Gallery

Jumat, 30 Desember 2016

Kata Asing dalam Al-Qur'an

Kata kafir, kafur, hanif, aswaq, abbun adalah sederet kata dalam Al- Qur'an ditengarai sebagai kata- kata asing dalam al- Qur'an. Kata Allah sendiri ditengarai dari bahasa Syiria Aramaik atau bersumber dari bahasa Yahudi, demikian catatan Imam al- Razy dalam kitab tafsir Mafatih al- Ghaib, jilid 1, h. 84 dan Abu Hayyan dalam al- Bahr al- Muhith, jikid 1, h. 15. Sebagian besar pakar berpendapat bahwa Allah itu murni bahasa Arab. Hal bisa dilihat dalam catatan Imam al- Razy dalam tafsir Mafatihnya. Orang Kufah menganggap Allah dari kata al- ilahu. Sedang orang Basrah berpendapat kata Allah dari al- Lahu, dari Laahun, dari laihun, yang bermakna to be high, yang maha tinggi atau yang terselubung. Ilahun dari kata alaha, to worship, yang disembah. Ada juga yang berlendapat dari kata aliha, to be perplexed, yang membingunkan. Kata aliha ila, to turn to for protection, tempat kembali untuk meminta perlindungan. Sebagian lagi berpendapat bahwa terambil dari kata waliha, to be perplexed, yang membingunkan. Mayoritas sarjana barat berpandangan bahwa kata ilahun adalah murni dari kata Semitik. Untuk kata Allah memang sudah lama digunakan oleh kafir Arab jauh sebelum kedatangan nabi Muhammad. The word....Allah...., came into use in Arabian heathenism long before Muhammad's time ( Wellhausen, Reste, 217). Kata Allah bahkan juga ditemukan dalam prasasti bangsa- bangsa Arab sebelum Islam. Kata Allah juga sudah dipakai dalam kata- kata sumpah di kalangan bangsa Arab. Wa Allahi. Wa billahi. Wa tallahi. Demikian menurut penjelasan al Syanqithy dalam pendahuluan kitab al- Mu'allaqat. Kata Allah ta'ala bersumber dari Arabiyah Selatan sebagaimana terdapat dalam prasasti Qatabanian. Lihat Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur'an, 2007, h. 66-67. Kata shalla, to pray, berdo'a. Dalam al- Qur'an kita menemukan kata shala-wa-tan, shalat, do'a. Mushallin, orang yang melaksanakan shalat, who prays. Mushalla adalah tempat shalat atau berdo'a. Kata shalat dari Aramaik. Ada yang berpendapat bahwa kata tersebut dari Yahudi Aramaik, tetapi yang sangat mungkin dari bahasa Syiria. Untuk prase aqaama al- shalat, mendirikan shalat dari Bahasa Syiria, menurut pendapat Wensinck, dalam Joden, h. 105. Kata shalla sudah sering dipakai dalam puisi- puisi Periode Islam awal. Juga sudah tercantum dalam prasasti di Semenanjung Arabiyah ( Arthur Jeffery, the Foreign, h. 198-199). Ada banyak kata- kata ading dalam al-Quran. Antara lain: abbun, rerumputan, ibriq, kendi air, iblis, biang kejahatan, ajrun, penghargaan, upah, ahbar, hibrun, ahli hukum Yahudi, ara'ik jamak dari arikah. Al- Raghib dalam kitab al- Mufradatnya menyebut arikah sebagai bahasa arab. Tetapi keterangan tersebut tidak banyak menolong. Al- Suyuthy dalam kitab Itq, h. 318 mengutip pendapat Ibn al- Jauzi bahwa kata tersebut pinjaman dari bahasa Abissiniyah. Keterangan Abu 'Ubaid dari al- Hasan bahwa kata arikah tidak dimengeri sampai seorang Yaman yang memberi tahu bahwa arikah adalah paviliun yang memiliki divan. Asathir, usthurah, hikayat atau dongen. Asathir al- awwalin, dongen- dongen masa lalu. Istabraq, pakaian sutra bagi orang beriman di surga. Istbraq adalah kata Persia menurut al- Dhahhak dalam al- suyuthy, al- Itqan, h. 319, dst. Ussisa, pondasi, dari kata a'issu, bahasa Aramaik. Kafur dalam al-Qur'an disebut sebagai ayat yang menggambarkan minuman di Surga. Ada berpendapat bahwa kafur dari bahasa Arab asli. Ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut pinjaman dari Persia. Al- Baladzuri menyebut bahwa ketika tentara arab menaklukkan Mada'in, di sanalah ditemukan kedai yang bahan campuran minumannya dari bahan kafur. Kursi, kibriya', sombong, kafir, menutup, kahin, dukun, kanz, perbendaharaan. Kail, ukuran atau takaran, dari bahasa Iran. Lauh, papan, plank. Lauh sudah dikenal dalam tradisi keagamaan Yahudi atau Kristen. Tetapi sumber yang bisa dipercaya dari puisi Saraqa ibn Auf dalam kitab Angani, xv, h. 138 bahwa kata alwah lebih populer digunakan Nabi Muhammad dalam pewahyuannya. Ma'idah, hidangan. Hidangan pasca upacara keagamaan. Kata al- Ma'idah turun belakangan periode Madinah yang merujuk pada jamuan Nabi Isa kepada umatnya. Ma'idah ditengarai dari bahasa Persia, myazd, atau maz, maidah. Madinah dari Persia tengah, madina, sebuah kota yang memiliki benteng. Ada juga yang menyebut dari bahasa Arab asli, dari kata ma-da-na, jamaknya mudun atau mada'in. Mizaj-un, to mix, minuman surga. Dari bahasa Syiria yang bermakna air campur anggur. Masjid dari bahasa Syiria, tempat beribadah. Seperti bangunan tempat beribadah Walid ibn el- Ba'al. Kita juga menemukan pada papirus Elephantine. Nabi Muhammad memakai kata masjid untuk semua tempat untuk beribadah. Misk, parpfum, dari Persia, mushk, bukan dari India. Miskin, dari maskanah, kemiskinan. Dari bahasa Akkadian, muskenu yang bermakna the humbke class, and so poor, sangat miskin. Ma'in, air mancur, sangat boleh jadi bahasa Syiria. Kata ma'in digunakan pada periode awal dan pertengahan pewahyuan Makkiah.

Menguatnya Conservative Turn di Indonesia

Menguatnya Conservative Turn di Indonesia Kertas Kerja: Muhammad Zain Sejarah Kekerasan Agama Karen Armstrong menulis lagi buku menarik dengan judul: Fields of Blood Religion and the History of Violence, 2014. ...Religions and their followers are inherently violent--or so the popular atheist claim goes. But here Karen Armstrong shows that the true reasons for war and violence in our history often had very little to do with religion. Tesis Armstrong adalah sangat sedikit persentuhan agama yang melahirkan kekerasan. Kekerasan lebih banyak karena politik, motif ekonomi dan kekayaan. Selama ini ada pandangan bahwa agama memiliki dua sisi. Sisi kemaslahatan dan kemafsadatan. Ada damai dalam agama. Juga ada bencana. Karen menolak pandangan miring terhadap norma dan doktrin agama. Agama pastilah sebagai way of life. Suluh kehidupan. Agama, rahmat dan "bencana"? Dalam studi agama-agama, memang biasa kita mendengarkan ungkapan bahwa agama itu memiliki dua sisi. Yakni sisi perekat sosial dan sekaligus "pemecah". Dengan agama dengan konsep keumatannya dapat menjadi "kohesi" sosial yang sangat kental. Sebaliknya, dengan ajaran agama yang dipahami dalam aspek tertentu, agama dapat menjadi pemicu konflik sosial. Contoh kecil, apabila ada orang yang "berpindah" agama, maka hak-hak dalam keluarganya secara otomatis "terputus" termasuk hak waris. Ada hadis yang berbunyi: la yarithu al-muslim al-kafir.Wa la al-kafir al-muslim. Seorang muslim tidak boleh menerima dan memberi harta waris dari dan kepada seorang kafir. Demikian sebaliknya. Kalau ada kelompok keluarga yang kebetulan keluar Islam dan memeluk agama lain, atau yang bersangkutan "murtad"--tentu dengan berbagai pandangan tentang murtad ini--, maka dia secara otomatis terputus hak-hak kewarisannya. Bagaimana ini? Sebaliknya, kalau ada orang kafir atau komunitas lain yang memeluk Islam, maka tanggung jawab sosialnya menjadi tanggung jawab "umat", komunitas muslim. Mereka biasa menyebutnya sebagai "muallaf". Bahkan muallaf ini menjadi salah satu golongan penerima zakat (dari delapan kelompok/ thamaniyat ashnaf). Charles Kimball menulis buku dengan judul: When Religion Becomes Evil, 2008. Buku ini sudah diterjemahkan oleh Nurhadi dan Izzuddin Washil dengan judul: Kala Agama Jadi Bencana, Mizan, 2013. Buku ini menarik karena merangkum perjalanan panjang penulisnya yang sudah melanglang buana dalam studi agama-agama besar dunia. Kimball, penulisnya merisaukan konflik agama dan munculnya ektrimisme dalam agama-agama besar dunia, termasuk Islam. Ada fenomena menarik dan kita sulit memahami mengapa sunny-syi'ah di Iraq masih saja saling bunuh-bunuhan? Mengapa gerakan Hizbut Tahrir, Taliban, dll masih saja berkembang subur? Mungkin inilah faktor mengapa gerakan atheisme-intelektual semakin tumbuh subur juga, seperti Christopher Hitchen dengan karyanya: God is not Great: How Religion Poison Everything (2007), Richard Dawkins, The God Delusion (2006), Sam Harris, The End of Faith (2004), dst. Dulu, kita hanya gelisah dengan karya-karya Karl Max, Das Kapital, Nietzhe, Zaratustra, Charles Darwin, The Origins of the Species, dll. Agama-agama besar dunia harus berbenah diri. Kalau tidak, agama-agama besar dunia akan ditinggalkan. Belakangan, kita melihat gerakan Karen Armstrong yang gencarnya mengkampanyekan "cinta kasih". Pengembaraan Armstrong yang panjang dalam menggeluti studi agama-agama besar dunia seperti Katolik, Yahudi, Budhdha dan Islam, mengantarkannya untuk berpendapat bahwa ternyata kita harus segera menampilkan agama-agama pada masa Aksial. Masa Aksial adalah masa sekitar Nabi Ibrahim a.s. Di sanalah sisi-sisi agama yang paling otentik. Demikian pandangan beliau dalam The Great Transformation. Peace Education Pendidikan damai harus terus dikampanyekan dan dipraktikkan. Sebab, sejarah bangsa kita tak sepi dari kekerasan. Kita terlanjur mewarisi sejarah bangsa yang berdarah- darah. Kita terlanjur belajar sejarah raja dan penguasa, bukan sejarah sosial yang damai. Sejarah agama- agama besar dunia juga sama saja. Semua agama besar tak sepi dari sejarah kekerasan. Rebutan umat menjadi salah satu pemicunya. Dakwah dan missionari atau apa pun namanya juga bisa memicu kekerasan. Dalam kitab suci ada juga ayat yang dikesankan bisa menyulut kekerasan. Dalam al Quran ada ayat- ayat qital ( ayat perang), ayat al saif ( ayat pedang). Dan bahkan jihad biasa pula diterjemahkan dengan the holy war, perang suci. Shahid atau syuhada, mati sebagai martir adalah merupakan dambaan umat Islam awal. Bahkan sekarang pun, mati syahid merupakan dambaan sebagian orang yang menyatakan diri sebagai pejuang Islam. ' isy kariman atau mut syahidan. Hiduplah mulia atau matilah secara syahid. Padahal, al Quran ,enganjurkan agar kita selalu meninggal dalam keadaan muslim. Khatib jumat selalu membaca QS Ali Imran ayat 102, .....ya ayyuha al alzina amanu ittaqu Allah haqqa tuqatih. Wa la tamutunna illa wa antum muslimun... Padahal, setiap harinya kita selalu mewiridkan:...Allahumma anta al salam, wi minka al salam, wa ilaika ya'udu al salam. Fa hayyina rabbana bi al salam. Wa adkhilna al jannata daral salam. Ya zal jalal wal ikram. Ada lagi do'a yang selalu dialntunkan oleh Nabi shalla Allah alaih wa sallama: ...Allahumma ashlih lana dinana al lazi wuwa 'ishmatu amrina. Wa ashlih lana dunyana al lazi fihi ma'asyuna. Allahumma ashlih lana akhitana al lati ilaiha ma'aduna. Allahumma aj'al al hayata ziyadatan lana fi kulli khair in. Wa aj'al al maut rahatan lana min kulli syarrin....visi kita adalah hidup damai. Hidup memberi mashlahat. Hidup harus membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Hidup sejahtera. Hidup yang bahagia. Dan kalau mati masuk surga. Ketika kita shalat dimulai dengan takbir al ihram. Sebuah penegasan bahwa yang Maha Agung hanyalah Allah Swt. Selain-Nya hanyalah kecil. Shalat diakhiri ucapan salam. Allah akbar harus meneri dampak keselamatan, kebahagiaan, dan kemaslahatan. Berbeda dengan video ISIS yang menggunanakan lafaz Allah akbar untuk memukul dan menyiksa kaum perempuan. Allah akbar bukanlah simbol kekerasan. Lafaz Akbar jalla Jalaluh harus diteruskan Allah al jamal, Allah Maha Indah. Jalaliyah Allah harus diimbangi dengan jamaliyah- Nya. Inna Allah jamilun yuhibbu al jamal. Sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Indah, dan sangat menyukai keindahan. Ini salah satu hadis yang dikutip oleh Imam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya al Istiqamah. Ibu Taimiyah memberi contoh salah satu hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama yang maknanya kira- kira seperti ini bahwa kalau seseorang memakai pakaian yang indah dan elok dipandang, itu sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah yang Maha Indah. Karen Atmstrong dalam karya teranyarnya, Fields of Blood Religion and the History of Violence, (2014) menolak tesis para ateis yang menyatakan bahwa agama dan para pengikutnya sangat dekat dengan kekerasan. Armstrong menegaskan bahwa pandangan yang benar adalah sangat sedikit perang dan kekerasan yang terjadi atas nama agama.....that the true reasons for war and violence in our history often had very little to do with religion. Islam Indonesia sebagai Referensi Dr Carool Kersten dalam bukunya: Islam in Indonesia, the Contest for Society, Ideas and Values (2015) menegaskan bahwa Pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi dapat menjadi "alternatif ketiga" (third way) dan menjadi pilihan yang tepat di tengah ambigu negara- negara mayoritas muslim dalam menentukan sikap antara memilih negara sekuler dan atau negara Islam. Posisi strategis Indonesia dari segi geografis, demografis dan ekonomi menjadi daya tarik tersendiri. Indonesia berada di tengah poros perdagangan Asia- Pasifik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke- empat dunia. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar nomor wahid dunia. Pasca Arab Spring, dunia semakin tertarik melirik Islam Indonesia. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) dan Boko Haram semakin memperteguh pentingnya dunia Islam terutama Timur Tengah untuk datang belajar ke Indonesia. Gerakan dan aksi ISIS telah memporak- poranda legacy, warisan, dan khazanah peradaban dunia. ISIS dan Boko Haram juga membakar buku dan manuskrip- manuskrip yang tak ternilai harganya. Membakar manuskrip berarti telah memotong generasi. Mereka telah menghilangkan nyawa orang- orang yang tak berdosa. Dan yang paling menyedihkan, mereka juga telah dan sedang menghancurkan peradaban manusia. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa Islam Indonesia saat ini, tidak lagi dipandang sebagai Islam peripheral. Islam pinggiran yang tidak menentukan. Tetapi Islam Indonesia adalah Islam mainstreaming. Islam Indonesia sejatinya menjadi referensi dunia dalam demokrasi dan moderasi Islam, Islam wasathiyah. Islam Indonesia adalah genuine dan otentik. Tokoh-tokoh pemikir muslim kontemporer Indonesia, seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Amin Rais, Buya Ahmad Syafi'i Ma'arif memiliki corak pemikiran yang khas dan otentik. Artikulasi dan pergumulan pemikiran antara sekularisme, liberalisme, pluralisme dan Islam dapat diselesaikan dengan baik. Pemikiran beliau- beliau ini semuanya bermuara dan berujung pada "Islam Moderat", Islam wasathiyah. Meskipun tidak dapat dibantah bahwa 15 tahun terakhir, di Indonesia juga terdapat fenomena Conservative Turn, pembalikan wajah Islam yang ramah, damai dan santun ke arah konservatif dan radikal. Menurut penelitian Prof Martin van Bruinessen, dkk, bahwa Conservative Turn tersebut juga sudah masuk pada lembaga- lembaga formal di Indonesia, seperti Ormas-ormas dan lembaga pendidikan. Halmana, ormas-ormas Islam selama ini tampil sebagai penyangga civil society. Ini adalah warning dan tantangan bagi komunitas akademik dan pemerhati kajian Islam Indonesia. Ini adalah tantangan buat kita semua. Bahwa Islam wasathiyah harus menjadi common platform kita dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Kita harus terus berdiskusi dan membuka "ruang dialog" untuk saling memperkaya dan mencari titik temu. Barangkali menarik untuk kita diskusikan lebih jauh temuan Michael Laffan, dalam bukunya: The Making of Indonesian Islam, bahwa Islam Indonesia yang sering digambarkan sebagai Islam moderat, sesungguhnya terjadi karena jasa para ulama sufi yang memainkan peran aktif dalam membentuk tradisi- tradisi Islam Indonesia. Kalaupun ada praktek intoleransi dalam penyebaran Islam, hal itu adalah pengaruh dari penaklukkan tentara Arab. Peran ulama- sufi seperti Nuruddin ar Raniny, Abdul Rauf Singkel, Abd Shamad al- Palimbani, Syeikh Muhammad Arsyad al- Banjari, Syeikh Yusuf al- Makassari, Syeikh Nanawi al- Bantani, penyair Hamzah Fansuri, pujangga Ronggowarsito sangatlah besar pengaruhnya dalam membentuk watak dan karakter Islam Indonesia. Karakter Islam Indonesia lebih mengedepankan akhlak dan etika dalam pergaulan. Islam Indonesia juga lebih akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal. Tegasnya, nilai-nilai universal Islam datang untuk “memahkotai” budaya lokal. Islam Indonesia yang moderat, damai dan santun harus terus dirawat dan diperkuat agar dunia semakin damai, aman dan toleran. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana tatanan dunia Islam tanpa Islam Indonesia. Kita ini mewarisi pelajaran Sejarah Islam politik yang berdarah-darah. Sejarah perang. Al Maghazi, kitab al Maghazy, Prof Ahmad Amin menolak riwayat riwayatnya. Banyak mitos daripada fakta. Prof Marshal Hudgson, the Venture of Islam. Saya ingat cak Nur ( Prof Nurcholish Madjid) peradaban Indonesia kok candi Borobudur, prambanan. Ketika ke Masjid Istiqlal, yang kotor, bau pesing, dan tidak tertata. Dennys Lombard, 30 tahun meneliti, NusaJawa, Silang Budaya, tiga jilid. Lapisan Islam Indonesia sangat kuat. Penetrasi Islam Jawa sangat dalam. Lapisan lapisan terdalamnya sangat kuat. Sehingga Islam Indonesia tidak mudah tergerus. Sejak kolonialisme Belanda, dan Dai Nippon, Jepang. Islam masih tegak. Di Jawa ini terjadi akulturasi Islam. Akulturasi budaya, peradaban besar dunia. Dari Arab, China, India. Semuanya Menyatu di Indonesia. Tidak saja Arab. Michael Feaner, Islamic Connections, hubungan ulama Nusantara dengan Yaman, Ma'bar. Ada enam puluh orang anak Indonesia di sana, tetapi belajar Wahabi. Wahabi ini sudah gagal mengurus Kakbah. Mengurus Haji. Menghilangkan sirah nabi. Jejak langkah. Prof Hossien Nasr, musuh sufisme adalah wahabi. Awas, Atheisme Baru? Suatu pagi di London, kami berkunjung pada sebuah Sekolah Menengah Pertama. Kami melakukan studi banding pengajaran agama di sekolah umum. Kami bertemu dengan Bu Emily. Seorang guru agama yang energik dan antusias dalam mengajar. Ia tampak disenangi oleh murid-murid dan kawan sejawatnya. Penampilannya kasual. Familiar. Dan juga cantik. Di penghujung acara saya sempat bertanya mengenai beberapa buku pajangan di belakang mejanya. The God Delusion, karya Richard Dawkins, salah satu buku yang berjejer di perpustakaan mini miliknya. The God Delusion adalah buku yang kontroversial yabg mempropagandakan atheisme lewat pendekatan sains (biologi). Dalam karyanya ini, Dawkin berulang kali memproklamirkan dirinya sebagai seorang atheis. Dan dalam batas-batas tertentu kuga ia seorang agnostik. Ia berkeyakinan bahwa Tuhan personal dan maha pencipta secara sains sudah tidak ada. Tuhan pencipta supranatural bisa dipastikan tidak ada. Bahwa kepercayaan tentang ada Tuhan personal atai dewa hanyalah hayalan. Delusi. Pada bagian introduction bukunya itu, ia berkisah tentang pengalaman isterinya yang gelisah belajar agama. Untuk apa pelajaran agama ini. Bukankah agama tidak mengantar para penganutnya hidup damai dan bahagia. Ada banyak orang yang sudah gamang dan segera hendak meninggalkan agama yang dipeluk orang tua mereka. Anda bisa menjadi seorang atheis yang bahagia, waras, bermoral dan puas secara intelektual, imbuhnya. Sebab, ada banyak orang yang secara intelektual menonjol tidak percaya kepada agama Kristen, tetapi mereka menyembunyikannya dari publik, karena mereka khawatir akan kehilangan penghasilan, Bertrand Russel, filosof. ( h.127). Kritik terhadap eksistensi dan kehadiran agama bermunculan. John Lennon, artis merindukan dunia tanpa agama. Mungkinkah kehidupan lebih baik dan lebih damai tanpa agama. Peristiwa 9/11 karena fanatisme agama. Perang Salib yang menelan korban sangat besar dan terjadi dalam kurung waktu 200 tahun. Agama Islam disebarkan juga dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Agama Kristen juga demikian. Yahudi apalagi. Gerakan jihadis dan kekerasan atas nama Tuhan karena agama juga. Bahkan Graham Fuller menulis buku: The World without Islam. Apa jadinya dunia tanpa Islam. Tentu kita tidak pernah mengenal madrasah. Kita tidak akan tahu Taliban. Kita tidak akan berkenalan dengan kaum jihadis. Selanjutnya, gerakan God without religion juga menguat. Di samping gerakan liberal thinker. Para pemikir bebas tumbuh subur. Pertanyaannya kemudian, akankah agama formal akan ditinggalkan sebagaimana telah diramalkan John Naisbit 20 tahun yang lalu. Bahwa ada kecenderungan agama formal akan ditinggalkan. Spirituality yes, and organized religion no. Inilah tantangan kita. Inilah tantangan agama-agama besar dunia. Agama harus tampil mencerahkan. Bahwa agama harus mendamaikan dan mensejahterakan umatnya. Agama jangan dikacaukan oleh kepentingan politik umat dan para aktivis agama. Bahwa agama sejatinya mengajarkan dan menganjurkan kebaikan. Tetapi ketika agama diseret- seret ke ranah politik tentulah akan menimbulkan permusuhan dan ceceran darah. Bahwa penelitian Karen Armstrong, politik dan penguasaan atas lahan serta ladang minyaklah yang memicu pertumpahan darah atas nama Tuhan (agama). Wa Allah a'lam bi al shawab.

Rabu, 28 Desember 2016

Ali Syari'ati

Ali Syari'ati masyhur sebagai seorang intelektual revolusioner Iran. Syari'ati dikenal juga sebagai seorang eklektik kelas utama. Pada dirinya terpatri doktrin Islam tradisional. Ia seorang muslim kuat, ia juga sebagian Kristen, sebagian Budhis, sebagian, Mazdaki, sebagian Sufi, sebagian heretik, sebagian Marxis, sebagian eksistensialis, sebagian humanis, dan sebagian skeptis. Ia sangat terpengaruh oleh teori- teori kelas Marx. Ia juga terhipnotis oleh gagasan spiritualitas Louis Massignon, guru dan sahabatnya. Ia menulis buku bersama Fatima is Fatima. Massignon adalah seorang islamog beragama Katolik, tetapi sangat menguasai spiritualitas Islam terutama gagasan al- hulul Husain al- Hallaj. Syari'ati juga sangat konsern dan berguru kepasa Sartre, tokoh eksistensialis tulen. Gagasan manusia merdeka, saya kira diambil dari tokoh dan filosof eksistensialis ini. Gagasan revolusioner Ali Syari'ati cukup berliku. Ia harus berhadap- hadapan dengan rezim Pahlevi yang otoriter dan berupaya membungkam kekuatan revolusi. Syari'ati lahir di Khurasan, tanah bertuah dan kaya akan tradisi spiritualitas Islam. Imam al- Ghazali, hujjatul Islam lahir dan wafat di Khurasan. Hidup Syari'ati penuh pergolakan. Wafatnya di London juga penuh teka- teki dan misteri. Ia ditemukan tertelungkup di kamarnya. Sebagian laporan menyebutkan bahwa ia bunuh diri. Adalagi yang menyebut terkena serangan jantung. Memang pada akhir hidupnya, Syari'ati mengalami masa-masa sulit di London. isterinya tertahan di imigrasi Iran. Sementara Susan dan adiknya Sara lolos untuk terbang ke London. Syari'ati dua tahun terakhir dilanda depresi. Syari'ati merasakan kematian sebelum ajal, ketika ia harus menjalani tahanan rumah setelah lepas dari penjara. Keluarganya menghiburnya dengan berlibur ke laut Kaspia, Azerbaijan. Tetapi Syari'ati tampaknya tidak dapat menikmati liburan tersebut. Ia hanya tampak mondar- mandir di pinggir pantai tanpa menyentuh airnya. Sesekali ia merokok untuk menghilangkan kepenatan pikirannya. Suasana gundah di London, barangkali juga menjadi penyebab kematiannya. Atau barangkali konspirasi penguasa Iran kala itu juga ikut dalam misteri kematiannya. Hubungan Syari'ati dengan Mustadha Muthahhari adalah kurang baik. Entah personal maupun profesional. Kita tidak tahu apa penyebabnya, Muthahhari demikian tidak menyukai Syari'ati. Ada yang menyebut karena Syari'ati dianggap Marxian yang bertentangan dengan tradisi keilmuan muslim Iran. Syari'ati adalah tokoh dan pemikir revolusioner Iran. Syari'ati disebut sebagai aktivis penggerak revolusi Iran. Pikiran- pikiran dan pandangan revolusioner Syari'atilah yang menyulut revolusi Islam Iran. Di samping tokoh penggerak Imam Khomeini dan Murthada Muthahhari. Gnostisisme Ali Syari'ati. Tujuan kehidupan adalah untuk melihat sinar kebenaran. Agama dan ritualnya hanyalah sebuah instrumen untuk mencspai tujuan. Hanya sufiemelah yang dapat memuaskan pengembarsan intrlektual Syari' ati. Sebab dalam sufisme terdapat semua perwujudan esensi agama. Syari'ati, hati tidak memiliki hubungan apa- apa dengan organ pemompa darah. Hati adalah organ spiritual. Syari'ati adalah tokoh pergerakan yang menginspirasi generasi muda Iran khususnya. Syari'ati mengalami pergolakan pemikiran yang tidak biasa. Syari'ati pada masa mudanya mengalami "bisikan dari langit". Ketika Syari'ati kecil berangkat sekolah dasar, di tengah jalan ia mengalami bisikan langit tersebut. Setidaknya Syari'ati dua kali mengalami peristiwa tersebut. Syari'ati kemudian menisbahkan pengalaman dirinya sama atau mirip- mirip dengan peristiwa spiritual nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama dan tokoh- tokoh suci lainnya. Seperti Abu Yazid al- Bustami, Husain al- Hallaj, Ainul Qudhat al- Hamadzani, dst. Demikianlah, pergolakan pemikiran dan kegelisahan Syari'ati hampir sempurna. Pergumulannya dengan filsafat barat yang sekuler, dan pertemuannya dengan tokoh- tokoh besar dunia membuat Syari'ati memiliki perbendaharaan keilmuan yang otentik. Latar belakang pendidikannya di Sorbonne University, Prancis membuat Syari'ati memiliki pijakan akademik yang cukup kokoh dalam melancarkan pikiran dan cita-cita revolusinya.

Sabtu, 24 Desember 2016

Nasruddin Khoja

Nasruddin adalah tokoh legendaris. Jenaka. Cerdas. Nasruddin sama dengan Abu Nawas dengan latar kota Baghdad. Nasruddin, dari kata Nasr-ud-din bermakna Menang karena yakin. Ada tulisan Mohamamd Yasin Owadally dengan judul Great Tales from Mullah Nasruddin Effendi, The Witty Saint, 2001. Tulisan ini menarik karena memuat cerita- cerita jenaka. Singkat, dan memnginspirasi. Seperti pertanyaan seseorang ke mullah, mengapa ikan tidak bisa bicara seperi manusia. Karena ia hidup di dalam air, jawab mullah.

Korea Selatan

Korea Selatan pada tahun 1945 hanyalah sebuah kota miskin. Korea Selatan masa itu senasib dengan Indonesia. Negara yang menderita karena rezim militer dan dampak perang dunia. Wilayah kotanya hanyalah daerah kumuh. Dengan kerja keras, dan pendidikan, Korea Selatan kini sudah menjadi kota metropolis. Kota yang melahirkan produk- produk elektronik yang merajai dunia. Nokia duku jaya. Sekarang Nokia seakan ditelan bumi. Samsunglah yang menjadi pemenang. Hand phone atau gadget cerdas hanyalah merek Samsung atau Oppo. Nokia sudah tidak bisa lagi berkutik. Nokia bahkan sudah bangkrut dan sudah dibeli oleh Microsoft. Mengapa demikian? Orang Korea Selatan 20'tahun lebih belajar ke Eropa dan Amerika. Mereka dikenal sebagai bangsa pekerja keras. Belajar yang sungguh- sungguh. Dari sisi agama, memang Korea Selatan bernasib sama dengan China. Mereka mengalami spiritual void. Kekosongan spiritual. Mereka mayoritas beragama Budhdha dengan memegang teguh prinsip- prinsip Konfusianis. Sekitar 30% mengaku menganut Kristen Katolik. Dan 23% menganut Protestan. Pertanyaanya kemudian, apakah Islam menjadi pilihan juga? Ternyata, Orang Korea Selatan tidak banyak yang beragama Islam. Apakah karena agama Islam tidak ada seorang da'i yang mumpuni yang bisa meyakinkan bangsa Korea bahwa Islam sebagai agama pilihan? Padahal,dari segi konsep, Islam ada banyak kemiripan dengan Konfusianisme. Sachiko Murata dan Tu Wei Ming telah menulis buku dengan judul The Tao Of Islam untuk Prof Sachiko Murata. Dan yang satunya lagi karya bersama. Kerja keras bangsa Korea terlihat pada kesungguhan mereka dalam studi. Mereka rata- rata meninggalkan kampus pada jam 10 malam. Sedang bangsa Jepang rata- rata keluar kampus jam 9 malam. Memang standar Korea Selatan, selalu melampaui bangsa Jepang. Produk- produk Korea Selatan selalu di atas produk- produk Jepang. Sesungguhnya, ini memiliki dasar historis. Halmana, bangsa Korea Selatan sakit kepada bangsa Jepang. Tetapi dalam arti positif. Mereka menjawab dengan kerja keras. Mereka belajar dengan sangat keras melampaui rata- rata orang Jepang. Enam puluh tahun yang lalu, Korea Selatan hanyalah sebuah negara yang membangun ekonominya di atas tanah gurun. Sekarang bukan hanya sebagai negara yang termasuk 11 negara terkuat dari sisi ekonomi, tetapi juga sebagai negara demokrasi yang menggetarkan ( a vibrant democracy) dan negara yang memiliki kekuatan budaya baru ( an emerging cultural force). Proses transformasi Korea Selatan dibahas secara komprehensif dalam buku Daniel Tudor, Korea: The Impossible Country, 2012. Shout Kore'as amazing rise from the ashes: the inside story of an economic, political, and cultural phenomenon.

Master Cheng Yen-- lanjutan

22. Count your blessings, cherish them and sow more blessing. Hitunglah berkah yang dimiliki. Hargailah, dan ciptakanlah beerkah yang baru. 23. When we treat others with love and compassion, we wilk not stir up ill feelings, and we will be able to form good relationships with others. Ketika kita melayani orang lain dengan cinta dan kasih, kita tidak akan dimusuhi orang lain. Dan kita bisa bekerjasama dengan setiap orang. 24. Every singke day is like a blank page of our life. Every person we meet and every event epwe encounter is a vivid essay. Setiap hari adalah lembaran baru dalam kehidupan. Setiap orang yang kita temui dan setiap peristiwa merupakan hal dan kisah menarik. 25. Be careful and mindful when dealing with others, but do not be narrow- minded. Berhati- hatilah dan cermatlah dalam berperilaku dan menangani sesuatu, tetapi jangan picik dan mencari- cari kesalahan. 26. To have two good hands and refuse to work is no different than having no hands at all. Seseorang yang memiliki dua tangan tetapi tidak berbuat, sama saja dengan orang yang tidak memiliki tangan. 27. Do nit think too highly of yourself, and yet, never underestimate your ability, either. Janganlah terlalu menganggap diri terlalu penting. Juga jangan terlalu merendahkan kemampuan diri sendiri. 28. To live in peace, we must have inner peace. To have inner peace, we must have a clear conscience. When our conscience is clear and our mind at peace, we bring peace and bliss to those around us. 29. Speak kind words,think good thoughts, do good deeds, and walk the right path. 30. When we view the world from a different perspective, the world becomes vast and wide. Dunia tampak luas dan tanpa batas. If we shift our perspective in everything we do, we will feel at ease with everything and everyone. Segala akan nyaman dan tanpa tekanan. 31. Be honest and true, in everything we do. Be kind and forgiving in our interactions with others. 32. Life becomes meaningful when we assume responsibilities. Avoiding responsibilities makes our life empty. Hiduo terasa bermakna karena kewajiban. Menghindari kewajiban menjadikan hidup tanpa makna. 33. Do not wish for less responsibility in order to enjoy a life of leisure. Ask for more strength to take on more responsibilities. Jangan eminta kwajiban kita diringankan agar kita memiliki waktu senggang. Perkuatlah kemampuan diri agar dapat memikul tanggung jawab yang lebih besar. 34. Even the tiniest bolt must be screwed on tightly in order to perform its best. Andaikan kita hanyalah sebuah mur dan baut, dan yang sangat kecil sekalipun, pastikan sudah terpasang dengan kencang agar dapat berfungsi secara optimal. 35. In the face of adversity, be grateful, for such opportunities. Do not come by often, ketika menghadapi situasi buruk sekalipun, kita harus bersyukur. Karena situasi seperti itu tidak ditemui setiap saat. 36. When conflict and adversity arisem always keep a spacious and tolerant heart. 37. Forgive those unintentionally hurt us. Do nit be simeone who is easy hurt by others. Kita hendaknya dapat memaafkan orang yang melukai kita tanpa sengaja. Tetapi jangan pula menjadi orang yang terlalu mudah dilukai. Sesungguhnya masih banyak falsafah hidup beliau, tetapi saya harus meninggalkan kamar hotel Borobudur, tempat saya menginap. Saya mencatatnya dari buku panduan hidup Master Cheng. Sayang sekali saya lupa judul bukunya. Semoga suatu waktu, saya berkesempatan menginap di Borobudur hotel, dan saya bisa melanjutkan tulisan ini.

Lee ka Shing

Lee ka Shing adalah orang terkaya Asia. Beliau lahir di Chaozhou, Guangdong, 29 juli 1928. Beliau pemilik perusahaan Cheung Kong Holdings, LinKa Shing Foundation. Kekayaan bersih berkisar USS 26,5 billion pada tahun 2008. Menurut catatan majalah Forber, ia adalah orang Cina terkaya di dunia. Adalah sangat kenarik menyimak falsafah hidup beliau, sebagai berikut: Jika Anda ingin kehidupan sederhana Maka Anda akan menghadapi masalah sederhana Jika Anda ingin kehidupan terbaik Maka Anda akan menghadapi yang paling sulit Dunia ini begitu adil, Jika Anda ingin yang terbaik, Maka Dunia akan memberikan masalah yang menyakitkan! Anda akan menang jika Anda berhasil menerobosnya Namun jika Anda tidak berhasil melaluinya, Maka hiduplah sederhana! Segala bentuk kesuksesan bukanlah tentang seberapa Geniuskah Anda menjadi diri Anda! Kesuksesan mengenai kemampuan Anda untuk Menghadapi dan melewati berbagai kesulitan dengan senang hati.

Islam Indonesia

Seminar Islam Nusantara 1. Budaya lokal di Turki, Afrika, kita ini mayoritas. 2. Orang Makassar Polaperadaban di kampus. islam nusantraa, ada akulturasi budaya, Jawa, Melayu. Ini memiliki ciri tersendiri. Ketika, abbasiyah, amawiyah, pada zaman, saintis ditolak dalam dunia akademika.perkembangan di Iain, magister juga demo. Jawab Zain Kita ini mewarisi pelajaran Sejarah Islam politik yang berdarah darah. Sejarah perang. Al Maghazi, kitab al Maghazy, Prof Ahmad Amin menolak riwayat riwayatnya. Banyak mitos daripada fakta. Prof Marshal Hudgson, the Venture of Islam. Saya ingat cak Nur, peradaban Indoensia, kok candi Borobudur, prambanan. Ketika ke Masjid Istiqlal, yang kotor, bau pesing, dan tidak tertata. Dennys Lombard, 30 tahun meneliti, NusaJawa, Silang Budaya, tiga jilid. Lapisan Islam Indonesia sangat kuat. Penetrasi Islam Jawa sangat dalam. Lapisan lapisan terdalamnya sangat kuat. Sehingga Islam Indonesia tidak mudah tergerus. Sejak kolonialisme Belanda, dan Dai Nippon, Jepang. Islam masih tegak. Di Jawa ini terjadi akulturasi Islam. Akulturasi budaya, peradaban besar dunia. Dari Arab, China, India. Menyatu di Indonesia. Tidak saja Arab. Michail Feaner, Islamic Connections, hubungan ulama Nusantara dengan Yaman, Ma'bar. Ada enam puluh orang anak Indonesia di sana, tetapi belajar Wahabi. Wahabi ini sudah gagal mengurus Kakbah. Mengurus Haji. Menghilangkan sirah nabi. Jejak langkah. Prof Hossien Nasr, musuh sufisme adalah wahabi. 3. Abd mutalib, Kemenag Kediri. Bahwa peradaban Islam itu diutamakan produknya. Produk halal, kosmetik. Adakah pendidikan Islam yang bicara halal food. 4. Politik pemberdayaan. Perbanyak center center. Pusat pusat kajian. Bukan kajian pusat. UIn Jogja sudah 41 center. Pusat pusat kajian. Keimanan yang kita tanpa pengetahuan, akan menjadikan kita fanatik Dr Maftukhin Tulung Agung tidak memiliki sejarah Politik. 1. Mpu Prapanca, pnulis kitab Nagara kertagama. Mpu Tantular, penulis buku Sutasoma, orang Jawa Tengah. Bhinneka Tunggal Ika. Ini semua orang Tulung Agung. Gou Pasir. Tempat penempaan penulis Nusantara. Hayam Wuruk Kanjeng Ratu. 2. Perkembangan IAIN sgt pesat. Sdh 23 prodi. Ut s. Dua, delapan prodi. Dan s.tiga satu prodi. Kami memiliki delapan ribu mahasiswa sarjana satu. Gadjah Mada.

Selasa, 13 Desember 2016

Master Cheng Yen

Dharma Master Cheng Yen lahir di kota kecil Chingshui, Taiwan pada tahun 1937. Pada umur 23 tahun beliau meninggalkan rumah dan memilih menjadi biksuni. Semula beliau mendapat tantangan hebat dari keluarganya. Ia menggunduli rambutnya. Ia memilih hidup sangat sederhana. Ia memndirikan yayasan Budhdha Tzu Chi yang melayani orang- orang miskin, kesehatan, pendidikan. Ia melayani tanpa melihat perbedaan ras, agama, suiu, dan negara. Berikut, saya kutipkan beberapa filosofi hidup beliau: 1. While working, learn; while learning, awaken to the many truths of life. 2. Over time, we can build great character, achieve great success, and cultivate great virtue. 3. When walking, as we step one foot forward, we lift the other foot up. In the same way, we sholud let go of yesterday and focus on today. Life is impermanent, but wisdom-life lasts forever. Love is boundless, its spirit will live on. Kehidupan tidak kekal. Kearifanlah yang abadi. Dengan cinta kasih yang tak terbatas, semangat hidup tetap menggelora. 5. A person with a generous heart and compassion for all beings. Leads the most blessed life. Orang yang paling bahagia adalah yang hidupnya memaafkan dan mengasihi sesama. 6.only those who respect themselves have the courage to the humble. Hanya orang yang menghargai dirinya, yang berani untuk bersikap rendah hati. 7. To regard ourselves lighty is wisdom. To regard ourselves highly is attachment. Randah hati adalah sidap bijaksana. Tinggi hati adalah sikap yang menunjukkan kemelekatan. 8.the reason that people cannot be humble is because they cling to their past achievements. Seseorang yang tidak mau mengalah, karena ia selalu mengingat sukses masa lalu. 9. We start to slacken the minute we try to find excuses for ourselves. Seseorang mulai lalai pada detik di mana ia memaafkan dirinya. 10. To be brave enough to undertake responsibilities is an inspring force. To be brave enough to admit a mistake is a noble virtue. Keberanian memikul tanggung jawab menginspirasi orang lain. Keberanian memikul tanggung jawab atas kesalahan merupakan sikap mulia. 11. It is easy to reflect on major mistakes, and hard to eradicate small bad habits. Kesalahan besar mudah membuat kita mengintrospeksi diri. Kesalahan kecil dan buruk sulit untuk dihilangkan. 12. The hardest thing for people to see is themselves. Yang paling sukit dilihat dengan jelas adalah diri sendiri. 13. Nothing is impossible with confedence, perseverance, and courage. Semua bisa diwujudkan dengan tigal hal, percaya diri, ulet dan berani. 14. Kita harus mengatasi persoalan sesuai dengan prinsip, dan bukannya menyesuaikan prinsip kita dalam mengatasi persoalan. We must carry out our tasks according to principles, and not let our principles be compromised by our tasks. 15. Dalam menyelesaikan masalah kitabharus berpegang pada prinsip. Dan tidak berkompromi. Karena kalau sering berkompromi, maka kita akan terbelit dalam permasalahan tersebut. We should abide by our principles and not socialize reluctantly. If we party too often, we may be influenced instead of influencing others. 16. Keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan pribadi masing- masing individu. The beauty of a group lies in the refinement of its individuals. 17. Kepribadian seseorang dapat terlihat dari sikapnya pada saat berjalan, berdiam, duduk, dan berbaring. A person's refinement and disposition are naturally displayed in the way he walks, stands, sirs, and lies down. 18. Seeing virtue in others is itself a virtue. Mengagumi orang lain akan meningkatkan martabat diri. 19. Material things are meant to be used by people. Yet, lacking wisdom, we are perpetually discontent, and become enslaved by material things. Semua benda adalah untuk manusia. Namun orang orang yang kurang bijaksana akan menjadi budak benda- benda tersebut. 20. The ocean can be filled, yet the tiny mouth of human being can never be filled. Lautan dapat ditimbun sampai rata. Namun mukut kecil manusia selamanya tidak dapat diisi penuh. 21. How bitter life is when we have desires! Our demands on others eill bring us endless misery. Sikap selalu banyak menuntut akan menimbulkan banyak penderitaan dalam hidup. Banyak menuntut kepada orang lain, akan mendatangkan penderitaan tak terhingga bagi diri sendiri. 22. One who is content immensely broad- hearted. Abroad- hearted person will not be in dispute with others over any matter. Orang yang bersyukur akan berhati lapang. Orang yang lapang tidak akan berselisih dengan siapa pun dan dalam hal apa pun.

Selasa, 29 November 2016

Program Strategis Azerbaijan

Setelah bertemu dengan Direktur Indonesian center di ADU ( Azerbaijan Diller University) dan Direktur baku International Multicultural Center terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi program strategis, sebagai berikut: 1. Perlu short course untuk penguatan academic writing. Sebab, nyatanya ada banyak sarjana yang lebih tertarik untuk menambah wawasan tanpa mengambil program kuliah, by course. Atau mereka membutuhkan wawasan tambahan untuk penguatan keilmuan mereka. 2. Penguatan joint research antar dosen. Dosen bisa berkolaborasi dalam melakukan atau menuntaskan penelitiannya dalam topik tertentu. Saya kira program seperti ini sudah sangat lumrah di Barat. Semakin banyak berkolaborasi dengan pihak luar, semakin tinggi kualitas akademik kajian seorang dosen. 3. Azerbaijan membutuhkan keterlibatan sarjana Indonesia yang memiliki dasar pemahaman keagamaan yang mendalam-- berbasis keilmuan pesantren yang kuat-- untuk membantu pencerahan keagamaan. Di Azerbaijan, umat Islam sebanyak 97% tetapi sudah banyak anak mudanya yang sudah lupa ritual shalat. Barangkali karena mereka terlalu lama dalam kekuasaan Rusia. Alumni Ma'had Aly sangat berperan untuk program ini. Sebab, sejarah keberagamaan Azerbaijan yang lebih mengedepankan esoterisme --semacam Ihya Ulumuddin Imam Al- Ghazali-- masih relevan sampai sekarang ini. Model keberagamaan yang cocok di Baku adalah keberagamaan yang mengedepankan harmoni antara eksoterisme Islam dan esoterisme. Sisi tasawuf dan fiqhi berpadu dalam satu tarikan nafas pemikiran keagamaan. Patut dicatat bahwa Azerbaijan adalah kota tempat lahirnya tokoh- tokoh besar dunia, seperti Yahya Al- Bakwi dan sufi penyair Jalaluddin Rumi yang lahir di Balkh. 4. Belajar dari Azerbaijan yang sangat memprotek radikalisme agama dan ISIS. Pemerintah Azerbaijan memmiliki konsern yang sangat kuat untuk memproteksi berkembangnya benih- benih radikalisme. Siapa pun yang masuk ke wilayah Azerbaijan pasti mendapatkan protek yang sangat kuat untuk masalah radikalisme ini. 5. Dalam kaitan ini pula, barangkali wacana yang pernah dibahas mengenai pentingnya membuat Atase Pendidikan Keagamaan di negara-negara sahabat perlu diakselerasi lagi. Atase ini berfungsi untuk: (a) mengarahkan dan memantau perkembangan studi anak- anak Indonesia, (b) sebagai konselor bagi anak- anak Indonesia yang sedang mengalami masalah di luar negeri, (c) dapat pula mengontrol pergerakan pelajar dan mahasiswa Indonesia di negara tujuan studi, (d) melaporkan kepada Menteri peta dan isu- isu pemikiran Islam atau kehidupan keagamaan yang berkembang di sana. Pengalaman negeri Yaman yang hanya memilki Atase Sosial dan budaya. Mereka tidak bisa melakukan pembinaan studi dan komunikasi yang efektif dengan mahasiswa Indonesia di sana. Atasenya tidak memiliki kompetensi keilmuan yang bisa menghubungkannya dengan para mahasiswa dan pelajar Indonesia di sana. Apalagi komunikasi dengan para masyayikh di Yaman. Akibatnya fatal, mahasiswa Indonesia terjebak di Sha'da sebanyak 150 orang. Dan barangkali, ketika mereka pulang ke Indonesia juga mengalami trauma dan perlu pembinaan khusus agar benih- benih radikal tidak disemai di Indonesia. 6. Barangkali untuk sementara waktu perlu ada moratorium -- meskipun tidak tertulis -- untuk studi di Arab Saudi atau negara- negara yang ditengarai radikal atau mengajarkan ekstrimisme. Pelru pemikiran komprehensif dan langkah-langkah strategis untuk program ini.

Pendidikan Multikultural Baku, Azerbaijan

Salam hangat dari Azerbaijan. Salam dari Pak Kusnan B. Fannani, Duta Besar Indonesia di Azerbaijan. Saya ingin melaporkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pendidikan multikultural dan praktek keagamaan Azerbaijan menjadi model pendidikan multikultural 20 negara. Seperti Jerman, Italia, Amerika, Rusia, Portugis, dll. Azerbaijan memiliki sejarah panjang dalam kehidupan berbangsa,mbernegara dan beragama. Semua isme dan mazhab masih hidup berdampingan. Zoroaster juga masih hidup meskipun tidak dominan. Bahkan lambang negara Azerbaijan adalah lidah api yang merupakan simbol agama Zoroaster. Yahudi dan Kristen juga hidup. Bahkan Kristen punya Life TV khusus untuk siaran keagamaan mereka. Hal paling menarik adalah sunni- syi'ah bisa hidup damai. Mereka bisa melaksanakan shalat maghrib bergiliran dalam satu masjid dengan praktek keberagamaan yang berbeda. Pendidikan multikultural mereka semuanya based on historical recognition. Azerbaijan memiliki Baku International Multiculturalism Center yang kantornya terletak di kota Baku, ibu kota Azerbaijan. 2. Sesungguhnya Indonesia memiliki pengalaman dan bahan multikultural yang sangat kaya. Barangkali kemasannya yang harus dipercantik. Bahwa kita sejatinya memiliki kurikulum multikultural yang berlaku nasional. Barangkali kita membutuhkan madrasah dan pesantren yang menjadi piloting multikultural yang secara akademik dan kultur bisa dirujuk secara internasional. Atau kita seharusnya membuat lembaga Indonesian multicultural Center. Tentu berbeda dengan FKUB yang selama ini hanya mengerjakan kerja- kerja birokrasi yang berjangka pendek. Tetapi lembaga multikultural yang betul- betul bekerja secara komprehensif, dan menyentuh akar permasalahan pada level graasroot. Lembaga ini diisi oleh akademisi dan praktisi sosial yang betul- betul ahli pada bidangnya. Lembaga ini memiliki wibawa secara akademik, sehingga pandangan dan rekomendasinya dapat menjadi bahan kebijakan pemerintah. Lembaga ini juga menerbitkan jurnal berskala internasional. Dimsinilah arti penting Baku International Multucultural Center, Azerbaijan. Kerjasama dengan lelmbaga ini bisa saling menguatkan dan memperkaya dengan lembaga- lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan kita yang konsern di bidang ini. Bahwa pengalaman di Indonesia yang sangat multikultural, dan juga memiliki potensi konflik yang sangat besar, cukuplah menjadi pelajaran bagi kita dalam menata Indonesia dalam berdemokrasi. 3. Bahwa fenomena Conservative Turn semakin menguat di Indonesia 15 tahun terakhir ini. Persoalan sosial dan ketimpangan ekonomi yang semakin menganga dapat menjadi pemicu konflik horizontal dan vertikal sekaligus. Tidak pernah dibayangkan bahwa plesetan Ahok terhadap Q.S al Maidah ayat 51 bisa menimbulkan kegaduhan politik yang luar biasa.tentu terlepas dari suasana politik yang semakin hangat karena bertepatan dengan pilkada DKI. Peristiwa 4 nopember yang lalu adalah pertanda menguat dan mengakarnya faham radikal di Indonesia. Kalau selama ini, ada kesan bahwa radikalisme agama bisa tumbuh subur di daerah pinggiran dan miskin desa seperti Poso, Sambas, sebagian eks GAM di Aceh, tetapi sekarang kebangkitan radikalisme baru justeru terjadinya di ibu kota seperti DKI Jakarta. Saya kira peristiwa 4 nopember bukanlah peristiwa biasa. Saya kira, Kemenag dan PTKI harus tampil sebagai problem solver. Mereka harus tampil sebagai public intellectual yang berdirinpada garda terdepan memberi pencerahan kepada masyarakat kita. Kita harus tampil dan bicara kepada pemerintah untuk menjelaskan fenomena conservative turn ini secara sistematis dan komprehensif. 4. Dengan belajar dari model pendidikan multikultural Azerbaijan, maka seharusnya Indonesia harus lebih agresif dalam mempromosikan praktek keagamaan dan pendidikan multikulturalnya ke pentas dunia. Bahwa kita memiliki pengalaman dan budaya multikultural yang lebih kaya tetapi masih kurang promosi. Azerbaijan adalah negara kecil, hanya berpenduduk 9,8 juta jiwa. Berbatasan dengan Khurasan, Iran. Cheko. Azerbaijan masih berperang dengan Armenia dibawah sokongan Rusia. Tetapi, Azerbaijan sangat percaya diri dengan pengalaman multikutural yang mereka miliki. Inilah lesson learned kita dari Azerbaijan.

Business Meeting di Azerbaijan

Ada tiga hal menarik yang dapat difllowup dalam pertemuan tersebut, yakni: 1. Ternyata pengusaha- pengusaha kita bagus dalam hal produksi. Tetapi lemah dalm hal marketing. Mempromosikan produksi ke negara lain. Salah satu kendalanya adalah kelemahan dalam berkomunikasi dan berbahasa. Entry pointnya bagi Kemnag, sebagai berikut: a. semakin penting mengembangkan ekonomi pesantren yang selama ini sudah dimulai dengan kerjasama dengan BI dan lan lain. Karena tingkat pertumbuhan di Azerbaijan sudah mulai naik. Sehingga berpotensi untujk menjual produk-produk yang cocok bagi negara-negara mayoritas muslim. b. Memperbanyak anak anak aindonesia yang belajar bahasa Azerbaijan, sehingga mereka dapat menjadi agen atau fadilitator bagi penyebaran bisnis, budaya, dan ilmu pengetahuan Indonesia di Azerbaijan. 2. Azerbaijan adalah negara OKB, Orang Kaya baru, yang indikatornya penduduknya sudah mulai giat melakukan kegiatan konsumtif. Dan semakin terbuka terhadap pengetahuan. Produk-produk yang diminati adalah kopi( seiring tumbuhnya Kafe- kafe) dan snack seperti keripik sebagai cemilan di musim dingin, tepung untuk bahan makanan. Produk- produk itu berpeluang menjadi sasaran industri food Indonesia. Selama ini perusahaan -perusahaan besar sudah mulai masuk. Bagi Kemenag RI, ini merupakan pintu masuk dalam pengaturan regulasi oleh. BPJPH, Badan Penjaminan Produk Halal yang harus mulai bekerja tahun ini. 3. Banyak kebutuhan akan buku- buku pelajaran dasar pengetahuan agama Islam. Saat ini kebutuhan terhadap buku- buku agama semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh semakin terbukanya orang Azerbaijan terhadap dunia luar, dan semakin tingginya kesadaran bergama secara kaffah setelah beberapa dekade dipersulit oleh rezim Rusia. Kondisi ini mirip dengan situssi di Turki pada 5 tahun terakhir. Kemudian, mereka saking hasunya terhadap pelajaran agama, mereka sampai mengundang ulama- ulama Turki untuk mengajar agama dan menjadi imam masjid di Azerbaijan. Peluang kita adalah bisa menyemai pengetahuan dan mengisi kekosongan ilmu agama. Mereka Beberapa usulan konkret untuk followup, antara lain 1. Lulusan Ma'had Aly dapat memperkaya perspektif budaya dari negara lain dengan cara magang di sini sebelum lulus. 2. Penerjemahan buku- buku agama praktis dalam bahasa Azerbaijan. Produk- produk buku Madrasah dan Direktorat PAIS dapat mengisi kekosongan ini. Kita bisa bekerja sama dengan ADU, Azerbaijan Diller University lewat Indonesian centernya. 3. Situasi Azerbaijan sekarang ini juga merupakan obyek peneltian yang menarik. Di sini mereka mengalami masa- masa transisi dan spiritual avoid, kekosongan spiritual. Sehingga, Dosen- dosen muda yang produktif dapat juga melakukan joint research dengan para dosen dan lembaga- lembaga penelitian terkait untuk menambah wawasan keilmuan. Lembaga- lembaga sastra yang bernuansa Islami yang tumbuh di kampus UiN atau. IAIN dapat bersinergi secara produktif dengan Museum sastra Azerbaijan. Hal mana mereka telah memiliki pengalaman panjang dalam dunia sastra. Mereka juga memiliki penghargaan yang tinggi kepada karya- karya sastra. Laila wa Majnun adalah karya monumental yang sudah mendunia ditulis oleh Nizami Ganjavi, Azerbaijan. Azerbaijan, jam 8 pagi, 22 Nopember 2016

Program Strategis Azerbaijan

Setelah melakukan kunjungan dan pembicaraan dengan rektor empat perguruan tinggi di Azerbaijan ( ADU, Azerbaijan Diller University, Baku State University, Qafqaz University, dan Baku Higher Oil School), maka berikut kami catat beberapa program strategis yang perlu follow up: 1. Untuk penguatan Program studi perminyakan dan pertambangan UIN syarifhidayatullah Jakarta, maka perlu pengiriman mahasiswa dan dosen UIN Jakarta untuk magang dan belajar manajemen pengelolaan prodi di Baku Higher Oil School). Alumni PTKI yang berminat studi perminyakan bisa melanjutkan program magister di sini. Perguruan tinggi ini memiliki sertifikat ISO empat, dan memiliki standar akademik internasional. PT ini juga dibawah binaan langsung presiden Azerbaijan. Bapak Hendar Martono, orang Indonesia adalah salah seorang key person yang memiliki keilmuan yang mumpuni dan diakui di Azerbaijan. Azerbaijan bagi Indonesia adalah negara yang letaknya jauh tetapi sangat penting membangun hubungan dan kerjasama budaya, pendidikan, dan ekonomi. Sebab, Azerbaijan adalah negara yang termasuk cepat dalam melakukan recovery ekonomi. 2. Ke-empat PT tersebut di atas sejatinya dapat dijadikan tujuan studi doktor untuk penguatan program 5000 doktor. Tuition fee dan persyaratan rekruitmennya juga tidak terlalu ketat, tetapi PT memiliki dosen dan profesor yang bereputasi internasional. Rektor Baku University, Prof Abel Mohammarov adalah seorang intelektual muslim yang disegani dalam perminyakan. Prof Abel selalu berpikir dan mendesain program- program akademik unggulan untuk menciptakan kader- kader muslim agar kelak mereka dapat meraih hadiah nobel. Sebab, ternyata perusahaan dan saudara- saudara Alfred Nobel justeru berinvestasi minyak di Baku, Azerbaijan. 3. Perlu mengajak para rektor terutama swasta untuk mendalami management perguruan tinggi di Azerbaijan. Qafqaz University yang dulunya perguruan tinggi eks Yayasan Fathullah Ghulen, bisa bangkit dan maju. Dan dikelola oleh pemerintah, semua pengurus dan pegawainya juga ditentukan pemerintah. 4. Menteri Agama RI perlu pengaturan waktu agar bisa memberikan guest lecturer di Baku University dan Baku International Multiculturalism Center. Program ini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kedua negara di bidang keagamaan, budaya dan politik. Kedua negara bisa saling belajar dan memperkaya pengalaman masing- masing. Azerbaijan memiliki sejarah panjang dalam berbangsa dan bernegara. Mungkin kesalehan ritual tidak tampak menyolok di sini. Tetapi masyarakatnya ramah, bersih, dan disiplin. Dalam hal menyikapi perbedaan mazhab antara sunni dan syi'ah, mereka selalu mencari persamaan. Kalau ada yang ssma, mengapa harus membesar- besarkan perbedaan. Jadi identitas keberagamaan tidak terlalu penting. Barangkali sikap seperti ini karena Azerbaijan masih menghadapi masalah perang perbatasan dengan Armenia. Masyarakat Azerbaijan relatif terbuka untuk membangun kerjasama dengan pihak luar.

Pesona Baku, Azerbaijan

Tidak terasa kami sudah memasuki hari ke4 di Azerbaijan. Kota Baku kecil. Baku artinya angin. Kota angin. Nama Baku mungkin karena anginnya yang kencang. Kota Baku sebagai ibu kota Azerbaijan terletak di pinggir pantai Laut ( danau) Kaspia yang tersohor itu. Restoran tumbuh di Baku berkat kekayaan laut Kaspia. Bahkan ada ikan laut Kaspia, tersebut sebagai ikan termahal di dunia. Ikan Sturgeon namanya. Ada dua jenis ikan yang dibiakkan di Kaspia. sturgeon dan Beluga--- mereka biasa menyebutnya dengan ikan Baliq. Penduduk Azerbaijan cantik- cantik dan ganteng. Perempuannya rata- rata putih dan berpostur tinggi semampai. Inilah postur hasil perpaduan ras Eropah, Turki, Persia, Arab, dan Rusia. Kita sulit untuk mencari yang jelek. Konon, mereka sangat ketat dalam mengkomsumsi makanan, kuliner dan bahkan banyak yang memilih untuk menjadi vegetarian. Tentu berbeda dengan prilaku konsumtif sebagian orang kaya baru di Indonesia dan negara- negara timur tengah yang cenderung tidak berpantang dalam hal makanan. Tetapi mereka tidak banyak basa- basi. Kita tidak menemukan banyak bermujamalah dalam percakapan, baik resmi maupun percakapan biasa. Mereka cenderung bercakap langsung pada inti persoalan. Pada acara Festival Budaya Indonesia tampak mereka antusias terhadap Indonesia. Ada banyak mahasiswa yang bertanya secara detail mengenai Indonesia. Aneka ragam budayanya. Letaknya di peta di mana. Ada juga yang sudah mengenal beberapa suku Indonesia, Jawa dan Bugis umpamanya. Rata- rata mereka mengenal Pulau Bali. Meskipun Azerbaijan memiliki hampir 95% penduduknya beragama Islam, tetapi mereka tidak mendeclare negaranya sebagai negara religius. 85% di antaranya berpaham Syi'ah Jakfariyah dan Ismailiyah. Sunni hanya sekitar 15%. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sekarang perbandingan Syiah dan Sunni sudah hampir berimbang. Sopir taxi dan masyarakat yang kami tanya di pasar dan di sepanjang perjalanan, memang sebagian mengaku syiah, dan lainnya sunni. Azerbaijan adalah negara sekuler. Setiap warga negara bebas melaksanakan keyakinan dan ibadah menurut agamanya. setiap orang bebas dan merupakan hak asasinya dalam menentukan agama dan kepercayaan apa saja yang ingin dipeluknya. Azerbaijan menganut paham " On Freedom of Faith". Dalam hal diplomatik, Azerbaijan memiliki hubungan diplomatik dengan 158 negara sahabat termasuk Indonesia. Dari sisi ekonomi, Azerbaijan terkenal sebagai negara kaya minyak dan gas. Bahkan perguruan tinggi di sini termasuk yang terkemuka dalam pengembangan studi perminyakan. Sebagian juga masyarakatnya yang berdomisili di pegunungan utara dan selatan yang mengembangkan agrikultural. 54,9% Azerbaijan adalah tanah yang cocok untuk agrikultural. Di sini terkenal tanaman anggur, kapas, gula bit, kentang, dan tembakau. Di bidang ilmu dan sains, terkenal Nizami Ganjavi (1141-1204) dengan karyanya yang masyhur Laila Wa Majnun. Abul Hasan Bakhmanyar, ilmuan terkenal pada abad ke11 lewat karya- karyanya di bidang matematika dan filsafat. Ada Lofti Zadeh sebagai pencipta konsep "fuzzy logic" yang untuk di Indonesia dperkenalkan oleh Gus Dur. Logika terbalik. Pusat- pusat wisata yang spdapat dikunjungi dan letaknya berdekatan, antara lain: a. Icheri Sheher ( Old City) yang di dalamnya terdapat Maiden Tower. Bangunan yang tingginya 29,5 meter, mberdiameter 16,5. Dibangun pada abad ke-12 yang lalu. Semacam benteng pertahahan kota Baku. Desember 2000, UNESCO menetapkan Maiden Tower sebagai warisan budaya dunia. b. Di dalam komplek Icheri Sheher juga terdapat makam ulama besar, Sayid Yahya al- Bakwy. Seorang ulama sufi yang melahirkan karya sekitar 30-an. Salah satu kitabnya yang terkenal dan dibaca sampai hari ini di pondok pesantren Salaf Indonesia adalah kitab Asrar al din. Sayang sekali, karena keterbatasan waktu, makam beliau belum kami temukan. Sepertinya orang- orang Baku sudah terlalu peduli dengan sesuatu yang berbau wisata religi. c. Tower "Lidah Api". Tower ini terdiri dari tiga buah, dan menjadi bangunan ikonik di Baku. Setiap mobil yang melintas di kota Baku, tower ini tampak tinggi menjulang. Ini adalah simbol agama Zoroaster. Ada juga Fire Temple, Candi Api. d. Masjid Heyder Aliye yang berdiri megah. Masjid yang memiliki karpet yang tanpa sambungan. Masjid sangat ramai ketika shalat Idul Fithri. Masjid ini juga tempat perjumpaan sunni dan syi'ah. Meskipun di tempat- tempat lain ada juga bangunan masjid khusus didirikan oleh mazhab Syiah. e. Museum Karpet yang berdiri unik di pantai Kaspia. Karpet dengan segala bentuk dan ragamnya ada di sini. Ada juga sejumlah buku yang dipajang yang memuat informasi karpet. Museum Karpet Baku sepertinya lebih kecil dibanding dengan Museum Karpet di Iran yang bangunannya berlantai empat. Singkatnya, ada sekitar 100 destinasi wisata dan budaya di Azerbaijan. Tentu jumlah ini terbilang kecil dibanding Indonesia yang memiliki ribuan situs budaya dan wisata. Ada hal yang menarik di Azerbaijan terkait pesta pernikahan. Setiap orang atau keluarga yang masuk pesta diharuskan membawa amplop yang isinya tebal- tebal. Jadi tidak sembarangan orang yang bisa masuk dalam sebuah pesta perkawinan. Pemandangan ini tentu sangat kontras dim indoensia. Pesta pernikahan sebagai peristiwa agama dan budaya, tetapi urusan isi amplop adalah diisi seikhlasnya. Isi amplop tidak menjadi keharusan. Bahkan ada banyak orang apalagi pejabat publik yang tidak menyiapkan kotak amplop. Bahkan pada undangan pernikahan ada catatan: terima kasih Anda tidak membawa amplop. Demikian dulu.

Minggu, 06 November 2016

Refleksi AICIS ke-16, Lampung

Tidak terasa AICIS sudah memasuki tahun ke- 16. Perhelatan akademik ini terus diminati dan telah menjadi magnet bagi komunitas akademik dan pemerhati kajian Islam. Tema AICIS ke- 16 ini adalah "Kontribusi Islam Indonesia bagi Peradaban Dunia”( The Contribution of Indonesian Islam to the World Civilization). Ada apa dengan Islam Indonesia? Dr Carool Kersten dalam bukunya: Islam in Indonesia, the Contest for Society, Ideas and Values (2015) menegaskan bahwa Pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi dapat menjadi "alternatif ketiga" (third way) dan menjadi pilihan yang tepat di tengah ambigu negara- negara mayoritas muslim dalam menentukan sikap antara memilih negara sekuler dan atau negara Islam. • Posisi strategis Indonesia dari segi geografis, demografis dan ekonomi menjadi daya tarik tersendiri. Indonesia berada di tengah poros perdagangan Asia- Pasifik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke- empat dunia. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar nomor wahid dunia. Pasca Arab Spring, dunia semakin tertarik melirik Islam Indonesia. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) dan Boko Haram semakin memperteguh pentingnya dunia Islam terutama Timur Tengah untuk datang belajar ke Indonesia. Gerakan dan aksi ISIS telah memporak- poranda legacy, warisan, dan khazanah peradaban dunia. ISIS dan Boko Haram juga membakar buku dan manuskrip- manuskrip yang tak ternilai harganya. Membakar manuskrip berarti telah memotong generasi. Mereka telah menghilangkan nyawa orang- orang yang tak berdosa. Dan yang paling menyedihkan, mereka juga telah dan sedang menghancurkan peradaban manusia. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa Islam Indonesia saat ini, tidak lagi dipandang sebagai Islam peripheral. Islam pinggiran yang tidak menentukan. Tetapi Islam Indonesia adalah Islam mainstreaming. Islam Indonesia sejatinya menjadi referensi dunia dalam demokrasi dan moderasi Islam, Islam wasathiyah. Islam Indonesia adalah genuine dan otentik. Tokoh-tokoh pemikir muslim kontemporer Indonesia, seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Amin Rais, Buya Ahmad Syafi'i Ma'arif memiliki corak pemikiran yang khas dan otentik. Artikulasi dan pergumulan pemikiran antara sekularisme, liberalisme, pluralisme dan Islam dapat diselesaikan dengan baik. Pemikiran beliau- beliau ini semuanya bermuara dan berujung pada "Islam Moderat", Islam wasathiyah. Meskipun tidak dapat dibantah bahwa 15 tahun terakhir, di Indonesia juga terdapat fenomena Conservative Turn, pembalikan wajah Islam yang ramah, damai dan santun ke arah konservatif dan radikal. Menurut penelitian Prof Martin van Bruinessen, dkk, bahwa Conservative Turn tersebut juga sudah masuk pada lembaga- lembaga formal di Indonesia, seperti Ormas-ormas dan lembaga pendidikan. Halmana, ormas-ormas Islam selama ini tampil sebagai penyangga civil society. Ini adalah warning dan tantangan bagi komunitas akademik dan pemerhati kajian Islam Indonesia. Ini adalah tantangan buat kita semua. Bahwa Islam wasathiyah harus menjadi common platform kita dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Kita harus terus berdiskusi dan membuka "ruang dialog" untuk saling memperkaya dan mencari titik temu. AICIS adalah salah satu ruang dialog dimaksud. AICIS adalah "rumah bersama" bagi komunitas pengkaji Islam untuk mendiseminasi hasil- hasil risetnya untuk meneguhkan Islam wasathiyah tadi. Barangkali menarik untuk kita diskusikan lebih jauh temuan Michael Laffan, dalam bukunya: The Making of Indonesian Islam, bahwa Islam Indonesia yang sering digambarkan sebagai Islam moderat, sesungguhnya terjadi karena jasa para ulama sufi yang memainkan peran aktif dalam membentuk tradisi- tradisi Islam Indonesia. Kalaupun ada praktek intoleransi dalam penyebaran Islam, hal itu adalah pengaruh dari penaklukkan tentara Arab. Peran ulama- sufi seperti Nuruddin ar Raniny, Abdul Rauf Singkel, Abd Shamad al- Palimbani, Syeikh Muhammad Arsyad al- Banjari, Syeikh Yusuf al- Makassari, Syeikh Nanawi al- Bantani, penyair Hamzah Fansuri, pujangga Ronggowarsito sangatlah besar pengaruhnya dalam membentuk watak dan karakter Islam Indonesia. Karakter Islam Indonesia lebih mengedepankan akhlak dan etika dalam pergaulan. Islam Indonesia lebih akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal. Tegasnya, nilai-nilai universal Islam datang untuk “memahkotai” budaya lokal.Masyarakat Lampung, umpamanya memiliki Piil Pesinggiri dan Muakhi. Piil Pesinggiri adalah semangat kebersamaan, saling menghormati, tidak ingin di atas kalau ada yang di bawah, bersikap terbuka dan sangat menghormati tamu. Muakhi adalah “napas” keadaban masyarakat Lampung untuk memupuk persaudaraan dan tali silaturahmi secara terbuka. Budaya dan kearifan local harus terus dirawat untuk memperkokoh tegaknya pilar Islam rahmatan li al-‘alamin. Semoga AICIS kali ini lebih sukses dan lebih berperan serta melahirkan pemikiran- pemikiran otentik untuk kemajuan peradaban Islam Indonesia dan dunia. Islam Indonesia yang moderat, damai dan santun harus terus dirawat dan diperkuat agar dunia semakin damai, aman dan toleran. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana tatanan dunia Islam tanpa Islam Indonesia.

Senin, 31 Oktober 2016

Terjatuh

Where there is ruin, there is a hope for a treasure, (Rumi). Di mana ada kejatuhan, di sana ada harapan

Minggu, 30 Oktober 2016

Paper

Paper atau kertas adalah sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. Cina disebut- sebut sebagai negara pembuat kertas pada masa awal sejarah kemanusiaan. Bangsa Mesir juga terkenal dengan papirusnya. Sampai sekarang, papirus masih dipakai untuk menulis sejarah Mesir dan warisan para Fir'aun. Papipus juga dipakai untuk menulis Al- Qur'an pada masa persentuhan Islam dengan bangsa Mesir. Ada banyak ayat Al- Qur'an dan hadis Nabi shalla allah 'alaih wa sallama yang ditulis di atas kertas papirus. Dalam kaitan ini, Nabia Abbott menulis buku khusus untuk membuktikan bahwa hadis nabi sangatlah otentik. Karena lewat tulisan di atas papirus itu ada banyak hadis Nabi yang bisa dibaca sampai era modern ini. Kembali kepada sejarah kertas. Mark Kurlansky menukis buku teranyarnya untuk sejarah kertas. Paper Paging Through History, 2016. Kertas adslah teknologi yang sangat sederhana namun sangat penting dalam sejarah teknologi yang diciptakan manusia. Untuk dua milenium terakhir ini, kertas sangat memainkan peranan dalam mengembangkan literasi, media, agama, pendidikan, perdagangan, dan seni. Kertas adalah pondasi peradaban. Kertas dapat berfungsi untuk mendukung sebuah revolusi dan memproteksi stabilitas keamanan. Dapat kita lihat dalam sejarah Mao Tse-Tung ( Zedong) yang memproduksi 6,5 juta buku yang memuat pandangan dan ideologinya. Dan diterjemahkan ke dalam 37 bahasa dan braile. Hal ini dilakukannya untuk meluaskan pengaruhnya dan melakukan single of publication. Dan lagi- lagi atas jasa kertas. Leonardo da Vinci hanya membuat sketsa 15 lukisan, tetapi digandakan menjadi 4.000 di atas kertas. Sehingga Leonardo sangat masyhur karena jasa kertas. Sekarang adalah era paperless culture. Era meninggalkan penggunaan kertas. Apakah fungsi kertas akan dengan sendirinya berakhir? Hal yang menarik dalam buku Mark Kurlansky adalah sebuah tema yang membahas The Islamic Birth of Literacy. Bahwa kemunculan Islam justeru memberi oerhatian besar bagi perkembangan industri kertas. Bahwa mitos pembuatan kertas berkait kelindan dengan tawanan tentara China. Sebagaimana yang ditulis oleh al- Tha'ilibi, sejarawan Arab abad ke-10 yang menukis buku berjudul: Book of Curious and Entertaining Information. Dalam buku tersebut, beliau berkisah bahwa setelah perang Talas tahun 751, panglima perang Arab, Ziyad ibn Shalih dapat menaklukkan tentara China di Gao Xianzhi. Beliau menangkap para tawanan perang China, dan meminta mereka untuk mengajarkan cara membuat kertas di Samarkand. Sehingga, produksi kertas secara massal terjadi di samarkand bahkan menjadi barang ekspor, dan masyarakat dapat memanfaatkan kertas tersebut di mana pun mereka berada. Ada kisah lain yang menyebutkan bahwa penggunaan kertas dimulai di Asia Tengah sejak abad ke empat. Hal ini dijelaskan oleh Marc Aurel Stein, seorang arkeolog Hungaria. Bahwa penggunaan kertas untuk pertama kalinya terjadi pada tahun 313-314. Dikisahkan bahwa seorang isteri kesal sama suaminya, karena telah meninggalkannya tanpa memberinya uang. Sehinga sang isteri menulis di atas kertas, I would rather be a dog's wife or a pig's wife than yours. Bahkan sejarawan China, Tsien Tsuen Hsuin mengatakan bahwa penggunaan kertas di Asia Tengah lebih awal, pada tahun 105 Masehi, bukan awal abad ke lima Masehi. Kata- kata Arab untuk kertas adalah kaghid dan qirtas. Kata ini juga dipakai dalam Al- Qur'an. Seperti jamak diketahui bahwa Islam lahir di tengah- tengah masyarakat Arab yang rata- rata buta huruf. Tetspi kebutuhan akan kertas meningkat, ketika Islam sudah berkembang ke beberapa wilayah sekitar semenanjung Arabia. Seperti Syiria, Mesir, dst. Sepeninggal Nabi shalla Allah alaih wa sallama, ketika perang ada puluhan penghafal Al- Qur'an yang gugur di medan perang. Di sinilah semakin muncul kebutuhan akan kertas. Terlebih lagi ketika ayat- ayat Al_Qur' an banyak yang ditulis dengan kaligrafi. Perkembangan Islam dan kebutuhan akan penggandaan al- Qur'an membuat kehadiran kertas sangat penting. .... In the course of their conquests, the muslims came into contact with many centers of learning, and every conquest advanced their knowledge. They learned papermaking and alchemy from the Chinese in Central Asia, and mathematics from the peoples of Egypt and Syria. From the Greeks, they learned hydraulic engineering, and in North Africa, Spain, and Sicily, they observed Roman Civil engineering-- the building of bridges, dams, aqueducts, and irrigation. H. 52.

Kafir

Dulu, Dr Harifuddin Cawidu dikenal sebagai doktor kafir. Pasalnya, beliau menulis disertasi dengan judul: Konsep Kufr dalam Al- Qur'an. Dari disertasi beliau ini tergambar bahwa terma kafir memiliki makna sangat luas. Seorang petani yang menyemai padi di sawahnya bisa disebut kafir. Kata ka- fa- ra bisa bermakna menutup. Menyemai padi berarti menutupi tanah. Ia juga bisa disebut sebagai kafir. Padahal di masyarakat kata kafir adalah lawan kata dari iman. Dalam al- Qur'an kata kafir justeru lebih populer dipadankan dengan syukur. Kufur nikmat. Jadi, tidak serta merta bahwa orang di luar Islam otomatis dapat disebut sebagai kafir. Kata kafir bukanlah bahasa arab murni. Tetapi termasuk bahasa Aramaik. Dari kata kafir ini diinggeriskan menjadi cover. Menutup. Biasanya dipakai untuk menyebut cover buku. Hard cover, bagi buku yang memiliki sampulnyang tebal. Atau buku yang dicetak lux. Lihat Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur'an, 2007., 250. Oleh karena itu, kita hendaknya jangan terlalu cepat mengkafirkan seseorang atau suatu kaum.

Kafir

Dulu, Dr Harifuddin Cawidu dikenal sebagai doktor kafir. Pasalnya, beliau menulis disertasi dengan judul: Konsep Kufr dalam Al- Qur'an. Dari disertasi beliau ini tergambar bahwa terma kafir memiliki makna sangat luas. Seorang petani yang menyemai padi di sawahnya bisa disebut kafir. Kata ka- fa- ra bisa bermakna menutup. Menyemai padi berarti menutupi tanah. Ia juga bisa disebut sebagai kafir. Padahal di masyarakat kata kafir adalah lawan kata dari iman. Dalam al- Qur'an kata kafir justeru lebih populer dipadankan dengan syukur. Kufur nikmat. Jadi, tidak serta merta bahwa orang di luar Islam otomatis dapat disebut sebagai kafir. Kata kafir bukanlah bahasa arab murni. Tetapi termasuk bahasa Aramaik. Dari kata kafir ini diinggeriskan menjadi cover. Menutup. Biasanya dipakai untuk menyebut cover buku. Hard cover, bagi buku yang memiliki sampulnyang tebal. Atau buku yang dicetak lux. Lihat Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur'an, 2007., 250.

Sabtu, 22 Oktober 2016

AICIS ke-16, Bandar Lampung

Tak terasa AICIS sudah memasuki perhelatan yang ke- 16 sejak pertama kali dilaunching pada tahun 2000. Tersebutlah nama Prof. Ahmad Qodry Azizy bersama para direktur program pascasarjana sebagai penggagas awal. Dulu, AICIS baru sebatas Annual Conference. Pertemuan tahunan para pengkaji dan pemerhati studi Islam. Pada tahun 2012, di IAIN Surabaya, ACIS berubah nama menjadi AICIS. AICIS diusung menjadi sebuh perhelatan akademik yang berskala internasional. Di Surabaya, standar pelayanan seluruhnya via on line. Submit paper sampai seleksi dan penentuan akhir pemakalah parallel session semua via on line. Memilih dan menentukan hotel juga via on line. Sehingga, hampir- hampir semua kegiatan AICIS bisa dikatakan sudah mencoba untuk paperless culture. Jadi, AICIS sesungguhnya baru berumur empat tahun. Kalau terjadi kekurangan dalam hal hospitality, atau lainnya bisa dimaklumi. Hal yang menarik, perguruan tinggi penyelenggara juga bukanlah perguruan tinggi yang berstatus universitas. Umumnya dikerjakan oleh IAIN, dan bahkan STAIN.

Rabu, 19 Oktober 2016

Tuhan pun Tertawa

Hafidz, seorang sufi penyair berkata: Aku mendengar tuhan Tertawa. Daniel Ladinsky, I heard Gid Laughing, Rendering of Hafiz, 1996. Hafiz dari Syiraz hidup kira- kira1320-1389. Hidup menderita. Ia oernah jatuh cinta kepada seorang gadis sangat cantik. Tetapi patah hati karena ia hanyalah seorang pembantu penjual roti. Setiap pagi ia mengantarkan roti ke rumah gadis bangsawan yang cantik itu. Tetapi cintanya tidak kesampaian. Ia mencari cara lain. Ia menulis puisi. Puisinya terkenal seantero Syiraz. Tetapi tetap saja gadis cantik itu bukan untuknya. Ia pernah menikah dan memiliki anak satu. Belakangan anaknya ini pun meninggal. Isterinya juga meninggal. Ia pernah dekat dengan pihak istana. Belakangan ia diusir dari istana karena pikiran pikirannya berseberangan dengan ulama ortodoks. Tetapi di penghujung usinya yang sidah renta, Hafiz dipanggil kembali ke Syiraz. Ia menjadi guru sufi dan penyair. Ia banyak memiliki murid setia. Pandangan- pandangannya jaun menerawang. Ia melihat seluruh gerak di bumi sebagai gerak kemahaindahan Tuhan. Lirik lirik syairnya mengalir dengan mengapresiasi kehadiran dan kekayaan hidup yang dilihat dengan kaca mata cinta. Pengalaman pengalaman hidup sehari hari yang sangat sepele pun sesungguhnya merupakan berkah kemahahadiran Tuhan. Tuhan terkadang menyapa pada peristiwa peristiwa kecil dan biasa. Dia mengundang kita untuk " terjaga sesaat" dan mendengarkan musik penuh kebahagiaan dari "tawa Tuhan". Apa itu ketawa? Ia adalah Tuhan yang sedang terjawa! Oh ia adalah matahari yang menyemburkan kemanisannya Ke segala arah Dari balik awan Yang telah lama engkau jinjing Menyelubungi mata dan kalbumu. Tawa adalah bintang kutub Yang digenggam kekasih kita di langit, Yang selamanya berkata, Ya kekasih- kekasihku, datanglah dengan cara ini. Datanglah dengan cara ini kepadaku dan Cinta! Datanglah dengan mulut- mulut lembutmu Yang bergerak Dan lidah- lidah cantikmu-- gerakan magis Tangan dan kaki dan kelenjar dan selmu-- Menari! Ketahuilah bahwa Di mata Tuhan, Semua gerak adalah bahasa yang menakjubkan, Dan musik-- musik yang memikat dan elok! Oh spa itu ketawa Hafidz? Apa itu cinta dan tawa mulia Yang menguncup dalam qalbu kita? Ia adalah suara kemenangan Dari jiwa yang sedang terjaga!

Minggu, 16 Oktober 2016

Jalan Sutera

The Silk Roads, a new history of the world, jalan sutera adalah jalan baru dalam perdagangan dunia. Jalan sutera sebermula diperkenalkan oleh Marco Polo. Polo menceritakan perjalanan lanjangnya menuju negeri China. Gengis Khan dan Khubaili Khan. Jalan sutera ini mengubah tataran perdagangan dunia. Sebab, beberapa abad yang lalu popularitas dan keberuntungan identik dengan benua Amerika. Sekarang, dengan Jalan Sutera ditemukan wilayah baru yang menjanjikan sumber-sumber kekayaan baru. Asia tengah, China dan India adalah negara yang bisa mendominasi percaturan politik globa, baik pada bidang politik, perdagangan maupun budaya. Buku The Silk Roads mengekplorasi kekuatan- kekuatan, muncul dan jatuhnya kerajaan- kerajaan di wilayah tersebut sebagai kekuatan baru dunia. Kekuatan baru yang sekaligus sebagai penyeimbang dominasi barat--baca timuur. Barat bukanlah segala- galanya. Ada banyak sumber kekayaan di timur yang juga melimpah. Ada juga kekayaan dan kearifan budaya yang luar biasa. Belum lagi kekayaan spiritual yang memiliki sejarah yang sangat panjang. Seluruh nabi dan rasul lahir di timur. Timur tengah, Asia, India, China, dan timur Jauh, Jepang. Agama- agama besar dan kecil dunia juga lahir di timur. Jadi dapat dikatakan bahwa sumber kearifan dan kekayaan spiritual ada di timur. Meskipun Tuhan sudah berfirman, bahwa kebenaran dan pohon kebenaran tidak di timur dan tidak di barat. La syarqiyyatan wa la gharbiyyatan.

Rabu, 05 Oktober 2016

Literasi

Indonesia sudah 71 tahun merdeka. Tetapi menurut data masih terdapat sekitar 5,9 juta warganya yang buta huruf. Jawa Timur memiliki angka tertinggi buta aksaranya, sekitar 1.458.184. Meskipun mereka ini melek terhadap aksara arab gundul. Secara internasional, UNESCO melancarkan gerakan Reading the Past, Writing the Future. Agar warga dunia terbebas dari buta huruf ini. Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia, kata Nelson Mandela. Kita harus melakukan terobosan untuk menghapus buta aksara ini. Dan patut dicatat, buta aksara melanda hampir semua negara- negara berkembang dan masyarakat muslim. Dari Maroko sampai ke Merauke, buta aksara atau literasi masih menjadi masalah yang masif melanda dunia muslim. Rata- rata wilayah yang lebih dikenal sebagai "Bulan Sabit" masih mengalami problem rendahnya literasi.

Negara Utang

Indonesia termasuk negara pengutang terbesar menurut laporan Koran Sindo, 5 oktober 2016. Indonesia memiliki utang sebanyak 3.271,82 triliun. Data per april 2016. Sedang total pembayaran utang Indonesia rentan waktu 2004 sampai 2014 sebanyak 155,7 triliun. Jepang pemberi utang terbesar bagi Indonesia, sebesar 223,06 triliun. Prancis sebanyak 24 triliun. Jerman sebesar 19,64 triliun. Korea Selatan, 19,53 triliun. China sebanyak 11,67 triliun. Amerika Serikat sebesar 9,52 triliun. Australia 7,41 triliun. Spanyol, 3,58 triliun. Rusia sebanyak 3,49 triliun. Dan Inggris sebanyak 2,31 triliun. Sedang Bank Dunia sebesar 218,4 triliun. Asian Development Bank sebesar 114,4 triliun. Islamic Development Bank 8,75 triliun. International Fund for Agricultural Development 2,12 triliun. European Investment Bank sebanyak 0,33 triliun. Dan Nordic Investment Bank 0,23 triliun. Luar biasa utang negeri tercinta ini. Ternyata, selama ini kita hanya membangun di atas utang. Meskipun Jepang yang negara maju itu juga berutang, sebesar 248,1%. Utang jepang ini karena akibat dari perlambatan pertumbuhan ekonomi akhir- akhir ini. Demikian pula halnya China mengalami nasib yang sama. Yunani, Libanon, Italy, Bhutan, Cyprus dan Belgia termasuk negara yang juga berutang. Belgia meskipun memiliki banyak organisasi berkelas dunia, tetapi juga tetap negara pengutang tinggi. Fakta ini sangat memprihatinkan. Pantaslah kalau kita tour ke luar negeri bangsa kita terkadang kurang dihormati. Bahkan TKI kita sering mengalami pelecehan atau direndahkan di luar negeri. Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Kita tidak perlu lagi menyalahkan pemerintah atau siapa pun. Yang bijak kitalah yang harus bekerja keras, dan bekerja sangat keras untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan berdaulat. Korupsi harus diberantas sampai ke akar- akarnya. Para penyelenggara negara yang memiliki integritas rendah mestinya turun panggung dan mempersilakan yang lainnya untuk mengurus negara ini. Ongkos politik seharusnya ditekan. Agar para penyelenggara negara bekerja dan fokus pada programnya. Oligarki politik mestinya sudah diakhiri. Sekarnag sudah era meritokrasi. Era di mana seseorang diangkat untuk menduduki suatu jabatan karena kapasitas dan kualitas serta profesionalismenya. Bukan karena garis keturunan atau pun hasil kongkalikong KKN. Bangkitlah Indonesiaku!

Senin, 03 Oktober 2016

Misteri Angka

Mengapa lampu merah memiliki tiga buah lampu? Mengapa angka enam dan tujuh merupakan angka yang paling banyak disukai? Mengapa angka 14 dianggap angka sial, sehingga jarang hotel yang memiliki lantai 14 dan nomor kamar dengan angka sial ini. Mengapa angka 13 oleh bangsa tertentu biasa disebut celaka 13? Misteri angka- angka. Itulah kegelisahan akademik Prof Annemarie Schimmel dalam karyanya yang tersohor, The Nystery of Numbers, Oxford Press, 1993. Misteri angka- angka dlaam tradisi peradaban kuna, Islam, Yahudi dan Kristen. Bahkan dalam buku ini, misteri angka- angka suku Maya juga sering dirujuk untuk memperkaya argumen penulis yang sering tampil membela Islam dan Nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama di hadapan para orientalis dan komunitas barat. Mengapa angka tujuh demikian penting? Al- Qur'an biasa memakai angka tujuh dalam penciptaan langit, sab'a samawatin... Tujuh kali berkeliling baitullah dalam ibadah Thawaf. Ada tujuh ashhabul kahfi, dan delapan dengan anjing setianya, Q.S al- Kahfi. Tujuh butir batu untuk melempar jumrah, 7x3. Ada 70 ribu bidadari yang dijanjikan bagi siapa saja yang mati syahid. Pengantin bidadari. Ada tujuh dosa besar, al- sab'a min al- mubiqat. Ada qira'at tujuh sebagai cara membaca al- Qur'an yang sahih. 7x7=49 adalah umur di mana kebanyakan perempuan mengalami manopouse. Megapa angka 40 demikian penting pada abad pertengahan masehi? Ruh ditiupkan pada seorang cabang bayi pada umur 40x 3= 120 hari. Hujan pada banjir Nabi Nuh a.s terjadi selama 40 hari secara berturut- turut. Secara matematis angka 40 adalah angka yang berlimpah. Sebab bisa dibagi 1,2, 4,5,8,10 dan 20. Umur 40 tahun rasulullah shalla Allah 'alaih wa sallama dilantik menjadi rasul. Gereja Katolik memandang angka 40 tahun sebagai umur yang sudah matang. 40 tahun sebagai usia resmi manusia telah memiliki pikiran yang matang. Demikian seterusnya. Mengapa angka 33 kali menjadi hitungan dalam mewiridkan tasbih. Subhanallah. Alhamdulillah dan Allah akbar. 33x3 menjadi 99 sama dengan angka asma'ul- husna. Hal yang menarik, patut kita catat bahwa karya Annemarie Schimmel ini adalah karya berdua dengan Endres. Belakangan atas izin ahli waris Endres, nama beliau dihilangkan. Sehingga Annemarie Schimmel yang menyempurnakan dan memperkayanya dengan sejumlah literatur menjadi karya tunggal. Hal ini telah disampaikan prof Schimmel dalam kata pengantar bukunya tersebut.

Jumat, 30 September 2016

Hidup Bahagia

Hidup bahagia sangat ditentukan pada perspektif kita. Suatu hari saya menghadiri pertemuan dengan Fakultas Ushuluddin UIN SAS, Surabaya. Sebelum saya memasuki ruangan, saya sudah membayangkan wajah murung dan tidak bahagia para dosen tersebut. Barangkali, karena pengalaman berinteraksi dengan umumnya dosen Ushuluddin yang kurang mahasiswa, dan prodi-prodi yang dikembangkannya bukanlah prodi yang laris- manis seperti Ilmu Kedokteran, Keperawatan dan Psikologi. Beberapa menit kemudian, ternyata asumsi saya keliru. Ternyata para dosen yang saya temui adalah orang- orang yang menikmati kehidupan. Di antara mereka saling "melempar" humor. Setiap statement saya selalu "dibumbui" dengan humor- humor segar yang tentu " menghangatkan" suasana. Saya merasa, suasana waktu itu sangat cair. Suasananya friendly. Sangat bersahabat. Sejurus kemudian, saya mempersilakan mereka untuk menikmati coffee break. Ya, ada yang langsung nyeletuk. Mumpung kopinya masih aktual. Apa rahasinya? Rupanya mereka memiliki perspektif tersendiri dalam menjalani kehidupan ini. Ya perspektif. Bahwa setiap pengalaman dalam kehidupan haruslah memperkaya kehidupan. Bahwa pengalaman akan membuat kita lebih arif dan bertumbuh menjadi lebih dewasa. Kalau lagi memiliki banyak uang dan kelimpahan rezeki, perbanyaklah bersyukur. Sebaliknya, kalau lagi terhimpit kesulitan hidup, bersabarlah. al-Ghaniy al- syakur, wa al- faqir al- shabur, sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Perspektif. Pertanyaan berikutnya, apakah agama masih merupakan sumber kebahagiaan? Atau agama justeru mengekang kebebasan manusia. Mengapa "yang asyik- asyik itu" dilarang? Mengapa seni dan keindahan biasa berseberangan dengan kebaikan menurut (tokoh) agama. Mengapa rambut wanit harus ditutup. Mengapa wajah yang cantik juga harus disembunyikan. Mengapa tertawa dilarang? Saya teringat novel karya Umberto Eco, the Name of Rose. Bahwa petualangan dan detektif mencari misteri tewasnya para pembaca buku di sebuah perpustakaan tua. Setiap orang yang berhasil membuka lembaran tertentu pada buku tua itu, pasti berakhir dengan kematian. Why? Ternyata di dalam buku filsafat tersebut tertulis pendapat filosof Yunani, Aristoteles, bahwa dilarang tertawa. Apakh benar kehidupan dunia ini adalah penjara baginseorang beriman, dan surga bagi orang kafir. Hadis ini ditulis dan dibahas dalam kitab al- Fath al- Rabbany karya syeikh Abdul Qadir al- Jailany. Kitab ini memuat 62 bab yang berisi nasehat dan petuah- petuah agama agar manusia tetap di jalan yang benar. Yakni dengan cara bertasawuf tetapi tetap menjalankan syari'at. Khusus bab tadi memuat nasehat agar manusia tidak tergelincir dan terperdaya oleh tipu mushlihat dunia. Dunia itu penuh pesona. Dunia bahkan oleh para sufi ditamsilkan seperti ular. Ular lembut, tetapi harus hati- hati. Kalau sering bermain- main dengan ular berhati- hatilah sewaktu- waktu dapat mematokmu. Untuk hidup bahagia harus kembali kepada spiritualitas Islam yang sangat kaya itu. Jalaluddin Rumi lewat kitab al- Mathnawi al- Maknawi, Fihi ma Fihi, dst akan membuka jalan lebar untuk menggapai hidup bahagia yang sesungguhnya.

Muhammad: Dokter Jiwa

Dr. thaha Husain, dalam kitabnya 'Ala Hamisy al- Sirah menulis satu bab khusus yang menggambarkan Nabi Muhammad shalla Allah alaih wa sallama sebagai "dokter jiwa", thabib nafsani. Bagaimana sosok Sufyan ibn umayyah dan al- Haris ibn Hisyam yang tadinya sebagai orang yang paling memusuhi Nabi, tiba- tiba menjadi "kekasih" Nabi. Kekerasan dan kesombongan Sufyan dan al- Haris luluh di depan Nabi. Bahkan pada penghujung hidupnya kedua pembesar Quraisy ini menjadi pembela Islam. Sufyan dan al- Haris, keduanya ikut perang Hunain. Apakah rahasia Sufyan memeluk Islam dan berbalik mencintai Nabi? Nabi Muhammad shalla Allah alaih wa sallama telah memberiku hadih 100 unta di hari Hunain. Padahal, dialah orang yang paling saya benci, kata Sufyan. Berarti engkau mencintai Nabi karena hadiah, tanya kawan dekatnya. Tolol, demi Allah. Nabi memberi sesuatu kepadaku padahal aku kaya dan mampu. Aku mencintainya karena Allah yang memberinya ilmu untuk mengobati sakit di jiwaku, tegas Sufyan. Subhanallah. Demikianlah sang Nabi, dokter jiwa. Pada episode lainnya, konon, Hindun, isteri Sufyan juga sangat membenci nabi dan keluarganya. Hindunlah yang memakan hati Hamzah pada perang Uhud. Hindunlah biang kerok pecahnya perang Uhud. Hindunlah yang membacakan syair- syair perjuangan kafir Quraisy sehingga mereka dapat memenangkan perang Uhud. Tetapi setelah memasuki "bilik" Nabi beliau tersenyum. Dan menyatakan bersyahadat dan memeluk agama Islam. Di sinilah kehebatan Nabi. Kelembutan hati Nabi yang dipenuhi rahmat kasih sayang membuat Arab Jahiliyah tertarik memeluk Islam. Kelembutan hati Nabi adalah kunci sukses dalam berdakwah. Kelembutan laksana air. Air dengan kelembutannya dapat menundukkan gunung dan bumi sekali pun. Kelembutan akan mendatangkan kekuatan yang maha dahsyat. fa bima rahmatin linta lahum....Wa lau kunta fadzdzan ghalidz al-qalbi lan fadhdhu min haulika....Dengan rahmat Allah, berlemah lembutlah engkau kepada mereka. Sebab, kalau engkau keras mereka akan menghindarimu...

Muhammad: Dokter Jiwa

Dr. thaha Husain, dalam kitabnya 'Ala Hamisy al- Sirah menulis satu bab khusus yang menggambarkan Nabi Muhammad shalla Allah alaih wa sallama sebagai "dokter jiwa", thabib nafsani. Bagaimana sosok Sufyan ibn umayyah dan al- Haris ibn Hisyam yang tadinya sebagai orang yang paling memusuhi Nabi, tiba- tiba menjadi "kekasih" Nabi. Kekerasan dan kesombongan Sufyan dan al- Haris luluh di depan Nabi. Bahkan pada penghujung hidupnya kedua pembesar Quraisy ini menjadi pembela Islam. Sufyan dan al- Haris, keduanya ikut perang Hunain. Apakah Sufyan memeluk Islam dan berbalik mencintai Nabi? Nabi Muhammad shalla Allah alaih wa sallama telah memberiku hadih 100 unta di hari Hunain. Padahal, dialah orang yang paling saya benci, kata Sufyan. Berarti engkau mencintai Nabi karena hadiah, tanya kawan dekatnya. Tolol, demi Allah. Nabi memberi sesuatu kepadaku padahal aku kaya dan mampu. Aku ,encintainya karena Allah yang memberinya ilmu untuk mengobati sakit di jiwaku, tegas Sufyan. Subhanallah. Demikianlah sang Nabi, dokter jiwa. Pada episode lainnya, konon, Hindun, isteri Sufyan juga sangat membenci Mabi dan keluarganya. Hindunlah yang memakan hati Hamzah pada perang Uhud. Hindunlah biang kerok pecahnya perang Uhud. Hindunlah yang membacakan syair- syair perjuangan kafir Quraisy sehingga mereka dapat memenangkan perang Uhud. Tetapi setelah memasuki "bilik" Nabi beliau tersenyum. Dan menyatakan bersyahadat dan memeluk agama Islam. Di sinilah kehebatan Nabi. Kelembutan hati Nabi yang dipenuhi rahmat kasih sayang membuat Arab Jahiliyah tertarik memeluk Islam.

Hidup Bahagia

Hidup bahagia sangat ditentukan pada perspektif kita. Suatu hari saya menghadiri pertemuan dengan Fakultas Ushuluddin UIN SAS, Surabaya. Sebelum saya memasuki ruangan, saya sudah membayangkan wajah murung dan tidak bahagia para dosen tersebut. Barangkali, karena pengalaman berinteraksi dengan umumnya dosen Ushuluddin yang kurang mahasiswa, dan prodi-prodi yang dikembangkannya bukanlah prodi yang laris- manis seperti Ilmu Kedokteran, Keperawatan dan Psikologi. Beberapa menit kemudian, ternyata asumsi saya keliru. Ternyata para dosen yang saya temui adalah orang- orang yang menikmati kehidupan. Di antara mereka saling "melempar" humor. Setiap statement saya selalu "dibumbui" dengan humor- humor segar yang tentu " menghangatkan" suasana. Saya merasa, suasana waktu itu sangat cair. Suasananya friendly. Sangat bersahabat. Sejurus kemudian, saya mempersilakan mereka untuk menikmati coffee break. Ya, ada yang langsung nyeletuk. Mumpung kopinya masih aktual. Apa rahasinya? Rupanya mereka memiliki perspektif tersendiri dalam menjalani kehidupan ini. Ya perspektif. Bahwa setiap pengalaman dalam kehidupan haruslah memperkaya kehidupan. Bahwa pengalaman akan membuat kita lebih arif dan bertumbuh menjadi lebih dewasa. Kalau lagi memiliki banyak uang dan kelimpahan rezeki, perbanyaklah bersyukur. Sebaliknya, kalau lagi terhimpit kesulitan hidup, bersabarlah. al-Ghaniy al- syakur, wa al- faqir al- shabur, sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Perspektif. Pertanyaan berikutnya, apakah agama masih merupakan sumber kebahagiaan? Atau agama justeru mengekang kebebasan manusia. Mengapa "yang asyik- asyik itu" dilarang? Mengapa seni dan keindahan biasa berseberangan dengan kebaikan menurut (tokoh) agama. Mengapa rambut wanit harus ditutup. Mengapa wajah yang cantik juga harus disembunyikan. Mengapa tertawa dilarang? Saya teringat novel karya Umberto Eco, the Name of Rose. Bahwa petualangan dan detektif mencari misteri tewasnya para pembaca buku di sebuah perpustakaan tua. Setiap orang yang berhasil membuka lembaran tertentu pada buku tua itu, pasti berakhir dengan kematian. Why? Ternyata di dalam buku filsafat tersebut tertulis pendapat filosof Yunani, Aristoteles, bahwa dilarang tertawa. Apakh benar kehidupan dunia ini adalah penjara baginseorang beriman, dan surga bagi orang kafir. Hadis ini ditulis dan dibahas dalam kitab al- Fath al- Rabbany karya syeikh Abdul Qadir al- Jailany. Kitab ini memuat 62 bab yang berisi nasehat dan petuah- petuah agama agar manusia tetap di jalan yang benar. Yakni dengan cara bertasawuf tetapi tetap menjalankan syari'at. Khusus bab tadi memuat nasehat agar manusia tidak tergelincir dan terperdaya oleh tipu mushlihat dunia. Dunia itu penuh pesona. Dunia bahkan oleh para sufi ditamsilkan seperti ular. Ular lembut, tetapi harus hati- hati. Kalau sering bermain- main dengan ular berhati- hatilah sewaktu- waktu dapat mematokmu. Untuk hidup bahagia harus kembali kepada spiritualitas Islam yang sangat kaya itu. Jalaluddin Rumi lewat kitab al- Mathnawi al- Maknawi, Fihi ma Fihi, dst akan membuka jalan lebar untuk menggapai hidup bahagia yang sesungguhnya.

Hidup Bahagia

Hidup bahagia sangat ditentukan pada perspektif kita. Suatu hari saya menghadiri pertemuan dengan Fakultas Ushuluddin UIN SAS, Surabaya. Sebelum saya memasuki ruangan, saya sudah membayangkan wajah murung dan tidak bahagia para dosen tersebut. Barangkali, karena pengalaman berinteraksi dengan umumnya dosen Ushuluddin yang kurang mahasiswa, dan prodi-prodi yang dikembangkannya bukanlah prodi yang laris- manis seperti Ilmu Kedokteran, Keperawatan dan Psikologi. Beberapa menit kemudian, ternyata asumsi saya keliru. Ternyata para dosen yang saya temui adalah orang- orang yang menikmati kehidupan. Di antara mereka saling "melempar" humor. Setiap statement saya selalu "dibumbui" dengan humor- humor segar yang tentu " menghangatkan" suasana. Saya merasa, suasana waktu itu sangat cair. Suasananya friendly. Sangat bersahabat. Sejurus kemudian, saya mempersilakan mereka untuk menikmati coffee break. Ya, ada yang langsung nyeletuk. Mumpung kopinya masih aktual. Apa rahasinya? Rupanya mereka memiliki perspektif tersendiri dalam menjalani kehidupan ini. Ya perspektif. Bahwa setiap pengalaman dalam kehidupan haruslah memperkaya kehidupan. Bahwa pengalaman akan membuat kita lebih arif dan bertumbuh menjadi lebih dewasa. Kalau lagi memiliki banyak uang dan kelimpahan rezeki, perbanyaklah bersyukur. Sebaliknya, kalau lagi terhimpit kesulitan hidup, bersabarlah. al-Ghaniy al- syakur, wa al- faqir al- shabur, sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Perspektif. Pertanyaan berikutnya, apakah agama masih merupakan sumber kebahagiaan? Atau agama justeru mengekang kebebasan manusia. Mengapa "yang asyik- asyik itu" dilarang? Mengapa seni dan keindahan biasa berseberangan dengan kebaikan menurut (tokoh) agama. Mengapa rambut wanit harus ditutup. Mengapa wajah yang cantik juga harus disembunyikan. Mengapa tertawa dilarang? Saya teringat novel karya Umberto Eco, the Name of Rose. Bahwa petualangan dan detektif mencari misteri tewasnya para pembaca buku di sebuah perpustakaan tua. Setiap orang yang berhasil membuka lembaran tertentu pada buku tua itu, pasti berakhir dengan kematian. Why? Ternyata di dalam buku filsafat tersebut tertulis pendapat filosof Yunani, Aristoteles, bahwa dilarang tertawa. Apakh benar kehidupan dunia ini adalah penjara baginseorang beriman, dan surga bagi orang kafir. Hadis ini ditulis dan dibahas dalam kitab al- Fath al- Rabbany karya syeikh Abdul Qadir al- Jailany. Kitab ini memuat 62 bab yang berisi nasehat dan petuah- petuah agama agar manusia tetap di jalan yang benar. Yakni dengan cara bertasawuf tetapi tetap menjalankan syari'at. Khusus bab tadi memuat nasehat agar manusia tidak tergelincir dan terperdaya oleh tipu mushlihat dunia. Dunia itu penuh pesona. Dunia bahkan oleh para sufi ditamsilkan seperti ular. Ular lembut, tetapi harus hati- hati. Kalau sering bermain- main dengan ular berhati- hatilah sewaktu- waktu dapat mematokmu. Untuk hidup bahagia harus kembali kepada spiritualitas Islam yang sangat kaya itu. Jalaluddin Rumi lewat kitab al- Mathnawi al- Maknawi, Fihi ma Fihi, dst akan membuka jalan lebar untuk menggapai hidup bahagia yang sesungguhnya.

Selasa, 27 September 2016

The God Delusion

Suatu pagi di London, kami berkunjung pada sebuah Sekolah Menengah Pertama. Kami melakukan studi banding pengajaran agama di sekolah umum. Kami bertemu dengan Bu Emily. Seorang guru agama yang energik dan antusias dalam mengajar. Ia tampak disenangi oleh murid-murid dan kawan sejawatnya. Penampilannya kasual. Familiar. Dan juga cantik. Di penghujung acara saya sempat bertanya mengenai beberapa buku pajangan di belakang mejanya. The God Delusion, karya Richard Dawkins, salah satu buku yang berjejer di perpustakaan mini miliknya. The God Delusion adalah buku yang kontroversial yabg mempropagandakan atheisme lewat pendekatan sains (biologi). Dalam karyanya ini, Dawkin berulang kali memproklamirkan dirinya sebagai seorang atheis. Dan dalam batas-batas tertentu kuga ia seorang agnostik. Ia berkeyakinan bahwa Tuhan personal dan maha pencipta secara sains sudah tidak ada. Tuhan pencipta supranatural bisa dipastikan tidak ada. Bahwa kepercayaan tentang ada Tuhan personal atai dewa hanyalah hayalan. Delusi. Pada bagian introduction bukunya itu, ia berkisah tentang pengalaman isterinya yang gelisah belajar agama. Untuk apa pelajaran agama ini. Bukankah agama tidak mengantar para penganutnya hidup damai dan bahagia. Ada banyak orang yang sudah gamang dan segera hendak meninggalkan agama yang dipeluk orang tua mereka. Anda bisa menjadi seorang atheis yang bahagia, waras, bermoral dan puas secara intelektual, imbuhnya. Sebab, ada banyak orang yang secara intelektual menonjol tidak percaya kepada agama Kristen, tetapi mereka menyembunyikannya dari publik, karena mereka khawatir akan kehilangan penghasilan, Bertrand Russel, filosof. ( h.127). Kritik terhadap eksistensi dan kehadiran agama bermunculan. John Lennon, artis merindukan dunia tanpa agama. Mungkinkah kehidupan lebih baik dan lebih damai tanpa agama. Peristiwa 9/11 karena fanatisme agama. Perang Salib yang menelan korban sangat besar dan terjadi dalam kurung waktu 200 tahun. Agama Islam disebarkan juga dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Agama Kristen juga demikian. Yahudi apalagi. Gerakan jihadis dan kekerasan atas nama Tuhan karena agama juga. Bahkan Graham Fuller menulis buku: The World without Islam. Apa jadinya dunia tanpa Islam. Tentu kita tidak pernah mengenal madrasah. Kita tidak akan tahu Taliban. Kita tidak akan berkenalan dengan kaum jihadis. Selanjutnya, gerakan God without religion juga menguat. Di samping gerakan liberal thinker. Para pemikir bebas tumbuh subur. Pertanyaannya kemudian, akankah agama formal akan ditinggalkan sebagaimana telah diramalkan John Naisbit 20 tahun yang lalu. Bahwa ada kecenderungan agama formal akan ditinggalkan. Spirituality yes, and organized religion no. Inilah tantangan kita. Inilah tantangan agama-agama besar dunia. Agama harus tampil mencerahkan. Bahwa agama harus mendamaikan dan mensejahterakan umatnya. Agama jangan dikacaukan oleh kepentingan politik umat dan para aktivis agama. Bahwa agama sejatinya mengajarkan dan menganjurkan kebaikan. Tetapi ketika agama diseret- seret ke ranah politik tentulah akan menimbulkan permusuhan dan ceceran darah. Bahwa penelitian Karen Armstrong, politik dan penguasaan atas lahan serta ladang minyaklah yang memicu pertumpahan darah atas nama Tuhan (agama).

The God Delusion

Suatu pagi di London, kami berkumjung pada sebuah Sekolah Menengah Pertama. Kami melakukan studi banding pengajaran agama di sekolah umum. Kami bertemu dengan Bu Emily. Seorang guru agama yang energik dan antusias dalam mengajar. Ia tampak disenangi oleh murid-murid dan kawan sejawatnya. Penampilannya kasual. Familiar. Dan juga cantik. Di penghujung acara saya sempat bertanya mengenai beberapa buku pajangan di belakang mejanya. The God Delusion, karya Richard Dawkins, salah satu buku yang berjejer di perpustakaan mini miliknya. The God Delusion adalah buku yang kontroversial yabg mempropagandakan atheisme lewat pendekatan sains (biologi). Dalam karyanya ini, Dawkin berulang kali memproklamirkan dirinya sebagai seorang atheis. Dan dalam batas-batas tertentu kuga ia seorang agnostik. Ia berkeyakinan bahwa Tuhan personal dan maha pencipta secara sains sudah tidak ada. Tuhan pencipta supranatural bisa dipastikan tidak ada. Bahwa kepercayaan tentang ada Tuhan personal atai dewa hanyalah hayalan. Delusi. Pada bagian introduction bukunya itu, ia berkisah tentang pengalaman isterinya yang gelisah belajar agama. Untuk apa pelajaran agama ini. Bukankah agama tidak mengantar para penganutnya hidup damai dan bahagia. Ada banyak orang yang sudah gamang dan segera hendak meninggalkan agama yang dipeluk orang tua mereka. Anda bisa menjadi seorang atheis yang bahagia, waras, bermoral dan puas secara intelektual, imbuhnya. Sebab, ada banyak orang yang secara intelektual menonjol tidak percaya kepada agama Kristen, tetapi mereka menyembunyikannya dari publik, karena mereka khawatir akan kehilangan penghasilan, Bertrand Russel, filosof. ( h.127). Kritik terhadap eksistensi dan kehadiran agama bermunculan. John Lennon, artis merindukan dunia tanpa agama. Mungkinkah kehidupan lebih baik dan lebih damai tanpa agama. Peristiwa 9/11 karena fanatisme agama. Perang Salib yang menelan korban sangat besar dan terjadi dalam kurung waktu 200 tahun. Agama Islam disebarkan juga dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Agama Kristen juga demikian. Yahudi apalagi. Gerakan jihadis dan kekerasan atas nama Tuhan karena agama juga. Bahkan Graham Fuller menulis buku: The World without Islam. Apa jadinya dunia tanpa Islam. Tentu kita tidak pernah mengenal madrasah. Kita tidak akan tahu Taliban. Kita tidak akan berkenalan dengan kaum jihadis. Selanjutnya, gerakan God without religion juga menguat. Di samping gerakan liberal thinker. Para pemikir bebas tumbuh subur. Pertanyaannya kemudian, akankah agama formal akan ditinggalkan sebagaimana telah diramalkan John Naisbit 20 tahun yang lalu. Bahwa ada kecenderungan agama formal akan ditinggalkan. Spirituality yes, and organized religion no. Inilah tantangan kita. Inilah tantangan agama-agama besar dunia. Agama harus tampil mencerahkan. Bahwa agama harus mendamaikan dan mensejahterakan umatnya. Agama jangan dikacaukan oleh kepentingan politik umat dan para aktivis agama. Bahwa agama sejatinya mengajarkan dan menganjurkan kebaikan. Tetapi ketika agama diseret- seret ke ranah politik tentulah akan menimbulkan permusuhan dan ceceran darah. Bahwa penelitian Karen Armstrong, politik dan penguasaan atas lahan serta ladang minyaklah yang memicu pertumpahan darah atas nama Tuhan (agama).

Finlandia

Ingat. Nokia, ingat Finlandia. Helsinki adalah kota tempat persembunyian Hasan Tiro, pendiri Gerakan Aceh Merdeka. Finlandia adalah negeri yang dipenuhi hutan. Finlandia termasuk negara terbaik nomor wahid dunia untuk indeks transparansi, zero corruption. Suatu waktu perjalanan dari Pekanbaru ke Jakarta, saya satu kursi dengan pak Martti. Martti adalah seorang yang berkapebangsaan Finlandia. Ia sudah tiga puluh tahun bekerja sebagai water management di Pekanbaru dan beberapa wilayah lahan gambut di Indoensia. Seperti Kalimantan Tengah, Palangkaraya dan Papua. Ia banyak bercerita tentang keindahan Indonesia. Kehebatan diversity, kemajemukan budaya dan suku di Indonesia. Ia juga suka memelihara anjing. Karena sejak muda, ia senang berburu babi di hutan. Kalau babinya sudah kalah, maka anjing- anjing akan mendekat dan menggigit babi hasil buruannya. Babi akan duduk bersandar tanda sudah kalah. Babi yang kelelahan hanya akan duduk sambil menggerakkan giginya untuk menakut- nakuti si anjing. Martti belajar bebrburu dari seorang Dayak. Ada kenikmatan tersendiri dalam berburu tersebut, akunya. Saya ditanya, Anda dari mana? Dari Sulawesi, jawabku singkat. Oh, Sulawesi. Sulawesi itu adalah bahasa Finlandia. Sulawesi artinya air yang tidak beku. Ada banyak kampung dan kota di Sulawesi berasal dari bahasa Finlandia. Muna bermakna telur. Raha artinya uang. Latu maknanya jejak sky. Piru artinya setan. Pak Martti juga bercerita bahwa ia pernah tinggal di Laos, Vietnam. Laos kala itu termasuk daerah yang sangat miskin. Masyarakatnya bercocok tanam. Padi. Dalam satu hektar hanya bisa menghasilkan satu ton beras. Pak Martti juga memperlihatkan keahliannya untuk mengenali sungai- sungai sepanjang pulau Sumatera. Ke mana saja ia pergi, ia selalu membawa peta. Ada peta Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Semua wilayah yang pernah didatanginya pasti dimerahin. Di Kalimantan, Berau ia juga pernah tinggal di sana. Ada Banteng katanya. Ia tidak suka memakan telur Penyu. Amis katanya. Ia juga bercerita tentang 15% orang Finlandia yang tidak beragama. Bukan berarti mereka ateis. Semua kota di Finlandia pasti ada gereja, tetapi kosong. Orang Finlandia banyak yang menganut agama Kristen Protestan. Pak Martti termasuk tipe yang humoris. Ia pernah diajari orang Batak semua kata- kata kasar. Dan sewaktu ia belanja di Medan, ia menawar harga. Dan si Batak terus bertahan pada harga barang dagangannya. Pak Martti mengeluarkan kata- kata kasar tersebut, dan si Batak tertawa dan terus memberikan barang dagangannya dengan harga si Martti. Perkele adalah kata kasar orang Finlandia. Biasanya diungkapkan pada saat seseorang sudah lama tidak bertemu. Finlandia adalah negara yang rawan salju. Nopember, Desember dan januari adalah puncak salju di sana. Pak Martti biasa mengalami minus 40 derajat celcius. Sangat dingin. Kalau ada orang kencing, maka air seninya membeku sebelum tiba di tanah. Demikian pula orang yang meludah. Finlandia hanya berpenduduk 5,2 juta jiwa. Ada sekitar 2,3 juta jiwa yang tinggal di daerah selatan. Dan selebihnya tinggal di daerah utara yang sangat jarang penduduknya. Indoensia jauh kebih indah dan menyenangkan, kata pak Martti. Meskipun, dua minggu lagi dari sekrang, pak Martti akan bertolak ke Finlandia. Ia akan menetap di sana. Dengan tiga putera- puterinya, dan seorang isteri. Bagaimana dengan anjingnya?