Gallery

Sabtu, 22 Desember 2018

Diskusi Pelaut dan Professor

Suatu sore, professor hendak menyeberang ke pulau tempat tinggalnya. Dia segera melompat ke perahu, dan berpesan kepada si pelaut agar mengantarnya ke pulau dimaksud. Perahu secara perlahan meninggalkan pelabuhan, dan professor duduk tenang di bagian belakang kapal. Dalam perjalanan, professor melihat sang pelaut sebagai seorang yang bodoh, buta huruf dan dia bertanya dengan nada sombong. Have you ever been to school or studied any literature? Pernahkah engkau sekolah atau dapat membaca buku? No, said the sailor innocently. Tidak, jawab si pelaut lugu. Then you've missed out on half of your life. Berarti, engkau telah menyia- nyiakan separoh dari hidupmu. Si pelaut merasa sangat terhina, tetapi tidak bisa menjawab. Dia tetap pada pekerjaannya sambil menunggu waktu yang tepat untuk membalas. Pada pertengahan perjalanan, datanglah badai, dan semakin berkecamuk. Inilah waktu yang tepat untuk balas dendam, gumamnya dalam hati. ( si pelaut) bertanya kepada professor yang sudah pucat pasih. Most revered master professor, do you know how to swim? Professor yang sangat terpelajar, apakah engkau bisa berenang? Tentu saja tidak, jawab professor terbata- bata! Sayang sekali, kalau demikian. Sekarang engkau akan segera menghabiskan seluruh sisa- sisa hidupmu. Kapal ini sebentar lagi tenggelam, dan hanya ada satu jalan keluar, berenang ! Sekarang semua buku- buku (teori) berhargamu tidak dapat menolongmu. Engkau menilaiku sebagai seorang bodoh, idiot. Sekarang lihatlah dirimu terjebak ke dalam lumpur seperti seekor keledai (stuck in the mud like an ass), Rumi, dalam kitab al- Matsnawi.

Jumat, 30 November 2018

Al-Qur'an Terjemah Bahasa Daerah

Terjemah al-Qur'an Bahasa Daerah 1. Menerjemah juga Menafsir Terjemah adalah pengalihan suatu bahasa ke bahasa yang lain tanpa mengurangi makna kata. Meskipun dalam proses penerjemahan tetap saja mengalami distorsi. Sebab, setiap bahasa memiliki latar budaya dan kesejarahannya masing-masjng. Penerjemah tetap saja berupaya untuk mendekatkan makna dasarnya. Bahasa tertentu memiliki kekayaan tersendiri. Cita rasa bahasa juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses penerjemahan. Menerjemah sesungguhnya juga menafsir. Terjemah tidak hanya sekedar kegiatan pengalihan bahasa. Tapi dalam proses menerjemah juga sudah ada interpretasi. Mulai pada pilihan kata yang tepat sampai penetapan katanya. Semua sudah berkaitkelindan dengan upaya menafsir. 1. Penerjemahan al- Qur'an kedalam bahasa daerah merupakan salah satu program unggulan Pusat Litbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI. Program penerjemahan ini dimaksudkan untuk: (1) Membumikan nilai- nilai al- Qur'an kepada masyarakat luas terutama bagi penutur bahasa daerah; (2) mengusung gerakan moderasi agama; dan (3) ikut berpartisipasi untuk mencegah atau memperlambat kepunahan bahasa daerah. Sebab, nyatanya bahasa daerah sebagai kekayaan intelektual bangsa yang tak ternilai harganya, dari tahun ke tahun terus tergerus dan terancam punah. Bahasa daerah sesungguhnya menyimpan memory dan khazanah serta karakter bangsa kita. Dulu, di Nusantara bahasa daerah tercatat sekitar 1.200-an, sekarang tinggal 700-an. Dan hanya 15 di antaranya yang masih digunakan oleh lebih satu juta orang. Bahasa Banjar termasuk bahasa yang dituturkan oleh lebih 3,5 juta penutur. Seperti diketahui, hingga 2017, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Kemenag telah meluncurkan sebanyak 12 terjemahan Al Qur’an berbahasa daerah. Al Qur’an terjemahan bahasa daerah tersebut meliputi Bahasa Banyumasan, Jawa Tengah, Bahasa Banjar, Kalimantan Selatan, bahasa Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB), bahasa Kaili, Sulawesi Tenggara, bahasa Makassar, bahasa Toraja, bahasa Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, bahasa Batak Angkola, Sumatera Utara, bahasa Minang, Sumatera Barat, bahasa Dayak, Kalimantan Barat, bahasa Ambon, Maluku, dan bahasa Bali. Untuk tahun 2018, alhamdulillah, terjemahan bahasa Bugis, bahasa Madura, dan Bahasa Aceh juga sudah selesai. Bahasa Osing juga sudah selesai pada tahun 2018 ini. Yang sedang dan mulai penerjemahan adalah bahasa Palembang dan bahasa Sunda. Menyusul bahasa Lampung, bahasa Jambi, bahasa Muna, bahasa Mandar, dan bahasa Rejang. 2. Program penerjemahan al- Qur'an Bahasa Daerah ini dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman ayat-ayat suci al-Quran. Al-Quran al-Karim adalah bacaan mulia bagi umat manusia. Bacalah dan ambillah apa-apa yang mudah bagimu dari al- Quran. ....faqra'u ma tayassara min al- Quran (Surah al- Muzzammil ayat 20). Itulah salah satu sisi kemukjizatan al- Quran bisa dipahami dengan muda oleh umatnya. Al-Quran ini diturunkan bi lisani qawmihi....dengan lisan kaumnya. Ada ulama yang memahami frase....bi lisani qawmihi... ini bahwa siapa pun yang percaya kepada al- Quran, maka akan mudah baginya untuk memahami ayat- ayat dan signal- signal kebenaran al- Quran. Barangkali inilah sebabnya, mengapa ulama kita dari dulu sampai sekarang terus bersemangat untuk menerjemahkan al- Quran kedalam bahasa Melayu, Indonesia dan bahkan bahasa daerah. Tersebutlah Syeikh Abdul Rauf al- Singkili yang menulis Kitab Tarjumanul Mustafid sebagai terjemahan pertama al- Quran kedalam bahasa Melayu. Prof Mahmud Yunus dengan Terjemah al- Quran al- Karimnya, Buya Hamka dengan Tafsir Al- Azharnya, Ahmad Hassan dengan Tafsir al- Furqannya, dan Kyai Bisri Mustofa dengan Tafsir al- Ibriz-nya. Bahkan seorang sastrawan kawakan H.B Jassin juga menulis terjemah al- Quran yang beliau sebut sebagai al- Quran al- Karim Bacaan Mulia. 3. Moderasi Agama dalam al- Quran Ke depan kita akan fokus untuk menerjemahkan ayat- ayat al- Quran yang memuat ajakan dan ajaran moderasi agama. Ada terma-terma tertentu yang harus menjadi perhatian bersama, seperti kata kafir, musyrik, zalim, nashara, Yahudi, al- sabi'in, jihad, al-qital, syuhada, thaghut, daulah, khalifah, al-Islam, al-Salam, dst. Seperti halnya dengan terma jihad yang biasa diterjemahkan dengan the holy war, perang suci. Shahid atau syuhada, mati sebagai martir adalah merupakan dambaan umat Islam awal. Bahkan sekarang pun, mati syahid merupakan dambaan sebagian orang yang menyatakan diri sebagai pejuang Islam. Tersebutlah slogan: ' isy kariman atau mut syahidan. Hidup mulia atau mati secara syahid. Betulkah ajakan ini, berjuang di jalan Allah Swt haruslah berujung dengan kematian. Mengapa panggilan jihad dimaknai "harus mati" di jalan Allah. Apakah tidak lebih mulia jika kita berjuang dan tetap hidup mulia di jalan Allah Swt. Bukankah al-Quran justeru menganjurkan agar kita selalu meninggal dalam keadaan muslim (pasrah total dan berserah diri kepada Allah). Sebagaimana Khatib jumat selalu membaca QS Ali Imran ayat 102, .....ya ayyuha al alzina amanu ittaqu Allah haqqa tuqatih. Wa la tamutunna illa wa antum muslimun... ( Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah Swt dengan sebenar- benarnya taqwa. Dan janganlah sekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim ( pasrah total kepada Allah Swt). Kita juga pada setiap harinya selalu mewiridkan:...Allahumma anta al-salam, wi minka al-salam, wa ilaika ya'udu al-salam. Fa hayyina rabbana bi al-salam. Wa adkhilna al jannata daral salam. Ya zal jalal wal ikram. Bahwa inti ajaran Islam dan al- Quran adalah damai dan menebarkan kedamaian, keselamatan, ketentraman kepada seluruh makhluk.

Kamis, 29 November 2018

Menerjemah Itu Menafsir

Sambutan Menteri Agama RI Menerjemah itu= Menafsir Betapa pentingnya al-Quran terjemah bahasa daerah dipahami oleh masyarakat Indonesia. Karena kita adalah bangsa yang sangat majemuk yang juga menggunakan bahasa daerah yang sangat beragam. Bahasa adalah cara kita untuk bisa berkomunikasi. Pada umumnya bahasa terutama bahasa ibu itu memiliki kedekatan dengan penuturnya. Di sinilah letak urgensi dan arti penting kehadiran al- Qur'an Terjemah bahasa daerah. Pada hakikatnya alih bahasa atau terjemah adalah juga penafsiran. Sebagai sebuah penafsiran, terjemah pastilah dinamis. Sebagaimana halnya masyarakat kita juga berubah sangat dinamis, sehingga terjemahan al- Qur'an pun berubah sesuai tuntutan zaman. Upaya Kemenag untuk terus merespon realitas kita yang sangat beragam. Kami telah menginisiasi penerjemahan al Quran kedalam banyak bahasa daerah. Kami sudah menyelesaikan 16 bahasa daerah. Yang antara lain bahasa Jawa Banyumasan, Bahasa Kaili, Makassar, Bolaang Mangondow, Batak Angkola, Bahasa Minang, bahasa Dayak, Ambon, Bali, Bugis, bahasa Aceh, Madura, Banjar, Palembang, Osing, dan Sunda. Dan menyusul Bahasa Melayu Riau, Bahasa Lampung, bahasa Rejang, bahasa Muna, dst. Inilah cara kita agar al- Qur'an sebagai rujukan utama umat muslim bisa lebih dipahami apa isi kandungannya. Saya ingin meneguhkan dan mengingatkan kita semua, bahwa terjemahan al- Qur'an hakikatnya bukanlah al-Quran itu sendiri. Jangan sampai ada yang memahami terjemahan al-Qur'an seakan-akan identik dengan al-Qur'an. al- Qur'an adalah kalamullah, firman dan titah Tuhan. Ketika al-Qur'an "mewujud" sebagaimana yang kita baca sekarang, pada abad tengah terjadi perdebatan sengit dalam ilmu kalam. Apakah al-Qur'an itu qadim atau hadith (makhluk) ? Kalau al- Qur'an itu makhluk, bagaimana kita bersikap dengannya? Tapi apa pun perdebatan itu, ini adalah firman Allah. Sementara terjemahan al Quran adalah karya manusia. Tentu teks al- Qur'an dan terjemahnya adalah dua hal yang sangat berbeda. Terjemahan dengan segala penghormatan kita kepada para penerjemah, tetap saja bisa keliru. Terjemahan juga bisa beragam sedang al-Qur'an itu satu. Tidak ada versi ini dan versi itu, meskipun qiraatnya ( varian bacaan dan cara membacanya) bisa berbeda. Pertanyaan berikutnya, Mengapa al-Qur'an bisa beragam terjemahnya? Terjemahan sudah barang tentu tidak sesempurna ayat al-Qur'an, Menerjemah dan menafsirkan terkadang sesama kita bisa mengalami perbedaan. Jangankan al- Qur'an yang memiliki ratusan surah dan ribuan ayat. Kata quru' itu punya terjemahan yang tidak tunggal. Bahkan sekelas Imam al-Syafi'i bisa berbeda dengan Imam Abu Hanifah. Bagi Imam al-Syafii, makna quru' itu adalah suci. Sedang Imam Abu Hanifah memahaminya dengan haid, menstruasi. Coba lihat dua imam besar berbeda pendapat. Apakah thalasa quru, tiga kali menstruasi atau tiga kali suci. Betapa terma firman Allah begitu kaya makna. Kita manusia yang memiliki keterbatasan dalam "menakar" makna firman-Nya. Sekali lagi, terjemahan itu hakikatnya berbeda dengan al quran. Oleh karena itu, kita tidak perlu terlalu heran kalau mendapatkan beragam penafsiran. Banyak sekali ayat al-Qur'an yang ditafsirkan berbeda oleh para mufassir dan ilmuan. Dengan cara seperti ini, maka terjemahan kedalam bahasa daerah pun tidak pernah sempurna. Karena bahasa itu sendiri juga sangat dinamis. Apa yang kita terjemahkan hari ini belum tentu relevan dengan generasi 20 tahun kemudian. Sehingga dengan cara seperti ini, harapannya kita semakin dewasa dalam menyikapi terjemahan dan tafsir al-Quran. Saya merasa perlu menyampaikan karena kita terkadang berbeda paham, berdebat habis-habisan. Anda bisa bayangkan, sekelas Imam Syafi'i dan Abu Hanifah bisa berbeda penafsiran. Oleh karenanya, hendaknya kita rendah hati. Semoga dengan sinar cahaya hidayah al- Qur'an, kita bisa lebih arif dan bijak. Agar bahasa daerah bisa lestari, maka salah satu cara melestarikannya dengan terjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa daerah. Bagaimana agar cara kita memahami Islam melalui al-Qur'an, bisa betul-betul substantif. Sering kali sebagian kita, memahami al-Qur'an cukup dengan terjemahan al- Qur'an. Ini tidak cukup. Sebab, untuk memahami al- Qur'an secara substansial diperlukan wawasan yang luas. Semoga dengan terbitnya al-Qur'an Bahasa Daerah ini dapat memperkuat DNA moderasi beragama di republik tercinta. Sehingga Islam rahmatan li al-alamin terus menebarkan kedamaian dan kemashlahatan antar sesama. Wa Allah al- muwaffiq ila aqwam al- tharieq

Selasa, 13 November 2018

Iran, Kota Peradaban

Iran adalah negara penuh pesona. Iran adalah negara tua dan dikenal sebagai the Cradle of Civilization. Iran sudah maju dan mengenal fermentasi anggur 3.000 tahun sebelum Prancis melakukan hal yang sama. Iran sudah membangun tempat permandian megah pada saat orang-orang Eropah masih bersembunyi di balik gua-gua tanah liat. Iran adalah tanah peradaban. Iran sampai hari ini masih memelihara tradisi dan peninggalan sejarah dan budaya mereka. Ada bangunan Masjid al- Jami' di Isfahan yang sudah berumur 5.000 tahun lalu. Masjid ini dulunya adalah tempat penyembahan berhala bagi agama Zoroaster. Di samping masjid ini ada makam al-'allamah al Majlisy penulis kitab Tafsir Bihar al-Anwar yang berjumlah 110 jilid itu. Ada juga jembatan Siusyehpool yang tiangnya berjumlah 33 tiang. Jembatan ini masih berdiri kokoh dan berfungsi layaknya jembatan modern. Karena sudah menjadi cagar budaya dunia yang harus dilindungi, jembatan ini sudah menjadi obyek wisata. Jembatan ini sudah berumur sekitar 400 tahun. Ada banyak tokoh filosof, sufi, seminan, dan saintis lahir dari tanah Iran. Ibnu al Muqaffa dan Mullah Shadra ( 1571-1637) adalah dua tokoh yang berhasil memadukan antara filsafat barat dengan Islam. Nama- nama tenar dalam sains dan teknologi serta kedokteran seperti al Razi dan ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Ibnu Haitsam bidan optik, Jabir ibn Hayyan dalam bidang kimia. Mereka ini adalah ilmuan kelahiran Iran. Bahkan Imam al- Ghazali, tokoh dan pemikir sunni kaliber dunia lahir dan wafat di Thus, negeri Iran. Tokoh tafsir kawakan, Ibnu Jarir al- Thabary juga lahir di Thabaristan, juga wilayah kekuasaan Iran ( Persia). Lewat Iran, berbagai pemikir dunia terinspirasi kata-kata Sa'di Sirozi, Fariduddin al Aththar, Tabriz, al Raghib al Asfahany, Hafiz, Jami, Jalaluddin Rumi, Firdausi, dan Omar Khayyam. Iran juga adalah negara yang paling tahan berperang. Ada buku yang menyebutkan bahwa sejarah panjang Iran dalam berperang melewati 2.500 tahun. Anehnya, sampai sekarang negara Iran masih tegak, baik dari segi ekonomi, politik dan terlebih lagi bidang pemikiran filsafat dan teknomologi. Teknologi nuklir Iran termasuk ditakuti negara- negara barat bahkan Amerika sekalipun. Iran adalah sedikit dari negara Islam yang bangkit dari kesulitan. Capaian Iran sampai hari ini tetap saja mencengangkan. Di tengah embargo Amerika yang berkepanjangan, Iran masih dapat memproduksi pangan sendiri, bahan- bahan tekstil yang berkualitas tinggi, memelihara tradisi dan legasi Persia yang sudah berabad-abad lamanya, pemerintahnya masih sanggup membangun sejumlah fasilitas umum seperti transportasi umum, rumah sakit, jalan raya. Dan yang mencengangkan adalah angka partisipasi kasar (APK) Iran mencapai 92 persen dari total penduduk. Itu berarti, hampir semua usia sekolah dan kuliah terlayani pendidikannya. Prof A'rafi, rektor Universitas Al Mushthafa Qum menyebutkan bahwa 1/10 pemikir dunia adalah orang Iran. Dalam berbagai bidang, Iran masih unggul di banding dengan negara-negara muslim lainnya, seperti nuklir, kedokteran, dan kesehatan masyarakat, dst. Hal yang menarik adalah cara berpakaian orang Iran. Pasca revolusi Islam Iran yang digerakkan oleh Ayatullah Ruhullah Imam Ali Khomeiny, semua wanita Iran, baik muslimah ataupun non muslimah wajib memakai jilbab. Hanya saja, bagi penganut Zoroaster dan atau Kristen, biasanya hanya memakai kerudung yang menutupi sebagian kalanya. Mereka tidak berpakaian cadar sebagaimana lazimnya wanita muslimah pada umumnya. Dari jauh, kita sudah bisa menduga dan membedakan antara wanita muslimah dan non muslimah. Walhasil, jilbab, kerudung, atau cadar juga mengikuti tren masing-masing wilayah. Cadar wanita Iran berbeda dengan dengan jilbab di Arab Saudi. Dan lebih berbeda lagi dengan jilbab Pakistan dan Afghanistan. Pilih yang mana?

Rabu, 17 Oktober 2018

Penilaian Buku Pendidikan Agama

Mark Kurlansky dalam sebuah buku teranyarnya menulis sebuah tema menarik, yakni " The Islamic Birth of Literacy". Di awal tulisan, Mark menjelaskan karakter Zahrazad, gadis jelita dalam novel Alfu Lailah wa Lailah, kisah seribu satu malam. Zahrazad digambarkan memiliki kecerdasan, keberanian, dan penetrasi ( pengaruh). Ia menghafal seluruh bacaan yang telah dibacanya. Ia memiliki keberanian untuk mengambil resiko, kematian sekalipun. Novel Arabian Nights inilah yang menginspirasi gadis- gadis Arab bahkan terbaca oleh jutaan umat manusia. Novel ini demikian melegenda hingga sekarang ini. Lebih lanjut Kurlansky menjelaskan bahwa kemunculan Islam justeru memberi perhatian besar bagi perkembangan industri kertas (Paper Paging Through History, 2016). Bahkan kata qirtas disebut dalam al- Qur'an. Industri kertas terbesar dimulai di kota Samarkand atas jasa tentara China yang ditawan oleh tentara Arab. Dalam sejarah peradaban manusia telah terjadi tragedi penghancuran buku dari kasa ke masa. Pembakaran buku karya ulama dan cerdik cendekia adalah fenomena ajeg sepanjang masa. Karya Ibn Rusyd, (1126-1198) juga pernah dibakar. Kitab- kitab milik Hujjatul Islam, imam al- Ghazali juga pernah dirampar perampok. Karya Hamzah Fansuri dibakar di halaman Masjid Baiturrahman, Banda Aceh atas provokasi Syeikh Nuruddin al- Raniry. Dan yang sangat tragis penghancuran buku oleh tentara Mongol di kota Baghdad. Sungai Tigris menghitam dengan tinta kitab- kitab karya ulama dan cerdik cendekia. Tragedi pembakaran buku karya Ibn Rusyd dikisahkan sebagai berikut: When zealous muslims burnt the books of Averroes, a disciple of his began to weep. Averroes said to his student, My son, if you are lamenting the condition of the muslims, then tears equal to the seas will not suffice. If you are crying for the books, then know that ideas have wings and transcend aeons to reach the minds of thinking people. Ketika sekelompok muslim sangat bersemangat membakar kitab karya Ibn Rusyd, salah seorang murid beliau mulai menangis. Ibn Rusyd berkata kepada muridnya itu, Anakku, jika engkau meratapi kondisi umat Islam ini, kemudian air matamu sama dengan air laut, itu pun tidak sepadan. Yang patut engkau tangisi adalah nasib buku- buku itu, kemudian mengetahui ide-ide yang sesungguhnya memiliki bersayap dan bisa terbang melampaui berabad- abad lamanya yang mencapai pikiran orang banyak. Era sekarang terutama gerakan Wahabi di Saudi telah terjadi "pembersihan" buku. Buku- buku tertentu diedit (ditahqiq) dan diberi notasi sedemikian rupa. Ada kata yang dihilangkan agar berkesesuaian dengan ideologi tertentu. Karya- karya Ibn Taimiyah banyak "dibersihkan". Dari sini pentingnya merawat manuskrip karya- karya ulama agar otentisitas pemikiran beliau- beliau tetap terjaga. Comference of the Book, the search for beauty in Islam, musyawarah buku, mencari keindahan Islam lewat buku. Itulah buku karya Prof Khaled Abou El Fadl, pemikir muslim kontemporer. Khaled menerawang lewat buku- buku yang menghiasi perpustakaan pribadinya. Beliau membayangkan betapa buku merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Buku bisa melestarikan pemikiran dan menjaga akal sehat. Buku bisa mencerahkan masa depan peradaban manusia. Khaled sangat menikmati "musyawarah buku". Di dinding kamarnya, karya Imam Fakhruddin al Razy (w. 1210) yang kaya berjejer dengan karya Abu Ishaq al- Zirazy ( w 1083) yang hidup melarat. Imam Jalaluddin al- Suyuthy, digelari ibn al- kutub," si anak buku" karena terlahir di atas tumpukan buku. Selama hidupnya hanya fokus melahirkan karya- karya monumental. Ia menolak jabatan yang penuh godaan. Ia menulis kitab Tafsir Jalalain di samping Tafsir al- Durr al- Mantsur yang masyhur itu. Ia juga menulis kitab hadis Tadrib al- Rawy, Syarh al- Taqrib al- Nawawy. Pesan keindahan Islam dimulai dari buku ( al-kitab, al- Qur'an). Dari al- Qur'an lahirlah sebuah peradaban dunia. Saya pernah membaca pandangan Umberto Eco penulis novel The Name of the Rose tentang penting dan makna kehadiran sebuah buku. Buku telah terbukti membangun peradaban dunia. Buku dapat mengumpulkan serpihan-serpihan sejarah kemanusiaan yang panjang. Buku juga memperpendek jarak waktu. Lewat buku pikiran para filosof Yunani kuno dapat dibaca dalam sebuah buku pengantar filsafat. Seakan-akan tidak ada jarak antara masa lalu Yunani dengan waktu sekarang. Oleh karena itu, bagi Umberto Eco meskipun era sekarang adalah era digital, peradaban buku masih tetap tak terkalahkan. Membaca sebuah buku memiliki kelebihan. Yakni, buku dapat membawa pembacanya lebih fokus kepada kebutuhan maksud membaca sebuah topik. Sedang membaca lewat digital library, apalagi lewat Internet akan menggaggu konsentrasi pembaca terhadap informasi lainnya yang juga disuguhkan pada saat yang bersamaan. Buku juga tidak mengakibatkan radiasi, tentu berbeda dengan membaca lewat digital library akan memengaruhi kemampuan daya tahan baca seseorang. Hal ini bukan berarti digital library atau electronic book's tidak penting. Umberto Eco memiliki seperangkat komunikator untuk membantu beliau dalam mencerap ide dan gagasan-gagasan baru. Lebih lanjut Nicholas Carr, menulis buku yang cukup inspiratif dengan judul: The Shallows: What the Internet is Doing to Our Brains, 2011. Nicholas Carr mengingatkan kita bahwa internet dapat mendangkalkan cara berpikir kita. Internet memang menyajikan informasi serba cepat, tapi kita akan kehilangan fokus dan kedalaman perenungan. Internet juga menyajikan banyak informasi dalam waktu bersamaan, tapi sekaligus dapat mengalihkan kita kepada informasi yang sebetulnya tidak sedang kita cari. Internet memang memberi banyak kemudahan, tapi Nicholas tetap merekomendasikan membaca buku cetak karena dapat memfokuskan kita untuk berpikir kreatif dan mengalami perenungan yang mendalam. Dalam Bukuku Kakiku yang diedit oleh St. Sularto memuat banyak pengalaman tokoh-tokoh terkemuka. Ada pengalaman Ajip Rosidi: Buku dalam Hidup Saya, Prof. Azyumardi Azra: Membaca dan Menulis, Sebuah "Personal Account", Benjamin Mangkoedilaga: Ortu, Guru, dan Buku, Budi Darma: Memperhitungkan Masa Lampau, Daoed Joesoef: Budaya Baca, Prof. Franz magnis-Suseno: Bukuku Surgaku, Rosihan Anwar: Dengan Buku Menjadi Otodidak Sepanjang Hayat, Sindhunata--sastrawan--: Ambil dan Bacalah, Prof. Taufik Abdullah--sejarawan--: Sekolah, Buku, dan Seuntai Kenangan, Prof. Yohanes Surya: Pengalamanku dengan Buku. Dalam buku tersebut Prof. Sadli mengkritik, kalau internet sudah menyiapkan informasi yang overload, para dosen juga lebih senang membaca laporan koran dan majalah, lalu siapa lagi yang akan membaca buku? Padahal, kata Prof. Franz Magnis-Susesno, dengan membaca seseorang dapat melakukan "pelepasan". jadi, membaca bukan hanya untuk menambah wawasan dan cakrawala seseorang, tapi lebih dari itu. Banyak tokoh dari berbagai latar profesi terlahir karena buku. Franz Magnis tumbuh menjadi tokoh dan filosof berkat ketekunan ibunya bercerita menjelang tidur. Di rumah orang tuanya "disesaki" dengan buku-buku. H.B.Jassin, seorang kritikus sastra yang sangat disegani, rumahnya juga "dipenuhi" dengan buku. Pemandangan di rumah H.B. Jassin "sumpek" dengan buku, bahkan sampai di dapurnya juga ada buku. Sampai suatu waktu, Pak Ali Sadikin, Gubernur DKI jakarta mengusulkan agar buku-buku H.B. jassin disimpan di Taman Ismail Marzuki. Dulu, sewaktu masih kuliah di Makassar saya mendengar cerita tentang kedatangan Dr. H.M. Quraish shihab dari al-Azhar, Mesir. Konon, beliau membawa sekian ton buku dari Mesir. Waktu itu, tentu merupakan sesuatu yang istimewa seorang doktor jebolan al-Azhar pulang membawa gelar doktor berikut dengan buku-bukunya. Buku masih merupakan sesuatu yang sangat urgen bagi keberlangsungan pengembangan keilmuan dan bahkan peradaban. Mengenai buku, kalau kita piknik ada hal yang menarik. Biasanya, para turis mancanegara sebelum berangkat ke tempat tujuan wisata, mereka terlebih dahulu membagikan buku kepada anak-anak dan anggota keluarganya. Kalau kita, biasanya begitu mau berangkat atau keluar kota, biasanya yang pertama kita perhatikan adalah persiapan logistik, apakah bekal dan makanan selama dalam perjalanan sudah siap atau tidak. Sangat berbeda bukan? Mestinya dari logistik ke logik, sebuah inspirasi dari berkunjung ke Kota Konya, Hadhrat Maulana Jalaluddin Rumi. Semua anggota dan komunitasnya harus terlebih dahulu menyelesaikan urusan logistik, dapur, baru bisa mengikuti "suluk" jalan tasawufnya. Buku merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya Buku dapat menjaga akal sehat dan kewarasan Buku juga dapat melipat waktu Sebaik- baik kawan adalah buku Buku baru adalah sumber energi kehidupan Buku adalah sumber inspirasi Bagi pebisnis buku, buku bukan hanya media untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi buku juga menjadi sumber pendapatan yang menggiurkan. Aku rela dipenjara, asal bersama dengan buku. Karena dengan buku aku bebas ( Bung Hatta).

Penilaian Buku

Mark Kurlansky dalam sebuah buku teranyarnya menulis sebuah tema yang membahas The Islamic Birth of Literacy. Bahwa kemunculan Islam justeru memberi perhatian besar bagi perkembangan industri kertas (Paper Paging Through History, 2016). Bahkan kata qirtas disebut dalam al- Qur'an. Industri kertas terbesar dimulai di kota Samarkand atas jasa tentara China yang ditawan oleh tentara Arab. Dalam sejarah peradaban manusia telah terjadi tragedi penghancuran buku dari kasa ke masa. Pembakaran buku karya ulama dan cerdik cendekia adalah fenomena ajeg sepanjang masa. Karya Ibn Rusyd, (1126-1198) juga pernah dibakar. Kitab- kitab milik Hujjatul Islam, imam al- Ghazali juga pernah dirampar perampok. Karya Hamzah Fansuri dibakar di halaman Masjid Baiturrahman, Banda Aceh atas provokasi Syeikh Nuruddin al- Raniry. Dan yang sangat tragis penghancuran buku oleh tentara Mongol di kota Baghdad. Sungai Tigris menghitam dengan tinta kitab- kitab karya ulama dan cerdik cendekia. Tragedi pembakaran buku karya Ibn Rusyd dikisahkan sebagai berikut: When zealous muslims burnt the books of Averroes, a disciple of his began to weep. Averroes said to his student, My son, if you are lamenting the condition of the muslims, then tears equal to the seas will not suffice. If you are crying for the books, then know that ideas have wings and transcend aeons to reach the minds of thinking people. Ketika sekelompok muslim sangat bersemangat membakar kitab karya Ibn Rusyd, salah seorang murid beliau mulai menangis. Ibn Rusyd berkata kepada muridnya itu, Anakku, jika engkau meratapi kondisi umat Islam ini, kemudian air matamu sama dengan air laut, itu pun tidak sepadan. Yang patut engkau tangisi adalah nasib buku- buku itu, kemudian mengetahui ide-ide yang sesungguhnya memiliki bersayap dan bisa terbang melampaui berabad- abad lamanya yang mencapai pikiran orang banyak. Era sekarang terutama gerakan Wahabi di Saudi telah terjadi "pembersihan" buku. Buku- buku tertentu diedit (ditahqiq) dan diberi notasi sedemikian rupa. Ada kata yang dihilangkan agar berkesesuaian dengan ideologi tertentu. Karya- karya Ibn Taimiyah banyak "dibersihkan". Dari sini pentingnya merawat manuskrip karya- karya ulama agar otentisitas pemikiran beliau- beliau tetap terjaga. Comference of the Book, the search for beauty in Islam, musyawarah buku, mencari keindahan Islam lewat buku. Itulah buku karya Prof Khaled Abou El Fadl, pemikir muslim kontemporer. Khaled menerawang lewat buku- buku yang menghiasi perpustakaan pribadinya. Beliau membayangkan betapa buku merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Buku bisa melestarikan pemikiran dan menjaga akal sehat. Buku bisa mencerahkan masa depan peradaban manusia. Khaled sangat menikmati "musyawarah buku". Di dinding kamarnya, karya Imam Fakhruddin al Razy (w. 1210) yang kaya berjejer dengan karya Abu Ishaq al- Zirazy ( w 1083) yang hidup melarat. Imam Jalaluddin al- Suyuthy, digelari ibn al- kutub," si anak buku" karena terlahir di atas tumpukan buku. Selama hidupnya hanya fokus melahirkan karya- karya monumental. Ia menolak jabatan yang penuh godaan. Ia menulis kitab Tafsir Jalalain di samping Tafsir al- Durr al- Mantsur yang masyhur itu. Ia juga menulis kitab hadis Tadrib al- Rawy, Syarh al- Taqrib al- Nawawy. Pesan keindahan Islam dimulai dari buku ( al-kitab, al- Qur'an). Dari al- Qur'an lahirlah sebuah peradaban dunia. Saya pernah membaca pandangan Umberto Eco penulis novel The Name of the Rose tentang penting dan makna kehadiran sebuah buku. Buku telah terbukti membangun peradaban dunia. Buku dapat mengumpulkan serpihan-serpihan sejarah kemanusiaan yang panjang. Buku juga memperpendek jarak waktu. Lewat buku pikiran para filosof Yunani kuno dapat dibaca dalam sebuah buku pengantar filsafat. Seakan-akan tidak ada jarak antara masa lalu Yunani dengan waktu sekarang. Oleh karena itu, bagi Umberto Eco meskipun era sekarang adalah era digital, peradaban buku masih tetap tak terkalahkan. Membaca sebuah buku memiliki kelebihan. Yakni, buku dapat membawa pembacanya lebih fokus kepada kebutuhan maksud membaca sebuah topik. Sedang membaca lewat digital library, apalagi lewat Internet akan menggaggu konsentrasi pembaca terhadap informasi lainnya yang juga disuguhkan pada saat yang bersamaan. Buku juga tidak mengakibatkan radiasi, tentu berbeda dengan membaca lewat digital library akan memengaruhi kemampuan daya tahan baca seseorang. Hal ini bukan berarti digital library atau electronic book's tidak penting. Umberto Eco memiliki seperangkat komunikator untuk membantu beliau dalam mencerap ide dan gagasan-gagasan baru. Lebih lanjut Nicholas Carr, menulis buku yang cukup inspiratif dengan judul: The Shallows: What the Internet is Doing to Our Brains, 2011. Nicholas Carr mengingatkan kita bahwa internet dapat mendangkalkan cara berpikir kita. Internet memang menyajikan informasi serba cepat, tapi kita akan kehilangan fokus dan kedalaman perenungan. Internet juga menyajikan banyak informasi dalam waktu bersamaan, tapi sekaligus dapat mengalihkan kita kepada informasi yang sebetulnya tidak sedang kita cari. Internet memang memberi banyak kemudahan, tapi Nicholas tetap merekomendasikan membaca buku cetak karena dapat memfokuskan kita untuk berpikir kreatif dan mengalami perenungan yang mendalam. Dalam Bukuku Kakiku yang diedit oleh St. Sularto memuat banyak pengalaman tokoh-tokoh terkemuka. Ada pengalaman Ajip Rosidi: Buku dalam Hidup Saya, Prof. Azyumardi Azra: Membaca dan Menulis, Sebuah "Personal Account", Benjamin Mangkoedilaga: Ortu, Guru, dan Buku, Budi Darma: Memperhitungkan Masa Lampau, Daoed Joesoef: Budaya Baca, Prof. Franz magnis-Suseno: Bukuku Surgaku, Rosihan Anwar: Dengan Buku Menjadi Otodidak Sepanjang Hayat, Sindhunata--sastrawan--: Ambil dan Bacalah, Prof. Taufik Abdullah--sejarawan--: Sekolah, Buku, dan Seuntai Kenangan, Prof. Yohanes Surya: Pengalamanku dengan Buku. Dalam buku tersebut Prof. Sadli mengkritik, kalau internet sudah menyiapkan informasi yang overload, para dosen juga lebih senang membaca laporan koran dan majalah, lalu siapa lagi yang akan membaca buku? Padahal, kata Prof. Franz Magnis-Susesno, dengan membaca seseorang dapat melakukan "pelepasan". jadi, membaca bukan hanya untuk menambah wawasan dan cakrawala seseorang, tapi lebih dari itu. Banyak tokoh dari berbagai latar profesi terlahir karena buku. Franz Magnis tumbuh menjadi tokoh dan filosof berkat ketekunan ibunya bercerita menjelang tidur. Di rumah orang tuanya "disesaki" dengan buku-buku. H.B.Jassin, seorang kritikus sastra yang sangat disegani, rumahnya juga "dipenuhi" dengan buku. Pemandangan di rumah H.B. Jassin "sumpek" dengan buku, bahkan sampai di dapurnya juga ada buku. Sampai suatu waktu, Pak Ali Sadikin, Gubernur DKI jakarta mengusulkan agar buku-buku H.B. jassin disimpan di Taman Ismail Marzuki. Dulu, sewaktu masih kuliah di Makassar saya mendengar cerita tentang kedatangan Dr. H.M. Quraish shihab dari al-Azhar, Mesir. Konon, beliau membawa sekian ton buku dari Mesir. Waktu itu, tentu merupakan sesuatu yang istimewa seorang doktor jebolan al-Azhar pulang membawa gelar doktor berikut dengan buku-bukunya. Buku masih merupakan sesuatu yang sangat urgen bagi keberlangsungan pengembangan keilmuan dan bahkan peradaban. Mengenai buku, kalau kita piknik ada hal yang menarik. Biasanya, para turis mancanegara sebelum berangkat ke tempat tujuan wisata, mereka terlebih dahulu membagikan buku kepada anak-anak dan anggota keluarganya. Kalau kita, biasanya begitu mau berangkat atau keluar kota, biasanya yang pertama kita perhatikan adalah persiapan logistik, apakah bekal dan makanan selama dalam perjalanan sudah siap atau tidak. Sangat berbeda bukan? Mestinya dari logistik ke logik, sebuah inspirasi dari berkunjung ke Kota Konya, Hadhrat Maulana Jalaluddin Rumi. Semua anggota dan komunitasnya harus terlebih dahulu menyelesaikan urusan logistik, dapur, baru bisa mengikuti "suluk" jalan tasawufnya. Buku merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya Buku dapat menjaga akal sehat dan kewarasan Buku juga dapat melipat waktu Sebaik- baik kawan adalah buku Buku baru adalah sumber energi kehidupan Buku adalah sumber inspirasi Bagi pebisnis buku, buku bukan hanya media untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi buku juga menjadi sumber pendapatan yang menggiurkan. Aku rela dipenjara, asal bersama dengan buku. Karena dengan buku aku bebas ( Bung Hatta).

Minggu, 14 Oktober 2018

Penghancuran Buku

Ibn Rusyd (1126-1198) terkenal pecinta buku. Dr Ahmad Fuad al- Ahwany dalam al- Falsafah al- Islamiyah menuturkan bahwa dalam hidupnya, Ibn Rusyd hanya dua kali tidak memegang buku. Ketika malam pengantinnya dan malam wafat ayahnya. Terkait dengan peristiwa pembakaran karya- karyanya, Ibn Rusyd berkata kepada seorang muridnya. Berikut percakapannya. When zealous muslims burnt the books of Averroes, a disciple of his began to weep. Averroes said to his student, My son, if you are lamenting the condition of the muslims, then tears equal to the seas will not suffice. If you are crying for the books, then know that ideas have wings and transcend aeons to reach the minds of thinking people. Ketika sekelompok muslim sangat bergairah membakar buku-buku Ibn Rusyd, salah seorang muridnya mulai menangis. Ibn Rusyd berkata kepada muridnya itu, Anakku, jika engkau meratapi kondisi umat Islam ini, meskipun air matamu sama dengan air laut, itu pun tidak sepadan. Jika engkau tangisi nasib buku- buku itu, lalu mengetahui bahwa ide sesungguhnya memiliki sayap dan bisa terbang melampaui (waktu) berabad- abad lamanya untuk mencapai pikiran orang yang waras.

Senin, 08 Oktober 2018

Do'a Pisah Sambut

Pagi ini saya diminta memimpin do'a pisah sambut antara Dr Rohmat Mulyana S dengan Prof Muh Ishom Yusqi, M.Ag (sekretaris Badan Litbang) di lantai 3 Gedung Badan Litbang dan Diklat, jl. husni Thamrin, nomor 6, Jakarta Pusat. Sebagai kenangan do'a tersebut sebagai berikut: Marilah kita mulai berdo'a dengan terlebih dahulu membaca Ummul- Kitab, al- Fatihah. Benar, jabatan itu datang dan pergi. Persahabatan itulah yang langgen dan abadi. Jabatan itu adalah amanah. In yazinuka lanafsuka....wa in yasyinuka lahiyah. Jabatan itu bisa memuliakanmu, dan juga bisa menistakanmu. Allahumma ashlih lana dinana al lazi huwa 'ishmatu amrina. Wa ashlih lana dunyana al lazi fihi ma'asyuna. Wa ashlih lana akhiratana al laty fiha ma'aduna. Waj'al al-hayat ziyadatan lana fi kull khair-in Waj'al al- maut rahat- an lana min kull syarr-in. Allahumma adkhilna mudkhala shidq-in. Wa akhrijna mukhraja shidq-in. Waj'al na min ladunka shulthan-an nashir-an. Ya Allah, masukkanlah kami ke tempat ini dengan cara yang benar, Dan keluarkanlah kami dengan cara yang benar. Anugerahilah kami kekuatan dan energi untuk bersinergi. Rabbana atina fi al dunya hasanat-an, wa fil akhirat- i hasanat-an Wa qina 'azab-an nar. Wa Shalla Allah 'ala Muhammad-in. Wal hamdu lillah rabbil 'alamin. Wassalamu 'alaikum wr,wb.

Kamis, 04 Oktober 2018

Film India

Film Penantian Cinta Raja Rani Menonton film India itu memang mengasyikkan. Kolosal. Goyang yang artistik. Dan film India terkadang menyelipkan kata- kata filosofis di sela- sela percakapan para aktornya. Catatan dan kutipan berikut sebagai contohnya. 1. Bicara lebih muda, karena tidak perlu melakukan apa- apa. Kau sekarang terlalu banyak bicara. 2. Kekalahan mengajarkanku:...jangan pernah kalah lagi. 3. Di dunia ini orang tidak bisa memahami cinta. Dan cinta pun tidak bisa memahami dunia. Tidak mudah bagiku untuk menemukan orang yang mencintaiku. 4. Jika menikah denganmu adalah kesalahan, maka itulah kesalahan yang paling indah.

Senja

Pagi hari Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengupload foto beliau pada suatu senja, pinggir pantai. Beberapa kawan di group memberi komentar. Saya pun tergerak untuk memberi satu komentar singkat mengenai indahnya senja. Karena penasaran, maka saya mencari kata- kata hikmah sekitar keindahan dan pandangan orang tentang senja. Sunset. Pertanyaan yang menggelayut adalah mengapa orang barat demikian memuja "senja". Saya menemukan lebih 40 puluh kata hikmah. Di antara yang sangat menarik ada empat, dan saya ingin berbagi di sini. 1. Kamu tahu, mengapa senja itu mengasyikkan? Kadang ia merah merekah, kadang gelap berduka, tetapi langit selalu menerimanya apa adanya. 2. Senja hari ini masih muda, seperti cinta yang baru saja bersemi ( benzbara) 3. Ada titik di mana angin sebagai penebus rindu bagi penikmat senja! 4. Bila dirimu penikmat senja dan kopi, izinkan aku mencintaimu tanpa jeda dan tetapi. 5. Dibanding senja, aku lebih bahagia jika senyummu yang menghiasi soreku ( yowesneh).

Jumat, 21 September 2018

Pejabat Baru

Pelantikan Pejabat baru Hari ini, saya mengikuti pelantikan pejabat baru. Ada mutasi dan promosi jabatan. Prof Abd Rahman Mas'ud sebagai Kepala Badan Litbang dan Diklat menyampaikan sambutan pelantikan. Sambutan tersebut saya pikir menarik, simpel dan mengandung makna yang dalam. Oleh karenanya saya kutipkan sebagai berikut: .........sesuai amanat Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2017 bahwa mutasi dan promosi ini merupakan salah satu bentuk pengembangan karier PNS yang merupakan suatu keharusan dalam penyelenggaraan pemerintah dengan memperhatikan kebutuhan organisasi. Saya juga mengingatkan bahwa suatu jabatan terdapat amanah yang harus dijalankan dengan baik agar mendapat nilai ibadah, sehingga mendatangkan kebaikan bagi diri kita sendiri. Dengan demikian, seberat apa pun tugas dan pekerjaan akan terasa nyaman dan ringan, apabila amanah ini dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. (Dengan) memiliki potensi diri, latar belakang, sudut pandang yang berbeda dengan keunikan masing- masing. Hal ini sangat berpengaruh dalam menyikapi masalah yang sama. Maka perlu saya ingatkan bahwa di dalam jabatan yang saudara emban saat ini terdapat tanggungjawab terhadap problem solving dan membina serta membimbing bawahan untuk menjadi lebih baik dengan menjadikan diri sendiri sebagai contoh representasi dari lima nilai budaya kerja Kementerian Agama. Yaitu Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggungjawab, dan Keteladanan. Thomas Jefferson pernah berkata:....the most sacred duty of all goverment is to do impartial judge to all citizen. Akhirnya, saya mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik agar segera menyesuaikan diri terhadap tugas dan pekerjaannya, mengingat akan berakhirnya tahun anggaran agar dapat segera melanjutkan program kerja yang sudah dirancang, sehingga dapat selesai dengan baik dan cepat. Selamat bekerja dan mudah- mudahan Allah Swt selalu melindungi kita dalam setiap pekerjaan. Pelaksanaan program kerja anggaran juga harus tetap berdampak pada accountability kinerja. Ada kata bijak:.....in yazinuka la-nafsuka ....in yasyinuka lahiyah....(terjemah bebas:.....jabatan itu bisa memuliakanmu, tapi juga bisa menistakanmu....). Jakarta, 21 september 2018.

Sabtu, 15 September 2018

Ibn Rusyd dan Buku

Ibn Rusyd, (1126-1198) When zealous muslims burnt the books of Averroes, a disciple of his began to weep. Averroes said to his student, My son, if you are lamenting the condition of the muslims, then tears equal to the seas will not suffice. If you are crying for the books, then know that ideas have wings and transcend aeons to reach the minds of thinking people. Ketika sekelompok muslim sangat bersemangat membakar kitab karya Ibn Rusyd, salah seorang murid beliau mulai menangis. Ibn Rusyd berkata kepada muridnya itu, Anakku, jika engkau meratapi kondisi umat Islam ini, kemudian air matamu sama dengan air laut, itu pun tidak sepadan. Yang patut engkau tangisi adalah nasib buku- buku itu, kemudian mengetahui ide-ide yang sesungguhnya memiliki bersayap dan bisa terbang melampaui berabad- abad lamanya yang mencapai pikiran orang banyak.

Naskah Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta Pada suatu pagi, Tanggal 7 juli 2018, saya berkunjung ke Perpustakaan Widya Budaya Kraton Yogyakarta. Tidak banyak yang tahu bahwa di dalam Kraton Yogya terdapat perpustakaan yang menyimpan banyak manuskrip. Saya bertanya dua kali, baru bertemu perpustakaan Sultan Yogyakarta tersebut. Selama ini, Museum Sono Budoyo yang terkenal dan bangunannya relatif megah, tepat di depan Alun- Alun Yogyakarta. Pada pintu masuk perpustakaan ada tulisan: no entrance, dilarang masuk. Ternyata di balik pintu tersebut ada sebuah bangunan yang cukup tinggi, sederhana, tanpa tanda- tanda bahwa di balik temboknya yang kokoh tersimpan ratusan manuskrip dan buku- buku sejarah kesultanan Yogyakarta berikut beberapa katalognya. Saya bertemu dengan pak Candra dan KRTPurwodiningrat. Pak Candra adalah pegawai yang pernah melanglang buana di Jakarta. Ia bercerita bahwa sudah pernah 20 tahun merasakan sumpeknya kota Jakarta. Ia pada akhirnya memilih mengabdi di perpustakaan Kraton Yogyakarta. KRT Purwodiningrat adalah pensiunan pegawai Balai Pustaka. Pada umurnya yang sudah senja, ia memilih untuk mengabdi dan terus melakukan transliterasi karya dan manuskrip kesultanan Yogyakarta. Ia sanggup menerjemahkan dan mengetik langsung sekitar 6 lembar perhari. Ia sedang mentransliterasi Naskah Gianti yang memuat serba- serbi sejarah kesultanan Yogyakarta. Sejarah perang, sejarah kota, semua ada di dalam naskah Gianti. Dari cerita pak Candra, bahwa Thomas Rafless ketika kalah perang memboyong semua manuskrip Kraton Yogyakarta. Semua diangkut ke Inggeris. Konon, hanya dua manuskrip yang tertinggal atau ditinggal. Satu manuskrip al- Quran al- Karim yang berornamen indah. Berat al- Quran tersebut sekitar 5 kg. Ada lagi naskah Surya Raja yang memuat kisah raja- raja Yogyakarta. Ironisnya, manuskrip- manuskrip yang dibawa lari Thomas Rafless tersebut, kini berada di Inggeris. Dan celakanya, tidak mudah untuk mengaksesnya karena milik Yayasan keluarga. Sehingga, sesungguhnya kita telah mengalami keterputusan intelektual. Ini kerugian bagi bangsa Indonesia. Kita kehilangan "memori kolektif" sebagai bangsa besar.

Sultan-ku

Mata- Mu yang penuh dengan cinta. Lihatlah, aku datang untuk berkunjung Dalam kata- kata air kehidupan. Aku datang untuk menjadi mawar dan menghijaukan. Aku lemah, aku hanya setengah. Aku datang kepada- Mu Untuk menjadi sempurna. Layaknya burung Bul- Bul yang telah jatuh cinta. Aku datang untuk bertengger di dalam mawar- Mu. Hatiku terbakar tak ada tempat lain selain diri- Mu. Ketika tak punya kekayaan selain nyawaku. Aku datang untuk menyerahkan nyawaku. Kabulkanlah wahai sultan- Ku. Aku datang untuk terbakar dengan cinta-Mu. Ketika semua tempat adalah tanah. Aku datang untuk menjadi samudra. Ketika lemah dan tanpa cinta. Aku datang untuk menemukan diriku. Ketika kebohongan telah terbiasa. Aku datang untuk melihat kebenaran. Ketika orang yang hidup telah mati. Aku datang untuk terlahir di dalam hati- Mu. Hati- ku terbakar, tidak ada tempat lain selain Kamu. Kata- kataku terbakar.

Darurat Manuskrip

Indonesia:....Darurat Manuskrip Keagamaan Manuskrip menyimpan memori intelektual suatu bangsa. Bangsa besar adalah mereka yang merawat dan melestarikan kekayaan intelektualnya. Mengkaji manuskrip laksana menarik anak panah dari busurnya, semakin ke belakang akan semakin melesat jauh ke depan. Belajar sejarah bukan berarti kita menjadi kuna dan terbelakang, tetapi bisa mengambil pelajaran untuk sebuah peradaban baru.

Kamis, 06 September 2018

Filosofi Buku

Books are the ships which pass through the vast sea of time, ( Francis Bacon, h. 100). Buku ibarat kapal yang melintasi lautan waktu yang sangat luas. Pada pepatah lain berbunyi:....So many books, So little time. Semakin banyak buku, tetapi sedikit waktu. Frank Zappa.

Jumat, 17 Agustus 2018

Do'a Halal bi Halal

Do'a Halal bi Halal, 2 Juli 2018 Bismillahirrahman al- rahim Alhamdulillah rabbil alamin. Wabihi nasta'in 'ala umuriddunya wal din. Wal shalat wal salamu 'ala asyrafil mursalin wa 'ala alih wa ashhabih ajma'in. Ya Rahman, ya Rahim Dikau Pengasih tak pilih kasih, Dikau Penyayang tak pandang sayang. Hari ini, kami melaksanakan halal bi halal Untuk merajut tali silaturahim, Dan shilat al- ruh di antara kami. Dalam rangka peningkatan kinerja dan pelayanan. Siapa yang mengasihi di bumi Dialah yang terkasih di langit. Ya 'asyiq wa ya ma'syuq! Duhai Tuhan, Maha Pencinta Dan yang dicinta. Karena cinta- Mu, sinar mentari pagi Menyinari bumi. Karena cinta- Mu, rembulan menyapa bumi di malam hari. Karena cinta- Mu, ombak menepi ke pantai. Karena cinta- Mu, burung- burung berciutan Mendamba cinta. Karena cinta-Mu, kami ada di sini. Tautkankah hati kami. Eratkanlah! Cinta kami ibarat cintanya gula kepada air. Air tak terasa, hanya manisnya gula yang terasa! Ya Allah, Jadikanlah Halal bi halal sebagai momentum penuh kenangan! Dengan halal bi halal antara aku, kamu menyatu. Melebur. Mencair! Tak ada lagi aku. Tak ada lagi kamu. Yang ada adalah keluarga besar Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI. Tuhan, kami hanyalah penadah rahmat- Mu. Kami mohon, jangan bawa hati kami, telanjang. Dari rumah hinanya menuju surga- Mu. Kami terus mengetuk- ngetuk pintu rahmat- Mu. Sebab, Dikau Maha Mendengar Dan Maha cermat menghitung air mata kami. Kami, takkan meneguhkan janji pada dunia. Kami takkan menaburkan cinta padanya. Sebab dunia sudah menjanda Seribu kali. Lihat semua emas di pasar dunia. Lihat segenap air mata yang disemburkannya. Tempatmu bukan di sini. Terbanglah. Terbanglah tinggi. Tuk menggapai cinta- Nya. Tuk menggapai kasih- Nya. Tuk menggapai sorga- Nya. Tuk menggapai Ridha- Nya. Duhai Tuhan, kami rindu pada- Mu. Tuhan, kami cinta Kamu! Allahumma Anta al- salam. Wa minka al salam. Wa ilaika ya'udu al salam. Fa hayyina rabbana bil salam. Wa adkhilna al jannata daras salam. Tabarakta rabbana wa ta'alaita. Ya Zal jalal wal ikram. Wa shalla Allah 'ala Muhammad Wal hamdulillah rabbil 'alamin. Wassalamu 'alaikum wr.wb.

Senin, 30 Juli 2018

Selamatkan Manuskrip!

Adalah Imam Jalaluddin al- Suyuthy yang menemukan catatan bahwa ternyata al- Raghib al- Ashfahany bukanlah seorang muktazilah. Inilah pentingnya mencermati catatan-catatan yang tercantum pada sampul buku--'ala dzahr al- kitab. Demikian pentingnya informasi manuskrip tersebut. Filosof- saintis al- Biruni kesulitan dan menghabiskan banyak sekali waktu untuk mencari sebuah manuskrip, yakni kitab Sifr al- Asrar, misteri angka nol. Dan ulama- ulama lainnya juga mengalami hal yang sama. Perburuan naskah, manuskrip Ibn Rusyd. Karya- karya Ibnu Bajjah di koleksi Oxford University, dst. Demikian catatan Franz Rosental dalam bukunya The Technique and Approach from Muslim Scholarship, 1975. Manuskrip menyimpan memori intelektual suatu bangsa. Bangsa yang besar adalah mereka yang merawat dan melestarikan catatan dan kekayaan intelektualnya. Orang barat yang belajar filsafat akan selalu memulainya dengan materi filsafat Yunani Kuno. Mereka akan mengkaji filsafat Socrates, Plato dan Aristoteles. Konon, manuskrip karya- karya Aristoteles dalam bahasa Yunani asli masih bisa dibaca hingga sekarang ini. Masih tersimpan rapi di perpustakaan di barat. Bangsa yang memiliki masa lalu, merekalah yang memiliki masa depan. Belajar manuskrip ibarat menarik anak panah dari busurnya, semakin ke belakang, maka semakin melesat anak panah tersebut. Mencermati sejarah masa lalu bukan berarti kita menjadi kuna dan terbelakang, tetapi bisa mengambil pelajaran dari sejarah tersebut. Belajar sejarah sangat penting untuk sebuah peradaban baru suatu bangsa. Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata Bung Karno.

Perpus Kraton Yogya

Pada suatu pagi, Tanggal 7 juli 2018, saya berkunjung ke Perpustakaan Widya Budaya Kraton Yogyakarta. Tidak banyak yang tahu bahwa di dalam Kraton Yogya terdapat perpustakaan yang menyimpan banyak manuskrip. Saya bertanya dua kali, baru bertemu perpustakaan Sultan Yogyakarta tersebut. Selama ini, Museum Sono Budoyo yang terkenal dan bangunannya relatif megah, tepat di depan Alun- Alun Yogyakarta. Pada pintu masuk perpustakaan ada tulisan: no entrance, dilarang masuk. Ternyata di balik pintu tersebut ada sebuah bangunan yang cukup tinggi, sederhana, tanpa tanda- tanda bahwa di balik temboknya yang kokoh tersimpan ratusan manuskrip dan buku- buku sejarah kesultanan Yogyakarta berikut beberapa katalognya. Saya bertemu dengan pak Candra dan KRTPurwodiningrat. Pak Candra adalah pegawai yang pernah melanglang buana di Jakarta. Ia bercerita bahwa sudah pernah 20 tahun merasakan sumpeknya kota Jakarta. Ia pada akhirnya memilih mengabdi di perpustakaan Kraton Yogyakarta. KRT Purwodiningrat adalah pensiunan pegawai Balai Pustaka. Pada umurnya yang sudah senja, ia memilih untuk mengabdi dan terus melakukan transliterasi karya dan manuskrip kesultanan Yogyakarta. Ia sanggup menerjemahkan dan mengetik langsung sekitar 6 lembar perhari. Ia sedang mentransliterasi Naskah Gianti yang memuat serba- serbi kesultanan Yogyakarta. Sejarah perang, sejarah kota, semua ada di dalam naskah Gianti.

Sabtu, 30 Juni 2018

Kontroversi Quthub

Sayyid Quthub: Tafsir Gender Sayyid Quthub dikenal sebagai aktifis pergerakan Islam politik. Ia adalah seorang tokoh Ikhwan al-Muslimin yang sangat berpengaruh di Mesir dan dunia. Ia bahkan ditengarai inspirator sejumlah gerakan terorisme modern. Jamal Abdul Nasser menuduhnya ingin menggulingkan pemerintahannya. Sayyid Quthub memang bercita- cita mendirikan negara Islam, tetapi belum ditemukan bukti yang kuat bahwa Quthub akan menggulingkan Jamal Abd Nasser. Quthub akhirnya wafat di tiang gantungan pada tahun 1966. Mengenai gerakan dan aktifitas politik Quthub sudah banyak sarjana yang mengkaji pemikiran beliau. Bahkan Tafsir Fi Zhilal al- Qur'an ditengarai sebagai tafsir haraky waqi'iyah, tafsir bercorak pergerakan politik. Hal yang menarik adalah kajian Dr Halimah, Dosen UIN Alauddin Makassar yang membahas pemikiran gender Sayyid Quthub. Beberapa kesimpulan disertasi Dr Halimah dapat dicatat sebagai berikut: 1. Perempuan boleh bekerja di luar rumah. Dengan syarat, mereka tetap menutup aurat dan memang pekerjaan tersebut sangat dibutuhkannya untuk menopang keberlangsungan hidupnya. 2. Hukum waris sebagaimana digariskan dalam al-Qur'an adalah yang terbaik. Bahwa ketentuan pembagian harta waris 2:1 adalah sudah tepat dan berkeadilan. Bahwa anak laki- laki mendapatkan dua bagian lebih banyak dari anak perempuan memang sudah sesuai dengan prinsip al- tawazun wa al-'adl. Sebab, anak laki- laki menanggung beban kekuarga yang lebih berat ketimbang anak perempuan. Pandangan Sayyid Qutuhub ini barangkali didasarkan pada kultur bangsa Arab. Bahwa kalau seorang ayah meninggal dunia, maka seluruh tanggung- jawab keluarga diambil- alih oleh anak laki- laki. Tanggung jawab dimaksud termasuk finansial. Jadi kalau ia memiliki saudara perempuan lima, maka tanggung jawabnya meliputi kelima- limanya meskipun si anak laki- laki tadi sudah berkeluarga. Sampai saudari perempuannya menikah. 3. Kesaksian perempuan diterima dalam hal saksi jual- beli. Yakni 2:1. Dengan didasarkan pada kaidah hukum, al- hukm yaduru ma'a al- 'illat wujudan wa 'adaman. 4. Tafsir Surah al- Nisa' ayat 1.....bahwa manusia tercipta min nafsin wahidatin, dari diri yang satu, Sayyid Quthub sama sekali tidak menyinggung riwayat tentang asal- usul manusia dari Adam dan Hawa. Quthub lebih menekankan pentingnya penghormatan kepada perempuan karena berasal dari ayah dan ibu yang sama. 5. Tafsir Fi Zhilal al- Quran termasuk tafsir bi al- ra'yi. Quthub sering mengandalkan pemikirannya sendiri. Quthub tidak banyak mengutip pandangan mufassir modern apalagi tafsir- tafsir klasik. 6. Yang mengejutkan adalah Dr Halimah menyimpulkan bahwa tafsir Sayyid Quthub tentang gender termasuk tafsir yang moderat. Sayyid Quthub selama ini ditengarai sebagai skripturalis sebagaimana para aktifis Ikhwan al-Muslimin lainnya ternyata lebih banyak menggunakan ra'yu (pemikiran) ketimbang hadis atau pandangan ulama terdahulu. 7. Tentang poligami, Quthub berpandangan bahwa itu adalah rukhshah, diberi kemudahan dan kelonggaran bagi laki- laki yang mampu berlaku adil. Ada tiga argumen yang diajukan Quthub. a. Karena jumlah perempuan lebih banyak. b. Karena layak menikah daripada terjatuh pada perbuatan zina. c. Menikah dengan tidak sembunyi- sembunyi, nikah sirri. Argumen lain ynag diajukan adalah masa produktifitas laki- laki lebih panjang daripada perempuan. Perempuan rata- rata memasuki usia manupouse pada umur 50 tahun. Sementara laki- laki bisa sampai umur 70 tahun. Jadi ada jarak 20 tahun masa produktifitas seorang laki- laki. Jarak 20 tahun ini adalah peluang bagi laki- laki untuk melakukan poligami. Demikian penjelasan dalam kitab al- Salam al- 'alamy wa al Islam, Islam dan Perdamaian Dunia, terbit tahun 1960. Pembahasan yang sama juga dijelaskan oleh Nushair Zirwaq dalam kitabnya Maqashid al-Syari'at fi Fikr Sayyid Quthub. Ada sekitar 25 buku karya Sayyid Quthub yang dicetak. Beberapa di antaranya yang menarik menjadi bahan kajian: a. Ma'alim fi al- Thariq, 1964. Kitab ini tergolong tipis tetapi dianggap memengaruhi aktifis dan gerakan radikal di seluruh dunia. Sewaktu saya berkunjung ke Shana' a Yaman, saya menyelinap masuk ke markas Islam garis keras. Saya masuk ke perpustakaan mereka dengan maksud agar bisa melihat langsung, kitab- kitab apa yang mereka baca setiap harinya. Saya melihat ada beberapa kitab yang dibaca, antara lain: Kitab Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah, dan karya- karya lainnya, kitab Ma'alim fi al- tharieq, kitab Tafsir Fi Zhilal al- Quran, kitab Nashiruddin Al- Albany. Saya juga melihat ada Tafsir Ibnu Jarir al- Thabary. Tafsir al- Thabary, saya kira tafsir standar siapa pun yang melihat tafsir bi al- ma'tsur. b. Al-'Adalah al- Ijtima'iyah fi al- Islam, 1949. Kitab ini berbicara tentang keadilan sosial dalam Islam. Ada bab yang cukup provokatif yang membahas sahabat nabi dan relasi harta. Bab ini membahas daftar kekayaan para sahabat Nabi yang selama ini diteladani oleh mayoritas umat Islam. Kita terkaget- kaget membaca bab ini. Barangkali karena kitab inilah sehingga Sayyid Quthub biasa dituduh sebagai orang yang menghujat sahabat Nabi. Kesimpulannya, sahabat juga "doyang" mengumpulkan harta- harta. Bahkan ada sahabat yang memiliki rumah mewah dan tanah yang sangat luas. c. Muqawwimat al-Tashawwur al-Islamy d. Naqd al- adaby e. Tashwir al- Fanni fi al- Qur'an, 1949 f. Mashahid al- Qiyamah fi al- Qur'an, 1954. g. Islam wa Musykilat al- Hadharah, 1962. h. Tafsir Ayat al- Riba I. Muhimmat al- Sya'ir fi al Hayah j. Amrika min al- Dakhil bi- minzar. k. A Child Village, Anak dari Desa. l. The Islamic Concept and it'a charactheristics. m. Basic Principles of Islamic Worldview n. The Sayyid Quthub Reader: selected writings on politics, religion, and society oleh Albert J. Bergesen, Routledge, 2007. o. Karya yang terkait lainnya adalah yang ditulis Shalah Al Fattah Khalidi, Sayyid Quthub Min al- Milad ila al- Istisyhad yang memuat biografi Quthub sampai wafatnya di tiang gantungan. Ada lagi kitab yang ditulis Khalidi, dengan judul al- Madkhal fi Tafsir fi Zhilal al- Qur'an, pengantar untuk tafsir Fi Zhilal al- Quran. Dengan kitab ini kita bisa memahami peta pemikiran Quthub. Ada lagi kitab Manhaj al- Haraky fi Dzilal al- Qur'an. Kitab ini memuat metode tafsir al- haraky dalam Tafsir Fi Dzilal al- Qur'an. Di sana dibahas Manhaj al- Jamali, seni dan keindahan, dan manhaj al-fikri, pemikiran. Wal hasil, Quthub memang sarjana muslim yang kontroversial. Quthub selalu menjadi kenangan bagi pergulatan pemikiran politik Islam. Quthub telah wafat di tiang gantungan, tetapi pemikirannya tetap hidup di hati umat.

Rabu, 20 Juni 2018

Tuhan pun Tertawa

Hafidz, seorang sufi penyair berkata: Aku mendengar Tuhan Tertawa. Daniel Ladinsky, I heard God Laughing, Rendering of Hafiz, 1996. Hafiz dari Syiraz hidup kira- kira1320-1389. Ia hidup menderita. Ia pernah jatuh cinta kepada seorang gadis sangat cantik. Tetapi patah hati karena ia hanyalah seorang pembantu penjual roti. Setiap pagi ia mengantarkan roti ke rumah gadis bangsawan yang cantik itu. Tetapi cintanya tidak kesampaian. Ia mencari cara lain. Ia menulis puisi. Puisinya terkenal seantero Syiraz. Tetapi tetap saja gadis cantik itu bukan untuknya. Ia pernah menikah dan memiliki anak satu. Belakangan anaknya ini pun meninggal. Isterinya juga meninggal. Ia pernah dekat dengan pihak istana. Belakangan ia diusir dari istana karena pikiran-pikirannya berseberangan dengan ulama ortodoks. Tetapi di penghujung usianya yang sudah renta, Hafiz dipanggil kembali ke Syiraz. Ia menjadi guru sufi dan penyair. Ia memiliki banyak murid yang setia. Pandangan- pandangannya jauh menerawang. Ia melihat seluruh gerak di bumi sebagai gerak kemahaindahan Tuhan. Lirik-lirik syairnya mengalir dengan mengapresiasi kehadiran dan kekayaan hidup yang dilihat dengan kaca mata cinta. Pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari yang sangat sepele pun sesungguhnya merupakan berkah kemahahadiran Tuhan. Tuhan itu Omnipresent, Maha Hadir. Tuhan terkadang menyapa kita pada peristiwa-peristiwa kecil dan biasa. Dia mengundang kita untuk " terjaga sesaat" dan mendengarkan musik penuh kebahagiaan dari "tawa Tuhan". Apa itu ketawa? Ia adalah Tuhan yang sedang tertawa ! Oh, ia adalah matahari yang menyemburkan kemanisannya ke segala arah. Dari balik awan Yang telah lama engkau jinjing. Menyelubungi mata dan kalbumu. Tawa adalah bintang kutub. Yang digenggam kekasih kita di langit, Yang selamanya berkata, Ya kekasih- kekasihku, datanglah dengan cara ini. Datanglah dengan cara ini kepadaku dan Cinta! Datanglah dengan mulut- mulut lembutmu. Yang bergerak. Dan lidah- lidah cantikmu-- gerakan magis Tangan dan kaki dan kelenjar dan selmu-- Menari! Ketahuilah. bahwa Di mata Tuhan, Semua gerak adalah bahasa yang menakjubkan, Dan musik-musik yang memikat dan elok! Oh apa itu ketawa Hafidz? Apa itu cinta dan tawa mulia. Yang menguncup dalam qalbu kita? Ia adalah suara kemenangan Dari jiwa yang sedang terjaga!

Senin, 21 Mei 2018

Sa'di Shirozi

Gulistan, Sa'di Shirozi Gulistan adalah karya legendaris Sa'di Shirozi. Karya Sa'di ini ditulis di tengah- tengah huru- hara politik dan serangan tentara Mongol ke Baghdad. Sa'di sendiri pernah ditangkap dan dipenjara oleh tentara Salib. Jadi, Gulistan ditulis pada saat berkecamuknya perang Salib dan serangan Jengis Khan. Dikisahkan bahwa pada saat penghancuran kota Baghdad oleh Jengis Khan, Sa'di bisa lolos dari maut. Kekejaman tentara Mongol demikian tak terperikan. Penduduk kota dipenggal. Gadis- gadis cantik dikumpulkan di lapangan dan diperkosa beramai- ramai. Kitab dan karya- karya monumental ulama dan para saintis muslim dibakar. Sebagian ditenggelamkan di sungai Tigris. Sampai sungai Tigris hitam dengan tinta kitab- kitab yang dibuang dari Perpustakaan Bait al Hikmah. Sungai Tigris juga merah karena darah para penduduk Baghdad mengalir. Kekejaman tentara Mongol tak terperikan. Mengerikan. Semenjak Sa'di lolos dari maut penyerangan kota Baghdad, ia berkelana ke berbagai wilayah di Timur dan di Barat. Ia mengembara ke India ( Somnath, Punjab, Gujarat, Ghazna), Balkh, Herat, Yaman, Hijaz ( Mekkah- Madinah), Yerussalem, Mesir, Maroko, Balkan, Mediteranian, Khasgar, China dan Anatolia ( Turki). Setelah pengembaraannya yang panjang ini, dan melewati darat dan laut, Sa'di menulis kitab Gulistan. Gulistan dipandang sebagai karya otentik karena memiliki banyak pesan- pesan moral. Gulistan berbeda juga dengan karya Jalaluddin Rumi yang terkenal itu, Fihi ma Fihi. Dalam Gulistan Kisah Yusuf dan Zulaikha mengambil porsi yang cukup panjang. Barangkali kisah cinta Yusuf- Zulaikha memiliki pesan moral dan cinta yang sangat mendalam bagi kemanusiaan. Sa'di juga berkisah tentang penderitaannya ditangkap dan dipenjara oleh tentara Prancis. Waktu itu beliau menelusuri gurun dari Damaskus menuju Yerussalem. Untuk menghindari manusia, Sa'di bergabung dengan binatang. Tapi aral melintang, beliau tetap ditangkap. Disuruh bekerja dan menggali parit bersama dengan orang- orang kafir. Pemimpin Aleppo menemukan Sa'di dalam keadaan menyedihkan itu, akhirnya ditebusnya 10 dinar. Sewaktu tiba di Aleppo, ia dinikahkan dengan puteri sang pemimpin Aleppo dengan mahar 100 dinar. Belakangan, Sa'di menceraikan isterinya ini karena cerewet dan banyak tuntutan. Sa'di tersohor dengan karya dan petuah-petuahnya. Salah satu kalimat Sa'di yang diabadikan dan tertulis di pintu masuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ialah: ...Human beings are members of a whole. In creation of one essence and soul. If one members is afflicted with pain. Other members uneasy will remain..if you have no symphaty for human pain. The name of human you cannot retain...manusia adalah anggota (keluarga) dari sesama. Dalam penciptaan pun dari esensi dan jiwa yang sama. Jika salah satu anggota terganggu ( tersakiti)... Anggota yang lainnya tidak ( boleh) tinggal diam. Jika engkau tidak simpati pada penderitaan orang lain, (maka) predikat manusia tidak dapat engkau sandang.

Sa'di Shirozi

Gulistan, Sa'di Shirozi Gulistan adalah karya legendaris Sa'di Shirozi. Karya Sa'di ini ditulis di tengah- tengah huru- hara politik dan serangan tentara Mongol ke Baghdad. Sa'di sendiri pernah ditangkap dan dipenjara oleh tentara Salib. Jadi, Gulistan ditulis pada saat berkecamuknya perang Salib dan serangan Jengis Khan. Dikisahkan bahwa pada saat penghancuran kota Baghdad oleh Jengis Khan, Sa'di bisa lolos dari maut. Kekejaman tentara Mongol demikian tak terperikan. Penduduk kota dipenggal. Gadis- gadis cantik dikumpulkan di lapangan dan diperkosa beramai- ramai. Kitab dan karya- karya monumental ulama dan para saintis muslim dibakar. Sebagian ditenggelamkan di sungai Tigris. Sampai sungai Tigris hitam dengan tinta kitab- kitab yang dibuang dari Perpustakaan Bait al Hikmah. Sungai Tigris juga merah karena darah para penduduk Baghdad mengalir. Kekejaman tentara Mongol tak terperikan. Mengerikan. Semenjak Sa'di lolos dari maut penyerangan kota Baghdad, ia berkelana ke berbagai wilayah di Timur dan di Barat. Ia mengembara ke India ( Somnath, Punjab, Gujarat, Ghazna), Balkh, Herat, Yaman, Hijaz ( Mekkah- Madinah), Yerussalem, Mesir, Maroko, Balkan, Mediteranian, Khasgar, China dan Anatolia ( Turki). Setelah pengembaraannya yang panjang ini, dan melewati darat dan laut, Sa'di menulis kitab Gulistan. Gulistan dipandang sebagai karya otentik karena memiliki banyak pesan- pesan moral. Gulistan berbeda juga dengan karya Jalaluddin Rumi yang terkenal itu, Fihi ma Fihi. Dalam Gulistan Kisah Yusuf dan Zulaikha mengambil porsi yang cukup panjang. Barangkali kisah cinta Yusuf- Zulaikha memiliki pesan moral dan cinta yang sangat mendalam bagi kemanusiaan. Sa'di juga berkisah tentang penderitaannya ditangkap dan dipenjara oleh tentara Prancis. Waktu itu beliau menelusuri gurun dari Damaskus menuju Yerussalem. Untuk menghindari manusia, Sa'di bergabung dengan binatang. Tapi aral melintang, beliau tetap ditangkap. Disuruh bekerja dan menggali parit bersama dengan orang- orang kafir. Pemimpin Aleppo menemukan Sa'di dalam keadaan menyedihkan itu, akhirnya ditebusnya 10 dinar. Sewaktu tiba di Aleppo, ia dinikahkan dengan puteri sang pemimpin Aleppo dengan mahar 100 dinar. Belakangan, Sa'di menceraikan isterinya ini karena cerewet dan banyak tuntutan. Sa'di tersohor dengan karya dan petuah-petuahnya. Salah satu kalimat Sa'di yang diabadikan dan tertulis di pintu masuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ialah: ...Human beings are members of a whole. In creation of one essence and soul. If one members is afflicted with pain. Other members uneasy will remain..if you have no symphaty for human pain. The name of human you cannot retain...manusia adalah anggota (keluarga) dari sesama. Dalam penciptaan pun dari esensi dan jiwa yang sama. Jika salah satu anggota terganggu ( tersakiti)... Anggota yang lainnya tidak ( boleh) tinggal diam. Jika engkau tidak simpati pada penderitaan orang lain, (maka) predikat manusia tidak dapat engkau sandang.

Kamis, 17 Mei 2018

Ikan Bertanya, di mana lautan?

Ayatullah Imam Khomeiny menulis Tafsir Surah Al-Fatihah dengan manhaj (metode) Ibnu 'Araby. Dalam muqaddimah buku tersebut ada kisah Ikan bertanya, di mana lautan? Untuk mencari jawab, ikan tersebut mendatangi ikan yang paling tua. Ikan tua tersebut ditengarai hidup sejak zaman Nabi Sulaiman a.s. Di mana lautan, tanyanya menelisik. Ikan tua: saya takut menjawab, karena kalian bisa membunuh saya. Ikan penasaran.....tidak, kami hanya ingin tahu saja. Ikan tua:.... Kita sedang berada dan hidup di dalam lautan. Sehingga, lautan ada di kanan- kiri kita. Lautan ada di depan dan di belakang kita. Lautan juga ada di atas, dan di bawah kita. Bahkan lautan ada di dalam diri kita. Demikianlah perumpamaan orang yang bertanya......di mana Tuhan?

Rabu, 07 Maret 2018

Cerita Dua Umar

Umar ibn Khattab pada suatu malam berkeliling kota Madinah untuk mengetahui tingkat kejujuran warganya. Sekitar tengah malam, Umar mendengar suara sayup -sayup perdebatan antara seorang ibu dengan anak gadisnya. Inti pembicaraan mereka adalah ibu memengaruhi gadisnya untuk mencampur susunya dengan air agar besoknya ia bisa menjual susu dengan banyak liter. Tetapi anak gadisnya tidak terpengaruh dan tetap bersikukuh untuk tidak mencampur susu jualannya dengan air. Si anak gadis menolak sambil menjelaskan bahwa tidak ada satu pun perbuatan yang luput dari pengawasan Allah Swt. Umar mendengar percakapan tersebut. Segera saja Umar ibn Khattab memerintahkan Aslam, ajudannya untuk memanggil ibu sang gadis. Saya mau menjadikan anak gadismu sebagai menantu. kata Umar. Bagaimana mungkin ya amiral mukminin. Kami tidak sekufu. Kami hanyalah rakyat jelata. Tidak, saya ingin puteraku Ashim menikah dengan seorang gadis yang bertakwa kepada Allah Swt, tegas Umar. mereka kelak akan melahirkan generasi yang shaleh. Demikianlah, Ashim memiliki putera yang sangat tersohor akan keadilan dan kejujurannya, yakni Umar ibn Abdul Aziz. Demikian pentingnya keturunan yang bertakwa. Gayung bersambut. Fathimah binti Abdul Malik ibn Marwan, isteri Khalifah Umar ibn Abdul Aziz, semenjak suaminya dilantik sebagai khalifah, ia mewakafkan hampir semua hartanya ke Batul Mal. Ia hanya menyisakan beberapa dirham untuk kebutuhan keseharian mereka. Hal ini dilakukannya karena mendengar nasehat suaminya, pilih mana? Harta atau cinta kita? Fathimah memilih untuk mendukung dan mensupport sang khalifah. Ternyata, ketika Ia menjadi permaisuri tidak menjadi lebih kaya, tetapi yang terjadi justeru sebaliknya. Inilah teladan kita. Kisah khalifah Umar ibn Abdul Aziz dan Fathimah isterinya tertulis dengan tinta emas dalam sejarah Islam. Patut dicatat bahwa pada masa Umar ibn Abdul Aziz, karena kemakmuran rakyatnya, sehingga tidak ada orang yang mau menerima zakat, dan sedekah. Wa Allah a'lam.

Kamis, 22 Februari 2018

Memimpin: Berselancar di Atas Ombak

We have entered in revolutionary times, kata Bill Gates. Kita sedang memasuki era revolusi informasi. Revolusi informasi ditandai dengan akselerasi teknologi IT. Kita sedang mengalami era disrupsi. No ordinary disruption, sekarang telah terjadi kekacauan yang tidak biasa. Demikian hasil riset Richard Dobbs, James Manyika, dan Jonathan Woetzel dalam buku teranyarnya itu. Ada empat perubahan yang sedang terjadi dan memengaruhi dunia global. a. Akselerasi teknologi informasi. Terdapat 2/3 warga dunia yang memiliki android, hand phone dan mereka semua terkonek dengan internet. b. Aging population ( Populasi yang Menua). Di China dan Jepang, seorang dewasa harus merawat enam orang tua. Kedua orang tuanya. Dua mertuanya. Dan dua orang kakek buyutnya yang masih hidup. Sehingga mereka kewalahan dalam merawat manula. Apa yang terjadi? Mereka merawat orang tua tersebut dengan bantuan robot. Robot lebih praktis merawat para manula daripada seorang pembantu atau perawat. c. Urban society. Terdapat 440 kota di dunia ini yang menentukan mobilitas tenaga- tenaga profesional dan lajunya perekonomian dunia. Tianjin, China, Tokyo, Jepang, dst. d. Capital, people, investmen. Dalam kaitan ini, saya sangat senang membaca kiat dan taktik Robby Djohan, mantan Dirut Bank Mandiri. Beliau menulis buku inspiratif dengan judul: Leading in Crisis Praktik Kepemimpinan Dalam Mega Merger Bank Mandiri. Berikut kisah dan pelajaran yang dapat dipetik: 1. Krisis besar diperlukan pemimpin besar. Tepat sebulan setelah proklamasi kemerdekaan RI, 19 september 1945, Soekarno dijadwalkan tampil berpidato di Monas (lapangan IKADA) dengan pengawalan sangat ketat oleh tentara Jepang. Rakyat marah karena Jepang belum hengkang dari Indonesia dan masih ingin penetrasi kekuasaan di sini. Soekarno membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin besar. Beliau tidak berpidato berapi- api membakar semangat rakyat sebagaimana biasanya. Soekarno kalem dan hanya berpidato tiga menit. Soekarno hanya bertanya: apakah rakyat masih memercayai pemimpin bangsa termasuk dirinya. Teriakan merdeka membahana di lapangan Ikada. Kalau kalian percaya, sekarang pulang ke rumah masing- masing dengan tenang dan damai. Serahkan urusan negara kepada para pemimpin bangsa. Andai saja Bung Karno berpidato berapi- api, maka barangkali Monas akan menjadi lautan darah. Inilah pemimpin besar. Makna kejadian ini adalah kita membutuhkan kepemimpinan yang berwibawa dan dipercaya rakyat. Trust adalah syarat utama seorang pemimpin. Sebatang lilin di tengah terowongan. 2. Kita ingat Syeikh Moh. Rasyid Makhthoum al Makhthoum, pemimpin Dubai. Ia mengubah Dubai yang gurun pasir menjadi pusat bisnis dunia yang mencengangkan. Dubai disulapnya menjadi "Hong Kong of the Middle East". Seorang leader bekerja dari segala keterbatasan, menembus dinding- dinding kesulitan dan memberikan sebatang lilin yang dinyalakan sumbunya di tengah - tengah terowongan tak bercahaya. Ia memberikan cahaya harapan, dan menuntun para pengikutnya menelusuri jalan- jalan baru yang beresiko gagal. Di tangannya terbentang sebuah peta, yang belum tentu betul denahnya. Tetapi, ia sadar betul ini adalah jalan terbaik untuk keluar dari kegelapan. Mereka percaya bahwa jalan baru pasti ditemukan, kendati mungkin saja mereka akan kesasar. Mereka beranggapan: kalau tak mau kesasar, mereka tidak akan pernah menemukan jalan baru itu, h. vi-vii. 3. Kita harus merumuskan perubahan, menggerakkannya, dan sekaligus menyelesaikannya. Membuat program unggulan, merumuskan strateginya, dan cepat mengeksekusinya. Management is organizational big ideas, like strategis, finances, and organize changes. Perhatikan olah raga arung jeram, white water rafting. Ketika rakit terseret arus, kita justeru harus mengayuh kuat- kuat. Kecepatan rakit harus disamakan dengan kecepatan arus, agar rakit bisa dikendalikan. Kalau kita tertegun dan diam, maka rakit akan semakin tak terkendali dan terseret arus. Begitulah ibaratnya memimpin dalam krisis. Untuk membangun Dream Team, maka diperlukan kerja keras, ketulusan, dan pengorbanan. Pegawai biasa akan membicarakan orang lain Pegawai luar biasa akan menawarkan ide dan gagasan.