Gallery

Selasa, 13 November 2018

Iran, Kota Peradaban

Iran adalah negara penuh pesona. Iran adalah negara tua dan dikenal sebagai the Cradle of Civilization. Iran sudah maju dan mengenal fermentasi anggur 3.000 tahun sebelum Prancis melakukan hal yang sama. Iran sudah membangun tempat permandian megah pada saat orang-orang Eropah masih bersembunyi di balik gua-gua tanah liat. Iran adalah tanah peradaban. Iran sampai hari ini masih memelihara tradisi dan peninggalan sejarah dan budaya mereka. Ada bangunan Masjid al- Jami' di Isfahan yang sudah berumur 5.000 tahun lalu. Masjid ini dulunya adalah tempat penyembahan berhala bagi agama Zoroaster. Di samping masjid ini ada makam al-'allamah al Majlisy penulis kitab Tafsir Bihar al-Anwar yang berjumlah 110 jilid itu. Ada juga jembatan Siusyehpool yang tiangnya berjumlah 33 tiang. Jembatan ini masih berdiri kokoh dan berfungsi layaknya jembatan modern. Karena sudah menjadi cagar budaya dunia yang harus dilindungi, jembatan ini sudah menjadi obyek wisata. Jembatan ini sudah berumur sekitar 400 tahun. Ada banyak tokoh filosof, sufi, seminan, dan saintis lahir dari tanah Iran. Ibnu al Muqaffa dan Mullah Shadra ( 1571-1637) adalah dua tokoh yang berhasil memadukan antara filsafat barat dengan Islam. Nama- nama tenar dalam sains dan teknologi serta kedokteran seperti al Razi dan ibnu Sina dalam bidang kedokteran, Ibnu Haitsam bidan optik, Jabir ibn Hayyan dalam bidang kimia. Mereka ini adalah ilmuan kelahiran Iran. Bahkan Imam al- Ghazali, tokoh dan pemikir sunni kaliber dunia lahir dan wafat di Thus, negeri Iran. Tokoh tafsir kawakan, Ibnu Jarir al- Thabary juga lahir di Thabaristan, juga wilayah kekuasaan Iran ( Persia). Lewat Iran, berbagai pemikir dunia terinspirasi kata-kata Sa'di Sirozi, Fariduddin al Aththar, Tabriz, al Raghib al Asfahany, Hafiz, Jami, Jalaluddin Rumi, Firdausi, dan Omar Khayyam. Iran juga adalah negara yang paling tahan berperang. Ada buku yang menyebutkan bahwa sejarah panjang Iran dalam berperang melewati 2.500 tahun. Anehnya, sampai sekarang negara Iran masih tegak, baik dari segi ekonomi, politik dan terlebih lagi bidang pemikiran filsafat dan teknomologi. Teknologi nuklir Iran termasuk ditakuti negara- negara barat bahkan Amerika sekalipun. Iran adalah sedikit dari negara Islam yang bangkit dari kesulitan. Capaian Iran sampai hari ini tetap saja mencengangkan. Di tengah embargo Amerika yang berkepanjangan, Iran masih dapat memproduksi pangan sendiri, bahan- bahan tekstil yang berkualitas tinggi, memelihara tradisi dan legasi Persia yang sudah berabad-abad lamanya, pemerintahnya masih sanggup membangun sejumlah fasilitas umum seperti transportasi umum, rumah sakit, jalan raya. Dan yang mencengangkan adalah angka partisipasi kasar (APK) Iran mencapai 92 persen dari total penduduk. Itu berarti, hampir semua usia sekolah dan kuliah terlayani pendidikannya. Prof A'rafi, rektor Universitas Al Mushthafa Qum menyebutkan bahwa 1/10 pemikir dunia adalah orang Iran. Dalam berbagai bidang, Iran masih unggul di banding dengan negara-negara muslim lainnya, seperti nuklir, kedokteran, dan kesehatan masyarakat, dst. Hal yang menarik adalah cara berpakaian orang Iran. Pasca revolusi Islam Iran yang digerakkan oleh Ayatullah Ruhullah Imam Ali Khomeiny, semua wanita Iran, baik muslimah ataupun non muslimah wajib memakai jilbab. Hanya saja, bagi penganut Zoroaster dan atau Kristen, biasanya hanya memakai kerudung yang menutupi sebagian kalanya. Mereka tidak berpakaian cadar sebagaimana lazimnya wanita muslimah pada umumnya. Dari jauh, kita sudah bisa menduga dan membedakan antara wanita muslimah dan non muslimah. Walhasil, jilbab, kerudung, atau cadar juga mengikuti tren masing-masing wilayah. Cadar wanita Iran berbeda dengan dengan jilbab di Arab Saudi. Dan lebih berbeda lagi dengan jilbab Pakistan dan Afghanistan. Pilih yang mana?

2 komentar:

pengebun mengatakan...

Ustadz ajak saya ke Iran ingin lihat jembatan yang unik itu dan membedakan penganut Zoroaster. Apa banyak penganutnya, kenapa dibiarkan tidak ada dakwah ?

Anonim mengatakan...

boleh bea subsidi dari Diktis ...he he he.