Kamis, 06 Desember 2012
Happy
pada sat kami berkunjung ke COADI International Institute, Antigonih, Halifax,, Canada, di sela-sela pertemuan dengan pejabat kampus tersebut, kami meminta Shannon untuk mampir ke bookstore. Kampus ini memiliki bookstore yang sederhana untuk menyiapkan buku-buku terbitan kampus dan buku-buku populer lainnya, dan di sana juga ditemukan berbagai keperluan tulis-menulis mahasiswa. Semacam koperasi mahasiswa di Indonesia.
Di sana kami menemukan buku-buku populer dan ada harga diskon, sekitar 2 dollar dan 5 dollar. harga yang sangat murah di Canada sana. Saya menemukan buku dengan judul: Happy Simple Steps to Get the Most Out of Life karya Ian K. Smith, M.D. Ian ini dikenal sebagai penulis bestseller buku dengan judul: The Fat Smash Diet. Saya membaca sekilas buku tersebut, dan mengerti isisnya tentang makna kebahagiaan. Saya teringat buku The Art of Happines (seni menjalani hidup bahagia) karya Dalai Lama (pemimpin spiritual Tibet). What is Happiness? Apakah bahagia itu karena seseorang memiliki isteri yang cantik? atau memiliki pasangan hidup yang harmonis? Atau karena seseorang memiliki keluarga yang bahagia? ataua karena seseorang memiliki banyak kawan yang juga hidup bahagia? atau karena seseorang memiliki pekerjaan yang memiliki yang menjanjikan, gaji yang banyak? Atau karena seseorang memiliki masa depan penghasilan yang cukup aman ( future financial security)? Atau karena seseorang memiliki mobil mewah? Atau karena seseorang hidup di kota-kota metropolis, seperti New York? (Living in New York City)? Atau karena seseorang meraih gelar sarjana dari perguruan tinggi ternama (Graduating from great school)? Atau karena seseorang dapat menikmati dan membaca buku-buku yang padat gizi ( reading a good book)? atau ada indikasi lainnya?
Buku ini menarik karena diselingi dengan cerita-cerita hidup yang dialami oleh penulisnya sendiri.
Bahagia adalah dambaan hidup semua orang. tolok-ukur bahagia tentu sangatlah relatif. bahagia sangat tergantung dan sangat pribadi sifatnya. bahagia tidak bisa diukur berdasar pada kepemilikan harta semata. bahagia tidak dapat ditakar karena latar belakang pangkat dan jabatan yang disandang seseorang. Bahagia tentu sangat ditentukan oleh sikap hidup seseorang. Sudah barang tentu terkait dengan keragaman keimanan seseorang, latar hidup dan filosofi hidup yang diperpegangi, dan juga tergantung pada tujuan hidup yang diyakininya.
Selamat berbahagia.
Wa Allah a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar