Gallery

Selasa, 11 Desember 2012

God Without Religion

Ketika agama sudah tidak memberikan kedamaian dan keselamatan hidup, maka manusia mengalami “kegalauan”. Ada sekelompok kecil orang yang berani membunuh sesamanya umat beragama “atas nama” agama. Bahkan atas nama Tuhan. Ada juga komunitas beragama yang hidup tidak mencerminkan kelompok yang berkeadaban. Demikian seterusnya. Setidaknya ada empat respon umat manusia terhadap tantangan keberagamaan di era modern. Yaitu: (a) menolak keberadaan Tuhan. Ateis. Richard Dawkins dan Sam Harris dapat disebut masuk dalam kelompok ini. Untuk mendukung dan mengkampanyekan pikirannya, Dawkins menulis sejumlah buku dan artikel, antara lain: • The Selfish Gene. Oxford: Oxford University Press. 1976. • The Extended Phenotype. Oxford: Oxford University Press. 1982. • The Blind Watchmaker. New York: W. W. Norton & Company. 1986. • River Out of Eden. New York: Basic Books. 1995. • Climbing Mount Improbable. New York: W. W. Norton & Company. 1996. • Unweaving the Rainbow. Boston: Houghton Mifflin. 1998. • A Devil's Chaplain. Boston: Houghton Mifflin. 2003. • The Ancestor's Tale. Boston: Houghton Mifflin. 2004. • The God Delusion. Boston: Houghton Mifflin. 2006. • The Greatest Show on Earth: The Evidence for Evolution. Free Press (United States), Transworld (United Kingdom andCommonwealth). 2009. • The Magic of Reality: How We Know What's Really True. Free Press (United States), Bantam Press (United Kingdom). 2011. Demikian pula Sam Harris. Harris juga menulis sejumlah buku dan dipublikasikan secara internasional. Buku-buku Sam Harris, antara lain: • The End of Faith: Religion, Terror, and the Future of Reason (2004 • Letter to a Christian Nation (2006). • The Moral Landscape: How Science Can Determine Human Values (2010 • Lying (2011). • Free Will (2012). (b) Ada lagi kelompok yang masih mengakui adanya Tuhan yang Maha Kuasa, namun sudah tidak menganut agama formal, seperti Karen Armstrong dan Sankara Saranam –menulis buku God Without Religion--. Armstrong sudah banyak sekali mempublikasikan buku dan karya akademiknya yang banyak bestseller, antara lain: • Through the Narrow Gate (1982) • The First Christian: Saint Paul's Impact on Christianity (1983) • Beginning the World (1983) • Tongues of Fire: An Anthology of Religious and Poetic Experience (1985) • The Gospel According to Woman: Christianity's Creation of the Sex War in the West (1986) • Holy War: The Crusades and their Impact on Today's World (1988) • Muhammad: A Biography of the Prophet (1991) • The English Mystics of the Fourteenth Century (1991) • The End of Silence: Women and the Priesthood (1993) • A History of God (1993) • Jerusalem: One City, Three Faiths (1996) • In the Beginning: A New Interpretation of Genesis (1996) • Islam: A Short History (2000) • The Battle for God: Fundamentalism in Judaism, Christianity and Islam (2000) • Buddha (2001) • Faith After September 11 (2002) • The Spiral Staircase (2004) • A Short History of Myth (2005) • Muhammad: A Prophet For Our Time (2006) • The Great Transformation: The Beginning of Our Religious Traditions (2006) • The Bible: A Biography (2007) • The Case for God (2009) • Twelve Steps to a Compassionate Life (2010) • A Letter to Pakistan. (c). Ada lagi kelompok yang “menggugat” ajaran agama formal, seperti Irsyad Manji dan Ayaan Hirsi Ali. Keduanya pada mulanya adalah penganut muslim yang taat, tapi belakangan memilih untuk “murtad” dari Islam. Bahkan tidak tanggung-tanggung sampai “menghujat” Islam. Irsyad Manji menulis buku yang sangat controversial, seperti Allah, Liberty, and Love. Oleh Deborah Sorogbins (2012), Ayaan Hirsi Ali dikategorikan sebagai “perempuan paling dicari”. Deborah menulis buku dengan judul: Wanted Women: faith, lies, & the war on terror, the lives of Ayaan Hirsi Ali & Aafia Siddiqui. Dan tentu ada lagi kelompok salafi dengan segala variannya. Kelompok terakhir ini mengaku dan meyakini merekalah pemegang otoritas kebenaran agama. Selain kelompok mereka adalah keliru. Kelompok terakhir ini juga biasanya bertransformasi menjadi kelompok ekstrimis Islam. Semoga saja kita tidak termasuk salah satu kelompok di atas. Dan cukuplah kita sebagai umat Islam yang senantiasa mendakwahkan Islam rahmatan li al-‘alamin. Bahwa agama yang kita anut pastilah akan membawa rahmat dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Wa Allah a’lam.

Tidak ada komentar: