Gallery

Senin, 31 Desember 2012

Korupsi= Penjara?

Saya baru saja mengunjungi kawan dan sahabat mantan pejabat teras yang sedang menjalani proses hukum di Lapas. Saya terheran-heran karena sahabat saya ini segar bugar. Dan tak tampak kesedihan di balik wajahnya. Sesungguhnya kawan yang satu ini terkenal sebagai pejabat yang bersih dan teguh pendirian. Hanya karena beliau menandatangani surat yang konon ditengarai menyalahi prosedur dari sisi aturan keuangan sehingga beliau "diperkarakan", dan seterusnya "dilapaskan". Padahal beliau sebelum mengambil langkah tersebut, sudah berkonsultasi dengan pejabat yang lebih berwenang pada bidangnya dan keluarlah surat yang membolehkan tindakan beliau itu. Beliau termasuk pejabat yang sangat hati-hati tapi nyatanya juga tetap dijerat hukum. Yang tragis adalah bagaimana mungkin orang yang sangat hati hati dan jujur, tapi nyatanya masih terkena sanksi. Kan jadinya lucu!. Di mana hukum dan keadilan itu? Di mana hati dan nurani para hakim dan jaksa penuntut umum? Apakah mereka dalam memutuskan perkara masih betul-betul obyektif atau mempunyai target tersendiri? Apa jadinya bangsa ini? Saya lalu teringat dengan film-film India yang biasanya dibintangi oleh Tuan Tagur. Sepertinya Indonesia dalam penegakan hukum pada kasus-kasus tertentu mirip-mirip dengan film India tadi. Ada ketidakadilan. Ada kecurangan. Ada pembiaran. Belakangan muncul tokoh utama pembela kebenaran untuk menyelesaikan sejumlah ketimpangan dan kecurangan tadi. kembali ke kawan tadi. Beliau bercerita bagaimana perasaannya ketika pertama kali mendengarkan amar putusan sang hakim. Beliau hanya teringat peristiwa Nabi Yusuf yang dijebloskan ke penjara karena tertuduh berselingkuh dengan isteri raja Mesir. Padahal isteri rajalah yang tertarik kepada Yusuf. Qala Rabbi,as-sijnu ahabbu ilayya mimma yad'unani ilaih. wa illa tashrif 'anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al-jahilin (QS. Yusuf: (12): 33). Penjara lebih saya sukai daripada apa yang mereka tuduhkan kepada saya....., tegas Nabi Yusuf. Kepada keluarga kawan tadi, beliau berpesan bahwa mereka tidak boleh memperlihatkan kesedihan kepada saya. Kalau mau menangis: "jangan datang ke sini", imbuhnya. Saya lagi membangun sorga di sini, katanya lepas. Saya sekitar 30 menit berbincang lepas dengan beliau. Sungguh saya menemukan orang yang teguh pada pendirian. Beliau menjalani hukuman yang seharusnya beliau tidak pantas untuk mengalaminya. Beliau tidak percaya kepada oknum yang konon dapat meringankan putusan atau bahkan dapat membebaskannya. Beliau hanya percaya kepada mekanisme dan prosedur hukum yang ada. kalau ada yang tidak pas, pastilah ada hikmahnya, tandasnya. Terlihat beliau tidak ada tekanan batin sama sekali. Bicaranya tetap lantang dan bersemangat. Tanpa beban. Selamat kawan!. Semoga Tuhan melindungi dan memberi keberkahan hidup dunia-akhirat. Amin. Wa Allah a'lam.

Telaga Hati

Seorang kawan yang telah bergelar professor dan juga seorang birokrat terkenal sebagai orang yang sangat sabar dalam menjalankan birokrasi. Saya terlibat dalam diskusi ringan karena kebetulan tugas ke daerah yang sama. saya mencoba menggali dan mencari resepnya. Saya jadi penasaran, mengapa professor yang satu demikian sabarnya dalam menghadapi dinamika perpolitikan di tempat tugasnya. Resep sabar adalah teori 'mencerap'. dan telaga. kata beliau, jika garam dimasukkan dalam cangkir pastilah akan terasa garamnya. Tapi apalah arti sejumput garam jika dimasukkan dalam telaga. Pastilah garamnya akan tawar. Demikianlah, teori sabar yang dilakoni selama puluhan tahun. Energi positif akan menghambarkan energi negatif.

Parang Tritis

Parang Tritis dikenal sebagai wisata yang terletak di pantai laut selatan, Jogjakarta. Setiap saat banyak dikunjungi wisatawan, terutama terutama turis domestik. Saya tidak habis pikir, apa sesungghnya daya tarik pantai laut selatan ini. Mungkin saja para pengunjungnya terobsesi dengan kisah legenda Nyi Roro Kidul yang diyakini oleh orangJawa sebagai penjaga pantai selatan. Saya sedari dulu menvari sudut-sudut mana yang menarik di pantai Parang Tritis itu. Kecuali ombak dan sedikit pegunungan batu di salah satu ujung pantainya. Selainnya hanyalah pantai biasa dengan ombak yang besar dan terkadang tidak bisa diprediksi. Setiap tahunnya, pantai laut selatan ini menelan korban. sebab, ternyata ada sebagian lecil pengunjung ya.g tidak taat dan patuh pada aturan yang telah ditetapkan oleh penjaga pantai. Kedahsyatan mitos.

Minggu, 30 Desember 2012

Fakultas Dakwah

Lapangan dakwah sangatlah luas. Saya membaca koran Kompas, saya terpesona dengan profile Emma Khoirunnisa. Ia adalah seorang dosen muda UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Selain mengajar, ia sangat aktif melakukan bimbingan rohani kepada sejumlah pasien pada sejumlah rumah sakit di Jakarta. Awalnya, ia diinspirasi oleh intensifnya para rohaniawan Kristiani dalam membimbing umatnya yang sedang sakit atau bahkan yang sekarat sekalipun. Lalu, timbul pertanyaan, mengapa dari kalangan muslim tidak melakukan hal yang sama? Bukankah orang-orang yang sakit itu sangat membutuhkan sahabat sebagai pelipur lara ketika mereka sedang ditimpa musibah? Mengapa mereka tidak didekati? Mengapa mereka tidak ditemani? Mengapa mereka tidak dihibur? Kira-kira pertanyaan yang seperti itu yang menggelayut dalam pikiran Bu Emma sehingga memutuskan profesi konselor bagi orang-orang sakit. Bu Emma lebih menekuni profesi ini setelah mendapatkan suntikan dan spirit dari ayahnya. Beliau pernah mengatakan bahwa penyakit itu gaib. Misteri. Kita tidak tahu dan tiba-tiba saja menimpa kita. Itulah sebabnya Rasulullah shalla Allah 'alaih wa sallama selalu mengajarkan umatnya agar senantiasa berdo'a dan memohon kesehatan dari Allah swt. Ternyata lapangan dakwah terutama bagi alumni fakultas dakwah sangatlah luas. Alumni fakultas dakwah bukan hanya dipersiapkan menjadi 'singa' podium. Alumni bukan hanya untuk mengisi majelis taklim. Tapi lebih dari itu, mereka juga bisa menjadi konselor, tenaga terapis, dan mungkin sebagai pembimbing haji dan umrah.

Sabtu, 29 Desember 2012

Televisi

Televisi adalah salah satu media elektronik yang paling digemari terutama anak-anak. Pengaruh televisi demikian dahsyatnya bagi perkembangan psikologi seorang anak. Televisi sudah mengambil peran orang tua, guru dan kyai. Apa kata televisi akan sangat besar pengaruhnya bagi perilaku seorang anak. Begitu hebatnya, seorang anak atau orang dewasa sekalipun akan rela duduk berjam-jam di depan televisi hanya untuk menonton menu pujaannya. Itulah sebabnya para pengamat televisi terutama di Amrik mewanti-wanti para orang tua agar mengawasi anak-anak mereka untuk menonton. Televisi sangat boleh jadi akan merusak mental seorang anak. Dampak menonton yang sangat nyata adalah akan membuat seorang anak. Senang menonton, dan mereka kurang berpikir kritis. Mereka hanya menuruti menu-menu televisi, dan pasti tontonan tersebut jarang yang mengajak penontonnya berpikir kritis. Semua dimaksudkan untuk menghibur. Menu-menu yang bersifat edukasi biasanya jam tayangnya pada waktu anak-anak sudah tidur atau lagi istirahat. Mungkin itulah sebabnya, Madonna artis hollywood yang seksi itu sangat alergi terhadap televisi. Madonna tidak memiliki televisi di rumahnya. Anak semata wayangnya tidak diperkenankan untuk menonton televisi. Hati-hatilah terhadap candu televisi.

Musafir

Musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalanan. Dalam ilmu tasawuf diajarkan bahwa sesungguhnya hidup di dunia ini semua manusia berstatus musafir. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara. Hidup di dunia ibarat "halte" saja. Sebagai tempat pemberhentian sementara, sebaiknya orang yang cerdas hanya akan mengambil sesuatu sebagai bekal secukupnya saja untuk keperluan dan bekal dalam perjalanan selanjutnya. Orang yang tamak, sesungguhnya tidak memahami makna terdalam hidup di dunia ini. Sebab, semakin banyak harta kekayaan yang diraih, sesungguhnya hanyalah menjadi "penghalang" atau "gangguan" bagi keberlanjutan perjalanan berikutnya. Demikian salah satu ajaran tasawuf yang banyak diajarkn dan dianut oleh umat Islam. Dalam fiqih (hukum Islam), musafir memiliki hal-ihwal hukum tersendiri. Musafir, atau orang yang sedang melakukan perjalanan tertentu untuk suatu urusan mendapatkan keringanan (rukhshah) dari Allah Swt dalam hal pelaksanaan ibadahnya, baik shalat, puasa, dll. Seorang musafir dapat menjama' pelaksanaan shalatnya. Artinya shalat yang seharusnya dilakasanakan dalam dua waktu dapat dikerjakan dalam satu waktu. Seperti shalat zuhur dapat dijama' (pelaksanaannya) dengan shalat ashar. Demikian juga shalat maghrib dengan shalat isya'. Ditambah agi dengan bonus selanjutnya, shalat zuhur dan ashar, demikian juga dengan shalat isya' dapat diqashar (pelaksanaannya disingkat) dari empat rakaat menjadi dua rakat saja. Demikian maha pemurahnya Allah Swt terhadap hamba-hamba-Nya. Hanya saja dalam perjalanan biasanya ada masyaqqah al-safar (problem dalam perjalanan). Seperti seseorang tidak dapat mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat lima waktu. Atau seseorang hendak melaksanakan shalat tapi tidak mengetahui arah kiblat secara pasti. Hal ini terjadi kalau seseorang melakukan perjalanan lintas benua, seperti ke Kanada, Amrik atau erofah. Atau seseorang mencari restoran yang cocok dengan menu yang disukai dan menyiapkan menu halal food. Untuk ini, juga memerlukan kejelian tersendiri. Roti umpamanya ada kode-kode tertentu yang dapat diketahui bahwa roti tersebut tidak mengandung babi. Kalau sudah ada tulisan ham, pastilah roti itu mengandung daging babi. Ada hal yang menarik dalam perjalanan panjang itu, yakni para penumpang pesawat yang biasanya sibuk dengan membaca majalah atau koran yang tersedia. Kalau sudah larut malam, rata-rata penumpang pesawat asyik dengan menonton film kesuakaannya lewat media yang disiapkan oleh pesawat.Bahkan ada penumpang yang iseng menonton film-film khusus orang dewasa. Dr 'Aidh al-Qarni gusar dan gelisah karena jarang sekali ada penumpang pesawat yang membaca kitab suci al-Qur'an. Ini sesuatu yang sangat memprihatinkan. Semestinya dalam suasana demikian, seorang muslim senantiasa mendekatkn diri kepada Allah Swt. Wa Allah a'lam.

Kamis, 27 Desember 2012

Saudi Arabia

Setiap kali saya ke bandara Cengkareng atau bandara lainnya yang memiliki toko buku Periplus pasti saya menyempatkan waktu untuk melirik-lirik buku baru. Mata saya tiba-tiba tertumbuk pada satu buku baru dengan judul: On Saudi Arabia, Its People, Past,Religion, Fault Lines--snd Future, 2012. Buku ini ditulis oleh Karen Elliott House. Dia menyelesaikan sarjana starata satunya di Universitas Texas, Austin. Kemudian ia melanjutkan studinya lagi untuk belajar politik di Harvard University. Buku ini hadir pada waktu yang tepat. Sebab, berbicara tentang Saudi Arabia tidaklah semata membahas nasib 19 juta warganya, tetapi lebih dari itu kita meneropong masa depan ekonomi dunia dan sekaligus warga dunia. Halmana, Saudi Arabia adalah penghasil minyak yang diperhitungkan dunia. Satu dari empat barrel minyak dunia adalah bersumber dari Saudi Arabia. Lebih dari segalanya, The Al Saud believe they have an asset more powerful than the ballot box: they have Allah. mereka meyakini bahwa mereka pemegang otoritas agama (Islam). Mereka punya Allah. Dalam kaitan yang terakhir ini, Prof Dede Rosyada (Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Kemenag RI) pernah bertemu dengan seorang Saudi yang doktornya bidang perminyakan. Singkat cerita,Prof Dede bertanya, kalau Anda terus menerus menggerus minyak negara Anda, maka dalam beberapa puluh tahun lagi, minyak itu akan terkuras habis. Sang doktor hanya menjawab singkat: "kita serahkan kepada Allah". Jawaban seadanya ini sama sekali di luar perkiraan Prof Dede. beliau berpikir akan mendapatkan jawaban ilmiyah dan akademik. Itulah Arab Saudi. Kembali ke buku tadi. Ada banyak hal yang dikemukakan dalam buku tersebut, antara lain: pergulatan dan "pemberontakan" serta kegalauan anak remaja Saudi yang hidup dalam kungkungan tradisi Arab. Youth want freedom. Pokoknya, muda-mudi Saudi menginginkan kebebasan. Ada beberapa bentuk "pemberontakan" mereka. Seperti senang memakai baju yang kebarat-baratan dan sudah berani meninggalkan baju tradisional (baju Arab). Para muda-mudinya senang memutar lagu-lagu barat dan film-film barat sekaligus. Itupun hanya bisa dinikmati di rumah masing-masing. Karena sinema dan bioskop terlarang di sana. Pacaran dan "kuncar" (kunjungan pacar) juga terlarang. Ditambah lagi dengan corak keberagamaan yang rigid, kaku. Wahhabi? Akibatnya, sebagaian anak muda "terjerumus" dan terlibat dalam pengedaran dan mengkonsumsi narkoba. Sebagian lagi ikut "menyuburkan" Islam garis keras. Demikian laporan Karen Elliott House. Seorang kawan yang menekuni tasawuf mengajukan pandangan, mestinya Arab Saudi kembali menghidupkan tasawuf sebagai solusi alternatif bagi kegalauan anak remaja tadi. tentu tasawuf yang dimaksud adalah yang muktabarah. Bukan pula tasawuf yang aneh-aneh atau ghair muktabarah. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa sekarang ini, pemerintah Saudi Arabiya melarang keras aliran tasawuf berkembang di negaranya. Dari dulu saya mendapatkan cerita bahwa buku-buku Imam al-Ghazali seperti Ihya' 'Ulum al-Din pun sangat dilarang peredarannya di Saudi. Kitab Dala'il al-Khairat, yang memuat pujian dan tahlil juga dilarang di sana. lalu bagaimana Saudi Arabia ke depan? Akankah Saudi collaps? Dan mengalami lost generation? Wa Allah a'lam.

Jumat, 21 Desember 2012

Sukses

Saya membaca artikel Eileen Rachman & Sylvina Savitri di harian Kompas, tgl 15 dsember 2012, h. 37 dengan judul: ' Rasa Sukses'. Apa itu sukses? Bagaimana mencintai pekerjaan? Apa musuh-musuh sukses? Dan seterusnya. Tulisan tersebut menarik. Sebab, bisa memicu motivasi karyawan untuk bekerja maksimal sesuai dengan tugas dan tanggung-jawabnya. Memang dalam kenyataannya terkadang pegawai pada level paling bawah kelihatan lebih merasa memiliki suatu kantor ketimbang orang yang paling berkuasa pada sebuah perusahaan. Pemandangan yang lebih parah dapat dilihat kantor-kantor kementerin atau lembaga pemerintah. Biasanya pejabat yang paling berkuasa paling seenaknya masuk kantor. Mungkin juga tidak memiliki absen khusus. Sementara orang yang paling cepat ke kantor biasanya cleaning service, pasti juga para satpam. Dan mungkin juga pegawai honorer atau part time yang lebih aktif lalu lalang pada sebuah kantor. Musuh sukses adalah cepat merasa sukses atau merasa besar. Good is enemy of great. Cepat puas dan merasa memasuki comfort zona adalah musuh suses. Lalu sukses itu, apa? Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful. Demikian kata Albert Schweitzer sebagaiana dikutip oleh Eileen Rachman dan Sylvina Savitri. Seorang pemgusaha sukses asal Australia--maaf saya lupa namanya--pernah berkata: saya bekerja keras, kerja keras sekali, kemudian saya sukses. Jadi, untuk mendapatkan exelence memang kita harus mereview dan mengevaluasi kinerja kita terus menerus pada setiap hari, bahkan pada setiap saat. Bangunan dapat berdiri kokoh karena dibangun di atas bata demi bata pada setiap harinya.

Kamis, 20 Desember 2012

Keluarga

Ikatan keluarga sangatlah fundamental dalam kehidupan seseorang. Sebagai contoh, kalau seseorang sedang dikena musibah pasti pihak keluarga dan orang terdekatlah yang menangisi atau setidaknya prihatin kepada kita. Prihatin, tulus, pastilah dari keluarga terdekat. Hal yang sama juga terjadi pada sahabat karib. Mungkin itulah sebabnya, sehingga Allah Swt senantiasa berpesan agar manusia itu selalu memerhatikan keluarganya. bahkan para pengkhutbah kalau memulai khutbahnya biasanya bershalawat kepada Nabi shala Allah alaih wa sallama keluarga Nabi dan para sahabatnya. Wa 'ala alih wa shahbih ajma'in. Ada pengalaman menarik. Kalau seorang kepala keluarga kebetulan bepergian keluar kota atau tugas keluar negeri biasanya selalu mencari warnet atau telpon untuk mengontak keluarganya. Untuk mengabarkan tentang keadaannya, sehat wal afiyat. Sudah tiba di tujuan. Dan ada banyak pertanyaan yang ringan dan standar dalam perbincangan keluarga. Konon, kecerdasan sosial dan pembinaan karakter anak justeru dimulai di rumah. Dan bukan di sekolah. Selama ini ada kekeliruan kita yang kalau kebetulan anaknya berbuat sesuatu di luar kewajaran, maka yang pertama kali tertuduh adalah gurunya yang kurang becus mendidik anak tersebut. Ini sangat ironis, karena guru yang sudah lama "makan" kapur (tulis) dengan gaji yang di bawah standar masih disalah-salahin. Para psikolog dan ahli konseling biasanya menyelesaikan problem psikologis anak didik justeru bermula dengan mengetahui serta mengenal keluarganya. Seorang anak yang pesimistis atau destroyed, keras dan kasar biasanya "memungut" perilaku tersebut dai rumahnya. Orang-orang dan penghuni rumah itulah penyebab pertama "kerusakan" moral anak tersebut. Contoh kecil adalah seorang ayah atau ibu karena alasan urusan kantor atau bisnis sehigga mereka berdua kurang peduli dengan nasib anaknya. Sehingga di kemudian hari jangan salahkan si anak jika kembali membalas perilaku kedua orang tuanya yang tidak peduli sama anaknya. Si anak biasa minta untuk ditemani ke toko buku, rekreasi, atau menghadiri peringatan hari ulang tahun kawannya, kalau sang ayah tidak peduli, maka dalam benak si anak bahwa boleh tidak peduli kepada pebutuhan dan kepentingan orang lain. Jika hal ini berlarut-larut, maka sang anak bisa saja berpikiran bahwa boleh saja tidak peduli kepada kedua orang tua demi kepentingan meeting, rapat atau urusan bisnis. Demikian seterusnya. Pada saatnya nanti, ketika kedua orang tua sudah sepuh, sakit-sakitan, batuk-batuk, dan sejumlah penyakit orang tua yang dirasakannya, dia merasa dan merindukan kehadiran sang anak, maka sang anak sangat boleh jadi melakukan hal yang sama. Bahwa dulu kedua orang tuanya tidak peduli terhadap dirinya. Sudah terlanjur tertanam dalam benaknya bahwa boleh tidak peduli terhadap orang lain. Itulah sebabnya, sehingga perlu membangun komunikasi dengan baik dengan seluruh anggota keluarga, mencintai mereka dengan tulus, serta selalu memupuk tali kasih yang mendalam. Kelak di kemudian hari, "keberlimpahan" kasih itu akan dipanen. Dan sebaliknya, siapa menabur benih akan menuai badai. Pola komunikasi yang intens harus dipertahankan. Konon, suami atau isteri ideal adalah yang bisa diajak berkomunikasi. Para tukang cerita itulah yang happy dengan keluarganya. Rupanya hampir semua masalah keluarga adalah karena masalah dan kemacetan dalam berkomunikasi. Kelancaran berkomunikasi antar anggota keluarga akan menghangatkan suasana keluarga. Kemacetan berkomunikasi akan memperkeruh masalah dalam keluarga. Jagalah komunikasi dengan keluarga. Ucapkan kata-kata yang menghangatkan. Kata-kata bertenaga dan positif. Semoga kita mencapai keluarga mawaddah wa rahmah. Amin.

Persaingan

Competitiveness. Itulah kata yang paling sering diucapkan para pebisnis, pengusaha. Kalau diterjemahkan biasanya dengan padanan kata persaingan. Biasanya persaingan itu dipahami secara negatif, sehingga muncullah frase persaingan tidak sehat. Dalam al.Quran ada kalimat fastabiqu al.khairat, berlomba- lombalah kalian untuk mencapai kebaikan. Ada lagi kalimat, wa sari'u ila maghfiratin min rabbikum wa jqnnqtin 'ardhuha al.samawat wa al.ardh. . .Bersegeralah kalian untuk mencapai ampunan Tuhanmu. Dan bersegeralah untuk mencapai kenikmatan surga yang luasnya lebih luas daripada bumi dan langit. Dalam dunia bisnis, persaingan adalah sebuah kemestian. Kalau tidak mampu bersaing, maka sebuah perusahaan akan ditinggal pelanggannya. Sebentar lagi perusahaan tersebut akan collaps. Yang penting adalah berusaha untuk membentuk kompetitif, untuk mengendalikan nasib anda sendiri, tegas Michael Porter. Memasuki abad ke 21, kita dihadapkan pada kebutuhan yang mendesak akan pentingnya memiliki strategi dan visi yang jelas mengenai cara menampilkan diri yang unik dan berbeda dengan yang lain. Kalau tidak, kita akan ditelan hidup-hidup oleh persaingan yang semakin sengit, tandas Porter lagi. (Heidi & Alvin Toffler, Rethinking the Future, 1997. Keunikan dan diferensiasi sangat penting dalam sebuah persaingan. Bahkan sangat boleh jadi persaingan itu dimaknai sebagai pertarungan dalam pengertian yang positif. Untuk itulah dibutuhkan strategi yang jitu dan maknyus. Strategi bukan menjadi lebih baik pada apa yang anda lakukan. Strategi adalah menjadi berbeda pada apapun yang anda lakukan, tegas Porter lagi. Selain strategi masih ada taktik. Taktik berbeda dengan strategi. Ibarat perang, strategi adalah rencana yang matang sebelum terjun ke medan perang. Taktik adalah cara memenangkan perang di tengah medan perang. Wa Allah a'lam

Rabu, 12 Desember 2012

Life is Yours

Harriet B. Braiker, Ph.D menulis buku bestseller versi New York Times dengan judul: The Disease to Please dan The Type E Women. Salah satu bukunya yang lain yang sangat inspiratif adalah Life is Yours. Kira-kira kalau diterjemahkan secara bebasa kedalam Bahasa Indonesia: Hidupmu adalah milikmu. Tidak seorangpun yang boleh dan dapat "merenggut" kebebasan hidupmu. Siapapun dia. Harriet menulis buku ini dengan asumsi dasar bahwa ada banyak manipulator dalam hidup kita. Dan biasanya adalah mereka yang sangat dekat dengan kehidupan kita, baik itu dari pihak keluarga, atasan atau bawahan di kantor, teman dekat, atau teman kencan, atau pacar. Buku ini memuat taktik untuk mematahkan jerat-jerat manipulatif dan bagaimana cara meraih kembali hidup Anda. Juga memuat cara-cara yang jitu untuk menghilangkan sang manipulator dalam hidup. Manipulator dalam hidup maksudnya adalah orang yang membuat hubungan-hubungan dalam hidup menjadi tidak sehat, "menekan", dan semacamnya. Buku ini merekomendasikan agar kita dapat menikmati hidup yang sesungguhnya. Jangan pernah menyerahkan hidup Anda kepada sang manipulator. Kita harus dan berhak menikmati hidup yang sekali ini dianugerahkan Tuhan kepada kita. Wa Allah a'lam.

A.Hassan Bandung

Suatu hari saya berkunjung ke Universitas Al-Azhar Jakarta. Di sana ada Dr A. Thoyyib, H. Murni Jamal (mantan Direktur Ditpertais), Dr Faishal Hendra, dan Sdr Nur. Setelah berbincang-bincang ringan, pada akhir pembicaraan saya mendapat hadiah Tafsir al-Furqan karya A. Hassan Bandung. A.Hassan adalah salah seorang ulama besar yang sangat kesohor pada masa revolusi kemerdekaan. A. Hassan Bandung sangat terkenal karena kehebatannya berpolemik dan menguraikan pandangan-pandangan keagamaannya secara logik serta argumentatif. Bahkan beliau biasa berpolemik dengan Bung Karno sekalipun. Rupanya, Prof. Zuhal A.Qadir adalah salah seorang cucu A.Hassan. Saya menduga, nama A.Qadir di belakang nama Prof. Zuhal adalah ayah beliau yang sesungguhnya salah seorang putera A.Hassan. A.Qadir Hassan adalah salah seorang ulama hadis yang menulis tentang pengantar Studi Hadis. buku ini menjadi rujukan utama bagi mahasiswa pengkaji dan peneliti hadis. Mengenai Tafsir al-Furqan karya A.Hassan tadi, ternyata sudah mengalami proses editing. Pada sampul tafsir al-Furqan tertulis: Edisi Mutakhir. Dr. A.Thoyyib salah seorang tim editor berkomentar bahwa tafsir al-Furqan tersebut sudah mengalami editing total terutama mengenai struktur kalimatnya sudah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia yang baku (EYD/ Ejaan Yang Disempurnakan). Seperti dalam kata pengantar tafsir tersebut, Prof. Zuhal ada banyak kata yang sulit dipahami sekarang, seperti "pemimpin kaum" digsnti dengan "pemimpin". Penggantian seperti ini tidak akan mengubah makna substansial tafsir Al-Furqan. Saya agak ragu-ragu, apakah betul perubahan struktur kata atau kalimat pada tafsir tersebut tidak mengubah maknanya? Untungnya, saya juga sudah memiliki Tafsir al-Furqan edisi lamanya. jadi dapat menjadi bahan perbandingan kalau ada kalimat atau terjemahan yang kurang pas. Saya juga khawatir kalau karya edisi terakhir tafsir ini akan mengurangi rasa bahasa gaya A. Hassan. Wa Allah a'lam.

Selasa, 11 Desember 2012

Good to Great

Jim Collins adalah penulis bestseller, Good to Great, why some companies make the Leap…. And others Don’t, 2001. Sebelumnya Collins juga menulis buku yang sangat laris dengan judul: Built to Last yang dalam setahun sudah tercetak laris sebanyak satu juta copy. Dalam bukunya, Good to Great, Collins merekomendasikan beberapa hal yang sangat penting untuk kemajuan suatu perusahaan, antara lain: 1. Good is the enemy of Great. 2. Level 5Leadership 3. First who…..then What 4. A culture of discipline 5. Technology accelerators 6. From good to great to built last Good is enemy of great. Cepat berpuas diri adalah musuh utama untuk mencapai “keagungan”. Mendapat pujian yang banyak, tentu demikian pula halnya. First Who….then What. We expected that goot-to-great leaders would begin by setting a new vision and strategy. We found instead that they first got the right people on the bus, the wrong people off the bus, and the right people in the right seats—and then they figured out where to drive it. The old adage People are your most important asset turns out to be wrong. People are not your important asset. The right people are. A culture of discipline. All companies have a culture, some companies have discipline, but few companies have a culture of discipline. When you have discipline people, you don’t need hierarchy. When you have disciplined thought, you don’t need bureaucracy. When you have disciplined action, you don’t need excessive controls. When you combine a culture of discipline with an ethic of entrepreneurship, you get the magical alchemy of great performance. Technology accelerators. What rationale did people use to justify these rather extraordinary numbers? New technology will change everything, the logic went….the internet is going to completely revolutionize all businesses, the gurus chanted. New technology…..new economy Building Trust Low Trust society----high level of trust-----Steven Covey----Speed of Trust, 2006. Kita kebetulan terlahir di tengah-tengah masyarakat yang low trust society. Sebagai buktinya kebanyakan tanda tangan kita dibuat sangat rumit agar supaya sulit ditiru. CURIGA????? Masyarakat yang sangat curiga pastilah tertutup dan sulit untuk berkembang. Padahal masyarakat maju adalah open society meminjam istilah filosof K.R.Popper yang telah dielaborasi dengan sangat apik oleh George Soros—raja pialang dunia. Wa Allah a'lam.

Warren Buffett

Seseorang dapat berteduh hari ini karena ada seseorang yang sudah lama menanam pohon. Warren Buffett tidak akan mejadi seorang kaya raya di bidang investasi kalau saja bukan jasa mentornya, Benjamin Graham. Dia cemerlang dan melejit karena berdiri di atas pundak raksasa. Graham adalah mentor yang luar biasa dan menulis buku yang sangat inspiratif serta melegenda. The Intelligent Investor karya Graham adalah buku terbaik tentang investasi ysng pernah ditulis dan tak ada tandingannya, kesan Warrant Buffett terhadap karya gurunya itu. Buku Graham ini bahkan dianggap sebagai kitab suci dalam berinvestasi. Tidak dapat dibayangkan, kalau saja Buffett tidak menemukan mentor sehebat Graham. Buffett bukanlah siapa-siapa.Sebermula dia hanyalah seorang penjual di konter took kelontong kakeknya sampai ia bertemu dan berguru dengan Graham yang waktu itu sebagai Dekan Wall Street. Sesungguhnya kedua orang ini bertemu, dan langsung memercikkan “api”, dan terus menyala hingga melegenda. Buffett terkenal sangat konsisten dalam bisnisnya, dan sangat tenang menghadapi kepanikan pasar global. Buffett sampai sekarang belum tertandingi dalam kecermatan berinvestasi. Ia memang dahsyat. Steven Covey menyebutkan bahwa tugas seorang mentor atau leader adalah menunjukkan potensi seseorang. Ibarat sebiji jati yang dapat bertumbuh menjadi sebuah pohon besar yang berbatang kokoh, berdaun rindan, dan berakar menhumjam ke perut bumi. Covey menyatakan:….you have to change fundamentally the way you think about people. You have to believe that people are the most valuable organizational assets, and that they are capable of immense achievement. And you have to help them believe it, too. In other words, you have to see the oak tree in the acorn, and you have to anderstand the process of helping that acorn become the giant oak tree. ( Rowan Gibson (ed.), kata pengantar oleh Alvin & Heidi Toffler, Rethinking the Future, 1997, h. 37). Tugas seorang pimpinan adalah meyakini dan menunjukkan bahwa karyawan adalah aset organisasi yang paling berharga. Anda harus menggiring mereka untuk mencapai sukses luar biasa. Anda harus melihat pohon jati pada biji buah jati, dan Anda harus membantu proses buah jati menjadi pohon jati raksasa. Tentu pandangan covey di atas, sangat kontras dengan kebijakan PHK bagi perusahaan yang collaps. Atau sebuah perusahaan yang mau bangkrut. Atau sebuah lembaga pemerintah yang kebanyakan pegawainya yang sejak rekrutmentnya sudah “cacat” dari lahirnya. Pegawai yang kurang profesional hanyalah menjadi beban bagi sebuah perusahaan atau lembaga. Apakah seperti ini pegawai masih merupakan asset? Jangan-jangan memang merupakan beban bagi perusahaan atau lembaga. Bahkan jangan-jangan juga sarjana yang dilahirkan oleh perguruan tinggi yang abal-abal hanyalah menjadi beban baru bagi masyarakat. Mereka hanyalah bisa mengkritik kebijakan pemerintah tapi miskin konsep untuk solusi alternatif. Ada banyak contoh, di mana di republic ini banyak orang yang hanya pandai bicara dan bersilat lidah. Setelah itu, mereka tidur pulas. Dahlan Iskan, Menteri BUMN pernah berkata bahwa salah satu syarat kemajuan Negara berkembang adalah konstruksi sosialnya yang dimotori oleh para sarjana teknik. Sudah menjadi takdir, republic Indonesia kebanyakan memproduksi sarjana social. Hal ini perlu menjadi renungan dan mengubah arah kebijakan perguruan tinggi. Wa Alla a’lam.

God Without Religion

Ketika agama sudah tidak memberikan kedamaian dan keselamatan hidup, maka manusia mengalami “kegalauan”. Ada sekelompok kecil orang yang berani membunuh sesamanya umat beragama “atas nama” agama. Bahkan atas nama Tuhan. Ada juga komunitas beragama yang hidup tidak mencerminkan kelompok yang berkeadaban. Demikian seterusnya. Setidaknya ada empat respon umat manusia terhadap tantangan keberagamaan di era modern. Yaitu: (a) menolak keberadaan Tuhan. Ateis. Richard Dawkins dan Sam Harris dapat disebut masuk dalam kelompok ini. Untuk mendukung dan mengkampanyekan pikirannya, Dawkins menulis sejumlah buku dan artikel, antara lain: • The Selfish Gene. Oxford: Oxford University Press. 1976. • The Extended Phenotype. Oxford: Oxford University Press. 1982. • The Blind Watchmaker. New York: W. W. Norton & Company. 1986. • River Out of Eden. New York: Basic Books. 1995. • Climbing Mount Improbable. New York: W. W. Norton & Company. 1996. • Unweaving the Rainbow. Boston: Houghton Mifflin. 1998. • A Devil's Chaplain. Boston: Houghton Mifflin. 2003. • The Ancestor's Tale. Boston: Houghton Mifflin. 2004. • The God Delusion. Boston: Houghton Mifflin. 2006. • The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution. Free Press (United States), Transworld (United Kingdom andCommonwealth). 2009. • The Magic of Reality: How We Know What's Really True. Free Press (United States), Bantam Press (United Kingdom). 2011. Demikian pula Sam Harris. Harris juga menulis sejumlah buku dan dipublikasikan secara internasional. Buku-buku Sam Harris, antara lain: • The End of Faith: Religion, Terror, and the Future of Reason (2004 • Letter to a Christian Nation (2006). • The Moral Landscape: How Science Can Determine Human Values (2010 • Lying (2011). • Free Will (2012). (b) Ada lagi kelompok yang masih mengakui adanya Tuhan yang Maha Kuasa, namun sudah tidak menganut agama formal, seperti Karen Armstrong dan Sankara Saranam –menulis buku God Without Religion--. Armstrong sudah banyak sekali mempublikasikan buku dan karya akademiknya yang banyak bestseller, antara lain: • Through the Narrow Gate (1982) • The First Christian: Saint Paul's Impact on Christianity (1983) • Beginning the World (1983) • Tongues of Fire: An Anthology of Religious and Poetic Experience (1985) • The Gospel According to Woman: Christianity's Creation of the Sex War in the West (1986) • Holy War: The Crusades and their Impact on Today's World (1988) • Muhammad: A Biography of the Prophet (1991) • The English Mystics of the Fourteenth Century (1991) • The End of Silence: Women and the Priesthood (1993) • A History of God (1993) • Jerusalem: One City, Three Faiths (1996) • In the Beginning: A New Interpretation of Genesis (1996) • Islam: A Short History (2000) • The Battle for God: Fundamentalism in Judaism, Christianity and Islam (2000) • Buddha (2001) • Faith After September 11 (2002) • The Spiral Staircase (2004) • A Short History of Myth (2005) • Muhammad: A Prophet For Our Time (2006) • The Great Transformation: The Beginning of Our Religious Traditions (2006) • The Bible: A Biography (2007) • The Case for God (2009) • Twelve Steps to a Compassionate Life (2010) • A Letter to Pakistan. (c). Ada lagi kelompok yang “menggugat” ajaran agama formal, seperti Irsyad Manji dan Ayaan Hirsi Ali. Keduanya pada mulanya adalah penganut muslim yang taat, tapi belakangan memilih untuk “murtad” dari Islam. Bahkan tidak tanggung-tanggung sampai “menghujat” Islam. Irsyad Manji menulis buku yang sangat controversial, seperti Allah, Liberty, and Love. Oleh Deborah Sorogbins (2012), Ayaan Hirsi Ali dikategorikan sebagai “perempuan paling dicari”. Deborah menulis buku dengan judul: Wanted Women: faith, lies, & the war on terror, the lives of Ayaan Hirsi Ali & Aafia Siddiqui. Dan tentu ada lagi kelompok salafi dengan segala variannya. Kelompok terakhir ini mengaku dan meyakini merekalah pemegang otoritas kebenaran agama. Selain kelompok mereka adalah keliru. Kelompok terakhir ini juga biasanya bertransformasi menjadi kelompok ekstrimis Islam. Semoga saja kita tidak termasuk salah satu kelompok di atas. Dan cukuplah kita sebagai umat Islam yang senantiasa mendakwahkan Islam rahmatan li al-‘alamin. Bahwa agama yang kita anut pastilah akan membawa rahmat dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Wa Allah a’lam.

Minggu, 09 Desember 2012

Air

Prof Baharuddin Jusuf Habibie--mantan presiden RI--pada suatu kesempatan mengatakan bahwa untuk menjaga kesehatan otaknya, beliau selalu minum air putih yang banyak. Inilah rahasia menjaga kebugaran otak. Saya kira ini cara murah untuk menjaga kesehatan otak. Kita terkadang lalai untuk minum air putih yang cukup pada setiap harinya. Bahkan menurut para ahli kesehatan bahwa tubuh kita terdiri dari lebih 80% adalah air. Dalam tulang kita juga ada unsur airnya. Udara yang kita hirup setiap detiknya juga mengandung air. Pokoknya air adalah sumber kehidupan. Dalam al.Quran bahkan ditegaskan bahwa kehidupan ini bersumber dari air. Sekarang ini juga masih diperdebatkan qpqkah di anet Mars ada kehidupan. Karena ditemukan adanya unsur air di sana. Makhluk apakah itu, saya kira masih misteri. Dan kita menunggu kejutan temuan ilmiyah para astronot. Wa Allah a'lam.

Menaklukkan Waktu

Shekh Abdul Fattah Abu Ghuddah menulis buku dengan judul: Qimat al.zaman 'ind al-ulama. Buku ini memuat kisah para ulama dalam memanfaatkan waktu keseharian mereka dalam menuntut ilmu. Salah satu yang saya ingat adalah filosof muslim yang sangat tersohor yaitu Ibnu Rusyd al.Hafid. Ibnu Rusyd ini sangat dikenal di pondok pesantren karena karyanya yang sangat masyhur, Bidayat al.Mujtahid wa Nihayat al.Muqtashid, dan kitab Tahafut al.Tahafut dalam bidang filsafat. Dan kitabnya yang lain dengan judul: Al.Fashl al.Maqal bain al.hikmah wa syari'at fi al.Ittishal. Buku terakhir ini sangat monumental untuk menjembatangi kesenjangan antara kebenaran wahyu dengan temuan akal dan filsafat Dalam buku Abu Ghuddah tadi di atas, ibnu Rusyd dikisahkan sebagai orang yang dalam hidupnya hanya dua kali tidak memegang buku. Yaitu ketika malam ayahnya wafat, dan malam ketika Ibnu Rusyd menikah. Dulu, informasi ini saya dapatkan ketika belajar filsafat Islam karya Fuad al. Ahwany. Judul persisnya buku dimaksud adalah AL Falsafah al.Islamiyah.

Wisdom

Buku tentang Stephen R. Covey. baru saja dilaunching dengan judul: The Wisdom and Teaching of Stephen R. Covey, 2012. Seperti kita telah ketahui bahwa Covey telah wafat pada bulan juli 2012 lalu karena cedera bagian kepalanya akibat terjatuh ketika beliau bersepeda, berolah raga di pebukitan di sekitar kediaman beliau. Buku The Wisdom ini memuat perkataan dan kebijaksanaan Covey sepanjang hidupnya yang disarikan dari berbagai buku beliau, artikel dan wawancara beliau. Buku sangat menarik dan inspiratif serta di sana sini terdapat kutipan-kutipan beliau. Hal-hal yang dibahas antara lain, accountability, balance, choice, contribution, courage, effectiveness, empathy, integrity, leadership, learning, love, potential, self-discipline, synergy, trust, truth, vision, win-win. Buku ini sangat direkomendasikan untuk siapa saja yang merindukan wisdom dalam kehidupan ini.

Jumat, 07 Desember 2012

Jadilah Bos

Adalah Linda A. Hill dan Kent Lineback menulis buku Being The Boss the 3 Imperatives for Becoming a Great Leader, 2011. Ada tiga syarat utama untuk menjadi seorang bos. Yaitu: manage your self, manage your network, and manage your team. Yang terkait dengan manage your self adalah (a) meningkatkan kompetensi diri sampai seseorang dengan sangat sadar dapat berucap: i'm a boss; (b) membangun trust, sehingga masyarakat memercayai kita sebagai seorang yang dapat dipercaya. Pertanyaan utamanya adalah bagaimana masyarakat dapat memercayai saya; (c) apapun tugas dan amanah yang alan diemban harus disadari sebagai bagian dari perjalanan panjang dalam hidup, that's my journey. Demikian seterusnya. Buku lainnya yang membahas tema yang sama adalah The Boss's Survival Guide Everything you need to know about getting through (and getting the most out ot) every day ditulis oleh Bob Rosner, Allan Halcrow, Alan Levins, 2001. Buku ini memuat teknik-teknik mendiagnosa permasalahan berikut solusinya. Buku ini lebih memuat petunjuk teknis penyelesaian dan eksekusi persoalan manajerial, baik di kantor kantor lembaga pemerintah ataupun para CEO dalam pengambilan keputusan bisnis. Ada juga buku yang ditulis oleh Cliff Hakim. We are all self-employed: how to take control of your career survive and thrive in a changed work world, 2003. Buku ini sangat inspiratif dan mendorong seseorang untuk menjadi pekerja profesional. Seorang pegawai harus tertanam dalam dirinya bahwa ia bekerja bukanlah sebagai buruh di kantornya. Tapi, ia bekerja sesungguhnya untuk menuju sebagai bos. Oleh karena itu, seorang pegawai bukan bekerja untuk bosnya di kantor, tapi ia bekerja sesungguhnya dengan bosnya. Intinya adalah semua kita adalah bos. Kita adalah pegawai dan pekerja yang merdeka. Pegawai yang bebas. Tentu saja, isi buku ini tidak semuanya cocok dengan budaya kerja kita sebagai orang timur. Tapi setidaknya dapat memberi inspirasi bahwa sesungguhnya nasib dan karier kita hqrus ditata sejak awal, dan tidak boleh kita gantungkan kepada bos dan kantor kita. Percayalah bahwa masa depan anda tetap ditentukan oleh anda sendiri. Dan bukan siapa-siapa. Wa Allah a'lam.

Kamis, 06 Desember 2012

Saladin

Salahuddin al-Ayyubi yang lebih dikenal dengan nama Saladin. Salahuddin sangat terkenal dengan keberaniannya dalam memimpin perang Salib (antara tentara muslim dengan Kristen). Kalau kita berkunjung ke Mesir, maka pandangan kita akan tertuju ke perbukitan Mesir, dan di sana ada menara Salahuddin al-Ayyubi. Ada masjid dengan sejunlah menara yang tinggi. Ada juga tembok untuk pengairan air untuk kebutuhan orang-orang Mesir kota. Air sungai Niel yang dialirkan ke kota Kairo, juga rupanya berkat jasa Salahuddin. Ada juga novel yang ditulis untuk menghormati dan mengenang Salahuddin, seperti yang ditulis sangat apik oleh Thariq Ali, The Book of Saladin. Semalam saya menonton film dengan judul Kingdom of Heaven. Film ini rupanya berlatar belakang perang Salib yang dipimpin langsung oleh Salahuddin al-Ayyubi dan pangeran Richard. Filmnya asyik dan ada adegan sangat mengahrukan ketika dua panglima perang tersebut berhadap-hadapan dengan masing-masing pasukannya. Dalam percakapan singkat itu, keduanya maju ke depan, dan Salahuddin tahu bahwa pangeran Richard sedang sakit keras. Keduanya bersepakat untuk gencatan senjata. Perang ditunda. Dan di penghujung percakapan, Salahuddin al-ayyubi menutup pembicaraan dengan ungkapan: "saya akan mengirim tabib/ dokter untukmu". Sangat mengesankan. Inspiratif dan sangat humanis. Bagaimana hebatnya seorang Salahuddin masih berpikir mengasihi lawan dan musuh bebuyutannya di tengah berkecamuknya medan perang. Padahal, kalau Salahuddin mau "menghabisi" Pangeran Richard, maka hal itu sangatlah gampang. Pangeran Richard pada dialog gencatan senjata itu sudah terlihat kurang sehat. Tapi Salahuddin tidak melakukan gerakan apa-apa. Sehingga pada percakapan selanjutnya, Salahuddin mendapat kritik dari salah seorang tentara muslim, mengapa harus melakukan gencatan senjata? Bukankah posisi sekarang ini, tentara muslim pada posisi sangat menguntungkan? Salahuddin menanggapinya ringan, dan tetap mempertahankan pendapatnya sebagai strategi pemenangan perang yang tepat. Suatu keagungan akhlak yang tinggi. Wa Allah a'lam.

Happy

pada sat kami berkunjung ke COADI International Institute, Antigonih, Halifax,, Canada, di sela-sela pertemuan dengan pejabat kampus tersebut, kami meminta Shannon untuk mampir ke bookstore. Kampus ini memiliki bookstore yang sederhana untuk menyiapkan buku-buku terbitan kampus dan buku-buku populer lainnya, dan di sana juga ditemukan berbagai keperluan tulis-menulis mahasiswa. Semacam koperasi mahasiswa di Indonesia. Di sana kami menemukan buku-buku populer dan ada harga diskon, sekitar 2 dollar dan 5 dollar. harga yang sangat murah di Canada sana. Saya menemukan buku dengan judul: Happy Simple Steps to Get the Most Out of Life karya Ian K. Smith, M.D. Ian ini dikenal sebagai penulis bestseller buku dengan judul: The Fat Smash Diet. Saya membaca sekilas buku tersebut, dan mengerti isisnya tentang makna kebahagiaan. Saya teringat buku The Art of Happines (seni menjalani hidup bahagia) karya Dalai Lama (pemimpin spiritual Tibet). What is Happiness? Apakah bahagia itu karena seseorang memiliki isteri yang cantik? atau memiliki pasangan hidup yang harmonis? Atau karena seseorang memiliki keluarga yang bahagia? ataua karena seseorang memiliki banyak kawan yang juga hidup bahagia? atau karena seseorang memiliki pekerjaan yang memiliki yang menjanjikan, gaji yang banyak? Atau karena seseorang memiliki masa depan penghasilan yang cukup aman ( future financial security)? Atau karena seseorang memiliki mobil mewah? Atau karena seseorang hidup di kota-kota metropolis, seperti New York? (Living in New York City)? Atau karena seseorang meraih gelar sarjana dari perguruan tinggi ternama (Graduating from great school)? Atau karena seseorang dapat menikmati dan membaca buku-buku yang padat gizi ( reading a good book)? atau ada indikasi lainnya? Buku ini menarik karena diselingi dengan cerita-cerita hidup yang dialami oleh penulisnya sendiri. Bahagia adalah dambaan hidup semua orang. tolok-ukur bahagia tentu sangatlah relatif. bahagia sangat tergantung dan sangat pribadi sifatnya. bahagia tidak bisa diukur berdasar pada kepemilikan harta semata. bahagia tidak dapat ditakar karena latar belakang pangkat dan jabatan yang disandang seseorang. Bahagia tentu sangat ditentukan oleh sikap hidup seseorang. Sudah barang tentu terkait dengan keragaman keimanan seseorang, latar hidup dan filosofi hidup yang diperpegangi, dan juga tergantung pada tujuan hidup yang diyakininya. Selamat berbahagia. Wa Allah a'lam.

Cemas

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menulis buku tentang psikologi. yang intinya membahas tentang karakter dasar manusia yang selalu merasa cemas, dan berupaya keras untuk menghindarinya. Sesungguhnya manusia itu, selau berupaya untuk menghidari atau menjauhi kecemasan. Seseorang yang mencari dan menumpuk harta atau menabung untuk hari tua, sesungguhnya yang bersangkutan sedang menunjukkan betapa cemasnya menghadapi masa-masa lansia. Seseorang yang menuntut ilmu sampai pada tingkat tertentu, sesungguhnya yang bersangkutan melakukan demikian karena cemas dan khawatir agar tidak dilecehkan. Tegasnya, hampir semua perbuatan dan tingkah laku manusia semuanya menggambarkan untuk "lari" dan menjauhi kecemasan. Konon, cemas ini akan memengaruhi kesehatan seseorang, baik fisik maupun psikis. Semakin cemas seseorang semakin berpotensi untuk menggerogoti diri dan kesehatannya. Biasanya orang yang mengidap penyakit kronis karena yang bersangkutan sering merasa cemas. Coba kita lihat dan perhstikan orang-orang yang sehat dan panjang umur, biasanya mereka itu selalu ceria dan sering tersenyum. Sedang orang yang penyakitan, biasanya mereka yang sering murung, dan berpikir negatif. Konon, orang sering tersenyum akan terhindar dari penyakit kronis seperti sakit jantung, dan semacamnya. Kalau kita tersenyum memang terasa sekali beban hidup menjadi ringan. Mungkin inikah makna pesan Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama agar kita senantiasa tersenyum. al-Tabassumu li akhika shadaqat-un, senyum tulus kepada saudaramu (sesama muslim atau sesama komunitas beriman) adalah sebagai sedekah. Biasakan tersenyum. Tersenyumlah niscaya anda akan sehat. Wa Allah a'lam.

Senin, 03 Desember 2012

Menunggu

Menunggu. Menunggu adalah pekerjaan yang teramat membosankan. Waktu sedikit yang digunakan untuk menunggu seseorang pasti terasa sangat lama. Apalagi kalau orang ditunggu-tunggu itu datangnya tidak tepat waktu, pasti kekesalan semakin "menggondok". Mungkin itulah sebabnya sehingga Allah Swt mewahyukan satu surah khusus Q.S al-'Ashr (waktu). Allah Swt pada ayat pertama bersumpah demi waktu.Pada ayat selanjutnya, Allah Swt mengingatkan lagi bahwa sesungguhnya manusia pada merugi. Kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh. Dan mereka yang saling mengingatkan pada kebenaran dan kesabaran. Imam al-Syafi'i pernah berkata: sekiranya Allah Swt hanya menurunkan surah al-'ashr, maka cukuplah. Sebab, surah al-'ashr itu sudah mencakup sepertiga isi kandungan al-Qur'an. Waktu yang telah lewat pasti tidak akan tergantikan sampai kapanpun sampai hari kiamat. Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama juga sangat menghargai waktu. Sampai-sampai Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama pernah bersabda yang maknanya--kurang lebih-- sekiranya besok hari kiamat, dan pada tanganmu ada fasilat--bibit kurma--maka tanamlah. Betapa pentingnya dimensi waktu bagi kehidupan. Setiap detiknya harus memberi makna bagi kehidupan. semestinyalah setiap detik dan nafas kita harus dipastikan memberi manfaat dan kemashlahatan bagi orang lain. Dan orang yang tidak dapat berbuat baik sekalipun, mestinya tidak berbuat sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain dan makhluk lainnya menderita. Sama juga dengan falsafah hidup seorang kawan yang bercerita tentang pentingnya kebersihan dalam hidup. Bahwa kalau kita tidak bisa berperilaku bersih,setidaknya kita menahan diri untuk tidak mengotori. Menunggu memang pekerjaan yang berat. Sama juga dengan menunggu balasan sms. Biasanya seseorang mengirim sms kepada handai tolan atau kepada siapa saja. Tapi balasan sms tak kunjung datang. Ini juga menjadi beban, karena menunggu. Harap-harap cemas. Apalagi kalau kebetulan sms itu dikirim oleh staf kepada pimpinannya untuk menanyakan atau konsultasi sesuatu yang mungkin terkait dengan pekerjaan di kantor. Tentu akan menjadi tidak nyaman kalau sms balasan tak kunjung datang secepat yang diharapkan. Ini perlu menjadi catatan bagi pimpinan lembaga atau apapun namanya pekerjaan dan amanah yang sedang kita emban. Seorang pimpinan harus cepat dan melakukan "ketersambungan" dengan banyak pihak termasuk bawahan dan stafnya. Speed (kecepatan) dan connect (ketersambungan dangan pihak lain) sangat penting untuk siapapun yang memegang jabatan publik. Jangan biarkan orang lain untuk "menunggu" terllau lama. Apalagi kalau kebijakan publik, juga jangan biarkan rakyat berlama-lama untuk menuggu kebijakan. Sebab, nanti mereka me3ngambil kesimpulan masing-masing yang kontra-produktif. Menunggu sekali lagi pekerjaan berat dan sangat membosankan. Ada satu ayat yang menggelitik saya, bahwa ternyata iblis itu mendapat hukuman dari Tuhan sebagai makhluk yang harus "menunggu" balasan sampai hari kiamat nanti. Innaka la min al-muntazhirin. Sesungguhnya engkau iblis adalah makhluk yang memang harus menunggu. Semoga kita tidak termasuk makhluk yang senang atau sering membuat orang lain "menunggu". Wa Allah a'lam.

Honor

Seorang dosen senior yang juga seorang pimpinan perguruan tinggi agama Islam pernah berkata bahwa ada fenomena menarik yang melanda dosen-dosen PTAI yang terlalu lama belajar di luar negeri. Yakni mereka agak sulit diajak untuk berjuang dalam arti luas. Mereka biasanya setiap gerakannya harus "dihargai". Memang dari sisi keunggulan intelektual dan manajemen, alumni barat memiliki kemampuan yang memadai. pada sisi lain, alumni timur tengah memiliki nilai dan prinsip kejuangan yang sangat tinggi, hanya saja mereka rata-rata minim pengetahuan manajemen modern. Dosen senior tersebut mengusulkan agar ke depannya, kalau kebetulan mengirim dosen keluar negeri harus dengan pembatasan waktu yang ketat. Sebab, kalau terlalu lama nanti mereka "terbaratkan". Usulan kedua adalah perlunya Kementerian Agama RI via Direktorat Pendidikan TInggi Islam untuk mendesain program cross-fertilization. Maksudnya, alumni barat seharusnya sewaktu-waktu dikirim ke timur tengah untuk melihat ketulusan ulama dan tokoh-tokoh tertentu untuk program dan kegiatan keumatan. Selanjutnya, bagi para alumni timur tengah diberi kesempatan untuk short-course ke berbagai lembaga pendidikan untuk belajar dan melihat langsung manajemen modern. Dari sinilah sehingga terjadi proses saling belajar dan saling memperkaya pengalaman masing-masing. Ada mutiara dari dunia "timur" yang sangat boleh jadi sebagai mutiara bagi dunia barat. Seperti, dunia timur sangat kaya dengan aspek spiritualitas dan semangat bekerja sama. Barat biasanya digambarkan dengan kapitalis dan sangat individualistik. Saya pernah mendengarkan cerita seorang kawan yang sedang belajar di Jerman. Kalau seseorang bertanya memakai bahasa Inggeris, biasanya orang Jerman enggan memberikan jawaban meskipun yang bersangkutan mengerti berbahasa Inggeris. Dia hanya ingin memakai bahasa Jerman saja. Demikian seterusnya. Dunia timur sangat dikenal dengan keramahan dan santun dalam pergaulan. Orang Jogjakarta kalau kebetulan kita menanyakan suatu alamat, pasti mereka dengan sangat detail menunjukkan alamat yang dituju. Lekuk-lekuk jalan juga akan ditunjukkannya sambil mengacungkan ibu jari tangannya sebagai tanda penghormatan yang sangat tinggi kepada lawan bicaranya.Dunia barat harus rela menerima sesuatu yang baik dari dunia timur. Demikian sebaliknya, kedipsilan kerja, penghargaan kepada waktu, hidup bersih orang-orang barat harus menjadi contoh bagi dunia timur. Demikian seterusnya. Saya tidak tahu persis apakah hipotesa di atas benar adanya. Saya juga tidak tahu apakah solusi yang ditawarkan juga merupakan alternatif yang terbaik. Semoga kita dapat bekerja dengan lebih baik, tanpa memperhitungkan honor yang bakal kita terima. Wa Allah a'lam.

Minggu, 02 Desember 2012

Mangkoso

Mangkoso adalah identik dengan kota santri. Mangkoso adalah sebuah kota kecil di kabupaten Barru. Mangkoso terkenal karena pondok pesantren di Mangkoso. Dulu diasuh oleh K. H. Abdurrahman Ambo Dalle. Sekarang dipimpin oleh K. H. Faried Wajdi, salah seorang jebolan Universitas Al. Azhar, Kairo, Mesir. Pondok Pesantren Mangkoso telah mendidik ribuan santri dan sudah banyak diantara mereka yang sudah sukses. Di pondok Pesantren Mangkoso juga memiliki Sekolah Tinggi. Tapi perguruan tinggi tidak semaju dengan pondok pesantrennya. Kemarin, saya kebetulan singgah di masjid pesantren Mangkoso. Shalat isya. Suasananya adalah suasana santri. Ada banyak santri laki-laki dan perempuan yang ikut zmenunaikan shalat isya secara berjamaah. Yang menarik adalah bagi santri yang kebetulan masbuq, mereka berjejer pada shaf belakang berpisah dengan makmum yang datang duluan. Saya tidak tahu apakah kondisi seperti itu adalah aturan dari pondok atau bagaimana. Saya juga lupa bertanya kepada salah seorang santri dewasa. Kebetulan sudah ditunggu di mobil untuk melanjutkan perjalanan ke makassar. Wa allah a'lam.

Sabtu, 01 Desember 2012

Istighfar

K.H. Nuril Huda--salah seorang pengurus MUI pusat-- menyampaikan ceramah agama di hadapan pegawai Diktis tentang pentingnya menjaga ketahanan spiritualitas di era modern ini. Salah satu yang berkesan pada ceramah beliau adalah pentingnya mendawamkan istighfar. Dalam salah satu riwayat disampaikan bahwa Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama setiap harinya tidak kurang 100 kali mengucapkan istighfar. Padahal, Nabi maksum dari dosa. Konon, suatu kesempatan seseorang mendatangi Ibrahim al.A'zam agar berdo'a kepada Allah Swt supaya kemarau panjang yang sedang melanda wilayahnya senantiasa turun hujan. Ibrahim menjawab: "Baca istighfar!. Pada kesempatan lain, seseorang bertanya lagi kepada Ibrahim al.Azam agar dimintakan do'a supaya yang bersangkutan segera dikasih momongan. Sebab pasangan suami isteri ini sudah lama menikah tapi belum juga dikaruniai seorang anak. Baca Istighfar! Ada lagi orang yang berbeda datang kepada Ibrahim al.Azam dengan kasus yang berbeda, tapi beliau tetap dengan resep: "Baca Istighfar! Datang lagi orang keempat setengah protes. Ya syekh, bagaimana mungkin terhadap banyak persoalan, lalu jawabnya sama. Baca istighfar! Apa syekh tidak keliru? Ibrahim al.azam menjawab bahwa Nabi Nuh a.s selalu diperintahkan membaca istighfar. Betapa dahsyatnya istighfar ini. Wa Allah a'lam.

Rabu, 28 November 2012

COADY INSTITUTE

Kami ingin berbagi tentang sedikit pengalaman berkunjung ke COADY International Institute, Antigonish, Halifax,Canada. Acara dimulai dengan perkenalan singkat dengan beberapa pejabat dan staf COADY. Kami disambut oleh Direktur COADY International Institute, John Geventa, Ph.D yang sekaligus sebagai wakil rektor. Saya sangat senang dengan kedatangan dan kesungguhan kawan-kawan Indonesia ke sini. Ada beberapa orang Indonesia yang sedang belajar di sini, dan telah memberikan kontribusi yang banyak dalam diskusi kelas, sapanya singkat. Ada pak Iftitah Jafar, Nurdiana Syarifuddin, Pak Fahmi, dll. Kemarin mereka sudah ke Montreal untuk mengikuti seminar. Pak John, baru menjabat setahun ini di sini. Sebelumnya beliau berkiprah di salah satu university, Inggris. Ia pernah juga berkunjung ke Indonesia, Aceh dan Jakarta. Lebih lanjut pak John menjelaskan bahwa dirinya sudah berpengalaman di Inggeris dan Amrik menangani hal yang sama, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan cepat. COADY didirikan berfungsi sebagai “jembatan” untuk menghubungkan antara perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat. Dulu, tempat ini dikenal sebagai wilayah yang agak miskin dibanding dengan tempat-tempat lainnya di Canada. Universitas ini didirikan oleh masyarakat. Ada dua misi utamanya, yakni Community development dan untuk mewujudkan keadilan dalam kehidupan dalam masyarakat (social justice). Misi universitas ini dikenal secara luas 80 tahun yang lalu, ketika terjadi resesi ekonomi. Moose Coady mendorong kemajuan ekonomi masyarakat. Tadi, kita melihat banyak foto yang terpampang di dinding bangunan, ada gambar yang menunjukkan pak Coady sedang berdiskusi dengan masyarakat. Semua ini sebagai potret bahwa M. Coady melibatkan banyak sekali komponen untuk mengatasi masalah secara bersama-sama. Lalu gerakan itulah yang menjadi sangat terkenal sebagai gerakan Antighonish yang fokusnya di antaranya untuk mengembangkan koperasi, pendidikan secara bersama-sama dengan dukungan dari universitas. Economic development. Dan program ini sangat berhasil dalam berbagai hal. Kemudian menjadi contoh yang dikembangkan di Canada. Kalau kita melihat billboard, baliho, ada juga “perpustakaan masyarakat” ( Pictou Community Library), semua itu dari COADY International Institute. Setelah nama ini terkenal, banyak sekali orang yang datang dari berbagai negara untuk mempelajari bagaimana pendidikan orang-orang dewasa di sini. Sebelum Moose COADY meninggal, lembaga ini belum ada. Pada tahun 1959 baru dibentuk. Sejak itu, setiap tahun, lembaga ini menyelenggarakan program diploma, dan program sertifikat unuk memajukan masyarakat di bidang nursing, dan social kemasyarakatan lainnya. Sudah ada 130 negara termasuk Indonesia yang sudah datang dan belajar ke sini. Dari pejalanan pak John di Mesir dan Nepal, banyak sekali pemimpin di negara-negara tersebut yang pernah belajar di sini (COADY Institute). Mereka bukan hanya datang belajar di sini, tapi bisa saling berdiskusi. Universitas ini sangat unik karena mahasiswa-mahasiswa yang belajar di sini, bisa terlibat dengan masyarakat di luar sana. Dan mereka tahu persis bagaimana menciptakan tatanan masyarakat dunia yang adil. Hal-hal yang penting yang muncul dalam diskusi, antara lain: 1. Di COADY Institute, ada president of academic, ada dekan of art and science, dekan bisnis, dekan ekonomi, dan dekan science. Hanya ada under graduate program. Jumlah mereka kecil, tapi sangat loyal kepada university. Untuk s.2 hanya pengecualian. Juga ada program untuk pelayanan kepada masyarakat seperti service learning and community engaged research. Mahasiswa sangat menguasai service learning. Service Learning memiliki bobot sks (kredit point). 2. Service learning melibatkan masyarakat dalam penelitian mahasiswa. 3. COADY university termasuk unik, karena tidak ada lembaga pendidikan tinggi yang sama, baik dari segi jangkauannya maupun keterlibatan masyarakat dalam program-program pendidikannya. Penjelasan David salah seorang pejabat COADY Institute meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Filsafat program diploma institute ini adalah datang dari latar belakang sejarah masyarakat di Antigonish. Intinya bagaimana masyarakat sendiri yang akan berusaha memecahkan masalahnya sendiri. Bagaimana masyarakat bisa menentukan nasibnya sendiri. Masyarakatlah yang akan menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Program yang dilakukan selain pengembangan individu juga pengembangan masyarakat secara bersama-sama. Bagaimana mengembangkan kehiduan bersama dengan baik. Menjadi sebuah tantangan bagi COADY Institute. Kadang-kadang mahasiswa yang datang belajar berharap mendapatkan sesuatu dari pengajar atau dosen. Padahal, mestinya mereka belajar bersama, dan memecahkan masalah secara bersama-sama pula. Yang kita lakukan, bukan mendoktrin mahasiswa. Justeru bagaimana mereka menganalisis masalah mereka, dan memecahkan masalahnya sendiri. Ini inti pendidikan transformatif yang diajarkan di sini. 2. Ada teman/ tim yang bertanya: bagaiamana memecahkan masalah yang masyarakat sedang hadapi? Jawab David: melakukan pengabdian kepada masyarakat. Tidak dimulai dengan persoalan, tapi ABCD. Kekuatan pada masyarakat, apa? Asset based community development. 3. Yang sering dilakukan dalam kelas adalah bagaimana merubah cara pandang mereka bahwa perubahan itu dari diri mereka sendiri. Sangat menarik karena menggabungkan (kolaborasi) dengan berbgai latar belakang pserta didik yang berbeda pula, dari negara dan bangsa yang berbeda dan ini digabungkan menjadi sesuatu yang baru. Dan paling baik untuk menjelaskan hal ini adalah kawan-kawan dari Indonesia. Combination. Sangat menarik karena perbedaan pengalaman, dan didukung oleh staf di sini yang sangat kaya dengan hal seperti ini. 4. Pertanyaan Prof. Sattu Alang. Canada maju karena universitas berkolaborasi dengan pengabdian masyarakat. Bagaimana dengan imigran China? Di Montreal, ada penanganan masyarakat miskin, perumahan, dan masyarakat Indian yang masih merasa terpinggirkan. Jawab: this is the big discussion di Canada. Tapi di lembaga ini sudah dilaksanakan secara khusus, untuk orang Indian ini agar mereka bisa kuat. Mereka didorong untuk hidup dengan cara mereka sendiri. Masalah mereka memang sangat komplit. COADY berusaha untuk mengembangkan upaya pengembangan masyarakat melalui kekuatan tradisi mereka. Tidak mengajarkan hal dari luar tradisi mereka. Bersambung.....

Pak Polisi

Ada hal yang menarik ketika saya berkunjung ke beberapa negara di luar negeri. Yakni polisi. Pengalaman berkunjung di Mesir, para polisinya aktif di sudut-sudut jalan dan memegang pulpen. Setiap mobil yang diparkir pada tempat yang tidak selayaknya akan dicatat oleh pak polisi. Jam berapa kejadian tersebut, di jalan mana, dan jenis pelanggarannya apa?. Biasanya, tempat-tempat yang dilarang untuk parkir tertulis: mamnu' al-wukuf (dilarang untuk parkir). Demikian pula halnya kalau ada kecelakaan lalu lintas. Pak polisi kurang antusias turun tangan kecuali kalau ada permintaan dari yang bersangkutan. Tentu pemandangan ini berbeda dengan yang terjadi di negara kita. Kalau ada kesalahan atau pelanggaran parkir, biasanya "atur damai" dengan si pelanggar. Selesai di tempat. Berbeda dengan polisi di Mesir yang bertugas untuk mencatat semua pelanggaran, dan pembayaran akan ditagih pada saat membayar pajak pada akhir bulannya. Jelas "korupsinya" agak sulit terjadi di jalanan. Pak polisi kita di Indonesia sering pegang sempritan, dan jarang mencatat peristiwa yang terjadi. Lain lagi dengan pak Polisi di Toronto, Canada. Para polisinya jarang sekali tampak di sepanjang jalan raya. Karena sistem lalu lintas Canada, dan negara-negara maju lainnya sudah sangat mapan. Kalau sedang di jalan tol, kecepatan mobil sudah ada aturannya. Dan siapa pun yang melanggar pasti akan terekam dengan CC kamera dan akan menanggung pembayaran atas pelanngarannya tersebut pada saat bayar pajak. Pengalaman seperti ini juga terlihat di eropah, seperti Belanda, Prancis, Belgia dan jerman. Sehingga, kalau kebetulan kita memakai jasa taksi, karena alasan ingin cepat-cepat ke bandara, seorang sopir taksi pasti tidak akan memenuhi permintaan sang penumpang. Dia tidak boleh "balapan" di jalan tol melebihi kecepatan normal yang sudah distandarisasi. Tentu berbeda dengan kita, seseorang bisa melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol, layaknya sedang balapan di Sentul, Bogor. Bagaimana dengan kita? Semoga kita bisa lebih civilized. Amin. Wa Allah a'lam.

Selasa, 27 November 2012

Vancouver

Setelah acara exposure visit kedua selesai di Coady International Institute, Antigonish, Halifax, kami menuju Toronto lagi dengan Air Canada. Dari Toronto ke Vancouver, tidak langsung ke Hong Kong. Saya juga berpikir mengapa pesawat tidak langsung ke Hong Kong, tapi singgah dulu selama empat jam di Vancouver. Suatu perjalanan yang cukup melelahkan karena jarak tempuh Vancouver ke Hong Kong sekitar 14 jam. Saya kira ini menjadi menarik, sekaligus untuk mengetes kekuatan fisik. Sepanjang perjalanan terutama ketika menunggu penerbangan lanjutan dari Vancouver ke Hong Kong, kami bertemu dengan beberapa penumpang lainnya. Salah satu penumpang yang kami sempat berbincang adalah Ibu Shinta Nola dengan suaminya yang mantan dosen ITB (sudah pensiun). Sang suami memperkenalkan diri sebagai dosen ITB yang membidangi elektro-arus pendek. Bu Shinta bercerita tentang suka-duka sebagai warga negara Canada yang terkenal berpajak tinggi, disiplin tinggi, negara menjamin hidup bagi warganya yang kurang beruntung dari segi ekonomi, dst. Orang Canada hanya mau mengakui dokter lulusan mereka. Kalau perawat sangat wel come dengan dunia luar. Siapa saja boleh melamar sebagai perawat berdasarkan dengan kompetensi yang dimilikinya. Orang Canada terkenal dengan hidup bersih. Sampai-sampai kalau kebetulan masuk hotel berbintang, tempat sampahnya sampai berjejer tiga. Ada tempat sampah untuk sampah basah, ada juga untuk sampah kering. Dan yang satunya lagi untuk sampah dari kertas. Orang-orang Canada juga terkenal dengan pelayanannya yang cukup tinggi. Sebab, kurikulum sejak dini sudah mengajarkan pentingnya memberi pelayanan kepada siapa saja. Sehingga mereka sampai pada tingkat perguruan tinggi pun sangat menjunjung tinggi prinsip pelayanan. Hal ini berkesesuian dengan temuan kami selama kunungan di Guelph University, dan COADY International Institute mengenai research shop dan Service Learning. Bahwa pada kedua perguruan tinggi memang sejak mahasiswa baru menginjakkan kaki di bangku kuliah mereka sudah diajarkan pentingnya pelayanan kepada masyarakat umum. Masa depan profesi mereka dan karier mereka hanya tergantung kepada tingkat pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat. Hal yang menarik lainnya juga bahwa mahasiswa terjun langsung kepada masyarakat untuk menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan seperti kemiskinan, broken-home, semuanya sebagai volunteer. Gratis. Sungguh menarik kan, di tengah kehidupan modern dan sangat individualistik itu masih ada ruang untuk "berbagi" dengan sesama secara tulus. Lalu, bagaimana dengan mahasiswa dan kurikulum kita> Wa Allah a'lam.

Sabtu, 24 November 2012

Muslim Amerika

Di Toronto, saya sempat mengunjungi dua toko buku utama. Ada beberapa buku yang saya beli sebagian harga normal dan ada juga yang harga miring alias obral.Salah satu buku yang menarik perhatian adalah karya Dr. M. Zuhdi Jasser dengan judul: A Battle for the Soul of Islam an American Muslim Patriot's Fight to save His Faith, 2012. Buku ini menggambarkan perjuangan muslim Amerika terutama setelah peristiwa 11 september. Ketika Islam dikait kaitkan dengan terorisme. Pada bagian akhir buku ini, Dr Jasser menulis satu chapter khusus pandangan beliau yang sesungguhnya nasehat buat puteranya. Seperti pandangan beliau tentang siapa tokoh Osama ibn Laden. Dengan tegas dikatakannya bahwa seorang teroris bukanlah seorang muslim. Osama ibn Laden, he's not a muslim. But that is between him and God. What I do know and have explained to you is that he was very bad that he sent men to kill our fellow americans on september 11, 2001. Mengenai Osama Ibn Laden ada pandangan lain yang pernah dikemukakan oleh Ust Nursyamsi Ali, Imam Masjid Islamic Center Amrik. Ia membangun pandangan yang berbeda. Dan mencoba meyakinkan orang Amrik yang selama ini terkenal kritis dan nalar. Bahwa bagaimana ceritanya orang Amrik langsung percaya bahwa pengeboman WTC dan Pentagon adalah Osama Ibn Laden. Apakah sudah ada fakta fakta yang cukup meyakinkan akan hal ini? Mestinya kita menunggu investigasi faktanya, pilotnya siapa, dst. Terlepas dari itu semua, buku Jasser ini sangat menarik untuk dikaji. Sebab, selama ini kalau kita bicara Islam selalu kiblatnya Timur Tengah. Atau ada orang membanggakan Muslim Brunei yang sangat sedikit itu dengan ciri khas praktek keagamaan yang cenderung tidak plural, kehidupan yang datar datar saja. Kehidupan keberagamaan yang dipimpin oleh seorang raja. Konon, di Brunei pahama keagamaan Islam juga hanya ahlussunnah wal jama'ah. Paham keislaman lainnya tidak bisa tumbuh, bahkan dilarang oleh pemerintah. Sudah bisa ditebak, gairah dan pertumbuhan intelektualisme Islam di Brunei Darussalam tidak bisa diharapkan. Apalagi kebangkitan Islam pasti lebih jauh lagi. Padahal, di benua Amrik sana ada ribuan mesjid dan ada sekian juta umat Islam yang sedang bergelut dengan keimanan dan kemoderenan di sana. Suatu upaya dan pencarian serta peneguhan identitas yang tidak sederhana. Bagaimana cara menerima keamerikaan dan tetap mempertahankan prinsip prinsip dasar keimanan keislaman mereka. Suatu tanjakan dan ujian keimanan yang complicated.

Jumat, 23 November 2012

Rindu Azan

Kota Canada adalah surga bagi para pelancong. Kota Canada bersih, penduduknya plural dan ramah-ramah. Tapi ada hal yang kurang terutama masyarakat muslim. Sebab, pada jam-jam tertentu kita mendengarkan azan di masjid-masjid besar atau kecil. Di Canada, hampir kita tidak mendapatkannya kecuali tempat-tempat tertentu. Meskipun di tengah keramaian kota dan hiruk-pikuknya, kita masih biasa melihat salah seorang pengunjung yang memakai jilbab. Alhamdulillah masih ada yang muslim, kata seorang kawan. Ketika kami di COADY Institute, di lantai empat, sebelah ruang rapat kami dengan pihak COADY ada ruang "sembahyang". Ruang ini berukuran sekitar 3x6 meter. Paa dindingnya ada lukisan panjang yang menggambarkan simbol-simbol agama-agama. Ada Islam, Kristen, Katolik, Tao, Budhdha, Hindu, dll. Pokoknya ruang tersebut bisa ditempati bermeditasi, sembahyang, atau apapun namanya untuk "menyembah" Tuhan yang Maha Kuasa.Di jendela sebelah kanan ada sederet kitab suci agama-agama besar dunia, The Holy Qur'an terjemahan Abdullah Yusuf Ali, ada Bibble, Puisi Jalaluddin Rumi, ada buku tentang tata cara bermeditasi ala Tao, dll. Saya tidak habis pikir bagaimana hebatnya saudara-saudara kita sesama muslim yang hidup di Amerika dan Canada serta sejumlah negara eropah lainnya. Mereka berbaur dengan masyarakat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat tempat lahirnya Islam.Bagaimana mereka menjadi muslim yang baik dan menjadi warga negara Amerika yang baik. Keislaman dan ke-Amerikaan menyatu? Sebab, ecara umum, budaya barat terutama yang bersentuhan langsung dengan kehidupan keseharian ada yang sangat kontras dengan tradisi keagamaan yang selama ini kita praktekkan. Budaya barat sangat akrab dengan dansa, minum bir, pakaian yang tipis, dan ciuman. Berdansa dapat memperakrab persahabatan. Sedang kita menganggap berdansa itu adalah sesuatu yang haram. Karena selama ini kita hanya disodori dengan "marawis". Minum bir apalagi, pasti haram karena mengandung khamar. Ayatnya jelas. Pakaian tipis apalagi. Ciuman dengan bukan mahram sangatlah haram. Seang di barat ini ciuman pipi hanyalah ibarat jabat tangan bagi kita. Kita perlu fiqih al-mu'ashirah yang lebih fleksibel dengan budaya barat. Atau kita harus kontras dan berusaha "memaksakan" budaya kita berbenturan dengan budaya barat. Kesulitan yang sama ketika ajaran Islam bersentuhan dengan komunitas baru seperti suku Dani Papua. Ada dosen STAIN Al-Fatah Jayapura yang meneliti komunitas muslim Dani. Bahwa suku Dani itu dekat dengan sekali dengan--mohon ma'af--babi. Identitas suku Dani adalah babi. lalu, bagaimana caranya untuk meyakinkian suku dani yang sudah bergama Islam bahwa babi itu haram menurut ajaran Islam. Ini sedang proses dialog dan persuasif dengan mereka. Pelan-pelan ada upaya untuk meyakinkan mereka bahwa suasana cuaca suku Dani yang dingin itu lebih cocok dengan domba. Proses penggantian dari babi ke domba tentu membutuhkan waktu dan stategi tertentu. Identitas kesukuan dan ajaran Islam harus terjadi intersesi, bukan "benturan". Benturan antara ajaran Islam yang sakral dan identitas kesukuan Dani yang profan mestinya dihindari. Benturan antara keduanya hanya akan menyisakan "luka-budaya". Dan pasti kontra-produktif. Wa Allah a'lam.

Sisi Lain Canada-1

Kota Toronto, Canada sebagaimana dikenal lewat film-film Hollywoodnya memang indah. Dan yang sangat menarik tentu selain warganya yang ramah, dan gadis-gadisnya yang jelita adalah negeri ini sangat bersih. Bayangkan saja pada hampir setiap hotel terkenal yang kita masuki, pasti kita akan melihat tempat sampah ada tiga berjejeran. Ada tempat sampah untuk sampah basah, sampah kering, dan kertas. Semuanya dibedakan. Tentu sangat berbeda dengan pengalaman kita di negara-negara berkembang. Disamping sampah menjadi persoalan keseharian yang tidak kunjung selesai, juga pemandangan pinggir-pinggir jalan yang berseliweran dengan sampah-sampahnya. Masyarakat Canada sangat sadar dan peduli akan pentingnya kebersihan. Kalau kita mengikuti acara atau meeting di kampus, lalu acara istirahat--ISHOMA--maka komunitas terbatas ini akan mengantarkan gelas-gelas dan piring bekasnya tadi untuk membersihkan sendiri sisa-sia makanan, kemudian meletakkannya di tempat cucian. Meja- dan kursi tertata rapi. Meja rapat yang juga bekas tempat rapat, meskipun di tempati makan, semua peserta rapat akan senantiasa menjaga kebersihan meja rapat tersebut. Sungai-sungai kecil yang mengalir di tengah kota mengalirkan air bersih, jernih. Ini tentu pemandangan yang sangat kontras dengan ibu kota Jakarta yang sedang "bersih-bersih" di bawah nakhoda pak Jokowi. Saya sangat terkesan dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan yang luar biasa ini. Toilet di bandara, di hotel, di perpustakaan yang ddidirikan oleh masyarakat juga semuanya pada bersih. Di perpustakaan masyarakat yang sempat kami datangi di Antogonish, Halifax,juga sangat tertata rapi. Para pengunjung perpustakaan "berbisik-bisik", kalaupun terpaksa mereka bercakap-cakap. Ini juga sangat kontras dengan pemandangan di negeri kita yang perpustakaan mirip-mirip saja pasar. Kita dengan leluasa dapat berbincang-bincangan "ngalor-ngidul" dengan teman kuliah. Walaupun kita tahu bahwa ada orang di sekitar kita sedang serius membaca dan menelaah sejumlah buku, atau mereka sedang mengakses sejumlah informasi yang mereka butuhkan via internet. Di Perpustakaan Masyarakat di Antogonish yang kami lihat itu juga menyiapkan buku-buku novel dalam jumlah yang sangat banyak. Saya tanya Elizabeth salah seorang staf perpus yang memandu kami. Jawabnya, ini adalah juga permintaan masyarakat. Rupanya msyarakat harus dekat dan familiar dengan novel-novel. Ada sekitar 15 ribu koleksi buku yang dimiliki perpustakaan masyarakat ini yang masih ada hubungannya dengan COADY International Institute, Antigonish. Novel dapat meningkatkan daya baca masyarakat. Novel juga akan mengajak pembacanya untuk mengerti seluk-beluk kehidupan. Novel juga akan mengajarkan kepada kita berbagai karakter yang sedang terjadi di dalam masyarakat. Ada buku novel untuk anak-anak, untuk remaja, dan dewasa. Saya lihat, hampir semua novel yang beredar di masyarakat dunia ada di sini. Juga pada semua level, dan pada semua bidang. Mulai kita masuk di ruang depan, sampai ruang belakang, rak-rak buku yang tertata rapi itu "disesaki" dengan buku novel. Hal yang menarik lainnya adalah fasilitas internet. Hampir di semua tempat, dan hotel yang kami tempati meniapkan fasilitas internet yang gratis kepada penghuni hotel. Demikian pula halnya kalau kita berkunjung ke perpustakaan, kita akan segera dan waktu cepat dapat memanfaatkan fasilitas internet perpustakaan tersebut. Ini artinya, masyarakat Canada dan pemerintahnya sudah sangat melek intenret, dan mereka sangat sadar akan kebutuhan informasi masyarakatnya. Ini juga sangat kontras dengan kampus-kampus di negeri kita. Halmana internet masih merupakan sesuatu yang "lux", mewah. Dan hanya orang-rang tertentu yang dapat mengaksesnya. Kita masih ingat peristiwa beberapa tahun lalu, Ketua Komisi VIII dan rombongan ketika mereka kunker (kunjungan kerja) ke Australia. Ketika mendapatkan pertanyaan dari salah seorang mahasiswa Indonesia mengenai website DPR RI komisi VIII, maka sang ketua komisi menjawab seingatnya dan sekenanya. Ketika mahasiswa mengakses website yang baru saja disebutkannya ternyata mereka tidak bisa menggunakan situs tersbut. Kontan saja mahasiswa protes. Dan ternyata website yang disebutkan itu tidak benar. Jawabnya juga seingat dan sekenanya. Memalukan kan? Ornag-orang terhormat kita tidak familiar dengan dunia internet. bagaimana mungkin kita mengharapkan akan lahir regulasi yang cerdas dan futuris kalau demikian halnya. Semoga kita segera dapat keluar dari masyarakat yang kurang informasi menjadi masyarakat yang sadar dan melek akan informasi. Semoga pemimpin dan walikota kita akan terus berbenah diri untuk menciptakan kota-kota bersih dalam arti sesungguhnya. Memang sih, selalu ada piala adipura, tapi kota kita belum bersih dan sebersih kota Canada. Semoga. Wa Allah a'lam.

Rabu, 21 November 2012

Sisi Lain Canada

Beberapa hal yang menarik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di canada, antara lain: 1. Sangat memuliakan harkat dan martabat perempuan, 2. Memosisikan anak pada posisi yang sangat tinggi,sehingga orang tua harus menahan diri kalau mau memukul anaknya, 3. Memanjakan binatang peliharaan, sehingga terkadang biaya anjingnya lebih mahal daripada ongkos keseharian anaknya, 4. Pajak yang tinggi. Hati-hati kalau belanja barang karena pasti lebih mahal daripada yangtertulis pada labelnya, 5. Sangat menghormati pejalan kaki, bahkan terkadang terkesan memanjakan mereka. Orang Canada lebih senang berjalan kaki, dan cepat, 6. Kita tidak pernah melihat pemandangan anak jalanan dan peminta minta di sudut jalan atau di perempatan lampu merah. Konon, pengangguran hanya sedikit, 7. Posisi perguruan tinggi sangat strategis dalam berkolaborasi dengan pemerintah, dan 7. Masyarakatnya ramah dan santun. Cara bicaranya tertata, kalimat-kalimatnya teratur, tertawanya juga terkontrol. Dan ada kawan yang nyeletuk, gadis-gadis Canada juga relatif cantik-cantik. Posisi perempuan tadi sangat tinggi sehingga seorang suami yang mau menceraikan isterinya harus berpikir seribu kali. Sebab, perceraian akan membuat sang suami bangkrut. Demikian pula halnya dengan hak hak asasi anak sangat dijunjung tinggi. Seorang kawan bercerita tentang pengalaman pribadinya ketika hendak melepaskan pikulan sabuk kepada puterinya. Maklum si kecil masih mau main dengan kawan kawannya sementara sudah malam. Melihat pemandangan demikian, teman puteri kecilnya itu berteriak: "ini Canada"!. Maksudnya perbuatan demikian itu tidak layak bagi orang Canada. Demikian pula halnya, kalau terjadi perbedaan pendapat antara orang tua dengan putra putrinya. Ketika orang tua hendak memaksakan kehendaknya, maka pada puncak perdebatan tersebut seorang ank akan berkata: ini Canada, Mam!. Demikian seterusnya. Saya membayangkan bagimana posisi hukum keluarga dalam Islam? Yang masih membolehkan memukul anak sepanjang tidak sampai melukai dan dalam rangka mendidik dan mendisiplinkan mereka. Pada posisi ini kita harus berpikir mendalam. Sebab, saya ada kesan, sepanjang pembicaraan saya dengan kawan tersebut bahwa tradisi atau agama sekalipun yang membolehkan pemukulan terhadap anak sesungguhnya perlu reinterpretasi.Tentu ada sesuatu yang hilang. Pandangan seperti ini tentu ada dasar pijakannya. Sebab, Nabi shalla Allah 'alaih wa salama sangat menyayangi anak anak, dan memuliakan cucu cucunya. Hasan Husein terkadang menaiki punggung Nabi ketika beliau sedang shalat. Dan Nabi membiarkannya dan terkadang berlama lama bersujud untuk memberi kesempatan cucunya tersebut menikmati tunggangan punggung Nabi. Ini luar biasa dan sangat kontras dengan seorang petugas masjid yang biasa mengusir anak anak keluar masjid lantaran mereka berlarian di ruang masjid terutama pada saat bulan ramadhan untuk shalat tarawih. Tentu perlu permenungan yang mendalam tentang hak orang tua dan batas batasnya dalam pendisiplinan anak. Akhir akhir ini, Prof. Amy Chua, dosen Harvard univerity menuliasbu buku tentang cara beliau sangat keras dalam mendisiplinkan dua puterinya. Dan ternyata sangat sukses. Saya melihat kisah nyata Amy Chua ini merupakan antitesa terhadap cqra mendidik orang tua Amerika yang sangat memanjakan anak. Ia lebih memilih untuk tetap menerapkan nilai-nilai China dan asianya. Bahwa seorang anak harus menghormati orang tuanya setinggi langit. Lalu pilihan Anda? Apakah mendidik anak dengan gaya Amrik atau cara China? Pilihan harus tepat. Wa Allah a'lam

Minggu, 18 November 2012

Imam Bonjol

Pada tanggal 11 Nopember 2012, saya berkesempatan untuk berziarah ke makam Imam Bonjol di desa Lota, Pineleng, Minahasa. Saya tidak pernah membayangkan bagaimana Imam Bonjol yang namanya dikenang sebagai salah seorang pahlawan nasional itu diasingkan Belanda di sebuah desa terpencil. Saya berpikir betapa sulitnya Imam Bonjol menjalani kehidupan kesehariannya di pengasingan tersebut. Saya tanya masyarakat setempat, berapa umat Islam di desa ini? Sekitar 37 orang, jawabnya Bu Ainun dan Pak Nurdin, penjaga makam Imam Bonjol. Bu Ainun mengaku sebagai keturunan keempat penjaga makam Imam Bonjol. saya tidak pernah habis pikir, mengapa penjajah Belanda "membuang" Imam Bonjol ke Minahasa. Daerah terpencil, juga di tengah komunitas yang bukan muslim. Ada yang mencoba berpendapat bahwa hal itu dimaksudkan untuk menjauhkan Imam Bonjol dari komunitasnya di Sumatera Barat. Ada juga yang berargumen bahwa agar Imam Bonjol dapat tertarik kepada perempuan Minahasa yang terkenal "cantik-cantik". agar beliau dapat bergeser dari keyakinan dan tekadnya selama ini yang memusuhi Belanda. Wa Allah a'lam

Toronto

Kami dari Diktis Kemenag RI mendampingi Tim Exposure Visit II ke Guelph Toronto, Canada. LAPORAN EXPOSURE VISIT II DARI GUELPH TORONTO Persiapan ke Toronto Sehari sebelum keberangkatan ke Toronto, kami sempat menginap di Hotel Sofyan ( Cut Meutia). Semua peserta hadir mendengarkan penjelasan beberapa nara sumber, di antara Dr Tim, Ibu Mary (dari Tim CIDA yang bekerja pada SILE), Prof. Hamdan Juhannis, dan Dr Ahmad Muzakki. Hal-hal yang menjadi concern pada pre-departure itu, antara lain: (a) substansi keberangkatan para peserta ini adalah untuk merambah kerja sama untuk Community Outreach dengan Guelph University dan dua universitas lainnya; (b) mempelajari service learning dari Guelph University; (c) hal-hal teknis yang harus dipersiapkan oleh peserta, mulai dari kostum yang harus dipakai pada acara pertemuan resmi dengan petinggi universitas, pakaian untuk menaklukkan cuaca dingin Canada, “makanan ringan” (kue-kue) untuk persiapan penyesuaian kuliner Canada; (d) diselingi dengan diskusi singkat antara para peserta dengan nara sumber; (e) karena acara selesai pada pukul 17.00, sehingga masih ada waktu untuk mencari perlengkapan keberangkatan seperti kaos tangan untuk menghadapi cuaca dingin Toronto, “colokan” untuk charger lap top atau keperluan lainnya. Pagi harinya, sabtu, 17 nopember 2012, para peserta berangkat ke bandara Cengkareng jam 5.00 shubuh, dan sekitar 25 mnit sudah tiba di Cengkareng. Mas Rizki (staf Subdit Kelembagaan, Diktis) sudah menunggu di sana. Kami langsung menuju tempat check-in di Cathay Pasific. Setlah semuanya ready, kami keluar sebentar untuk sarapan pagi dengan semua rombongan ditemani Mas Riski dan Mbak Efin. Kami menikmati sarapan pagi tersebut, kemudian berangkat ke terminal D-2. Tidak lama kemudian kami berangkat menuju ke Hong Kong. Tiba di Toronto Tanggal 17 Nopember 2012, kami dengan pesawat Cathay Pacific tiba di Bandara Internasional Pearson Toronto. Dari Bandara Cengkareng pesawat Cathay Pacific yang membawa kami transit di Bandara Hong Kong sekitar dua jam. Sambil menunggu keberangkatan ke Toronto, kami mencari ruang shalat di Bandara Hong Kong. Rupanya di Bandara Hong Kong ada juga Prayer Room—semacam mushalla. Ada tempat wudhunya di bagian sudut. Kami ( Prof. Sattu Alang, Dr Muhammad Zain, dan Dr Nasir Siola) melakasanakan shalat berjama’ah. Sebelumnya K.H. Zainuddin MZ dan Dr Rasyidin telah melaksanakan shalat duluan. Dr Norman Said yang menginfokan kami bahwa ada mushalla persis gate 43 tempat kami transit. Di Bandara Hong Kong yang luas itu, terdapat banyak sekali stand dan etalase yang menjual pruduk-produk terkemuka seperti pakaian, alat elektronik, cosmetic, café, book store serta fasilitas telekomunikasi seperti internet. Pak Norman Said bahkan sempat mengecek tugas-tugas mahasiswanya dengan menggunakan fasilitas internet menggunakan computer yang tersedia di Bandara. Kemegahan Bandara Hongkong didukung oleh pajangan berbagai produk komersial yang menggoda naluri belanja. Hanya kami tidak bisa berbelanja karena belum menukarkan uang kami dengan mata uang Hong Kong. Termasuk tidak bisa membeli air minum, untungnya di Bandara ada tersedia air minum yang free untuk siapa yang meminumnya. Kalau air kemasan yang dijual mereknya macam-macam diantaranya ada merek Evian yang juga banyak ditemukan Bandara Cengkareng Jakarta. Tidak lama kemudian, kami bertolak ke Toronto dengan Cathay Pacific dengan seri pesawat yang lebih besar. Bayangan kami tentu harus dengan pesawat berbadan besar karena perjalanan dari Hong Kong ke Toronto, Canada ditempuh dengan jarak sekitar 12.500 km dengan perjalanan sekitar 14 sampai 15 jam. Kami dengan teratur naik pesawat.Di atas pesawat, kami dalam di ruang yang sama, hanya terpisah, tidak sederet sebagaimana perjalanan dari Cengkareng ke Hong Kong. Sepanjang perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan itu, kami tidak banyak saling menyapa karena terpisah tempat duduk antara satu dengan lainnya. Kondisi itu dimanfaatkan dengan memberanikan diri bersosialisasi dengan penumpang lain dengan menggunakan bahasa Inggris pas-pasan sambil diselingi bahasa “Tarzan” jika sulit mengungkapkannya dalam bahasa Inggris. Kesempatan menyapa kawan-kawan partisipan exposure visit dilakukan saat menunggu antri menggunakan toilet. Begitu menginjakkan kaki di Toronto, kami disambut cuaca dingin yang menusuk sampai ke tulang. Memang cuaca di Toronto sangat jauh berbeda dari cuaca di Indonesia yang panas seperti di Jakarta, Makassar dan Surabaya. Cuaca di Toronto, pada siang harinya 7 C derajat dan pada malam harinya -2 C. Hanya saja karena angin relatif normal, maka cuaca dingin masih teratasi. Dari Bandara Pearson Toronto, kami sudah ditunggu perusahaan pengangkutan Red Car Service yang mengantar kami ke Delta Guelph Hotel yang berjarak sekitar 100 km dari Bandara Pearson. Kondisi Hotel sangat nyaman, apalagi setiap orang mendapat satu kamar biar lebih leluasa. Meski sudah lelah dalam perjalanan, kami tidak langsung tidur karena harus mengisi “kampong tengah” alias perut. Maka jalan keluarnya adalah memanfaatkan mie yang sudah dibawa dari Indonesia. Perbedaan waktu 11 jam dengan di Indonesia membuat kami tidak mengantuk karena sesungguhnya di Indonesia masih pagi. Jelasnya kami mengalami jetlag alias susah tidur karena perbedaan waktu. Tapi kami beruntung karena dalam tim ada Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Dr. Rasyidin, yang sudah mempersiapkan pil yang ternyata berhasil mengatasi persoalan susah tidur. Lebih beruntung lagi karena dalam tim ada Prof. Sattu Alang sebagai “Kepala Bagian” logistik --yang mempersiapkan segala sesuatunya perbekalan dan makan malam. Sebab, ternyata pihak hotel belum menyiapkan makan malam pertama. Lebih bersyukur lagi hampir semua peserta membawa “perbekalan” masing-masing berupa kue-kue, abon-abon, ikan teri kering, pop mie, dll. Hari Ahad 18 Nopember, kami punya waktu free untuk jalan-jalan sambil mencari keperluan sehari-hari seperti calling-card sekaligus melihat-lihat suasana Toronto. Syukur Alhamdulillah, semua peserta exsposure visit II segar setelah menempuh perjalanan panjang, dan kini siap untuk menjalani hari-hari berikutnya dengan berbagai kegiatan yang sudah diagendakan oleh SILE Project dan WUSC. Salam dari Toronto.

Kabar dari Toronto

Tanggal 17 Nopember 2012, kami mendampingi sejumlah pejabat dan dosen UIN Alauddin Makassar dan IAIN Sunan Ampel Surabaya ke Torornto, Canada dalam rangka program Expusure Visit II, kerjama Kemenag RI (Subdit Kelembagaan Diktis) dengan SILE. Ada Dr Nurman Said, Prof. Sattu Alang, Dr. Muliaty, Dr. Zainuddin MZ, Prof. Abdul Haris, Dr Nasir Siola, dan Dr Rasyidin. Perjalanan sungguh asyik dan menarik. Ada predeparture di hotel Sofyan Betawi dengan nara sumber Dr Tim, Dr Mary (perwakilan SILE), Prof. Hamdan Juhannis, Dr. Zaky, dan Dr. Mastuki. Ada banyak hal yang diungkap, antara lain: substansi program SILE, kemungkinan memperbincangkan MoU antar universitas untuk pengembangan model pengabdian masyrakat yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat, kiat "menaklukkan" cuaca dingin Toronto, dan hal-hal lain yang mungkin terjadi. Asyik karena banyak hal-hal lucu yang ditemukan dan terjadi sepanjang perjalanan. Seperti ketika mau shalat dzuhur dan ashar di bandara Hong Kong yang ternyata ada prayer room yang dilengkapi dengan tempat wudhu. Saya tidak pernah terbayang bahwa di Hong Kong ada juga mushalla. Ada juga peserta yang "terheran-heran" dengan perlakuan pihak migrasi sejak di bandara Cengkareng sampai Hong Kong yang "mempreteli" semua jaket, dompet, sepatu, dan sabuk yang sedang dipakai. Di atas pesawat, ada peserta yang berkomunikasi dengan bahasa isyarat karena "keterbatasan" kosa kata dalam berkomunikasi bahasa Inggeris dengan teman duduknya di pesawat. Tapi komunikasi berjalan lancar. Menarik karena rata-rata peserta belum memiliki pengalaman di Toronto, kecuali pak Nurman Said yang memang magisternya di McGill Canada. Setiba di Toronto, kami masuk lagi di pemeriksaan migrasi Toronto. Kami melewati petugas satu per satu. Mulus. Hanya ada pertanyaan singkat dan standar dari petugas. Seperti: dari mana asalnya? ada keperluan apa selama di Toronto? dst. Dari perjalanan yang cukup melelahkan itu sekitar 18 jam ( 4 jam dari cengkareng ke Hong Kong, dan 14 jam dari Hong Kong ke Toronto) kami langsung ke Delta Hotel Guelph sesuai dengan arahan pak Dr Tim ketika kami di Jakarta. Tidak ada kendala yang berarti yang kami hadapi. Pak Nurman Said mengontak pihak Guelph dan ketika sudah konfirmasi, kami naik red Car Rental. Perjalanan berjalan lancar, dan kami tiba di Delta Hotel, lengkap dengan seorang resepsionis menyerahkan kamar kami satu per satu. Alhamdulillah, kami tiba dengan selamat dan dalam keadaan sehat wal'afiyat. Kami membuka perbekalan setiba di kamar hotel. Salam dari Toronto. Semoga program ini sukses dan dapat memberi manfaat bagi pengembangan model pengbadian pada masyarakat yang sudah barang tentu berbeda dengan kuliah kerja nyata yang selama ini kita praktekkan di tanah air. Wa Allah a'lam.

Rabu, 14 November 2012

Rhoma Irama

Rhoma Irama kembali menjadi perhatian publik. Secara mengejutkan si raja dangdut ini mendeklarasikan diri sebagai salah satu calon presiden alternatif. Beliau beragumen bahwa untuk maju menjadi calon presiden bukanlah dilatari oleh ambisi pribadinya tapi lebih kepada panghilan hati nurani dan tekad untuk mengubah pemerintahan yng dinilainya sidah jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Bang Rhoma menyadari bahwa tugas presiden adalah tugas mulia tqpi berat. Tentu pencalonan Bang Haji Rhoma ini mendapat komentar dari banyak kalangan. Sebagian yang pksitif, tapi tidak sedikit yang negatif bahkan bernada miring. Ruhut Sitompul, politisi demokrat berkomentar sinis, bahwa untuk jadi calon presiden, bang Rhoma mestinya mengukur kompetensi dan kemampuan dirinya. Rido Rhoma putera Bang Haji berkomentar, kasihan sama ayah kalau mengemban tugas sebagai presiden. Sebab menjadi seorang presiden memang berat. Saya hanya teringat ketika Amerika mengalami krisis kepemimpinan. Ronald Reagen si bintang film mencalonkan diri, dqn ikut bursa pemilihan presiden.Dan ternyata beliau menang. Saya tidak bisa membayangkan kalau Bang haji betul-betul mencalonkan diri. Akankah Indonesia bernyanyi? Indonesia berjoget? Indoneska berdangdut ria? Wa allah a'lam

Dr S.H. Sarundajang

Doktor Sinyo Harry Sarundajang adalah gubernur Sulawesi Utara. Sebelumnya beliau adalah menjabat sebagai Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri. Beliau juga pernah menjqbqt sebagai gubernur Maluku dan Maluku Utara. Beliau dipandang sebagai gubernur yang sangat sukses menyelesaikan konflik Ambon. Beliau disegani karena sukses menerapkan kepemimpinan yang majemuk. Sekarang beliau memimpin Sulawesi Utara. kampung halamannya. Terlihat kota Manado yang asri dan damai. Masyarakatnya yang majemuk hidup tenteram. Manado sering dan bahkan setiap harinya mendapatkan kunjungan turis manca negara. Manado juga terlihat asri dan tertata baik. Ini cerminan pemerintahan yang baik, berwibawa dan mengayomi. Tanggal 11 s.d 12 nopember 2012 para rektor Uin, Iain dan Ketua Stain mendapatkan kesempatan untuk silaturahim dan berkunjung ke kediaman pak Sarundayang di Minahasa. Jalan ke sana cukup berkelok dengan jarak tempuh sekitar 2 jam dari pusat kota Manado. setiba di kediaman beliau, rombongan langsung disambut dengan rumah kediaman yang berhalaman sangat luas. Ada patung kuda di halaman yang luas itu. Kami dan rombongan langsung disuguhi buah-buahan. Ada buah manggis, lengkeng, durian, dan rambutan. Aya menyelinap masuk keruang belakang yang dari ruang tamu sudah tampak sebuah perpustakan pribadi yang memiliki 15.000 judul buku, dan sekitar 24.000 buku. Pemandangan buku yang melimpah itu menarik perhatian kami. Para tamu lainnya kemudian masuk perpustakaan. Perpustakaan Dr Sarundayang tersebut memiliki koleksi dari berbagai cabang ilmu. Ada biohrafi tokoh-tokoh besar dunia seperti Barack Obama. Bill Clinton. Hillary Clinton, Nelson Mandela, Albert Einstein, J. Nehru, George Bush, bintang film, sastrawan, musisi, tokoh-tokoh heroik, dll. Ada juga buku-buku politik, admknkstrasi pemerintahan, hukum, al.Quran, Hadis, atlas. ada juga sejumlah bukj te.tang agama kristen dan katolik, agama Budhdha. Ada juga sederet buku karya Dr Sarundayang sendiri. Ada juga foto dan sejumlah penghargaan beliau dipajang di sekitar belajar beliau. pokoknya perpustakaan ini relatif memiliki koleksi buku yang memadai. Kebanyakan buku berbahasa Inggris. Saya sangat salut kepada pak Gubernur yang satu ini.

Ahok

Beberapa hari ini media melansir "kata-kata Ahok yang menohok". Ahok wakil Gubernur DKI Jakarta dalam beberapa rapat koordinasi yang digelarnya dengan Dinas Pekerjaan Umum dan dinas-dinas lainnya. Ahok menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan harapannya. seperti seorang notulen yang menulis tangan dengan secarik kertas hasil rapat, padahal di depannya ada lap top yang nganggur. Ada lagi persoalan proyek yang harus dipangkas 25%. ada juga sekolah yang telah mendapatkan bantuan yang cukup signifikan tapi tetap saja pembayaran murid dan siswanya melambung. Ini tidak logis kata Ahok. Ahok pun menegur langsung bawahannya itu. Bahkan biasa mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas diucapkan oleh seorang pimpinan. Seperti akan memecat bawahannya tidak mau ikut gaya kepemimpinan dan kebijakannya. Hal ini sesungguhnya kurang laik bagi seorang pejabat publik. Mestinya Ahok segera mengubah gaya komunikasinya. Style dan gaya komunikasi Ahok keluar dari pakem seorang pejabat publik. mungkin saja Ahok tidak sensitif akan pentingnya psikologi sosial. Atau bisa juga sebaliknya bahwa sudah sangat bobrok birokrasi DKI Jakarta sehingga membituhkan pemimpin yang kuat dan kalau perlu gaya buldozer. Dari dulu, DKI Jakarta sangat birokratis sehingga penanganan masalah-masalah krusial. tidak cepat terselesaikan. Kemacetan, sungai Ciliwung, semberawutnya penataan kota, sampah, banjir, dan lain-lain. Gaya kepemimpinan yang sangat birokratis tentu sangat menghambat untuk mengurai persoalan krusial DKI Jakarta. Kita berharap kepemimpinan yang kuat sekaligus santun. Ada kesan dalam video Ahok melabrak tanpa tedeng aling-aling. Tentu saja gaya seperti ini tidak disenangi banyak orang. Tapi tentu maksudnya baik agar perubahan sgera terjadi. saya melihat Ahok itu tipe pekerja keras dan mau segera melihat perubahan. Sementara dunia birokrasi sangat lambat dan memiliki habit prosedural. Semoga saja terjadi mutual understanding, dan dapat saling memahami antara satu dengan yang lainnya. wassalam.

Jumat, 09 November 2012

Fenomena Dahlan Iskan

Pada acara International Conference on Islamic Studies ke-12 yang diselenggarakan di IAIN Sunan Ampel Surabaya menampilkan tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, dll. Dahlan Iskan juga diundang baik sebagai jebolan IAIN Sunan Ampel Surabaya cabang Samarinda maupun kapasitas beliau sebagai seorang entrepreneur sukses. Sekitar pukul 17.05, saya mendapatkan tugas untuk menjemput pak dahlan di bandara Juanda Surabaya. Meskipun sudah terkenal bahwa pak Dahlan tidak suka dijemput, apalagi dengan ruang VVIP. Saya selalu mencari tahu bagaimana caranya bisa bertemu pak Dahlan untuk memastikan bahwa beliau betul-betul akan hadir pada acara AICIS. Alhamdulillah, akhirnya kami bisa bertemu dengan beliau dengan Mas Budi. Begitu keluar pesawat garuda, saya lihat ada wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, pak Dahlan berjalan paling depan sambil ngobrol. Saya memperkenalkan diri, bahwa saya ini dari Kementerian agama. Dengan nada tinggi, pak Dahlan berucap: kok dijemput, untuk apa dijemput, siapa yang nyuruh untuk dijemput. Saya tidak kehabisan akal, saya bilang: “Saya hanya ingin mengucapkan: wel come kepada pak Dahlan sambil merangkul beliau. Lha, Surabaya ini kan kampungku. Tidak usah repot-repot untuk menjemput saya. Sambil beliau pamit untuk singgah di rumahnya dulu. Kemudian, menuju hotel Empire tempat acara. Saya masih mengajukan pertanyaan sekali lagi, Tapi Bapak tahu kan tempat acara. Tahu, tahu, jawabnya singkat. Kami mengantar beliau ke mobil Alvard, warna putih. Sambil membuka jendela mobil, pak Dahlan melambaikan tangan sambil berucap, terima kasih ya!!! Pak Dahlan, demikian beliau disapa adalah tokoh yang sangat katchy sekarang ini. Hampir semua media nasional dan lokal meliput sepak terjang pak Dahlan terutama yang terkait dengan “pemerasan” BUMN oleh beberapa oknum DPR. Pada acara AICIS pak Dahlan berkisah tentang pahit getirnya perjalanan hidup beliau. Sebermula beliau hidup di pesantren, tapi pesantrennya hancur oleh kebiadaban Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah itu, beliau merantau ke Samarinda. Merantaulah menjadi titik balik dalam kehidupan Pak Dahlan. Sebab, dengan merantau seseorang terlepas dari beban keluarga, beban social, dan termasuk beban pacar. Kalau saya tidak merantau pastilah saya menikah dengan anak petani juga. Merantau menjadi pesan yang sangat utama dari pak Dahlan. Hampir semua sukses karena berani merantau. Pada orasinya, pak Dahlan menyampaikan pentingnya memetakan komposisi masyarakat Indonesia. Mungkin karena kita terlanjur terlalu banyak mencetak sarjana ilmu-ilmu social sehingga kita terlambat maju. Ke depan, sudah saatnya dipertimbangkan mencetak sarjana teknik. Pak Dahlan juga beberapa kali menyinggung keunggulan Universitas Islam Negeri sebagaimana kesan beliau yang baru saja seminggu berkunjung ke UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Pada sesi pertanyaan, semua calon penanya dipersilahkan naik kepanggung, dan dipersilakan menyampaikan pertanyaan satu per satu. Kemudian pak Dahlan menjawabnya, terkadang dengan jawaban yang panjang. Ada juga pertanyaan yang singkat saja. Ada yang bertanya tentang kesediaan pak Dahlan untuk menjadi pendiri salah satu universitas di Magetan tempat lahir beliau. Tapi pak Dahlan, dengan halus menolak. Alasannya, bahwa untukmengurus pendidikan harus dengan kesabaran dan nilai juang uang tinggi. Sudah terlanjur, hati saya pada wira usaha yang tentu tidak sama dengan habit pendidik. Kalau pengusaha selalu berpikir untuk mencari untung. Sementara pendidik tidak demikian. Ada juga seorang ibu (Rumah Tangga?) yang mengajukan pertanyaan bagaimana pak Dahlan berdisiplin untuk menjaga kesehatannya. Sebab, suaminya masih belum terllau tua sudah kena asam urat. Pak Dahlan menjawab dengan berkisah tentang penyakit yang diidapnya. Seperti ynag kit abaca lewat Koran dan buku yang ditulis beliau tentang tragedi penggantian hati beliau di Cina. Saya berkesempatan menjadi penanya kedua atau ketiga. Saya mengajukan pertanyaan bahwa untuk mmepercepat Indonesia maju, dan merawat generasi muda yang berpikir cerdas dan visioner, maka sesuai dengan pandangan pak Dahlan agar Universitas Islam Negeri menndapat perhatian khusus. Sebagai orang dekat Pak Presiden SBY, tolong pak Dahlan membisik beliau agar memberikan affirmative action terhadap IAIN-IAIN yang sedang proses mengajukan alih-status ke UIN. Di antaranya, IAIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Walisongo Semarang, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, IAIN Medan dan IAIN Palembang. Pak Dahlan dengan semangat menjawabL “setuju”!!! Ada banyak yang dikemukakan pak Dahlan dalam orasinya mengenai membangun semangat entrepreneurship. Beliau yakin bahwa Indonesia sekitar 15 tahun ke depan pasti akan maju atau terpaksa maju. Sebab, ada sekitar 136 juta penduduk Indonesia yang berpikiran maju. Mereka ini adalah generasi maju yang tanpa sentuhan atau intervensi Negara mereka pasti akan maju. Negara yang penting tidak mengganggu mereka, pasti mereka akan survive. Mereka ini bercirikan: (a) tidak taat kepada pemerintah. Karena biasanya orang pintar dan sejahtera sudah sangat tidak tergantung kepada intruksi pemerintah. (b) maunya serba cepat. Sekarang lihatlah transportasi pesawat semakin diminati. Lihatlah Pelni yang terkadang hanya diisi oleh 500-an orang, itupun mereka adalah kelompok pedagang yang sedang membawa barang dagangan yang banyak. (c) ngomongnya vocal dan ceplos. Orang kalau sudah sejahtera, dan sudah independent pasti vocal karena tidak terikat kepada pemerintah. Mereka inilah yang akan memaksa pemerintah menjadi Negara dan bangsa maju. Setelah pak Dahlan selesai berorasi, langsung turun panggung dan menuju lift. Prof A’la (Rektor IAIN Surabaya) dan Prof Dede Rosyada ( Direktur Diktis) menyusul beliau. Tapi pak Dahlan mencegahnya, sambil berucap: tak usah diantar. Tapi kedua beliau ini tetap saja mengikuti pak Dahlan sebagai tanda penghormatan. Dalam lift, saya menggunakan kesempatan agar pak Dahlan mau membubuhkan tanda tangan pada buku yang ditulis Krhisna Pabichara dengan judul: Sepatu Dahlan (2012). Pada sampul dalam buku itu pak Dahlan menulis: Bang M. Zain, Seang bertemu Anda mala mini di Surabaya. Kemudian beliau menulis tanggal, dan membubuhkan tanda tangan di bawahnya. Pak Dahlan, memang pribadi energik, unik, dan nyentrik. Langkah dan sepak terjangnya sering tidak terduga. Jawaban-jawabannya juga demikian, sering mengejutkan. Selamat dan sukses pak Dahlan. Maju terus. Wa Allah a’lam.