Gallery

Selasa, 29 Desember 2015

Masjid Fathimah al Makshumah di Qum

Fathimah al Makshumah adalahsaudara kandungan Sayyid Ali Ridha. Keduanya adalah putera puteri Sayyid Jakfar al shodiq. Imam yang kelima. 
Masjid Sayyidah Fathimah al Makshumah di dalamnya ada sejumlah makam. Makam Murthada Muthahhari, makam muhammad Husein al Thaba Thabai. Ada makam guru Imam Khomeini, ayatullah Borojerdy, yang mengekuarkan fatwa bahwa mazhab syiah bagian dari mazhab Islam
Sebagaimana. OKI juga mengatakan bahwa syiah adalah mazhab Islam.

Pesona Iran

Iran adalah sedikit dari negara Islam yang bangkit dari kesulitan. Capaian Iran sampai hari ini tetap saja mencengangkan. Di tengah embargo Amerika yang berkepanjangan, Iran masih dapat memproduksi pangan sendiri, bahan- bahan tekstil yang berkualitas tinggi, memelihara tradisi dan legasi Persia yang sudah berabad-abad lamanya, pemerintahnya masih sanggup membangun sejumlah fasilitas umum seperti transportasi umum, rumah sakit, jalan raya. Dan yang mencengangkan adalah angka partisipasi kasar (APK) Iran mencapai 92 persen dari total penduduk. Itu berarti, hampir semua usia sekolah dan kuliah terlayani pendidikannya. Prof A'rafi, rektor Universitas Al Mushthafa Qum menyebutkan bahwa 1/10 pemikir dunia adalah orang Iran.  Dalam berbagai bidang, Iran masih unggul di banding dengan negara-negara muslim lainnya, seperti nuklir, kedokteran, dan kesehatan masyarakat, dst.
Iran juga pernah dilanda perang berkepanjangan. Perang dengan Irak selama puluhan tahun. Ada lebih 80 media televisi seluruh dunia ramai-ramai mendiskreditkan Iran. Konon, di bidang perdagangan misalnya, suatu ketika para pengusaha Indonesia diancam oleh Amerika agar tidak menjalin kerjasama dengan mereka. Kalau tetap dilakukan, maka seluruh bantuan Amerika akan diputus. Hal yang sama, juga pernah dilakukan kepada 100 pengusaha Prancis, tetapi mereka tetap saja menjalankan bisnisnya dengan para prnguasaha Iran. Nyatanya, Amerika tidak bisa berbuat banyak. Tentu cerita masih perlu dicek kebenarannya. barangkali hanya rumor saja. Sebab, nyatanya sekarang ini produk karpet dan produk industri kreatif lainnya dari Iran masih banyak dijual di Indonesia.
Mengapa bangsa Iran tetap maju di tengah-tengah kesulitan yang melandanya? Barangkali karena pemerintahnya jujur dan tidak korupsi. Para ulamanya hidup sederhana dan tawadhu. Bayangkan saja menurut cerita seorang kawan, ada ulama yang sudah mencapai derajat Marja taklid ( seorang mujtahid) tidak mau menerima gaji (khumus) dari pemerintah. Beliau sudah merasa cukup dengan menjual sayur setiap harinya untuk memenuhi kehidupan kesehariannya.
Dari berbagai negara berpenduduk muslim mayoritas termasuk Arab Saudi, saya kira Iran masih unggul. Dalam hal ibadah, spiritualitas, penghormatan kepada leluhur dan tradisi masa lalu, capaian intelektual yang mencengangkan, sopan santun, dan kesejahteraan. Kami jarang sekali menemui pengemis di sepanjang jalan di Iran. Kami juga melihat tata kota Teheran, Qum, Masyhad, dan Isfahan yang masih terpelihara. Pasar-pasar tradisional tertata rapi, dan tidak terkesan kumuh. Sampah tidak berserakan sebagaimana pemandangan kita di negara-negara muslim lainnya, kecuali Maroko yang bersih. Barangkali karena orang Iran tidak makan di sembarang tempat. Kita tidak pernah menyaksikan orang Iran makan sambil berjalan.
Saya kira, Iran adalah tempat yang tepat untuk mengasah spiritualitas. Untuk penempaan tradisi akademik di Hauzah-hauzah--semacam Pondok Pesantren untuk kader ulama--, saya kira Iran tidak ada duanya. Dalam hal pendidikan anak usia remaja juga menarik. Karena Iran sangat steril dari pengaruh budaya barat. Hampir kita tidak menemukan channel yang terkoneksi dengan media barat. Barangkali karena kebijakan pemerintah Iran. Atau karena Iran masih berstatus negara yang diembargo.
Masyarakat Iran terlihat sangat sopan, dan ramah. Para sopir taksi tidak ugal-ugalan. Pelan dan melayani. Pedagang kaki lima sekalipun terlihat sangat sopan dalam menjajakan barang dagangannya. Kalau menyebut harga, biasanya tidak terlalu jauh dari harga pasaran, sehingga tawar menawar tidak lama. Kalau kita tidak jadi membeli, mereka tetap saja tersenyum manis.
Gadis cantik tentu juga menjadi pesona Iran. Hampir pada semua kota, kita terus berpapasan dengan gadis cantik. Hidung mancung, kulit putih bersih, mata dengan celak hitamnya, senyumannya, dan tutur katanya yang lemah lembut membuat terpikat siapa pun yang memandangnya. Barangkali gadis Iran merupakan representasi "bidadari" di bumi. Kecantikan gadis Iran juga dikagumi para ibu-ibu yang kebetulan berkunjung ke Iran. Subhanallah! Saya teringat pada penggilan mesra Baginda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallam kepada Ummahatul mukminin A'isyah r.ah dengan: ya Humaira. Wahai gadis kecilku yang putih kemerah-merahan. Barangkali A'isyah masih memiliki keturunan bangsa Persia (Iran). Sebab, gadis cantik Arab Saudi tidaklah putih kemerah-merahan, tetapi berkulit sangat putih. Humaira itu lebih tepat untuk gadis Iran. tentu pendapat ini masih perlu dibuktikan kebenarannya. perlu kajian antropologi budaya yang lebih mendalam. Apakah betul ada silsilah A'isyah ke bangsa Persia.
Ada satu hal lagi yang menarik, yakni nikah mut'ah, nikah kontrak. Ternyata, di Iran sendiri nikah mut'ah sangatlah sulit terjadi. Pesyaratan nikah mut'ah tidak semudah yang dibayangkan dan diceritakan selama ini. Mahar nikah mut'ah ditentukan oleh si gadis atau pihak perempuan. Maharnya biasanya mengikuti tahun kelahiran si perempuan. kalau dia lahir tahun 1991, maka jumlah keping emas yang harus dibayarkan sejumlah tahun lahirnya. Nikah mut'ah juga tetap harus tercatat pada pengadilan agama. Jadi, tidak seperti yang dipraktekkan di Puncak Bogor. nikah mut'ah "hampir-hampir" sama dengan prostitusi terselubung. Nikah mut'ah versi masyarakat Iran mesti disebar-luaskan kepada masyarakat luas agar tidak menjadi fitnah.
Iran sampai hari ini masih memelihara tradisi dan peninggalan sejarah dan budaya mereka. Ada masjid jami di Isfahan yang sudah berumur 5.000 tahun lalu. masjid ini dulunya adalah tempat penyembahan berhala bagi agama Zoroaster. Di samping masjid ini ada makam al-'allamah al Majlisy penulis kitab Tafsir Bihar al-Anwar yang berjumlah 110 jilid itu. Ada juga jembatan Siusyehpool yang tiangnya berjumlah 33 tiang. Jembatan ini masih berdiri kokoh dan berfungsi layaknya jembatan modern. Jembatan ini sudah berumur sekitar 400 tahun.  
Iran memang penuh pesona.  

Sabtu, 19 Desember 2015

Iran

Iran adalah negara tua. Iran dikenal sebagai the Cradle of Civilization. Iran sudah maju dan mengenal fermentasi anggur 3.000 tahun sebelum Prancis melakukan hal yang sama. Iran sudah membangun tempat permandian megah pada saat orang-orang Eropah masih bersembunyi di balik gua-gua tanah liat. Iran adalah tanah peradaban.
Ada banyak tokoh filosof, sufi, seminan, dan saintis lahir dari tanah Iran. Ibnu al Muqoffa dan Mullah Shadra ( 1571-1637) adalah dua tokoh yang berhasil memadukan antara filsafat barat dengan Islam. Nama- nama tenar dalam sains dan teknologi serta kedokteran seperti al Razi dan iBnu Sina dalam bidang kedokteran, Ibnu Haitsam bidan optik, Jabir ibn Hayyan dalam bidang kimia. Mereka ini adalah ilmuan kelahiran Iran.
Lewat Iran, berbagai pemikir dunia terinspirasi kata-kata Sa'di Sirozi, Fariduddin al Aththar, Tabriz, al Raghib al Asfahany, Hafiz, Jami, Jalaluddin Rumi, Firdausi, dan Omar Khayyam.
Iran juga adalah negara yang paling tahan berperang. Ada buku yang menyebutkan bahwa sejarah panjang Iran dalam berperang melewati 2.500 tahun. Anehnya, sampai sekarang negara Iran masih tegak, baik dari segi ekonomi, politik dan terlebih lagi bidang pemikiran filsafat dan teknomologi. Teknologi nuklir Iran termasuk ditakuti negara- negara barat bahkan Amerika sekalipun.
Cerita seorang kawan, bahwa di Iran harga selembar jas jauh lebih murah daripada negara negara eropah dengan kualitas lebih bagus. Itu berartirpduksi tekstil Iran sangat maju. Mereka memproduksi sendiri, dan memakai sendiri dengan kualitas ekspor. Ini tentu mencengangkan. Dibanding dengan mentalitas sebagian pebisnis kita. Produk produk dalam negeri yang berkualitas tinggi semua diekspor. Sedang produk yang berkualitas jelek dipakai dalam negeri. Sehingga kesan masyarakat, kita tidak mampu merpduksi barang- barang berkualitas tinggi. Sepatu Cipaduyut, Bandung, hebat. Tetapi yang berkualitas tinggi untuk ekspor. Batik Pekalongqn, Lawean, Solo, Situresmi, Cirebon, semuanya sama. Yang berkualitas tinggi untuk kalanganelit dan ekspor.
Produk makanan juga demikian halnya. Ikan, udang, yang berkualitas tinggi untuk diekspor. Sedang kepala ikan dan udang yang sudah membusuk dibuat terasi. Dengan kreatifitas masyarakat Indonesia yang rata rata hidup dalam kemiskinan, terasi dibuat menjadi sambel terasi. Konon, bangsa Indonesia sangat hebat dalam membuat berbagai sambel. Semakin banyak sambelnya, itu berarti emncerminkan kemiskinan suatu bangsa. Coba lihat orang- orang barat yang hanya memiliki satu macam sambel, saos. Kemanapun kita pergi, rasanya memang Indonesialah yang memiliki rupa rupa sambel. Sambel ijo, sambel terasi, sambel ulek, dst.
Kembali ke Iran tadi. tokoh sekaliber Imam al Ghazali, yang petuah petuahnya dikutip pada setiap harinya di seluruh penjuru dunia juga lahir dan wafat di Thus, Iran. Meskipun beliau tidak mendapatkan penghormatan yang sewajarany dari masyarakat Iran sebagaiman mulah mullah yang lain. Prof Basri Hasanuddin, mantan dute besar Iran pernah bercerita. Bahwa ketika pertama kali beliau berkunjung ke makam Imam Ghazali, rasanya beliau tidak percaya bahwa tokoh dan ulama sekaliber Ghazali memiliki makam yang sangat sederhana. Batu nisan pun tidak ada. Hanya ada seonggokan tanah di atasnya sebagai tanda bahwa di situ adalah makam. Sesungguhnya, ini yang menarik. Mengapa ada tokoh yang demikian hebat, tetapi oleh masyarakat Iran tidak memuliakannya. Apakah ini karena Ghazali adalah seorang tokoh sunni? Meskipun belakangan, saya mendapat informasi bahwa orang Iran sudh mulai memberi sedikit penghormatan kepada Imam Ghazali tadi.

Jumat, 18 Desember 2015

Workshop Entrepreneurship di Solo

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
 Saya memulai dengan cerita Andre Wongso. Andre Wongso dalam sebuah Koran menulis dalam bentuk kisah. Syahdan, seorang tua kaya bertemu dengan anak muda berbadan tegap. Kekar. Kuat. Perkasa. Sayang seribu sayang, meskipun berbadan kekar, ia hidup miskin. Pak Tua menyapanya, hei anak muda tampan dan kaya. Anak muda itu, tersinggung. Sebab, pada faktanya, ia adalah pemuda miskin. Mengapa pak tua menyapa diriku sebagai anak muda kaya. Padahal saya ini orang miskin, protesnya. Pak Tua, maukan kamu menjual kupingmu seratus keping emas? Tidak, jawabnya tegas. Maukah kamu menjual tanganmu seratus keping emas? Tidak. Maukah kamu menjual kakimu seharga seratus keping emas? Tidak, jawabnya lagi. Demikian seterusnya. Pak Tua berkata, ternyata Anda ini anak muda kaya.
Hernando De Soto dalam risetnya menemukan bahwa ternyata negara- negara miskin itu merasa miskin karena tidak pernah secara tepat menghitung aset- aset yang dimilikinya. Aset yang dimaksud adalah rumah, tanah meskipun tanah kosong, dirinya sendiri, dst.
1.     Untuk menyongsong MEA, kita harus secara sungguh-sungguh menerapkan kurikulum berbasis entrepreneur. Apa pun prodinya. Berdasarkan penelitian Robert Kiyosaki, yang dituangkan dalam bukunya dengan judul: Why A students work for C Student. And B students work for the governance. Anak-anak pintar bekerja kepada anak-anak yang biasa biasa saja. Anak-anak yang memilki IQ middle pada akhirnya bekerja sebagai PNS, di kantor-kantor pemerintah. Karena mereka tidak mempelajari uang.
2.     Sekaran, kita sedang menggagas SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). SKPI biasa juga disebut sebagai Diploma Supplement. Dalam SKPI akan tergambar profil lulusan PTKI.  Kemampaun dan skill yang mereka miliki harus terdeskripsi dengan baik. Kompetensi lulusan, distingsi dan spesifikasinya harus dipastikan dari sekarang. Seorang pimpinan perguruan tinggi tidak lagi sekedar mewisuda dan memberikan selembar ijazah dan transkripsi nilai. Tetapi, perguruan tinggi terutama bagian akademik harus melampirkan SKPI tadi yang memuat track-record akademik mahasiswa. Dengan demikian, lulusan kita dapat berkompetisi dan bersaing. Kalau perlu, mereka dipersiapkan untuk menjadi petarung.
3.     Mendesak Pimpinan Perguruan Tinggi untuk membentuk Student Career Centre. Pusat pengembangan karier mahasiswa dan dosen. Mahasiswa yang mudah mengeluh, dan frustasi perlu mengalami bimbingan, konseling, motivasi agar mereka kuat menghadapi tantangan. Ada bibliotherapy, yaitu memberi therapy kepada seseorang dengan film motivator, cerita, testimoni tokoh-tokoh inspiratif. Film-film Nick, yang tanpa tangan dan kaki. Tetapi ia terus berjuang untuk hidup dan menaklukkannya. Dan ia sukses dan bahkan memiliki isteri yang sangat cantik. Life is choice. Hidup adalah pilihan. Kaya adalah pilihan. Miskin adalah pilihan. Sakit pun adalah pilihan. Arahnya pada pengembangan external control psikology menjadi internal control psikology. Agar setiap mahasiswa responsibility. Tanggung jawab. Mahasiswa tidak mudah menyalahkan orang lain.
4.     Perlu mengadakan Annual Expo Business Plan. Ada public lecturer. Ada testimoni penguasaha sukses. Ada bazar dan expo produk produk mahasiswa. Produk kreativitas mahasiswa.
Pada akhir sambutan, saya berkisah. Ada sebuah tamsil. Pada zaman dahulu, tersebutlah seorang kaya di kota Baghdad. Si kaya mau mengadakan traveling keluar kota yang jauh. Si kaya memaggil tiga pembantunya. Saudara-saudara besok pagi saya mau mengadakan perjalanan jauh selama satu tahun. Bahwa ke mana saya pergi, itu cukuplah saya yang tahu. Saya ingin membekali kalian seratus dinar. Seratus dinar kepada si A, B, dan C. Singkat cerita, satu tahun kemudian, si kaya kembali ke istananya. Dikumpulkannya ketiga pembantunya itu. Pembantu A, kau apakan uang seratus dinar itu. Karena uang itu harus dihemat, maka uang itu saya tanam. Uang itu masih utuh. Kalau tuan mau melihatnya, saya bisa menggali tanah tempat saya menanam uang tersebut. Pembantu B, uang itu you apakan. Uang itu bagi saya hanyalah untuk bersenang- senang. Jadi saya pakai uang tersebut untuk berfoya- foya. Barangkali juga sudah untuk main perempuan. Pembantu C, uang itu saya investasikan. Uang itu untuk investasi dunia dan akhirat. Uang itu sudah berkembang. Saya investasikan kepada masyarakat banyak. Demikian pula ilmu. Ilmu jangan dipendam sendiri. Ilmu bukan untuk prestise sosial. Tetapi untuk investasi dunia dan akhirat. Agar ilmu itu berkah. Agar masyarakat merasakan kemaslahatan dan keberkahannya. Jalaluddin Rumi pernah berkata: Ketika Anda wafat, jangan cari pusaramu di bumi. Tetapi carilah pusaramu di hati umat manusia.
Bruce Nussbaum dalam buku: Creative Intelligence menyebutkab bahwa: To be successfull, one can't just be good, one must also be a creator, a maker, and doer. Untuk menjadi sukses, seseorang tidak cukup mengandalkan menjadi orang baik saja. Seseorang harus menjadi pencipta (kreatif), pembuat (inovasi), dan sebagai pelaku (pelaksana).

Tanamlah pohon. Pupuklah. Kelak di kemudian hari menjadi pohon yang rindan. Tempat orang banyak berteduh. Buahnya banyak. Dan mashlahat bagi orang banyak.

Rabu, 16 Desember 2015

Humor Professor

Seorang professor berkebangsaan  Inggeris mengajar di Amerika.  Sewaktu masuk kelas, dan dalam perjalanan, sang professor kehujanan, ia berucap: hujan lebat. Maka seketika itu kelas gaduh. Dan para mahsiswa bertanya, apa gerangan hujan lebat. Apa itu hujan lebat. Mereka berdiskusi. Pertanyaan kritis pun bermunculan.
Pada kesempatan berikutnya, sang professor pindah mengajar ke Jepang. Beliau juga suatu waktu mengalami hujan lebat. Hujan lebat, ucap sang professor. Seketika itu para mahasiswa langsung bertanya, ada apa dengan hujan lebat itu? Apa penyebabnya. Apa kanfaat yang ditimbulkannya. Demikian sejumlah pertanyaan kritis berseliweran dalam kelas tersebut.
Selanjutnya, sang professor mengajar pada sperguruan tinggi ternama di Jakarta. Hujan lebat, demikian ucap sang professor memulai kuliah perdananya. Dan ternyata para mahasiswa labgsung mencatatnya. Sang professor penasaran. Danz melihat catatan para mahasiswanya. Apa yang kalian tulis? Hujan lebat, jawab mahasiswa. Demikianlah perbandingan mahasiswa Amerika, Jepang dan Indonesia. Professor yang sama, peristiwa yang sama. Tetapi respon mahasiswa yang berbeda. Kelihatan mahasiswa Amerika dan Jepang lebih kritis. Mahasiswa Indonesia mengikuti pandangan professor tanpa nalar kritis.

Selasa, 15 Desember 2015

CEO Apple

Jim Cook pernah berkata bahwa hidup ini rapuh, tidak ada jaminan masih ada hari esok, jadi kerahkan semuanya hari  ini.

Humor Soeharto

Suatu waktu Ronald Reagen dalam kunjungannya ke Jakarta, Indonesia melihat pemandnagan di sepanjang kali. Ada banyak orang yang jongkok, barngkali buang hajat. Reagen bertanya kepada Soeharto. Orang itu sedang apa? Pak Harto sambil senyum tersipu- sipu malu menjawab, ya biasa itu bangsa saya yang miskin.
Reagen dengan bangga berkata: kalau di negara saya orang seperti akan ditembak. Pak Soeharto malu bukan kepalang. Mukanya merah menahan malu.
Pada kesempatan berikutnya, Pak Harto ke Amerika untuk kunjungan balasan. Pak Harot juga melihat pemandangan yang di sepanjang jalan ada sejumlah orang yang berjejer di pinggir sungai. Sungainya bersih. Airnya mengalir. Orang antre dan tertib. Tetapi, pak Harto tiba- tiba melihat seseorang yang iuga jongkok di pinggir kali mirip- mirip pemandangan sungai- sungai di Jakarta. Reagen secepat kilat memerintahkan pengawalnya untuk memeriksanya. Ads apa di sana. Mengapa ada orang yang jongkok di pinggir sungai. Tidak lama kemudian, sang ajudan melaporkan bahwa orang jongkok tersebut adalah orang buang hajat dari Indonesia. Pak Harto, malu lagi. Bangsa kita belum beradab! Mestinya kita harus membangun karakter bangsa yang kuat agar bisa bermartabat.

Hikmah

Saya membutuhkan ruang yang lebih besar untuk menyemai inovasi dan kreasi

Minggu, 06 Desember 2015

Ratapan Kerinduan Rumi

Ratapan Kerinduan Rumi adalah buku baru yang ditulis Osman Nuri Topbas. Judul aslinya Tears of the Love. Buku ini diterjemahkan oleh Andi Nurbaety, dosen UIN Alauddin Makassar. Buku ini baru saja diterbitkan oleh Mizania, Bandung, 2015. Buku ini memuat komentar atas Matsnawi, Jalaluddin Rumi. Lewat karya ini, pandangan- pandangan alegoris da kisah-kisah matoforis Rumi bisa dipahami dengan muda.
Saya ingin mengutip beberapa bagian buku tersebut, sebagai berikut:
1. Suka dan duka yang menimpa manusia ibarat tamu. Sebagai tamu pasti akan segera pergi dan berlalu. Suka juga tidak selamanya kekal. Suka juga akan segera pergi dan berlalu. Duka, lara dan penyakit adalah harta. Duka ibarat angin rahmat yang berembus membersihkan debu yang menempel. Berdamailah dengan duka, lara dan penyakit sekalipun.
2. Bicaralah tentang mawar. Bukan tentang pohonnya dan durinya.
3. Syeikh Naqsyanabi quddisa sirruh mengikuti nasehat gurunya, Amir Qulal untuk berkhidmat kepada orang lemah,sakit dan miskin selama 7 tahun, memelihara dan membalut luka anjing dan binatang selama tujuh tahun, dan membersihkan jalanan dan menyingkirkan durinya selama tujuh tahun. Setelah itu Syeikh Naqsyabandi menemukan fana fi Allah. Ada banyak keajaiban yang ditemukkannya dalam hidupnya. Seperti, pada suatu kesempatan, ia bertemu dengan anjing. Anjing tersebut menengadahkan tangannya ke langit sambil melolong. Anjing berdo'a. Syeikh Naqsyabandi mengaminkan do'a sang anjing. Mirip-mirip anjing ashabul kahfi.
4. Rumi berkata bahwa kata-kata yang tidak disertai dengan perbuatan adalah ibarat pakaian pinjaman.
5. Sebelum membaca al-Qur'an dan hadis Nabi saw, luruskan niatmu, dan sucikan hatimu. Jika aroma taman mawar tidak menyentuhmu, jangan salahkan taman mawarnya tetapi salahkan hatimu dan penciumanmu.
6. Di tengah malam, Ibrahim Adam tertidur di atas tahtanya. Tiba-tiba ia mendengar kegaduhan di atas atapnya. Sultan Ibrahim terbagun. Siapa di sana? Suara menjawab, kami sedang mencari unta kami yang hilang. Bodoh kalian, bagaimana bisa mencari unta di atas atap, sergah Ibrahim. Datanglah jawaban yang tak terduga" o Ibrahim, engkau tahu mustahil mencari unta di atas atap. Sama mustahilnya mencari Tuhan sambil duduk di atas tahta, berpakaian sutra, dan memegang cambuk. Ibrahim terguncang.
Pada kesempatan lain, Ibrahim berburu kijang. Ibrahim sangat antusias memburu kijang meskipun pasukannya sudah tertinggal di belakang. Beliau terus memburu kijang. Kijang pun terpojok, dan ketika hendak melepaskan anak panah, sang kijang berucap: Wahai Ibrahim ,apakah engkau tercipta karena ini? Kalaupun engkau dapat menaklukkanku, yang engkau capai hanya bisa menghilangkan satu nyawa! Ibrahim bergegas, berlari kencang dnegan kuda tunggangannya. Ia melewati gurun pasir. ia tidak menemukan seseorang pun kecuali seorang gembala. Ia melompat turun dari kudanya. ia melucuti seluruh pakaian kebesarannya. Ia memberi seluruhnya kepada sang pengembala termasuk kudanya. Ia bertukar pakaian wol kasar dengan si penggembala. Ia meminta pengggembala agar tidak menceritakan peristiwa tersebut kepada siapa pun. Ia bergegas pergi. Demikian sekelumit kisah menarik tokoh sufi yang inspiratif ini.
7. Lain lagi dengan Imam al-Ghazali, hujjat al-Islam. Imam al-Ghazali pada usia yang masih sangat mudi, 33 tahun sudah menjadi seorang professor di istana. Sedari kecil beliau menuntut ilmu agama dengan saudaranya Ahmad. Ayahnya wafat ketika beliau masih kecil. Ayahnya berwasiat kepada sahabatnya yang juga seorang sufi. Bahwa ketika ajal menjemputku, kedua puteraku tolong dididik. Saya memiliki toko dan mesin jahit untuk biaya studi mereka berdua. Singkat cerita, sepeninggal ayah Imam al-Ghazali, sang sufi pun memelihara kedua. Menyekolahkannya dan membiayainya dengan sedikit harta yang ditinggalkan orang tuanya. Wal hasil, biaya sudah habis, dan toko sudah terjual. Maka untuk melanjutkan studi Ghazali muda dan adiknya, sang sufi menitipkannya pada sebuah madrasah untuk numpang belajar sambil makan di sana. Keadaan ii terus berlanjut hingga Ghazali dewasa. Keadaan ini, sesungguhnya disesali Ghazali sebagai sebuah fase dalam hidupnya. Halmana, ia menuntut ilmu karena hanya untuk menyambung hidup. Beliau merasa kurang ikhlas kepada Allah Swt.
Seterusnya, pada usia menjelang 40-an, Imam al-Ghazali jatuh sakit. Beliau mengalami guncangan. Ternyata ilmu kalam, fiqih, filsafat, logika yang ditekuni selama ini tidak dapat "memuaskannnya". Beliau depresi. Diagnosa dokter, penyakit Ghazali sulit disembuhkan. Hanya dirinyalah yang bisa menyembuhkannya. Dalam al-Munqidz min al-Dhalal-nya, al-Ghazali menulis bahwa beliau sakit selama enam bulan. Di sanalah awal pencarian dan pendakian spiritualnya. Beliau menjalani kehidupan zuhud, meninggalkan kemewahan hidup istana, dan menyepi. Konon, dalam pergulatan batinnya itulah, al-Ghazali menemukan hakikat kebenaran. Jalan sufilah yang menenangkan jiwanya. Dahaga spiritual ditemukannya lewat jalan salik-tasawuf. al-Ghazali terus menulis pengalaman spiritualnya itu. Tulisannya mengalir deras ibarat air dari mata air. Jernih. Bening. Mengalir tak henti-hentinya. Konon, Imam al-Ghazali menulis kitab-kitabnya di atas menara Masjid Damaskus. Setiap hadis yang ditulisnya, beliau mengkonfirmasi langsung kepada baginda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama.
Sepertinya di era sekarang, kita harus dekat-dekat dengan diskursus tasawuf. Hidup tenang dan tidak mudah terhempas. Visi kita jelas hanya mencari ridha Allah. Setiap orang harus bangga dengan berkata: saya adalah aparat Allah. Selan-Nya tidak!

Selasa, 24 November 2015

Average is Over

Tyler Cowen menulis buku inspiratif dengan judul: Average is Over Powering  America beyond the age of the Great Stagnation, 2013. Tyler mengajukan beberapa pandangan, antara lain:

1. Relearning Education.
  One goal of better education is to procure better earnings. Satu tujuan pendidikan yang berkualitas adalah untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Pendidikan harus menyiapkan peserta didik untuk pencapaian ini. Para mahasiswa sedari awal sudah bisa melakukan plan of prosperity. Mereka sejak menginjakkan kaki di kampus harus sudah diarahkan untuk bisa merancang rencana hidup yang sejahtera. 
Tugas insan Kampus harus memperbanyak middle class society. Sebab, negara yang maju dan tangguh adalah negara yang memiliki populasi middle class lebih banyak. Semakin banyak jumlah "kelas menengah" sebuah negara, maka semakin maju dan kuatlah negara tersebut. itulah sebabnya, kita sangat sulit menandingi Amerika, Kanada, dan Singapura. Sebab, negara-negara ini memiliki jumlah kelas menengah yang banyak. Jumlah entrepreneur negara Amerika  sekitar 12%. 
Mindset mahasiswa harus berubah menjadi mentalitas pengusaha. Tidak semata- mata menjadi pegawai negeri sipil. Mahasiswa juga harus memiliki skill set. Keterampilan yang memadai harus menjadi prasyarat untuk bisa bersaing dengan angkatan kerja. Walhasil, untuk mencapai semua ini, maka mesin-mesin intelektual harus berfungsi. 
2. New higher education models.  
Kita membutuhkan model pendidikan tinggi yang baru. We have entered revolutionary time. Kita sedang berada pada era revolusi. We live in extraordinary times, kata Bill Gates. Kita sedang hidup dan memasuki masa yang luar biasa.  Perubahan demikian cepatnya terjadi.  Chaotic era. Era yang karut marut. Informasi berseliweran. Untuk sukses dibutuhkan fokus. Sedikit saja menoleh, maka kita kehilangan kesempatan. 
Di kampus kita sedang berhadapan dengan New students. Mahasiswa yang maha terkonek (hyperconnected). MarkZuckerberg dengan facebooknya telah mengubah tatanan dunia global. Koneksitas. Silaturahim sudah berubah menjadi bertemu secara on line. Sehingga lahirlah Facebooker society. Masyarakat facebook. Masyarakat berubah dengan lifestyles yang baru. Manusia baru. Bertemu tetapi tidak bergaul terutama di kereta api, di bus, di pesawat, dst. 
3. The end of average science. 
Era sekarang adalah Spesialisasi. Bahkan Hyperspecialization. Seperti Dokter ahli ayam. Ada dokter Anak ayam. Anak ayam jantan.  Ada dokter anak ayam betina. Dokter saraf. Dokter janttung, sama saja.
 Kita tidak boleh lagi  menjadi Syeikh Sagala. Semua serba tahu. 
Positioning Perguruan Tinggi Keagamaan di Era Digital
Muhammad Zain[1]
“Great vision without great people is irrelevant”.
Jim Collins, penulis buku Good to Great.
When planning for a year, plant corn. When planning for a decade, plant trees.
When planning for life, train and educate people.
(Chinene provers)


Fenomena yang menarik sekarang ini adalah kemunculan Corporate University, seperti Toyota University, McDonald University, Motorola University, GE Campus at Crottonville, Cisco, AT&T, dan Exxon Mobil. Ada sekitar 25 universitas di Amerika Serikat yang didirikan oleh perusahaan besar.  Di Indonesia juga ada Ciputra University, Unversitas Bakri Group, Universitas Sahid, Jakarta, Telkom, Pertamina dan PLN Corporate University, dll. Semuanya telah menerapkan metodologi corporate university.
Selanjutnya, kita dikejutkan lagi oleh Virtual University. VU tidak membutuhkan ruang kelas, gedung yang mewah, tetapi kaya akan content pembelajaran. Contoh menarik adalah fenomena Khan Academy ( a free online education platform and non profit organization). Khan Academy didirikan oleh Salman Khan. Salman Khan lahir pada tanggal 11 oktober 1976. Ia adalah seorang Amerika yang berkebangsaan Bangladesh. Ia seorang pendidik dan entrepreneur. Dimulai dari rumah kecilnya, Khan memproduksi lebih dari 4.000 video pembelajaran mengenai matematika dan sains. Pada mei 2013, Khan Academy lewat channel youtube sudah satu juta video yang ditonton oleh lebih dari 268 juta kesempatan. Oleh majalah Forbes, Salman Khan diposisikan sebagai “ S 1 Trillion Opportunity”. Salman lulusan ilmu komputer dari MIT (Massachussets Institute of Technology), dan MBA dari Harvard Business School.  Dalam buku terbarunya: The One World Schoolhouse, 2013, ia berpendapat bahwa pembelajaran lewat ruang kelas sesungguhnya sudah ketinggalan zaman. Sistem perkuliahan dalam kelas hanyalah untuk proses pembelajaran 100 tahun yang lalu.

Bahwa revolusi informasi berdampak luar biasa terhadap reformasi pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpusat pada teacher menjadi pembelajaran yang berbasis IT. Seorang guru dan dosen hanya sebagai fasilitator. Dan kalau mereka kurang tanggap, mahasiswanya dapat meninggalkannya. Mereka membutuhkan perubahan, bukan seorang guru. Pembelajaran juga harus berbasis riset. Seorang guru terutama dosen harus mengajarkan sesuatu berdasarkan hasil riset yang telah dan sedang dikerjakannya. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan 'common sense' dan selanjutnya disampaikan kepada mahasiswanya.
Dunia sekarang sudah terkonek dengan dunia lain. World is flat, kata Thomas Friedman. Kita tidak hidup sendirian. Mahasiswa harus dari awal dibekali dengan sejumlah kompetensi dan kesadaran akan global citizenship. Mereka adalah bagian warga dunia. Bahwa kita hidup dan sadar akan komunitas dunia. Bahasa Inggeris merupakan keniscayaan untuk memasuki persaingan global. Penguasaan dan pemanfataan teknologi dalam proses pembelajaran adalah suatu kemestian. Informasi menyebar demikian cepatnya. Di dunia medis demikian pula halnya. Bahkan diprediksi suatu saat, robot akan menggantikan posisi dokter yang sesungguhnya.
Masyarakat juga sudah dan sedang berubah. Facebooker society. Masyarakat pengguna facebook. Semua informasi biasanya sudah ramai dibicarakan di facebook. Demikian pula twitter. Seseorang lebih senang "berkicau" di Twitter. Bahkan ujian mahasiswa sudah bisa lewat internet. Kurikulum berubah dalam dua tahun. E-lab dan e-library sudah hal yang sangat biasa. Sekarang mahasiswanya pun sudah "new students". Mahasiswa di era baru, era digital. Tidak seperti mahasiswa dulu. Datang, duduk, dan siap menerima materi pelajaran atau kuliah dari seorang dosen. Sekarang, dosen tak lebih sebagai "fasilitator". Sebab, informasi sudah tersebar demikian masifnya. Apa yang akan disampaikan oleh seorang dosen di kelas, mungkin sudah diketahui oleh para mahasiswanya. Pendidikan di masa depan, sangat boleh jadi dalam hal pendanaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kucuran dana pemerintah. Ada banyak donatur yang siap menginvestasikan dana untuk kepentingan pendidikan dan dunia usaha.
Lalu, pertanyaannya kemudian, apakah pendidikan tinggi sudah siap dengan situasi ini? Perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebarannya juga sudah demikian cepat dan massif. tercatat sudah 1,5 juta artikel mengenai sain dan teknologi. Dalam pembelajaran, kita membutuhkan new pedagogical approaches. What are our students expectations? Have less "respect" for the teacher, more willing to challenge.
Berkat revolusi IT, informasi sangat cepat beredar. Kejadian di suatu daerah terpencil, dalam waktu yang sangat singkat dapat diketahui di belahan dunia lainnya. Hampir tidak ada infromasi yang dapat ditutup-tutupi sekarang. Dulu, guru, Kyai sangat dihormati karena merekalah satu-satunya sumber informasi. Sekarang, zaman sudah berubah. Google dan media sosial lainnya sudah menyiapkan lebih dari 70% infromasi yang dibutuhkan manusia.
Fenomena kyai google juga menarik. Ustaz-ustaz tertentu membuat rubrik tanya-jawab atau blog, dan secara intensif membuat fatwa-fatwa keagamaan. Kyai google ini sesungguhnya tidak selamanya memiliki pengetahuan keagamaan yang mumpuni. Tetapi memiliki pengikut yang cukup banyak. Dan mereka hadir menyapa dan memberi pandangan-pandangan keagamaan kepada jamaahnya lewat internet. 
Dalam hitungan detik, informasi apa pun yang kita butuhkan, dapat dijelaskan oleh Google. Dengan demikian, para pendidik, guru, Kyai, dosen harus mengerti perubahan ini. Materi, metode pembelajaran harus diubah. Kita seharusnya menekankan pada pentingnya critical analysis. Bagaimana menganalisis "tumpukan" atau bahkan "sampah" informasi itu. Demikian pula dengan orang tua. Perlu perubahan pola komunikasi dalam mendidik putra-puteri kita. Hampir semua anak usia muda sudah memegang hand phone. Itu berarti, aspek finansial dalam keluarga harus diperhatikan. Seorang orang tua tidak bisa lagi mengandalkan konsep "birr al-walidain", berbakti kepada kedua orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka dihormati. Zaman sudah berubah. Seorang anak remaja sudah demikian "gaul". Mereka sudah sangat terkonek dengan seusianya dari selruh belahan dunia. Anak-anak juga semakin cepat dewasa. Bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah revolusi teknologi informasi yang demikian ini? jangan-jangan suatu waktu, anak-anak kita hanya menghormati orang tuanya karena kebetulan merekalah yang melahirkannya. Anak-anak hormat kepada orang tua karena "numpang" lewat lahir ke dunia fana ini. Demikian pula dalam hal kepemimpinan. Seorang top manajer yang kurang menguasai informasi mengenai bidangnya pasti kehilangan kontrol dan kekuasaan.The end of leardership, kata Barbara. Kita harus berpikir keras untuk "memenangkan" pertarungan di era digital ini. akankah kehidupan ini akan lebih baik dengan semua ini? Atau sebaliknya. Kita harus optimis. Ini adalah sunnatullah. Daripada menentang arus lebih baik mengalir bersamanya.
What the Next?
Terdapat beberapa hal yang menjadi konsern kita, sebagai berikut:
1.      Penguatan Leadership PTKI
Pimpinan PTAI harus visioner, karena mereka memimpin PT pada kondisi “turbulent times” meminjam istilah Peter Drucker.  Dengan latar belakang budaya kepemimpinan Indonesia yang sedang memasuki masa transisi dari paternalistik ke demokrasi, masih dibutuhkan pemimpin yang kuat dan visioner. Ke depan kepemimpinan rektor dibatasi dan dipisah antara kepemimpinan akademik dan non-akademik. Rektor semestinya mengurusi pembinaan akademik, peningkatan kompetensi dan karier dosen, pengembangan kelembagaan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Hal-hal yang terkait dengan keuangan dan administrasi cukup didelegasikan dan diberi kewenangan penuh kepada pejabat yang kompeten dan sejak semula diangkat dari tenaga administrasi. Sehingga, seorang rektor setiap akhir tahun tidak lagi berhadapan dengan auditor BPK, BPKP dan Inspektorat Jenderal.
2.      Penyiapan Sumber Daya Manusia yang tangguh
Dosen sebaiknya dibagi menjadi dosen pendidik/pengajar dan peneliti. Dosen pendidik yang cirinya lebih enjoy dengan mengajar dan mentransfer ilmunya lewat proses pembelajan di kelas, dan menjadi nara sumber pada seminar-seminar ilmiyah sebaiknya diberi ruang gerak lebih leluasa. Demikian pula halnya dengan dosen-peneliti. Tridharma perguruan tinggi, sebaiknya dibalik menjadi: (a) penelitian; (b) pendidikan dan pengajaran, dan (c) pengabdian pada masyarakat. Sehingga, setiap dosen sedari awal sudah menyadari tugas riset yang diembannya. Dampaknya, setiap dosen yang berdiri di kelas akan menyampaikan hasil dan temuan riset yang digelutinya.
3.      Perluasan Akses.
Seperti yang jamak diketahui bahwa globalisasi hanya menguntungkan bagi pekerja terlatih dan terdidik. Sehingga bagi mereka yang tidak mendapatkan kesempatan mengecap pendidikan akan tergusur dan cenderung memiliki pendapatan menurun. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakatnya untuk sekolah dan mendapatkan pelatihan kerja yang cukup. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Februari 2012, Indonesia memiliki angkatan kerja 120,4 juta orang. Sebanyak 42,1 juta orang bekerja di sektor formal, 70,7 juta orang bekerja di sector informal, dan pengangguran terbuka 6,3 persen. Saat ini, sebanyak 54,2 juta orang dari 109, 7 juta angkatan kerja masih lulusan SD atau tidak lulus SD. Dan diperkirakan sampai tahun 2025 nanti ada sekitar 48 juta pekerja berpendidikan SD. Proses demokrasi yang berjalan sangat cepat juga turut berperan memperlebar kesenjangan. Sebab hanya pemilik modal yang dapat memanfaatkan peluang berdemokrasi dan menduduki posisi penting dalam institusi demokrasi. Singkatnya, angkatan kerja harus terdidik. Dan ini salah satu tugas utama pemerintah untuk mendidik dan memberi peluang seluas-luasnya kepada angkatan kerja.
Yang menarik temuan Prof Anne Booth, guru besar School of Oriental and African Studies, 13 Juni 2014 bahwa Indonesia belum memiliki data akurat tentang  tingkat kemiskinan. Data BPS menyebutkan bahwa kemiskinan berkurang dari 11,6% pada tahun 2012 turun menjadi 11,3% pada tahun 2013. Sedang Bank Dunia menyebut angka 13,3% masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ( Anne Booth, Poverty and inequality in Indonesia, from Soeharto to SBY). Masih data BPS menyebutkan bahwa terdapat 18,1 % rakyat Indonesia yang berpenghasilan 1,25 dollar per hari, jadi kurang 14.750 rupiah dengan asumsi 11.800 rupiah per dollar AS. Penyebab utama kemiskinan adalah mutu pendidikan yang rendah. Pendidikan yang buruk menjadikan seseorang tidak memiliki kemampuan bekerja secara profesional. Sehingga mereka hanya bisa menjadi buruh kasar dengan upah rendah.


4.      Re-desain Kurikulum.
Prof Boediono (wakil Presiden) secara mengejutkan menulis artikel di harian Kompas dengan judul: "Pendidikan Kunci Pembangunan" ( Kompas, 27 Agustus 2012). Tanggal 12 Oktober 2012, Harian Kompas laporan khusus mengenai pendidikan formal di bawah judul: Mengubah Kurikulum: Substansi atau Proses? oleh ST Sularto. Intinya mengulas kembali pointers pemikiran pak Boediono yang menganggap bahwa pendidikan di Indonesia tidak memiliki konsepsi yang jelas. Sehingga mata kuliah yang diajarkan kepada peserta didik over load. Seorang pendidik memasukkan apa saja meskipun tidak dibutuhkan oleh peserta didik. Sesungguhnya kegelisahan yang sama juga sudah pernah ditulis oleh Budi Darma ( sastrawan, mantan rektor IKIP Surabaya). Budi Darma mengkritik dengan sangat tajam bahwa anak-siswa Sekolah Dasar rata-rata membawa beban buku pelajaran sekitar 14 kg setiap harinya. Tentu beban seberat itu sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh sang murid. Boediono menegaskan bahwa seharusnya kurikulum itu mengarahkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan pekerja terampil serta profesional. Kemudian, Prof Boediono mengutip pandangan Prof Derek Bok ( presiden Emiritus Harvard University) bahwa setidaknya ada delapan komponen kurikulum, antara lain: 1. Mengajarkan cara berkomunikasi yang efektifkepada peserta didik; 2. Mengajarkan berpikir kritis agar mereka dapat menuliskan dan menyampaikan pikiran-pikiran kritis mereka secara benar; 3. Mereka juga disadarkan sebagai warga dunia yang akan terlibat dalam pergaulan dunia internasional; 4. Mereka juga diajarkan prinsip-prinsip berdemokrasi. Bahwa berbeda itu biasa. Dalam kaitan ini, pluralitas adalah sesuatu keniscayaan. 5. Mereka juga harus diajarkan seni dalam menjalani kehidupan. Sehingga mereka memiliki minat belajar seni, filsafat, olah raga, dll. 6. Hard skill yang terkait dengan bidang pekerjaannya kelak. Dari sekian banyak komponen yang ditawarkan Prof Derek Bok, hanya satu yang terkait dengan keterampilan untuk menjadi bekal di dunia kerja. Semua yang lainnya terkait dengan soft skill. Betapa pentingnya perbaikan dan re-desain kurikulum itu.
Terlebih lagi perbaikan kurikulum PTKI dengan mencermati perkembangan Islam Indonesia dewasa ini, yang ditandai dengan munculnya conservative turn. Yakni pembalikan wajah Islam damai dan santun menjadi Islam radikal, sangar dan menakutkan. Dalam buku the Ten Parallel dilaporkan, seorang wartawan asing sedang meliput kericuhan Front Pembela Islam (FPI) dengan kelompok Islam Liberal dan pemikir bebas agama-agama. Sambil memukul tongkat dan alat pentungan kepada kelompok Islam liberal, mereka mengucapkan Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar. Wartawan tersebut bertanya, Allah Akbar, artinya apa? Allah Maha Besar, jawab orang di sampingnya. Si wartawan mengira, Allah Akbar maknanya: Pukul, pukul, pukul!!!. Menyaksikan hal-hal seperti ini dan sejumlah kekerasan lain yang mengatasnamankan Tuhan dan agama, maka perlu mengevaluasi secara menyeluruh kurikulum pendidikan agama Islam yang diajarkan di PTKI dan PTU. Sudah barang tentu yang salah dalam proses pembelajaran PAI tersebut. Atau PAI harus diberi muatan multicultural sehingga peserta didik dapat mengerti arti perbedaan antar agama, bukan truth claim. PTKI harus tampil pada garda terdepan untuk mengeliminir dan memutus mata rantai aliran garis keras.
Walhasil, PTKI harus berbenah untuk memenangkan pertarungan global. PTKI harus melakukan lompatan jauh ke depan untuk menjadi perguruan tinggi yang maju.
 (Tulisan sedang diajukan untuk melengkapi artikel Peringatan Milad ke-50 UIN/IAIN Alauddin Makassar).
Wa Allah a’lam





[1] Alumni dan dosen Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar sampai tahun 2004. Sekarang sebagai Kepala Subdit Pengembangan Akademik, DIKTIS, Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI. Juga masih tercatat sebagai dosen Ilmu Hadis pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarifhidayatullah Jakarta. 

Petuah Kepemimpinan

Saya baru saja membaca buku dengan judul: Leadership Lessons from Cherokee Nation. Buku sangat menarik. Sebab, pada setiap babnya ada kata-kata inspiratif. Buku ini memuat pengalaman leadership penulisnya memimpin perusahaan ternama dan sukses. Untuk berbagi, saya mengutip beberapa kata-kata inspiratif, sebagai berikut:

1. If you want to be successful, it is this simple.
Know what you are doing, 
Love what you are doing
And believe in what you are doing
(Will Rogers)

2. Learn from all I observe

You are already coming out, rising fast, I will follow you all day, I will "learn from all that I observe", in the world. Late in the evening as you disappear, I shall be that much wiser.

(Benny Smith, full blood bilingual Cherokee traditionalist)

3. Leadedhip the ability to go from point A to point B

If you don't  know where you are going, any road will take you there.
(Lewis Carroll, alice in wonderland).

4. Where you want to go

Where there is no vision, the people shall perish.
(Proverbs, 29:18)

A creative man is motivated by the desire to achieve,
Not by the desire to beat others.
(Ayn Rand)

5. Never in our history was we willing to blame someone else for our troubles.
(Will Rogers, 28 april 1935).

6. When planning for a year, plant corn. When planning for a decade, plant trees. When planning for life, train and educate people.
(Chinese provers). (h. 108).

7. Three characterics of a happy, healthy community were summed up in three words: jobs, language, and community. h. 109.

Masa Depan Islam Indonesia

Realitas Global
Ektrimisme semakin menguat. ISIS semakin menjadi jadi. boko haram semakin membrutal. Menculik perempuan. Merampok dan memperkosa mereka. Nilai humanitas runtuh oleh aliran keras yang mengatasnamakan agama ini. Serangan Bom di tujuh tempat di Prancis menghentak dunia. Di negara eropah yang lebih savety ternyata ulah terorisme juga tak kalah dahsyatnya. Lebih 130 an orang meniggal. Serangan ini adalah menafikan kemanusiaan. Olah raga dan restoran adalah simbol kebahagiaan manusia. ISIS tidak lagi menyerang barat, tetapi memorak poranda nilai- nilai kemanusiaan. Seluruh dunia mengutuk ISIS. 
Dalam konteks keindonesiaan, ada sekitar 700 rakyat Indonesia yang telah terdeteksi ikut ISIS. Sebagiannya sudah kembali ke Indonesia. Pertanyaanya kemudian, apakah mereka telah melakukan pertobatan? Ataulah mereka tetap memegang teguh dan mengembangkan aliran keras ala ISIS? 
Graham Fuller menulis buku The World Without Islam. Apakah tatanan dunia tanpa Islam akan menjadi lebih baik. Dunia akan lebih damai, karena tanpa Islam kita tidak mengenal taliban, madrasah, jihad, mujahidin, mullah, fatwa, syariat Islam, dst. Temuan Fuller menunjukkan betapa Islam telah berjasa dalam mengantar barat melakukan renaisance dan pencerahan. Tanpa Islam, Barat tidak akan maju. Tanpa Islam, tidak akan terjadi Perang Salib. Perang Salib tidak sekedar perang biasa. tetapi karena perang berkepanjangan ini terjadi pertukaran budaya Islam yang luar biasa. Barat sudah mengenal "permandian". Barat sudah mengenal gula. Barat sudah mengenal huruf nol, dst. 
Karen Armstrong dalam buku terbarunya: Fields of Blood religion and the history of Violence, 2014, menulis ...that the true reasons for war and violence in our history had very little to do with religion.....
Human beings have always had a natural propensity for agression. Yet military violence  and social oppression actually emerged when the invention of agricalture created a society based upon the accummulation of wealth
Ternyata, perang atas nama agama pun bukan bersumber dari agama an sich, tetapi lebih pada kekuasaan militer dan hasrat untuk menguasai kekuasaan serta pemilikan tanah. Agama hanya "dibawa-bawa" untuk kepentingan penguasaan harta dan tanah serta untuk melanggengkan kekuasaan. 
Wa Allah a'lam.

RPP PTK

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Tinggi Keagamaan sedang dalam pembahasan dan diskusi alot dan panjang. Alot karena ada pasal-pasal tertentu yang tidak disepakati antara dua pihak, Kemenag dan Kemenristek Dikti. Panjang karena sudah hampir tiga tahun setelah Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi lahir, tetapi RPP PTKnya belum juga terbit. Ini harus diselesaikan segera. Setidaknya tahun ini harus sudah ditandatangan pemerintah.  
Identifikasi permasalahan RPP PTK sedang dibahas dan terus didiskusikan. Ada beberapa reasoning, mengapa RPP PTK ini harus lahir. Dan terdapat pula beberapa pasal yang krusial yang harus disepakati. 

  • REASONING
1.      RPP PTK adalah amanah undang undang pendidikan tinggi No 12 /2012 terutama pasal 7, pasal 10, dan pasal 30.
2.      Posisi RPP PTKI sama denga PP no.  4 /2014 tentang penyelenggaran pendidikan tinggi yang harus diterbitkan.
3.      Telah terbitnya Izin prinsip atau izin prakarsa dari presiden yang mengamanahkan agar Kementerian Agama segera membuat dan menyelesaikan PP PTK.
4.      Adanya fakta Perlunya perluasan akses pendidikan tinggi karena angkatan kerja kita menurut data BPS tahun 2015, hanya 10 persen yang lulusan perguruan tinggi. untuk menjadi negara yang besar dan memengangkan pertarungan global, maka kita membutuhkan SDM yang kuat. Oleh karenanya perlu terobosan baru untuk meningkatkan APK tersebut, dengan cara memberikan mandat kepada PTK untuk membuka prodi-prodi yang relevan dengan pengembangan keilmuan keagamaan dan kebutuhan masyarakat, termasuk pembukaan prodi-prodi umum di UIN dan IAIN.
5.      Adanya fakta bahwa ternyata upaya penegerian PTS yang selama ini dilakukan secara masif tidak menjadikan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi menjadi lebih baik, dan tidak menambah jumlah APK secra signifikan. Bahkan program ini justru menimbulkan masalah baru dalam pengangkatan dosen swasta menjadi dosen PNS. Ada sekitar 4800 Dosen ex PTS yang sulit diakomodasi menjadi PNS.
6.      Perlunya regulasi yang jelas mengenai ketentuan pembukaan prodi agama di PTU. Sebab selama ini terkesan dibuka secara bebas tanpa melalui persetujuan dan  rekomendasi kementerian agama. sementara undang undang Dikti UU12/2012 secara explisit mengamanahkan bahwa seluruh regulasi, perencanaan, pelaksanan,dan evaluasi prodi studi agama dibawah kewenangan kementerian agama.
7.      Radikalisme agama yang terjadi di PTU juga tidak terlepas dari kompetensi dosen agama yang mengajarkan prodi prodi agama dengan tidak dilatari oleh pendidikan agama yang memadai. Ditambah lagi dengan struktur kurikulum yang tidak didasarkan pada standar akademik yang telah dibuat oleh kementerian agama. Hal ini menjadi persoalan krusial karena terkait dengan isu keselamatan NKRI dan tumbuhnya demokrasi di indonesia. seperti kita ketahui bahwa radikalisme agama adalah merupakan ancaman dunia global yang menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa terutama civitas akademik. Untuk itu perlu juga pembinaan dan pengawasan prodi agama di PTU oleh kementerian agama.
8.      Regulasi dan standar kualitas akademik prodi- prodi umum yang dikelola oleh PTK tetap menjadi kewenangan kemenristek dikti, sesuai dengan ketentuan SNPT ( BAN PT).  
9.      Bahwa ketentuan pembukaan prodi-prodi umum di PTK berdasarkan kualitas pengelolaan dan akreditasinya, tidak didasarkan pada pembatasan jumlah prodi seperti perbandingan 60 : 40.

PASAL - PASAL KRUSIAL
1.         Ketentuan umum point 3
Pendidikan Tinggi Keagamaan adalah Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan untuk mengkaji dan mengembangkan ilmu agama serta ilmu pengetahuan dan teknologi berciri khas keagamaan.
2.      Pasal 3 ayat 2
Tanggung jawab Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Keagamaan dalam rumpun ilmu humaniora, sosial, alam, formal, dan terapan yang bertujuan membangun integrasi agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengembangkan kultur dengan ciri keagamaan.
3.      Pasal 10 UU Dikti no. 12/2012 tentang rumpun ilmu agama
(1) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting Ilmu Pengetahuan yang disusun secara sistematis.
(2) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. rumpun ilmu agama;
b. rumpun ilmu humaniora;
c. rumpun ilmu sosial;
d. rumpun ilmu alam;
e. rumpun ilmu formal; dan
f. rumpun ilmu terapan.

(3) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditransformasikan, dikembangkan, dan/atau disebarluaskan oleh Sivitas Akademika melalui Tridharma.

Penjelasan pasal 10 UU 12/2012
Huruf a
Rumpun ilmu agama merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci agama antara lain ilmu ushuluddin, ilmu syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, filsafat dan pemikiran Islam, ekonomi Islam, ilmu pendidikan agama Hindu, ilmu penerangan agama Hindu, filsafat agama Hindu, ilmu pendidikan agama Budha, ilmu penerangan agama Budha, filsafat agama Budha, ilmu pendidikan agama Kristen, ilmu pendidikan agama Katholik, teologi, misiologi, konseling pastoral, dan ilmu pendidikan agama Khong Hu Cu.


4.      Perlu penjelasan lebih detail mengenai definisi integrasi
Integrasi dan interkoneksi ilmu ( takamul al ulum wazdiwaj al ma’arif),
Tafaqquh fi al din 

5.      Pasal 6 ayat 1 C, apakah prodi umum yang ada pada UIN ikut PDPT Dikti……apakah pengelolaan prodi umum masih kewenangan Dikti atau Kementerian Agama. Apakah juga PTK menggunakan SNPT tersendiri dalam draft RPP PTK ,sementara SNPT yang ada sudah menjadi rujukan terhadap penyelengaraan perguruan tinggi. 

Pasal 6 ayat 1 c ( RPP PTK)
Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang pengawasan, pemantauan, dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c, Menteri memiliki tugas dan wewenang meliputi:
a. menetapkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi Keagamaan;
b. menyusun dan menetapkan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan, yang terdiri atas:
1. sistem penjaminan mutu internal oleh setiap PTK; dan
2.sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan/atau lembaga akreditasi mandiri; dan
c. mengelola pangkalan data Pendidikan Tinggi Keagamaan.
            
6.      Mengapa dibuka prodi umum di UIN.
Rujukan :
Peraturan pemerintah no 4 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Ketentuan umum  no (7,8 dan 9):

(7)Universitas adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakanpendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikanvokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat, Universitas dapatmenyelenggarakan pendidikan profesi.

(8).Institut adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakanpendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikanvokasi dalam sejumlah rumpun ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, Institut dapatmenyelenggarakan pendidikan profesi.

(9)Sekolah Tinggi adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakanpendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, Sekolah Tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

7.      Kewenangan penyelenggaraan prodi dan akreditasi.
-          Prodi prodi agama di Perguruan tinggi ( PTK dan PTU menjadi kewenangan kementerian agama

-          Prodi umum di Perguruan tinggi keagaman menjadi kewenangan kemenristek dikti. 

Pembahasan semakin meruncing karena digulirkan wacana "migrasi". Bahwa Universitas Islam Negeri yang telah memiliki prodi umu lebih banyak ketimbang prodi agama lebih baik bergabung dan dalam binaan Kemenristek Dikti secara utuh. Apakah pilihan ini yang paling tepat. Atau Kemenag memilih untuk seperti sekarang ini, bahwa kewenangan pembinaan PTK tetap di Kemenag. Biarlah urusan pengembangan dan evaluasi prodi umum tetap berjalan seperti sekarang ini. Toh, seluruh regulasi prodi umum tetap dipatuhi. Dan standar kita tetap pada SNPT. BAN PT juga tetap melakukan penilaian dan rview menyeluruh terhadap penyelenggaraan prodi umum. Hanya saja, prodi umum yang dibina Kemenag, tetap menampilkan distingsinya. yakni pengembangan integrasi ilmu dan sains. Bahwa seluruh prodi yang dibina Kemenag harus berciri khas keagamaan. Yakni integrasi ilmu, agama dan sains. 
Dalam kaitan ini, kita harus mengajukan best practis integrasi ilmu yang sedang dikembangkan PTKIN terutama UIN-UIN yang sudah ada.    

Semoga RPP PTK segera hadir agar pendidikan tinggi Keagamaan semakin memiliki greget dan semakin maju.