Gallery

Kamis, 06 Desember 2012

Cemas

Ibnu Qayyim al-Jauziyah menulis buku tentang psikologi. yang intinya membahas tentang karakter dasar manusia yang selalu merasa cemas, dan berupaya keras untuk menghindarinya. Sesungguhnya manusia itu, selau berupaya untuk menghidari atau menjauhi kecemasan. Seseorang yang mencari dan menumpuk harta atau menabung untuk hari tua, sesungguhnya yang bersangkutan sedang menunjukkan betapa cemasnya menghadapi masa-masa lansia. Seseorang yang menuntut ilmu sampai pada tingkat tertentu, sesungguhnya yang bersangkutan melakukan demikian karena cemas dan khawatir agar tidak dilecehkan. Tegasnya, hampir semua perbuatan dan tingkah laku manusia semuanya menggambarkan untuk "lari" dan menjauhi kecemasan. Konon, cemas ini akan memengaruhi kesehatan seseorang, baik fisik maupun psikis. Semakin cemas seseorang semakin berpotensi untuk menggerogoti diri dan kesehatannya. Biasanya orang yang mengidap penyakit kronis karena yang bersangkutan sering merasa cemas. Coba kita lihat dan perhstikan orang-orang yang sehat dan panjang umur, biasanya mereka itu selalu ceria dan sering tersenyum. Sedang orang yang penyakitan, biasanya mereka yang sering murung, dan berpikir negatif. Konon, orang sering tersenyum akan terhindar dari penyakit kronis seperti sakit jantung, dan semacamnya. Kalau kita tersenyum memang terasa sekali beban hidup menjadi ringan. Mungkin inikah makna pesan Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama agar kita senantiasa tersenyum. al-Tabassumu li akhika shadaqat-un, senyum tulus kepada saudaramu (sesama muslim atau sesama komunitas beriman) adalah sebagai sedekah. Biasakan tersenyum. Tersenyumlah niscaya anda akan sehat. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: