomisili, Nabi Ibrahim selalu saja menjadi perhatian. Karena beliau selalu sukses dalam peternakan dan pertanian. Beliau memiliki gandum yang melimpah dan hewan ternak yang sangat banyak. Beliau sangat dermawan. Itulah sebabnya, nabi Ibrahim a.s dikenal sebagai khalil Allah, kerabat Allah. Nabi Ibrahim sangat dekat dengan Allah Swt. Dalam sebuah kisah. Nabi Ibrahim bertamu di rumah Ismail puteranya. Ismail kebetulan sedang tidak berada di rumahnya. Hanya isteri Ismail yang ada. Lama kemudian, isteri Ismail ini tidak menjamu mertuanya layaknya seorang mertua. Nabi Ibrahim setelah pulang berpesan kepada menantunya. Bahwa kalau suamimu datang, beritahu agar segera mengganti "tangga rumahnya". Bahasa kiasan, bahwa Ismail harus mengganti isteri yang baru. Karena isterinya yang sekarang ini bakhil alias kikir. Tidak pandai berderma Sabda Nabi, al.sakhiyyu qaribun min Allah. Wa qaribun min al nas, qaribun min al- jannah wa ba'idun min al nar. Wal bakhilu, ba'idun min Allah, ba'idun min al nas . Ba'idun min al- jannah. wa qaribun min al- nar. Orang dermawan dekat dengan Allah. Disenangi banyak orang. Dan jauh dari api neraka. Sebaliknya, orang bakhil, jauh dari rahmat Allah, dijauhi banyak orang. Jauh dari pintu surga. Dan sangat dekat dengan api neraka. Hati-hati kaum muslimin, salah satu makna kufur adalah kikir (kufur nikmat)...wa iz ta'azzana rabbukum, la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna 'azabi la syadidun....Dan ingatlah juga tatkala Tuhanmu mengabarkan dengan sangat jelas, apabila kalian pandai bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan Kutambahkan nikmat- nikmat tersebut, tetapi sebaliknya, apabila kalian kufur nikmat, maka ketahuilah, azab- Ku amatlah pedih (Q.S Ibrahim, ayat 7). Prof Quraish Shihab selalu mengamalkan do'a berikut dan beliau membacanya setiap selesai menunaikan shalat fardhu: Rabbi awzi'ni an asykura ni'mataka al- laty an'amta 'alayya wa 'ala walidayya wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilny bi rahmatika fi 'ibadika al- shalihin. Ya tuhanku, berilah aku (bimbingan, kekuatan) dan ilham untuk tetap mensyukuri nikmat- Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam hamba-hamba-Mu yang shaleh. (Q.S al- Naml, ayat 19). Marilah kita terus mendawamkan Do'a Nabi Ibrahim AS: ....wa allazina yaquluna, rabbana hablana min azwajina wa zurriyyatina qurrata a'yunin wa aj'alna li al muttaqin imaman. Dan mereka yang berkata:...Oh Tuhan kami, anugerahilah kepada kami pasangan ( suami-isteri) dan anak- anak kami sebagai pelipur lara dan penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang- orang taqwa dan saleh. Apa makna qurratu a'yunin? Kesejukan mata. Ketika kita keluara rumah untuk mencari nafkah dan rezeki, mata kita hangat. Ketika kita kembali ke rumah bertemu dengan pasangan ( suami atau isteri), dan anak- anak, maka mata kita dingin, dan hati kita menjadi sejuk. itulah makna qurratu a'yun. Orang- orang Arab pra Islam biasa menggunakan frase adkhana Allah 'ainahu, Semoga Allah membuat matanya hangat dan terbakar, sebagai ungkapan kutukan terburuk yang mereka ucapkan. Semoga dia menderita kesedihan dengan meneteskan air mata kepedihan. Sedang qurratu a'yun digunakan untuk mengekspresikan air mata suka cita. Orang-orang Arab yang melakukan perjalanan di gurun pasir sering dilanda badai gurun. Mata mereka sampai- sampai tidak bisa berkedip karena khawatir akan kehilangan arah. Untungnya onta sebagai kendaraan spesial di gurun memiliki kelopak mata yang memiliki layar, sehingga pasir tidak sampai menyentuh mata si onta. Dan onta tidak perlu berkedip untuk menjatuhkan pasir tersebut. Subhanallah! Ketika mereka sampai pada sebuah gua dan berlindung di dalamnya, mereka biasa dengan puitis menyebut peristiwa tersebut dengan....qurrata 'ainayya: mataku akhirnya menjadi dingin, karena mereka mendapatkan perlindungan dari badai gurun. Frase qurrata a'yun juga digunakan ketika Allah Swt memperkenalkan kembali Musa kepada ibu kandungnya, dengan firman- Nya:....fa raja'na ka ila ummika, kay taqarra 'ainuha wa la tahzan, jadi Kami ( Allah) mengembalikanmu wahai Musa kepada ibu kandungmu, supaya matanya kembali sejuk, dingin dan menangis tersedu-sedu, dan janganlah bersedih hati. Jadi qurratu 'ainin memiliki dia makna: pertama, air mata suka cita, dan kedua, menemukan perlindungan dan keamanan. Keluarga, pasangan, dan anak- anak, sejatinya selalu menjadi qurratu a'yun, pelipur lara, pelindung, kebanggan dan terus menjadi penyejuk jiwa. Semoga momentum Idul Qurban ini semakin mengasah kepekaan sosial kita untuk terus berbagi dengan sesama. Semoga kita dapat meneladani kedermawanan Nabi Ibrahim AS. Dan semoga kita dapat menjadi pribadi taqwa. Amin.

Minggu, 04 Agustus 2019

al-Qur'an Terjemahan

we have revealed the book, which manifests the truth about all things, a guide, a blessing, and good news for those who surrender themselves to God (Q.S al-Nahl/16: 89). Menerjemah hakikatnya juga menafsir. Menerjemah berupaya menangkap makna bahasa asal. Menerjemah tidaklah sekedar mengalihbahasakan. Itulah sebabnya, kegiatan menerjemah harus memiliki kehati hatian. Apatah lagi menerjemah kitab suci. Kitab suci adalah firman Tuhan. Sebagai firman,Tuhan lewat kitab suciNya ingin berkomunikasi dengan hamba-hambaNya. Sementara manusia membangun komunikasi vertikal dengan Tuhannya melalui mediasi do'a. Dalam Ijtimak Ulama al-Qur'an di Bandung tanggal 8-10 juli 2019 berkumpul untuk merevisi al-Qur'an terjemah terbitan Kementerian Agama RI. Beberapa hal yang menghangat, antara lain: 1. Menghilangkan terjemah huruf waw ( al-wawu). Sebab, dari 11 macam huruf al wawu, kebanyakan dalam al-Qur'an adalah waw al-isti'naf yang dalam konteks bahasa Indonesia tidak memiliki makna yang signifikan. Tentu hal ini tidak boleh diterapkan untuk waw al-qasam( sumpah) dan waw al-'athaf. Meskipun hal ini tentu berbeda dengan pandangan Prof A'isyah Abd Rahman binti al-Syathi'. Beliau berpendapat bahwa setiap huruf dalam al-Qur'an memiliki makna dan rahasia tersendiri. Tidak ada huruf atau kata al-ziyadah ( tambahan atau sisipan) dalam al-Qur'an. Demikian pula halnya, tidak ada huruf al-mahdzuf dalam al-Qur'an. 2. Masih ditemukan banyak kata yang penerjemahannya debatable, seperti kata dhurrun yang diartikan bencana. Padahal dalam banyak ayat, dhurrun lebih tepat diterjemahkan dengan kemudharatan. Kemudharatan lebih pas dengan kata dhurrun. Dengan terjemahan tersebut, kita juga menyumbang kosa kata untuk pengayaan bahasa Indonesia. Seperti pada ayat...wa iza massa al-insana dhurrun, da'ana..Dan apabila manusia ditimpa kemudharatan, maka dia berdo'a ( memohon) kepada Kami..... Demikian pula halnya dengan kata kafir yang terulang sekitar 525 kali dalam al-Qur'an. Kafir bermakna dasar: menutup, mengingkari, kafir ( unbeliever), tidak beriman, membantah, dst. Kita harus berhati-hati dalam menerjemahkan kata kafir ini. Ayat ...fa-ma yujadilu diterjemahkan dengan...memperdebatkan, seharusnya "mendebat". Sebab mendebat memiliki arti: mencari dan memperlihatkan kelemahan... 3.

Jumat, 12 Juli 2019

Launching Buku Prof. Dr. Nasaruddin Umar dan Tasyakuran 60 tahun

Di Hotel Grand Hyatt, Prof Nasaruddin Umar menggelar Launching 20 buku karya beliau. Banyak tamu dan sahabat serta mahasiswa beliau yang hadir. Deretan pejabat tinggi negara juga berdatangan. Prof Tito, sang Kapolri, dan mantan-mantan Kapolri juga hadir. Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin juga hadir. Bahkan bapak H.M. Jusuf Kalla, wakil Presiden RI juga hadir membuka dan memberi sambutan, singkat, padat, dan renyah. Sejumlah tokoh-tokoh nasional tersebut silih berganti memberi testimony mengenai kiprah dan ketokohan pak Nasar. Acara diawali dengan pemutaran video singkat tentang perjalanan hidup sosok Prof Nasar. Tampak juga Ibunda Hj Shinta Nuriyah, Gus Dur. Saya sangat menikmati launching Buku tersebut, sambil membatin:...Prof Nasar hebat. Sebab, disamping 20 buku tersebut, Prof Nasar juga tengah mempersiapkan tafsir isyary yang bercorak tasawuf sekitar 20 jilid. Semoga karya monumental tersebut segera selesai. Sebagai bentuk al-tahadduth bi al-nikmah, saya ingin menyampaikan catatan reflektif, sebagai berikut: 1. Sebaik-baik kawan adalah buku. Buku baru adalah sumber inspirasi. Buku juga bisa menjadi sumber energi dalam kehidupan. Peluncuran buku karya Prof Nasaruddin Umar adalah spesial karena dirangkaikan dengan peringatan tasyakuran 60 tahun. Selamat kepada Pak Nasaruddin Umar yang telah dan terus berbagi ilmu. Kita harus membangun literasi bangsa Indonesia lewat buku. Sebab buku adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Buku dapat menyimpan memori dan khazanah intelektual suatu bangsa. Buku juga dapat menjadi “penjaga” kewarasan bangsa. Prof Nasaruddin Umar sebagai akademisi, cendekiawan dan ulama tidak pernah berhenti menulis. Respon masyarakat atas karya-karya beliau cukup antusias dan menggembirakan. 2. Pak Nasar Umar di tengah-tengah kesibukannya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, rektor Perguruan Tinggi Islam (PTIQ Jakarta), Pembina Pondok Pesantren al-Ikhlas, Ujung Bone, nara sumber seminar dalam dan luar negeri, tetapi masih sempat menulis karya-karya yang inspiratif. Sekarang ini, era disrupsi di mana informasi membludak dan otoritas agama mengalami pergeseran. Dulu, informasi agama yang sahih hanya bisa diperoleh dari seorang ulama dan atau orang tertentu yang mendalami ilmu-ilmu agama. Sekarang, hampir semua informasi telah tersedia di Google dan media elektronik lainnya. Kita khawatir informasi yang tidak otoritatif tersebut akan memengaruhi kita, keluarga dan orang-orang yang kita cintai. Penerbitan buku adalah salah satu cara untuk menfilter informasi-informasi yang berseliweran tersebut. Dari buku-buku Pak Nasaruddin Umar tergambar bahwa beliau adalah pemikir tasawuf sekaligus sebagai pengamal tasawuf. Saya sangat menyambut baik buku-buku pak Nasar yang mempertegas perlunya tafsir agama yang moderat dan toleran. Buku-buku sebelumnya tentang jender juga sangat menarik. Sebab, pemahaman relasi jender yang tepat dapat memberi pencerahan bagi hubungan yang baik dalam keluarga. Kita tahu bahwa ketahanan sebuah bangsa sangat tergantung pada ketahanan keluarga. 3. Bagaimana mengimplementasikan nilai dan pesan dari sebuah buku? Prof Muhammad Nuh berpandangan bahwa pada sebuah buku, paling tidak memiliki tiga makna. Pertama, buku berfungsi untuk edukasi. Kehadiran sebuah buku adalah untuk mengedukasi masyarakat. Cara terbaik untuk melakukan sebuah perubahan fundamental sebuah masyarakat dan bangsa adalah lewat buku. Bahwa masuknya informasi pasti akan berdampak perubahan. Kedua, buku itu memberi pencerahan. Kehidupan itu biasa gelap dan tidak jelas, sehingga membutuhkan cahaya putih. Buku laksana cahaya yang menerangi. Fungsi ketiga, buku memiliki fungsi empowering, pemberdayaan. Melakukan pemberdayaan individu dan masyarakat. Konsep dasar buku-buku pak Nasaruddin Umar adalah Islam rahmatan li al-’alamin. Pak Nasar terus menyuarakan gagasan universalitas Islam. Bahwa misi yang melekat pada semua agama adalah kasih sayang terhadap sesama manusia bahkan untuk seluruh makhluk. Universalitas agama-agama itu adalah substansi agama. Kita sangat membutuhkan pembentukan karakter bangsa dan umat yang berbasis pada kasih sayang dan cinta. 4. Agama harus tampil mencerahkan. Bahwa agama harus mendamaikan dan mensejahterakan umatnya. Bahwa agama sejatinya mengajarkan dan menganjurkan kebaikan dan kemashlahatan bersama. Bahwa Islam wasathiyah harus menjadi common platform kita dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Kita harus terus berdiskusi dan membuka "ruang dialog" untuk saling memperkaya dan mencari titik temu.  Islam Indonesia yang moderat, damai dan santun harus terus dirawat dan diperkuat agar dunia semakin damai, aman dan toleran. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana tatanan dunia Islam tanpa kehadiran Islam Indonesia. Pada sisi itulah makna kehadiran buku-buku Pak Nasaruddin Umar yang bercorak tasawuf yang mencerdaskan dan sekaligus mencerahkan umat. Makna kehadiran buku telah terbukti membangun peradaban. Sebab, buku dapat mengumpulkan serpihan-serpihan sejarah kemanusiaan yang panjang. Buku juga dapat memperpendek jarak waktu. Lewat buku pikiran para ulama dapat dibaca dalam sebuah buku pengantar studi Islam. Seakan-akan tidak ada jarak antara masa lalu dengan waktu sekarang. Selamat kepada Prof Nasaruddin Umar dan keluarga, dan semoga panjang umur serta terus menginspirasi umat dan anak-anak bangsa.

Filosofi Buku

Suatu hari saya menikmati berbagai koleksi Perpustakaan Nasional, di jl Medan Merdeka, Jakarta. Setelah puas membaca sejumlah buku, saya pun bergegas pulang ke kantor Kementerian Agama RI, Jl. Husni Thamrin, nomor 6, Jakarta Pusat. Sambil berjalan ke halaman depan perpustakaan yang megah itu, saya melirik ke samping kiri dan kanan. Ternyata pada ruang tamu di gedung depan terdapat satu dinding yang memuat pernyataan, pesan dan kesan para tokoh "perbukuan". Kata-kata dan "mantra" mereka, saya kutipkan sebagai berikut: 1. Bahkan Firman Tuhan disebut buku. (Prof. Dr. Koentowidjoyo, Sejarawan dan Novelis) 2. Perpustakaan adalah benteng terakhir kemanusiaan (Hawe Setiawan, 2014). 3. Dengan membaca, aku melepaskan diri dari kenyataan, yaitu kepahitan hidup. Tanpa membaca, aku tenggelam dan sedih (Ahmad Wahib). 4. Bukalah setiap buku sejarah. Sehalaman demi sehalaman. Akan tuan dapati si penjajah itu (Belanda) terlukis sebagai pedagang yang rakus (Cipto Mangunkusumo) 5. Sekolah-sekolah saja tidak dapat memajukan masyarakat, tetapi juga keluarga di rumah harus turut bekerja. Lebih-lebih dari rumahlah kekuatan mendidik itu harus berasal (R.A Kartini). 6. Setiap tempat adalah sekolah. Setiap orang adalah guru. Setiap buku adalah ilmu. 7. Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan (Gus Dur). 8. Kutu-kutu lebih rajin membaca buku dibanding mahasiswa, juga dosen-dosennya. Perpustakaan bekerja amat santai, bahkan ada hari ketika perpustakaan menganggur sama sekali. Mahasiswa hanya menjadi konsumen komoditas eceran di pusaran ilmu (Nurcholis Madjid). 9. Membaca surat kabar, ibarat meminum air laut (St Roehana, Kudus). 10. Buku dan perpustakaan harus ditarik segaris dengan dimensi manusia. Berpacaranlah di perpustakaan. Sepi dan sejuk. Buku adalah guru yang tidak pernah marah. Buku adalah teman setia bersama anda, di mana saja, kapan saja, kecuali ketika menyelam di laut atau bersembunyi di kolong selama gerhana (Bondan Winarno). 11. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Pramoedya Ananta Tour). 12. Kalau cuma makan. Binatang juga bisa makan. Lantas, kalau cuma pakaian, binatang juga punya bulu. Buku, bisa membaca, itulah yang membuktikan manusia punya keberagaman, punya kebudayaan, punya peradaban. (Ca Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa). 13. Pembaca yang baik tidak ingin memperlakukan seperti orang dungu yang perlu dinasehati pengarang yang latah tanpa kepekaan, ibarat memancing atau menjaring di kolam mandul (Sejumlah esei sastra, Budi Darma).

Sabtu, 01 Juni 2019

Draft Khutbah Idul Fithri, 1440 H

Khutbah Idul Fithri 1440 H Hakikat Puasa dan Kesucian Diri Hari ini kita menyaksikan sekitar 23 juta umat Islam yang mudik di seluruh Indonesia. Mereka bergerak dari kota ke desa. Mudik adalah tradisi khas Indonesia. Mudik bukan sekedar perjalanan membayar rindu. Pulang kampung juga bisa dimaknai sebagai momentum untuk “menepikan” pikiran dai hiruk pikuk politik yang melelahkan paca pemilu. Ke desalah tempat yang tepat untuk menjemput ide-ide segar, kehangatan komunikasi, dan ketenangan hidup ( Agus Noor). Kehangatan komunikasi, dan rahasia panjang umur ada pada penduduk desa, demikian hasil riset Susan Pinker yang ditulisnya dalam buku: The Village Effect, Efek desa. Bahwa orang kota sangat membutuhkan suasana desa. Pasaca pemilu, lebaran dapat dijadikan momentum untuk mendinginkan gesekan politik dan polarisasi di tengah masyarakat. Bercengkerama dengan keluarga dan berbagi cerita dapat membentuk ruang bertemu yang penuh kehangatan. Puasa dalam bahasa Arab dikenal dengan kata shaum atau shiyam. Shaum biasa dimaknai sebagai puasa. al-shiyam memiliki makna lebih dalam daripada shaum. Imam al Raghib al Ashfahany dalam kitab Mufradat Alfaz al Quran menyebut al-shaum huwa al- imsak 'an al- fi'l math'aman kana aw kalaman aw masyyan. Shaum, puasa adalah menahan diri dari makan-minum, berbicara dan berjalan. Di kalangan ulama sufi, al-shiyam dimaknai sebagai puasa yakni tidak makan minum, berhubungan suami isteri pada siang hari, juga pikiran, mata, hati, telinga harus juga berpuasa. Itulah sebabnya, sehingga al-Quran menyeru orang-orang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa. Ya ayyuha allazina amanu kutiba 'alaikum al shiyam, kama kutiba 'ala llazina min qablikum la'allakum tattaqun. Ujung puasa ramadhan adalah mencapai derajat taqwa. Makna dasar taqwa adalah al-wiqayat hifdzu al-syai’i mima yu’dzihi wa yadhurruhu, memelihara sesuatu dari apa-apa yang bisa menyakiti dan mencelakakannya...Seperti quu anfusakum wa ahlikum naran....jagalah/peliharalah dirimu dan keluagamu dari api neraka....Jadi taqwa adalah menjadikan diri agar terpelihara dari sesuatu yang ditakutkan....dalam pengertian syari’at, taqwa adalah memelihara diri dari perbuatan dosa. Dengan demikian taqwa itu meninggalkan perbuatan maksiat. Bahkan ciri taqwa adalah memelihara diri dari sesuatu yang syubhat sekalipun...inna al-halal bayyinun, wa al-haram bayyinun.... Jadi, ibadah puasa yang dilaksanakan pada bulan suci ramadhan tidak sekedar menahan lapar dan dahaga pada siang hari. Tetapi lebih dari itu, puasa harus juha mencakup memelihara lisan, mata, telinga, hati dan pikiran dari hal-hal negatif. Saya teringat cerita seorang kawan. Bahwa ayahnya seorang Kyai yang wara'. Begitu wara'-nya-- memelihara diri dari dosa-- sehingga setiap menghadiri suatu kenduri atau selamatan, beliau selalu membawa bekal sendiri. Bahkan beliau selalu memakai sorban yang dibiarkannya menjuntai ke bawah. Sesungguhnya beliau menutup telinganya dengan kapas. Beliau tidak mau mendengarkan kata-kata yang kurang bermanfaat. Apalagi perbincangan yang menjurus ke ghibah--perbincangan yang menceritakan keburukan orang lain--. Min husni Islami al-mar’i tarkuhu ma la ya’nihi, di antara ciri keutamaan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Ada lagi kisah yang lain. Konon, ayah Said Nursi—ulama sufi Turki-- juga sangat zuhud. Ketika beliau menggiring kambingnya dan melewati kebun atau tanaman orang lain, maka kambing-kambing beliau ditutup mulutnya agar tidak memakan tanaman orang lain. Setelah itu, kambingnya diambil susunya untuk minum Said Nursi kecil. Betapa beliau sangat memelihara makan dan minum keluarganya. Beliau sangat wara'. Hasilnya, puteranya, Said Nursi memiliki kecerdasan yang luar biasa, hidup zuhud, dan menjadi seorang mujahid. Said Nursi juga melahirkan karya-karya akademik yang luar biasa menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Kitab al-Lama'at (Kitab Cahaya), thalath risalat (Tiga Risalah), untuk menyebut beberapa karya beliau. Betapa besar keberkahan hidup orang-orang yang hidup bersih ini. Kegiatan menyambut Ramadhan sudah menggema. Yang paling banyak kirim-kiriman sms kepada sanak family dan handai taulan sudah dilakukan. Ada banyak pesan yang disampaikannya. Tapi biasanya seputar permohonan maaf atas segala keasalahan selama setahun lampau. Ada juga yang memuat do'a, harapan agar mudah rezeki dan dipanjangkan umurnya. Ada juga yang memuat do'a agar kiranya senantiasa diberi kesehatan yang paripurna. Demikian seterusnya. Dalam rangka menyambut ramadhan biasnaya pula kita memaknai ramadhan, atau ibadah puasa dengan bulan "pertobatan". Bulan di mana semua kita "mengekang" dan mengendalikan hawa nafsu. Mulai dari nafsu makan sampai nafsu birahi. Ada lagi satu nafsu yang terkadang kita lalai. Yakni mengendalikan nafsu "belanja". Menurut pengakuan CEO Lotte Group bahwa latar belakang perusahaannya didirikan di Korea Selatan, dan sekarang sudah menduduki peringkat ke-empat dunia adalah untuk menyalurkan nafsu belanja terutama bangsa Indonesia. Nafsu belanja orang Indonesia menurut pengakuan CEO ini sangat tinggi dan sulit untuk dikendalikan. Ketika ke Hong Kong University, saya juga mendapat cerita dari kawan-kawan Indonesia di sana bahwa para isteri pejabat di Jakarta--Indonesia-- sangat senang berbelanja di Hong Kong. Padahal, saya lihat harga di sana disamping mahal, juga tidak bebas pajak. Berbeda dengan Lotte Group yang memiliki barang berkualitas tinggi dan bebas pajak. Saya heran, mengapa para pejabat atau isteri pejabat itu gemar belanja? Semestinyalah kita mengendalikan nafsu belanja itu. Semoga dengan bulan suci Ramadhan kita dapat mengekang nafsu kita dan nafsu belanja kita. Lebih baik kita bersedekah daripada membiarkan diri kita terjebak dalam kehidupan yang konsumeristik-hedonistik. Semoga kita mendapatkan keberkahan hidup berkat bulan suci Ramadhan. 17 Ramadhan, Lailat al-Qadri 17 Ramadhan adalah hari yang sangat dinanti-nantikan semua umat muslim seluruh dunia. 17 ramadhan adalah momentum nuzul al Quran. 17 ramadhan juga diyakini sebagai malam untuk pertama kalinya al Quran diturunkan. Dan yang paling penting adalah 17 ramadhan diyakini sebagai malam turunnya lailatul qadar. Lailatul Qadar adalah suatu malam yang kemuliaannya lebih mulia dari seribu bulan.  Semua orang yang melaksanakan puasa ramadhan menanti dan mengharapkan bertemu lailatul qadar. Lailatul qadar adalah malam ditetapkannya nasib seseorang setahun ke depan. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pada lailatul qadar itu pula dapat ditentukan perubahan nasib seseorang. Itulah sebabnya, do'a-do'a dipanjatkan agar seseorang dapat terhindar dari musibah, dipanjangkan umur, dan dimudahkan rezekinya. Pada lailatul qadar, wirid dibacakan, mushhaf al Quran dilantunkan. Banyak orang yang pada malam-malam ramadhan membasahi bibirnya dengan zikir-zikir tertentu, shalat dan qiyamul lail ditunaikan. Dan pada siang harinya mereka bekerja keras dan memperbanyak sedekah. Suatu waktu, A’isyah r.h.a bertanya kepada baginda nabi. Do’aapa gerangan yang dipanjatkannya ketika ia menemukan Lailat al-Qadri?. Nabi bersabda bacalah: Allahumma innaa nas’aluka ridha-ka wa al-jannah, wa na’udzubika min sakhthika wa al-nar. Allahumma innaka ‘afuwun karim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘anna ya karim. Duhai Allah, kami memohon ridho-Mu dan kenikmatan surga-Mu, Dan kami berlindung dari murka-Mu dan siksaan api neraka. Ya Allah, Dikau Maha pemaaf lagi Murah Hati, Engkau mencintai hamba-Mu yang pemaaf. Ampunilah kami, duhai Tuhan Yang Maha Mulia. Nikmatnya Berbuka Bagi orang yang puasa terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan ketika dia berbuka, dan ketika bertemu dengan Tuhannya. Berbuka ada momen yang sangat penting bagi orang yang menunaikan puasa ramadhan. Ada masa masa indah ketika berbuka bersama dengan keluarga di rumah atau dengan teman kantor. Atau sangat boleh jadi berbuka dirangkaikan dengan kerukunan keluarga suku atau daerah tertentu. Atau organisasi tertentu. Atau alumni sekolah atau perguruan tinggi tertentu. Ada kenangan tersendiri dalam berbagi kisah dan cerita. Suasana berbuka bagi keluarga yang super sibuk tentu memiliki makna tersendiri. Halmana dalam kehidupan di hari hari biasa mereka jarang bertemu dengan keluarga, justeru waktu sahur dan berbuka merupakan momentum yang memiliki makna yang dalam. Keluarga sakinah. Puasa ramadhan dapat meningkatkan kohesi antar keluarga. Ada lagi ta'jil yang disponsori oleh perusahaan tertentu sambil promosi produk produknya, mereka juga menyampaikan pesan pesan religius. Seperti Ta'jil: indahnya berbagi. Berpuasa itu Sehat Dalam suasan ramadhan para ustaz sering mengutip hadis yang berbunyi: ....shumu tashihhu...berpuasalah kalian niscaya akan sehat. Dengan berpuasa jadwal makan kita teratur dan ditakar. Asupan dan menu makanan juga rata- rata bergizi dan pasti halal. Ada riwayat lagi yang sering disebut- sebut sebagai hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Riwayat dimaksud kira- kira berbunyi: ...,kami adalah umat yang tidak makan kecuali lapar. Dan berhenti makan, sebelum kenyan. Oleh pakar hadis Prof. K.H Musthofa Ali Ya'qub sudah dibantah bahwa riwayat tersebut bersumber dari seorang dokter berkebangsaan Sudan. Dalam kitab al- Rahmah fi al- Thibb wa al- Hikmah karya Jalaluddin al- Suyuthy, h. 22 disebutkan bahwa....berkumpullah empat orang ahli hikmah di istana Raja Kisra (Persia), dari Iraq, Romawi, India dan Sudan. Raja Kisra meminta agar mereka memberikan resep obat yang tidak memiliki efek samping. Li- yashifa ly kullu wahidin minkum al dawa'a al lazy la da'a ma'ahu. Dokter Iraq berkata...hendaknya Raja meminum air hangat tiga kali sehari. Dokter Romawi berkata, raja mengkomsumsi biji al- rasyad sedikit setiap harinya. Dokter India berkata, raja mengkonsumsi tiga biji ihlif setiap harinya. Raja menimpali, mengapa dokter Sudan tidak mengajukan resep. Anda diam saja, dan tidak bersuara. Fa qala lahu al maliku, fa ma al lazi taqulu anta? Fa qala, ya maulana al dawa'u al lazi la da'a ma'ahu an la ta'kula...dst. Dokter Sudan mengkritik kelemahan resep ketiga dokter dsri Iraw, India dan Romawi sambil mengajukan resepnya. Bahwa obat yang paling mujarab dan tidak memiliki efek samping adalah an la ta'kula illa ba'da al-ju'i. Wa iza akalta far fa' yadaka qabla al- syub'i. Fa innaka la tasyku 'illatun illa 'illatal maut-i. Jangan makan sebelum lapar. Hendaklah mengangkat tangan (berhenti makan) sebelum kenyang. Niscaya engkau tidak akan kena penyakit kecuali sakit yang mengantarmu kepada kematian. Dan mereka pun membenarkan resep dokter Sudan ini. Buah Sabar Dalam kitab al-Matsnawi, Jalaluddin Rumi mengelaborasi dengan sangat indah sabar dan rasa syukur. Shabr itu laksana gaharu, sabr. Dan syukur itu adalah syakkar, manis. Allahlah yang menyelamatkan orang yang sabar, sebagaimana terlihat pada kisah para nabi dan rasul. nabi Yusuf a.s diselamatkan- Nya dari dslam sumur, dan keluar penjara. Bunga- bunga pada musim semi adaalh penerjemah kesabaran. Pada musim dingin, dedaunan berguguran. Hanya dengan kesabaran, pertumbuhan bisa dicapai. Dibutuhkan waktu bertahun- tahun lamanya untuk pertumbuhan sebuah pohon. Seperti halnya dengan manusia. Bayi adalah buah kesabaran. Bayi membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk tumbuh menjadi manusia cerdas dan beriman. Rumi mengisahkan tamsil orang bodoh yang tidak bersabar. Seperti seorang lelaki yang ingin membuat tatto singa di punggungnya. Karena tidak tahan tusukan jarum, si lelaki memutuskan supaya gambarnya singanya tanpa ekor. Kemudian ia meminta singa tidak berkaki. Singa yang tidak berkepala. Dan singa tidak berbadan. Akhirnya, tato singanya tidak jadi. Kerang yang sabar dan menahan sakit dengan butiran pasir, pada akhirnya melahirkan mutiara. Indah, berkilau dan harganya sangat mahal. Ramadhan melatih kita untuk hidup menjalani cobaan. Sabar terhadap kemalangan hidup. Kehidupan ini, kata Rumi seperti bunga mawar. Ada tangkai, duri dan bunga. Lupakan tangkai dan durinya. Ingat saja bunga yang indah, harum dan menawan. Sabar harus dipadu dengan rasa syukur kepada Tuhan pemberi rahmat dan kasih- sayang. Do’a Ramadhan Di bulan suci Ramdhan ini, marilah kita untuk terus memperbanyak berdo'a sebagai ucapan terima kasih kita kepada Tuhan. Sebagai permohonan ma’af dan ampun atas segala dosa dan nista. Berdo’a juga untuk menghidupkan ruh religius kita. Sebab, dalam do’a, kita hanyalah debu. Dan pada akhirnya manusia akan menjadi...Dust on dust, debu di atas debu. Allahumma ashlih lana dinana al lazi huwa 'ishmatu amrina. Wa ashlih lana dunyana al-lazi fihi ma'asyuna. Wa ashlih lana akhiratana al-laty fiha ma'aduna. Waj'al al-hayat ziyadatan lana fi kull khair-in Waj'al al- maut rahat- an lana min kull syarr-in. Berikanlah kebaikan dalam menjalankan perintah agama, sebagai tempat menggantungkan segala urusan, Anugerahilah kebaikan dalam kehidupan duniawi kami sebagai tempat mengadu nasib, Limpahkanlah kebaikan untuk akhirat kami, sebagai tempat kembali (menghadap keharibaan-Mu), Ya Allah, jadikanlah (sisa) hidup kami sebagai kesempatan untuk terus menambah kebaikan, Dan jadikanlah kematian sebagai masa istirahat untuk berbuat keburukan (dan maksiat). Ya Allah, tuntunlah kami ke jalan yang benar dan lempang, dalam menjelajahi alur-alur sungai takdir kami, dalam menyusuri lorong-lorong kehidupan penuh pesona. Allahumma innaa nas’aluka al-huda wa al-tuqa wal-’afafah wa al-ghina. Ya Allah, kami memohon petunjuk dan taqwa agar terjaga dari berbuat nista, kami memohon kemuliaan hidup, keberkahan dan kecukupannya. Allahumma innaa nas’aluka ridha-ka wa al-jannah, wa na’udzubika min sakhthika wa al-nar. Allahumma innaka ‘afuwun karim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘anna ya karim. Duhai Allah, kami memohon ridho-Mu dan kenikmatan surga-Mu, Dan kami berlindung dari murka-Mu dan siksaan api neraka. Ya Allah, Dikau Maha pemaaf lagi Murah Hati, Engkau mencintai hamba-Mu yang pemaaf. Ampunilah kami, duhai Tuhan Yang Maha Mulia. Rabbana atina fi al- dunya hasanat-an, wa fil akhirat- i hasanat-an Wa qina 'azab-an nar. Wa Shalla Allah 'ala Muhammad-in. Wal hamdu lillah rabbil 'alamin. Wassalamu 'alaikum wr,wb.

Minggu, 26 Mei 2019

Prof. Kyai H. Tolchah Hasan

Pada suatu kesempatan kami berkunjung ke Universitas Islam Malang, tepatnya tanggal 7 Mei 2013. Beliau juga hadir menyambut kami bersama dengan rektor UNISMA (Prof Masykuri Bakri) beserta beberapa jajaran pejabatnya termasuk direktur pascasarjananya. Ada beberapa pesan Kyai Tolchah antara lain, beliau meminta panjang umur agar bisa mewujudkan cita-cita luhur membangun fakultas kedokteran, rumah sakit Islam, dan Program Pasjasarjana jenjang doktoral. Kita senantiasa memohon doa panjang umur agar lebih bermanfaat bagi orang lain. Untuk apa panjang umur kalau tidak memberi kemanfaatan, imbuhnya. Kyai Tolchah demikian sangat kharismatiknya. Berbincang dengan beliau terasa sejuk, mengalir, dan inspiratif. Ketulusan terpancar dari wajahnya yang bersih. Kalimat-kalimatnya tertata, sistematis, santun, dan terkadang diselingi dengan humor. Prof. Tolchah adalah sosok kyai yang multi talenta. Beliau pernah sukses dan jatuh bangun dalam membangun bisnis hasil pertanian dan perkebunan. Beliau pernah menyewa lahan bandara Angkatan Udara RI Malang untuk menanam tebu. Beliau pernah berdagang kopi. Beliau juga berbisnis kedele, dan tidak pernah rugi khusus jenis bisnis yang satu ini. Beliau pernah beternak sapi sekitar 4.000-an ekor sapi. Tapi belakangan beliau merugi karena tertipu kawan dekat sendiri. Diam-diam orang kepercayaan beliau memakai uang keuntungan bisnis untuk membangun bisnis yang lain. Kita sangat beruntung memiliki kyai yang multi talenta seperti Kyai Tolchah. Beliau ketika mengaji (kitab kuning) di pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang dibawah asuhan Mbah Kyai Hasyim Asy’ary sempat menamatkan Kitab Ihya’ Ulumuddin karya Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali. Suatu hari seorang kawan bercerita tentang ceramah K.H. Tolchah Hasan ketika beliau sebagai amirul hajj sekitar tahun 1997. Pada saat beliau menyampaikan pesan kepada para petugas TPIH bahwa kalian itu adalah jama'ah haji yang sekaligus petugas. Beliau melanjutkan ceramahnya dengan mengutip pendapat Imam Syafi'i. Kata Imam Syafi'i kalau ada orang yang sedang shalat, lalu ada seorang anak yang hanyut di sungai, maka orang tersebut harus membatalkan shalatnya demi menyelamatkan nyawa anak tersebut. Petugas haji harus fokus pada tugas-tugas dan kewajibannya sebagai petugas. Bahwa menolong dan menyelamatkan nyawa manusia jauh lebih utama daripada ibadah shalat sekali pun. Betapa humanisnya Islam ini. Inilah Islam rahmatan li al-'alamin. Tentu akan ada banyak kasus dan peristiwa dalam sejarah Islam yang memperlihatkan betapa Islam adalah agama rahmah. Sosok Kyai Tolchah adalah Kyai yang multi talenta, seorang pendidik, ulama, birokrat, dan seorang entrepreneur (pebisnis sukses dan tahan banting). Salah satu buku populer yang ditulisnya adalah: Ahlussunnah wal-Jama'ah dalam Tradisi dan persepsi NU. Pada usianya yang sudah senja, Kyai Tolchah masih terus berkiprah dan gigih memajukan dunia pendidikan Islam. Universitas Islam Malang salah satu karya nyata Kyai Tolchah Hasan.

Minggu, 19 Mei 2019

Memaafkan!

Memaafkan! If you must slander someone, Don't speak it-- but write it-- Write it in the sand, Near the water's edge! Jika engkau terpaksa menfitnah seseorang, Jangan menggunjingnya, memperbincangkannya. Tapi tulislah dia. Tulislah dia di pasir, dekat tepi air. (Artinya tulisan tersebut akan cepat terhapus).

Rumi: Universalitas Agama

Universalitas Agama- agama Sufi Rumi menceritakan kisah alegoris yang sangat indah. Perjumpaan orang Yunani, Arab, Turki dan Persia. Ketika mereka dalam sebuah perjalanan didera lapar, mereka bersepakat untuk mengumpulkan uang untuk membeli sesuatu untuk dimakan. Di sini muncul masalah. Sebab, sang Yunani ingin membeli stafil, si Arab mau membeli inab. Si Persia menginginkan angur, sementara si Turki hendak membeli uzum. Mereka mulai bertengkar. Untungnya, seorang bijak lewat dan melerai mereka. Beritahu saya, apa keinginan kalian sambil mengambil uang dari mereka. Beberapa saat kemudian sang bijak datang membawa beberapa macam anggur. Mereka pun sangat bergembira melihatnya karena ternyata sesuai dengan keinginan mereka semua. Barang yang dipertengkarkan ternyata hal yang sama. Manusia secara universal adalah sama. Mereka terkadang berbeda dalam hal nama dan penamaan atas sesuatu. ( Henry Bayman, TheSecret of Islam, h. xix).

Harga Diri

Ziya Pasha, penyair Ottoman berucap: Deeds are a person's mirror, mere claims do not heed, The level of one's intellect is apparent in one's work Perbuatan adalah cerminan diri seseorang. Klaim dan pengakuan tidaklah dianggap. Tingkat kecerdasan seseorang terlihat pada kerja dan karyanya. ( Henry Bayman, The Secret of Islam, h. xxxi).

Hodja Kehilangan Kunci

Nasruddin Hodja, kehilangan kunci Mullah Nasruddin Hodja, sang humoris Timur Tengah, suatu waktu mencari kunci di tengah jalan. Dia merangkak mencari kunci. Seseorang lewat dan mendekatinya, seraya bertanya, ia sedang mencari apa? Saya kehilangan kunci, jawab Hodja cepat. Lelaki itu segera membantunya. Beberapa saat kemudian, ia tidak menemukan sesuatu apa pun. Sejurus kemudian, Lelaki itu pun mengajukan pertanyaan lanjutan:... Hodja, di mana kunci tersebut terjatuh. Kunci tersebut jatuh di basment rumah saya, jawab Hodja. Lelaki itu tertawa sambil melempar sebuah pertanyaan, lalu mengapa engkau mencarinya di tempat yang salah. Mengapa kita tidak mencari kunci tersebut di basment rumahmu saja. Ah, di basment rumahku terlalu gelap, jawab Hodja. This is where the light is....di sini adalah tempat yang lebih terang!

Jumat, 17 Mei 2019

Berpikir Besar

If your life's work can be accomplished in your lifetime, you're not thinking big enough. ” ― Wes Jackson.....Jika pekerjaanmu dapat diselesaikan dalam hidupmu, maka engkau tidak akan berpikir besar.

Lao Tzu, Berkelimpahan

If you want to become full, let yourself be empty. ” ― Lao Tzu...Jika Engkau ingin hidup berkepenuhan, maka biarkanlah dirimu kosong.

Sungai Kebahagiaan, Rumi

When you do things from your soul, you feel a river moving in you, a joy. ” ― Rumi...Ketika Engkau melakukan sesuatu dari dalam diri Anda, maka sungai kebahagiaan bergerak dan mengalir dalam dirimu.

Harus Bisa

It always seems impossible until it is done. ” ― Nelson Mandela. Semua tampak mustahil sampai terbukti nyata.

Rumi: Hidup Menginspirasi

Wherever you stand, be the soul of that place. Di mana pun Anda berada, jadilah jiwa di tempat itu.

Tiga Hal Utama

In the end only three things matter: how much you loved, how gently you lived, and how gracefully you let go of things not meant for you. Pada akhirnya hanya tiga hal yang utama ( dalam hidup). Seberapa besar Anda mencintai; seberapa lembut Anda menjalani hidup, dan seberapa anggun Anda melepaskan hal- hal yang tidak berguna bagi Anda.

Rileks Saja!

You're not going to master the rest of your life in one day. Just relax. Master the day. Than just keep doing that every day. Anda tidak pernah bisa menguasai hidup anda dalam sehari. Rileks saja. Kuasai hari ini. Daripada engkau melakukannya berulang-ulang pada setiap harinya.

Hidup dan Belajar

Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. Mahatma Gandhi. Hiduplah seolah-olah engkau akan mati esok. Belajarlah seolah-olah engkau akan hidup untuk selamanya.

Kamis, 16 Mei 2019

Rumi, Diri Manusia

Hakikat Manusia ini laksana wisma. Setiap pagi kedatangan tamu baru. Ada yang berbahagia, depresi, kejam, sadar, beberapa kesadaran sesaat datang sebagai pengunjung yang tak terduga. (Ucapkanlah) "Selamat datang" dan hiburlah mereka semua. Perlakukan setiap tamu dengan penuh hormat. Kegelapan pikiran, rasa malu, kedengkian, temui mereka di pintu sambil tertawa, dan mengundang mereka masuk. Berterima kasihlah kepada siapa pun yang datang, karena mereka diutus sebagai pemandu dari luar. (Jalaluddin Rumi). This being human is a guest house. Every morning is a new arrival. A joy, a depression, a meanness, some momentary awareness comes as an unexpected visitor. Welcome and entertain them. Treat each guest honorably. The dark thought, the shame, the malice, meet them at the door laughing, and invite them in. Be grateful for whoever comes, because each has been sent as a guide from beyond....Rumi...

Rabu, 08 Mei 2019

Paulo Coelho, Sukses

What is success? It is being able to go to bed each night with your soul at peace. Apa itu sukses (sejati)? Dapat menuju tempat tidur pada suatu malam, sedang jiwamu damai.

Nasehat Imam Ali

1. Be flexible without being weak. Be strong without being violent. Luweslah tanpa menjadi lemah. Kuatlah tanpa menjadi kejam. 2. Don't use the sharpness of you speech on the mother who taught you how to speak. Jangan gunakan lidah yang tajam kepada Ibu yang telah mengajarimu bicara.

Alice in Wonderland

I knew/ who I was/ this morning/ but I've/ changed a few times/ since then.

Hidup ibarat Berlayar

1. Ibarat berlayar, laut terkadang bersahabat, tapi siap-siap juga menghadapi badai yang menerjang. Tidak mudah memang, managing in turbulance time. Tetapi yakinlah, badai pasti akan berlalu. Dan kehidupan terus berlanjut. 2. Life is yours. Hidupmu adalah milikmu. Istamti' hayataka, nikmatilah hidup Anda. 3. Di mana Anda terjatuh, di sana pula ada mutiara ( where there is ruin, there is hope for a treasure). 4. Tidak penting berapa kali Anda jatuh (dijatuhkan). yang penting, berapa kali Anda bangkit.

Patrick Modiano

Patrick Modiano, penerima sastra nobel pernah berkata:....Setiap menyelesaikan sebuah novel, saya merasa sudah menyelesaikan semuanya. Namun saya tahu, saya akan kembali lagi ke detail-detail kecil yang tersisa. Pada kesempatan lain, beliau berkata:...Pada akhirnya, kita ditentukan oleh tempat dan waktu kita dilahirkan.

Belajar Rumi

1. Jangan tuna cinta/ agar kau tidak rasakan mati/ Matilah dalam cinta/ dan tetap hidup selamanya. Kau hidup hanya jika menghirup cinta. 2. Tutuplah pintu bahasa/ dan bukalah jendela cinta/ Rembulan tak lewat pintu/ cuma jendela. Heninglah, agar hati mendengar.

Renungan, Kata Bijak

Sekarang kita memasuki abad kearifan. Siapa saja yang memiliki kearifan, dialah sang pemenang (the winner). 1. Sekiranya seorang pemimpin berjalan di atas air, maka orang akan berkata, bahwa ia tidak bisa berenang. 2. Pelanggan yang paling tidak puas adalah sumber Anda untuk belajar (Bill Gates). 3. Pikiran ibarat parasut, hanya berfungsi jika ia terbuka (Lord Thomas Dewas). 4. Jika engkau membantu menyeberangkan perahu saudaramu, niscaya perahumu pun akan mencapai pantai. 5. Sebuah gagagsan dapat berubah menjadi debu atau keajaiban, tergantung pada bakat yang menggosoknya ( William Beruback: Kekuatan Menggabungkan ide, Wisdom of Crowded). 6. Kemampuan kita menoleh ke bumi ini peluang akan ada dalam bentuk masalah. ( Nelson A. Rockefeler). 7. Biarkan setiap orang menyapu di depan pintunya masing-masing, maka seluruh dunia akan bersih. ( Goethe, Jerman). (Legoso, 27-1-2019).

Jumat, 03 Mei 2019

Lee Israel

Can You Ever For Give Me. Itulah judul film inspiratif berdasarkan true story kehidupan Lee Israel. Lee adalah seorang penulis terkenal, dan mengalami nasib tragis di masa tuanya. Buku- buku yang ditulisnya dijual dengan harga yang sangat murah. Obral. Sementara Lee dililit utang. Utang membayar rumah kontrakan. Utang obat di Apotek. Utang pengobatan kucing kesayangannya. Ditambah lagi belanja kesehariannya yang juga tidak murah. Saya mengalami kesulitan hidup. Saya mengalami diskriminasi usia, keluhnya. Untuk mengisi hari- harinya yang muram, di Bar ia bertemu dengan seseorang pecandu dan pengedar kokain. Ia hampir- hampir saja terjerat bisnis haram itu. Tetapi ia memilih jalan menelikung yang juga beresiko. Lee memutar otak untuk mendapatkan uang. Lee akhirnya memalsukan surat- surat berharga dam dokumen- dokumen penting peninggalan penulis tersohor. Ia memanfaatkan sejumlah surat penulis terkenal, kemudian ia menambahi kata dan kalimat di bawah surat- surat berharga tersebut. Kata dan kalimat dari Lee sendiri. Lee akhirnya memalsukan banyak dokumen dan menjualnya di toko loak dan toko- toko barang antik. Dari cara culas inilah Lee mendapatkan uang. Suatu hari, ia mengikuti lelang dan pameran di pasar barang antik. Lee menemukan barang dan surat berharga yang telah dijualnya itu dengan harga dua kali lipat dari harga yang telah dipatoknya. Lee seakan menemukan jalan baru untuk lebih giat mendapatkan surat- surat berharga. Lee terkadang menemukan selembar surat terselip di dalam buku yang dibacanya di perpustakaan. Lee pun mencurinya. Pendeknya, demi uang, Lee menempuh jalur hitam. Lee kecewa berat dengan kemiskinan yang menimpanya. Ternyata, karier kepenulisannya mandek. Ide-ide kreatif dan inovasi menjauhinya. Dan ia pun hanya menemukan lorong buntu dalam kehidupannya. Noel Conrad, novelis kawakan. Catatan dan surat Noel yang ditemukannya di sebuah perpustakaan, Lee menambahkan kalimat- kalimat puitis. Tanda tangan Noel pun dipalsukannya. Doroty Parker, novelis dan penulis cerdas dan jenaka. Hidup ini menjemukan. Kita harus melakukan sesuatu, harapnya. Morjouri, kawan dekat Lee menyarankan agar ia memperbaiki penampilan, dan berhenti meminum bir. Dan Lee harus mencari cara mencari uang untuk hidup lebih layak. Coba contoh Tom Glancy, penulis terkenal, dan juga sering tampil di radio. Sementara Fanny Brice, tokoh Lee, siapa yang kenal? Ternyata hidup sebagai penulis, novelis tidak bisa diandalkan. Barangkalia menulis dan melahirkan buku memang sebagai kerja intelektual dan peradaban. Kita tidak busa berharap lebih banyak untuk hidup layak hanya dengan mengandalkan royalty dari tulisan.

Rabu, 01 Mei 2019

Perjalanan Hidupku-1

CURICULUM VITAE N a m a : Dr. Muhammad Zain. Karier : Sejak tanggal 22 Desember 2017 dilantik dan diberi amanah baru sebagai Kepala Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang dan Diklat, Kemenag RI. Sebelumnya, tanggal 8 pebruari 2017 diberi amanah sebagai Kepala Subdit Penelitian, publikasi Ilmyah, dan pengabdian pada masyarakat. Tanggal 22 Pebruari 2011-2016 sebagai Kepala Subdirektorat Pengembangan Akademik, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Kementerian Agama RI. Tahun 2007-januari 2011 sebagai Kepala Sub Direktorat Ketenagaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI; Tahun 2006 s.d. 2007 sebagai Kepala Seksi Pengembangan Tenaga Akademik, pada subdit yang sama; Tahun 2005 s.d. 2006 di Departemen Agama RI mendapat amanah sebagai Kepala Seksi Perencanaan Formasi, Subdit Ketenagaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam; Tahun 2005- sekarang masih tercatat sebagai Dosen Fakultas Agama dan Filsafat /Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Tahun 2000- sampai bulan juli tahun 2005, berkiprah sebagai dosen pada Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar. Tempat, tgl lahir : Tumpiling, Polewali Mandar, 14 September 1972 Alamat : Perumahan Legoso Permai, Blok 1, no. 10 A, Ciputat.Nomor Hp. 081280015175; E-mail: afikrizain@yahoo.com; blog: www. afikrizain.blogspot.com. Nama Orang Tua : Ayah, Djapareng. Ibu, Sariah Isteri :Asriaty, M.Ag ( Dosen Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, DPK PTIQ Jakarta). Anak : Asyraf Fikri Yathier ( 17 tahun) Athique Qodri Fauzi ( 14 tahun) Riwayat Pendidikan: 1. Tamat SDN 031 Tumpiling tahun 1984. 2. Tamat Mts Bonde Campalagian tahun 1987. 3. Tamat MAN Pol-Mas pada tahun 1991. Selama belajar di Campalagian, ia juga sempat “Mangngaji tudang” (sorogan) dengan beberapa ulama setempat (K.H. Muhammad Zein ( almarhum), K.H. Muhammad Nur ( almarhum), K.H. Abdul Latief Busyra, pimpinan Pondok Pesantren As-Salafy, Parappe, Campalagian, dll. 4. Selanjutnya, ia melanjutkan studi S-1 pada Fakultas Ushuluddin, jurusan Tafsir Hadis IAIN (UIN) Alauddin Makassar dan selesai pada tahun 1996 dengan predikat Cumlaude. 5. Selesai pendidikan Magister pada tahun 1999 pada Program Pascasarjana IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. 6. Tanggal 27-07-2007 telah mempertahankan disertasi pada ujian terbuka /promosi doktor pada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan yudisium CUMLAUDE. 7. Tahun 2004, berkesempatan mengunjungi beberapa perpustakaan di Mesir ( Universitas Al-Azhar, Kairo) dan Universitas Iskandariyah untuk kepentingan penulisan disertasi pada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 8. Tahun 2007 berkesempatan untuk mengunjungi Mesir, Prancis dan Maroko. 9. Tahun 2009 ke Belanda dan Belgia untuk Monev Shortcourse dosen PTAI. Selain itu, ia mendampingi Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Mohammad Ali pada pertemuan khusus dengan Prof. Dr. Cornelis van Dijk ( ahli Darul Islam Islam dan penulis Kahar Muzakkar), Prof. Dr Nico Kaptein ( penulis Maulid Nabi Saw dan ahli Islam Indonesia), dan pejabat pada Universitas Leiden, Belanda. 10. Pada tanggal 16 s.d 26 Desember 2011 ke Shana’a, Yaman bersama Tim delegasi Indonesia untuk evakuasi 150 santri, pelajar dan mahasiswa asal Indonesia yang sedang studi di Ma’had Darul Hadis, al-Salafy, Dammaj Sha’dah, Yaman pimpinan Syekh Yahya al-Hajury. Karya-karya : 1. Ia sedang mempersiapkan penerbitan buku dengan judul: Dekonstruksi Sakralitas Sahabat Nabi, Tinjauan Sosio-antropologis. 2. Sebagai penulis buku: Membangun Keluarga Humanis (Jakarta: 2004). 3. Sebagai editor buku karya Prof. Dr. H. A. Qodri Azizy; (a) Reformasi Bermazhab (Mizan/Teraju, 2004); (b) Hukum Nasional: Eklektisisme antara Hukum Islam dan Hukum Umum (Mizan/ Teraju, 2005), (c) Membangun Integritas Bangsa (Jakarta: Renaisan, 2005). 4. Sebagai editor buku Prof. Dr. K.H. Sahabuddin yang berjudul: (a) Nur Muhammad: Telaah sufistik Pemikiran Syekh Yusuf al-Nabhani (Jakarta: Logos, 2004), dan (b) Menyibak Tabir Nur Muhammad (Jakarta: Renaisan, 2005). 5. Sebagai editor buku karya Prof. Dr. H. Sattu Alang, M.A yang berjudul: Etika Seksual dalam Lontara’ Assikalabbineng (Makassar, 2005). 6. Sebagai editor buku karya Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah, et.al, dengan judul: Formalisasi Syari’ah (Jakarta: Renaisan, 2005). 7. Sebagai editor buku Dr. Arifuddin Ahmad, M.Ag dengan judul: Membangun Paradigma Baru Kajian Hadis: telaah atas Pemikiran Prof. Dr. H.M. Syuhudi Ismail, (Jakarta: Renaisan, 2005). 8. Sebagai editor karya Ach. Muqaddam dengan judul: Filsafat Ketuhanan Syekh Husain al-Thaba’thaba’i (Mizan/ Teraju, 2005). Ia juga seorang blogger, dan pencinta Jalaluddin Rumi. Tiada hari tanpa membaca “Rumi”. Siapa pemilik kearifan, dialah the winner.

Senin, 29 April 2019

Mulla Shadra

Sufi-filosof Persia ini sangat masyhur dengan karyanya: al-Asfar al-Arba'ah. Sewaktu saya membaca sebuah buku yang diedit oleh Sayid Hosein Nasr, pada cover buku tersebut terdapat kutipan ucapan sang filosof. ....Wahyu al-Qur'an adalah cahaya yang memungkinkan seseorang dapat melihat. Wahyu ibarat matahari yang memancarkan cahaya yang melimpah. (Sedang) kecerdasan filsafat adalah mata yang dapat melihat cahaya ini, dan tanpa cahaya ini, seseorang tidak dapat melihat sesuatu. Jika seseorang menutup mata, dan berpura-pura mengetahui wahyu lewat penalaran filsafat, cahaya inipun tidak bisa terlihat. Sebab, memang mata tidak dapat melihatnya.

Membaca Buku

Keutamaan Membaca Buku 1. Bahkan firman Tuhan disebut buku ( Prof Kuntowijoyo). 2. Perpustakaan adalah benteng terakhir kemanusiaan ( Hawe Setiawan, 2014). 3. Dengan membaca, aku melepaskan diri dari kenyataan, yaitu kepahitan hidup. Tanpa membaca, aku tenggelam dan sedih. (Ahmad Wahib--9-11-1942-31-3-1973, Pergolakan Pemikiran Islam, h. 331). 4. Ayo, baca, buku, Mataku, 2007. ( Joko Pinurbo). 5. Bukalah setiap sejarah sehalaman demi sehalaman akan tuan dapati si penjajah itu (Belanda) terlukis sebagai pedagang yang rakus. (Cipto Mangunkusumo). 6. Sekolah-sekolah saja tidak dapat memajukan masyarakat, tetapi juga keluarga di rumah harus turut bekerja. Lebih-lebih dari rumahlah kekuatan mendidik itu harus berasal. (R.A Kartini). 7. Setiap tempat adalah sekolah. Setiap orang adalah guru. Setiap buku adalah ilmu. 8. Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan. (Abdurrahman Wahid). 9. Ketika kita membuka buku ini. Apakah lembar-lembar kertas ini? Bertanya untuk apa? (Sapardi Djoko Damono). 10. Kutu-kutu lebih rajin membaca buku dibanding mahasiswa, juga dosen-dosennya. Perpustakaan bekerja amat santai, bahkan ada hari ketika perpustakaan menganggur sama sekali. Mahasiswa hanya menjadi konsumen komoditas eceran di pusaran ilmu (Emha Ainun Nadjib). 12. Membaca surat kabar, ibarat meminum air laut ( Siti Roehana Kudus). 13. Buku dan perpustakaan harus ditarik segaris dengan dimensi manusia. Berpacaranlah di Perpustakaan. Sepi dan sejuk. Buku adalah guru yang tidak pernah marah. Buku adalah teman setia bersama anda, di mana saja, kapan saja, kecuali ketika menyelam di laut atau bersembunyi di kolong selama gerhana. (Bondan Winarno). 14. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. (Pramoedya Ananta Toer). 15. ...Rakyatmu harus punya makan yang cukup dulu, punya pakaian, dan yang paling penting bebas buta huruf. Ini yang membedakan manusia dengan binatang. Sebab, kalau cuma makan, binatang juga bisa makan. Lantas, kalau cuma pakaian, binatang juga punya bulu. Buku, bisa membaca, itulah yang membuktikan manusia punya kebanggaan, punya kebudayaan, punya peradaban (Remy Sylado, Ca Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa). 16. Tampaknya hanya buku yang paling pantas diceritakan dengan bangga oleh manusia beradab, bukan BMW, Mercedes, ataupun Volvo. Apabila ada manusia di zaman sekarang yang menyebut dirinya modern tetapi tidak mengindahkan buku, memilikinya, dan membacanya, maka dengan demikian manusia tersebut telah mengambil inisiatif menjadikan dirinya sebagai hewan. (Remy Sylado: books, man, modern). 17. Pembaca yang baik tidak ingin memperlakukan seperti orang dungu yang perlu dinasehati. Pengarang yang latah tanpa kepekaan, ibarat memancing atau menjaring di kolam mandul. (Budi Darma, Sejumlah Esei Sastra).

Catatan Goenawan Mohamad

Goenawan Mohamad Quotes 1. Mereka tahu hasil 2+2= 4, tapi tak tahu mengapa 2x2 juga sama dengan 4. 2. Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca; sebuah kebahagiaan. 3. Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah do’a. Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir....Di ujung sana, Tuhan lebih tahu. 4. Defenisi kesepian yang sebenarnya adalah hidup tanpa tanggung jawab sosial. 5. Hanya mereka yang mengenal trauma, mereka yang pernah dicakar sejarah, tahu benar bagaimana menerima kedahsyatan dan keterbatasan yang bernama manusia. (Catatan Pinggir 4). 6. Di setiap masa nampaknya selalu ada saat yang tak mudah untuk berbicara, tapi tidak gampang untuk diam. Kita tidak tahu pasti bagaimana persisnya kata-kata akan diberi harga, dan apakah sebuah insyarat akan sampai. Diluar pintu, pada saat seperti ini, hanya ada mendung, atau hujan, atau kebisuan, mungkin ketidakacuhan. Semuanya teka-teki. (Catatan Pinggir 1). 7. Lebih baik agama ibarat garam: meresap, menyebar, dan memberikan manfaat di mana-mana, tanpa kelihatan. (Catatan Pinggir 7, agama). 8. Cinta, sebuah kata yang tak persis pengertiannya, kecuali ketika kita merasakan sakitnya. ( Catatan Pinggir 5). 9. Sekolahpun..... tak berhak menjadi perumus masa depan (anak), Catatan Pinggir 2. 10. Iman bukanlah mempercayai apa yang terang tanpa mempercayai apa yang gelap (Catatan Pinggir 7). 11. Tuhan, kata Bunda Teresa, bersahabat dengan diam. Kembang tumbuh tanpa kata dan bulan bergerak tanpa berisik (Catatan Pinggir 5). 12. ...memang ada orang beragama seperti kaum Marxis, menyombong bahwa:..”segala hal sudah ada jawabnya pada kami”; tapi pernyataan itu menantang makna doa dan mematikan ruh religius itu sendiri. Sebab dalam doa, kta tahu, kita hanya debu. 13. Di dunia yang penuh sesak dan penuh orang lapar, seorang yang kekenyangan berarti merenggutkan nyawa yang lain. (Catatan Pinggir 1). 14. I’m beginning to think that to hope isn’t the same as to expect something. To hope is to believe that life is an acceptable chaos. 15. Manusia memang bukan semuanya wali. Tapi mungkin sejarah juga mengajari kita, bahwa keadaan tak sempurna bukanlah dasar untuk terus- menerus menghalalkan kerakusan. Keadaan tak sempurna itu justru alasan untuk kesediaan ditegur, untuk mengerti rasa malu dan rasa dosa. (Catatan Pinggir 1). 16. Membaca buku memang tak menjamin pencerdasan bangsa. Tapi hanya membaca Twitter dan ikuti instagram menciutkan wawasan.

Minggu, 28 April 2019

Makna Esoterik Ayat-ayat Tuhan

Mengais Makna Ayat-ayat Tuhan Annemarie Schimmel menulis buku yang otoritatif dengan judul: Deciphering the Signs of God A Phenomenological Approach to Islam, 2005. Ada banyak bahan renungan untuk memperkaya keberagamaan kita yang patut dicatat, sebagai berikut: 1. Makna shalat/shalawat bagi kesehatan (h.232-35). 2. Hadis:...Ittaqu al-wawat, Hindarilah banyak waw! Artinya kita sebaiknya menghindari terlalu banyak bersumpah. Sebab orang yang banyak bersumpah akan masuk neraka. 3. Shalat adalah inti agama. Ketika takbir, kita menjauhi dunia. Kami siap menjadi kurban-Mu. (h.237). 4. Allah Swt malu tidak meletakkan sesuatu kepada tangan yang terlanjur menengadah ke langit. (h. 251). 5. Bagaimana dengan do’a yang lama terkabul? Menurut Imam al-Qusyairy, do’a yang lama terkabul ibarat kicauan burung dalam sangkarnya, Allah Swt menunda untuk mengabulkannya (h. 252). 6. Sir Muhammad Iqbal: ....do’a akan mengubah kondisi manusia menjadi “tersatukan” dengan kehendak Ilahiyah. Kehendak ilahiyah itu akan mengalir kedalam jiwa manusia, hingga manusia itu berkesesuaian dengan takdir yang telah ditetapkannya, (h. 253). 7. Pakai tasbih itu untuk berzikir adalah pengaruh India masuk ke pusat-pusat Islam pada abad ke-IX. (h.253). 8. Ada seorang ibu yang stroke sembuh dengan zikir diPakistan, h. 255. 9. Do’a kemurahan, oratio infusa, bagaimana mungkin mawar bisa berkembang dari cela abu? (al-Matsnawi, II, 2, 443). h. 256. Do’a, zikir, diam, meditasi adalah do’a tertinggi seperti seorang hamba di depan sang Raja, ....diam terpesona. Do’a tidak seharusnya terbelenggu dalam kata. Harus belajar: lidah tanpa lidah. Untuk diterimanya do’a harus sedikit makan, sedikit tidur, sedikit cakap. Qillat al-tha’am. Qillat al-manam. Qillat al-kalam. 10. Sufi Zun Nun al-Mishry:.....qulub al-ahrar, qubur al-asrar.....jiwa-jiwa merdeka/ manusia merdeka adalah makam-makam rahasia. h. 258. 11. Husain al-Hallaj:.....dosa besar ifsya’u al-sirri...membuka rahasia. Di sinilah pentingnya diam. Sir Muhammad Iqbal:.....tutup bibirmu, dan jangan katakan rahasia kami, h. 258. Buku Deciphering the Signs of God ini sangat direkomendasikan. Prof Schimmel adalah seorang pakar tasawuf yang simpatik dan karya-karyanya jernih dan otentik. Kedalaman pemahaman akan tasawuf Islam, kitab al-Matsnawi, pandangan dan puisi profetik Iqbal, semua termaktub dengan apik dalam karya Schimmel.

Hidup Penuh Makna

Robin Sharma dalam bukunya: The Greatness Guide mengutip 101 rahasia untuk menuju hidup yang penuh makna. Beberapa hal yang perlu direnungkan sebagai berikut: 1. Tugas yang paling utama bagi seorang leader ialah mengembangkan pegawainya, dan memberinya kesempatan untuk menggapai impiannya. 2. Pandanglah sisi yang baik dalam diri setiap orang. Memang ada beberapa orang yang tidak jujur, teledor dan berbuat nista, tapi hanya sedikit orang yang begitu bangun, langsung berniat untuk merusak kehidupan orang lain ( Jack Welch). 3. Ketika Anda mencari yang baik dalam diri seseorang, maka Anda akan menyaksikan lebih banyak kebaikan di dunia ini ( Robin Sharma). 4. Lebih cepat gagal, lebih cepat sukses. Ambil resiko yang terukur, dan yang telah diperhitungkan. Tidak ada upah, tidak ada upahnya (David Kelley). 5. Jangan pernah menyantap sarapan yang sama selama 20 tahun. Menyusuri jalan yang sama ke tempat kerja selama 20 tahun. Obrolan yang sama selama 20 tahun. Cara berpikir yang sama selama 20 tahun. 6. Kegilaan adalah mengerjakan hal yang sama, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda (Albert Einstein). 7. Teruslah membaca buku setiap harinya. Membaca buku karya seseorang yang Anda hormati membuat kecerdasan mereka melekat pada Anda. Ketika saya beranjak dewasa ayah saya berkata:...Kurangi biaya sewa dan kurangi pengeluaran untuk makan, tapi tidak perlu merasa cemas karena menginvestasikan uang untuk sebuah buku. Jangan menyesal karena Anda telah membeli buku yang banyak tetapi belum sempat membacanya. Anggaplah Anda sedang membangun sebuah perpustakaan (Robin Sharma).

Islam di Tanah Mandar

Pada tanggal 24 pebruari sampai dengan 26 Pebruari 2019, saya melakukan penjajakan penulisan Sejarah Masuknya Islam di Tanah Mandar. Perjalanan ini dapat disampaikan beberapa hal mendasar, sebagai berikut: 1. Program ini dimaksudkan agar penulisan sejarah Mandar oleh pakar atau penulis yang berasal dari Mandar. Suasana kebatinan dan konteks Mandar harus “dihadirkan” dalam penulisan sejarah Islam di Mandar. 2. Patut dicatat bahwa corak Islam di Mandar terkenal sebagai Islam fiqih dan mistik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wali dan situs-situs ziarah wali di Mandar. Tersebutlah beberapa ulama sebagai berikut: a. Syeikh Muhammad Thahir (w. 1952) yang dikenal sebagai Imam Lapeo yang memiliki 74 karamah. Beliau pernah menjadi Qadhi (hakim agama) di Mamuju. Imam Lapeo adalah pendiri menara masjid yang mirip dengan masjid-masjid di Istanbul, Turki. Menara ini pernah miring karena gempa bumi, tetapi karena karamah beliau, kemiringan menara masjid tersebut dapat tegak kembali sampai sekarang. Imam Lapeo dapat (a) berbicara dengan orang yang sudah meninggal, (b) menangkap ikan di laut tanpa kail, (c) menghardik seorang jenazah, (d) memendekkan kayu, (e) dapat melakukan shalat jum’at pada tiga tempat pada waktu yang bersamaan, (f) naik becak dari Lapeo ke Mamuju (menempuh jarak tiga ratusan kilometer). Sewaktu beliau berguru kepada Syeikh Alwi al-Maliki, Imam Lapeo juga bertugas sebagai penuntun unta sang guru. Dalam sebuah perjalanan dari Mekkah dan Madinah, suatu malam, Imam Lapeo kedinginan dan mengisap rokok. Dalam kegelapan malam, sang guru mengetahui muridnya sedang merokok, Syeikh Alwi spontan menekan rokok tersebut di telapak tangan Imam Lapeo. Keajaiban terjadi. Tangan Imam Lapeo tidak terbakar, dan tidak merasa kesakitan sama sekali. Ternyata karamah beliau sudah terbangun sejak beliau belajar di Mekkah. Ada juga kisah yang menyebutkan bahwa kejadian yang sama juga dialami oleh Kyai Muhammad Shaleh. Bahkan api rokok tidak membakar salah satu mata beliau ketika diuji oleh sang guru, di Mekkah. Tentang biografi beliau sudah terdapat beberapa disertasi dan tesis yang ditulis, seperti Dr Mukhlis Lathif, Imam Lapeo dalam Perspektif Sakral dan Profan (disertasi 2017), Sdr Amal Jadid, Dakwah Tasawuf Imam Lapeo (tesis), dan Saudari Zurriyah juga menulis 74 karamah Imam Lapeo, dst. b. Syeikh K.H. Muhammad Shaleh, pendiri dan penyebar tariqat Qadiriyah khususnya di wilayah Indonesia Timur. Beliau banyak menulis kitab dan tuntunan do’a-do’a. Menuntut ilmu pengetahuan agama di Mekkah kepada Sayyid Alwi al-Maliki al-Hasani. Tareqat Qadiriyah masih berkembang dan memiliki penganut yang sangat banyak di kawasan Indonesia Timur. Adalah Prof. K.H. Sahabuddin (almarhum) salah seorang khalifah/mursyid dan pelanjut Kyai Muhammad Shaleh. Prof Sahabuddin juga menulis disertasi doktornya tentang Konsep Nur Muhammad menurut Syeikh Yusuf ibn Ismail al-Nabhany, tokoh yang sangat dikagumi dalam tarekat Qadiriyah. Al-Nabhany juga penulis kitab Jami’ Karamat al-Auliya’ (Ensiklopedi Keramat para wali Allah). Dan saya pernah bertindak sebagai editor buku: Menyibak Tabir Nur Muhammad (Jakarta, Renaisan, 2004). Buku ini memuat perdebatan konsepsi Nur Muhammad antara Prof K. H. Sahabuddin dengan tokoh-tokoh agama di Makassar. Hal yang menarik dan tak terlupakan adalah penghormatan penganut tarekat Qadiriyah terhadap para habaib (keturunan sayyid). Kalau pun keturunan sayyid ini berbuat dosa, mereka dipandang seperti wanita yang sedang haid. Mereka pada akhir hayatnya akan menjadi baik dan husnul khatimah. c. K.H. Muhammad Arsyad (Kyai Maddeppungan), maha guru/fuqaha di Mandar yang melahirkan banyak ulama penerusnya, seperti Kyai H. Muhammad Zein (seorang qadhi) terkenal dengan kedalaman ilmu fiqih dan nahwunya. Kyai H. Mahmud Ismail, Kyai H. Abd Rahim, Kyai Najmuddin Thahir, Kyai H. Muhsin Thahir (keduanya putera Imam Lapeo), Kyai H Muhammadiyah, dst. d. Syeikh Hasan al-Yamani adalah ayah Prof Ahmad Zaky Yamani—mantan Sekjen OPEC dan pendiri yayasan Al-Furqan di London, Inggeris. Ketika terjadi revolusi di Yaman dan Saudi Arabiyah, keluarga Hasan al-Yamani memilih tanah Mandar sebagai tempat berkhidmat untuk berdakwah dan mengembangkan ilmu pengetahuan agama. Beliau tinggal di Mandar selama 10 tahun. Beliau sering terlibat perdebatan dan hujjah dengan ulama Mandar. Kyai Maddeppungan lebih sering terlibat diskusi agama dan bahkan sering berbeda pendapat. Ketika keduanya berbeda pendapat, dan masing-masing memegang hujjah dan argumentasinya, maka Syeikh Hasan al-Yamani biasa mengirim surat kepada ayahnya di Mekkah. Dan hal yang menarik adalah pendapat Kyai Maddeppungan lebih sering “dimenangkan”. Salah satu cerita yang masyhur adalah kebolehan makan hewan sembelihan karena nazar. Kyai Maddeppungan membolehkannya, sedang Syeikh Hasan al-Yamani memilih pendapat yang mengharamkannya. Dari diskusi ini terlihat, betapa Kyai Maddeppungan lebih akomodatif terhadap kearifan lokal (local wisdom). e. Kyai H. Muhammad As’ad yang dikenal dengan Kyai H. Daeng, leluhur Cici Paramida, artis nasional keturunan Mandar. Beliau lama belajar di Mekkah, dan sebelum meletusnya revolusi Wahabi, beliau menyelamatkan diri dengan naik Kapal Selam Jerman untuk pulang ke nusantara. Setiba di Mandar, beliau diangkat sebagai seorang qadhi, hakim agung di Kerajaan Balanipa, Mandar. 3. Sekarang ini, gerakan literasi sedang digalakkan di Mandar. Sdr Ridwan Alimuddin mendirikan Perpustakaan Nusa Pustaka, Pambusuang. Saudara Ridwan Alimuddin adalah penulis muda Mandar. Sdr Ridwan sudah melahirkan banyak buku dan artikel yang otentik tentang Mandar. Ia yang menulis buku Orang Mandar, Orang Laut. Tesis yang dikembangkan dalam bukunya itu sesuai dengan pandangan Prof Cristian Pelras, sejarawan Prancis yang ahli Bugis. Pelras adalah penulis The Bugis, Manusia Bugis. Dalam wawancara di Harian Kompas, tahun 2002, Pelras menyampaikan pandangan yang mengejutkan. Bahwa selama ini orang Bugis sering dipersepsikan sebagai peluat ulung. Ternyata Orang Mandarlah yang lebih patut disebut sebagai manusia laut, bukan Bugis. Kalau pun orang Bugis dekat dengan kehidupan laut dan pelayaran, hal itu karena lebih untuk kepentingan perdagangan. Karakter orang Bugis adalah bertani dan berdagang. Sdr Ridwan memilki lebih 10.000 buku koleksi pribadi, dan gratis untuk para peneliti dan siapa pun yang berminat untuk mengembangkan literasi anak-anak bangsa. Dan kami bersyukur karena Sdr Ridwan bersedia untuk menjadi tim penulis Sejarah Islam di Mandar. Adalagi Sdr Munir. Dia ini juga penulis muda Mandar yang sering melakukan napak tilas dan ziarah ke makam ulama-ulama Mandar. Mereka melakukan program penguatan literasi agama yang berhaluan Ahlussunnah wal-jama’ah. Mereka melakukan tradisi ziarah ulama terhadap ulama yang belum masyhur sekali pun. Sdr Munir telah menulis Ensiklopedi Ulama Mandar sebanyak 1.700-an halaman. Dia juga telah menulis buku tentang Andi Depu, Raja Balanipa, seorang perempuan, sang penyelamat sang merah putih dari tembakan senapan Belanda. Sdr Munir juga sudah menyatakan kesediaannya untuk bergabung sebagai tim penulis Sejarah Islam Mandar dengan Tim LKKMO. Dari Sdr Munir juga terungkap sejarah Pencak Silat Mandar terus berkembang di Betawi, terutama di Kepulauan Seribu. Konon, mahaguru pencak silat Betawi belajar dari Makkottau (pencak silat)--biasa disebut Silewa’i-- dari Mandar. Penulisan sejarah islam di Mandar dalam bentuk tematik. Ada tema Annangguru di Mandar yang menelisik sejarah Kyai di Mandar. Ada yang menulis Puakkali di Mandar. Yakni sejarah para hakim agama di Kerajaan Balanipa, dan Mandar pada umumnya. To Salama’ di Mandar, menelusuri sejarah wali dan orang-orang suci di Mandar. Seperti Syeikh Ma’ruf, To Salama’ di Pulau, dan masih banyak makam wali sepanjang provinsi Sulawesi Barat. Hal-hal menarik yang sesungguhnya patut dikaji lebih mendalam lagi adalah: (a) benarkah ada jalur lain pengislaman di Mandar selain kerajaan Islam Gowa? Bukti-bukti awal pada artefak dan jenis batu nisan, besar dugaan bahwa sebelum tahun 1543 Anthony de Paepe berkunjung ke Mandar, agama Islam sudah dipeluk dan mentradisi di sana; (b). Terdapat sejumlah batu nisan yang ditengarai dari Persia dan mirip dengan nisan para sultan di kerajaan Samudra Pasai; dan (c) terdapat manuskrip materi Khutbah dengan gambar Muslim Tionghoa, China, serta (d) Tradisi ziarah wali dengan cara mengikatkan tali atau sesuatu pada batu nisan sang wali. Tradisi ini hanya dijumpai di Kabupaten Sinjai (Sul-Sel) dan India. Mungkinkah Islam di Mandar juga memiliki keterhubungan dengan Islam dari Gujarat, India? Saya kira perlu penelitian yang mendalam. Wa Allah a’lam.