Gallery

Jumat, 21 Maret 2014

Senin, 17 Maret 2014

Richard Branson

Seorang pemimpin, jangan hanya mendekam di balik meja kerjanya. Ia harus turun menemui masyarakatnya dan mendengarkan kisah-kisah mereka.

Jumat, 14 Maret 2014

Halal Food

Label makanan halal sangatlah penting bagi umat Islam. Hal ini menjadi penting teutama ketika seorang muslim melakukan perjalanan keluar negeri yang kebetulan bukan negara muslim. Makanan halal dan berprotein adalah suatu kemestian bagi seorang muslim. itulah sebabnya, setiap mencari makanan, seorang muslim harus memastikan bahwa makanan yanh dikonsumsinya itu halal. Sekarang ini, bukan hanya makanan halal, bahkan kosmetik dan obat-obatan pun harus ada jaminan halal. Halal food, demikian penting untuk terus disosialisasikan. Ada cerita seorang kawan, Majelis Ulama di Timur Leste (dulu). Bahwa di sana ada warung babi halal. Maksudnya, warung itu memiliki menu babi yang disembelih. Penyembelihan itu sendiri dimaknai sebagai sesuatu yang halal. Makanya, warungnya ada menu babi halal. Saya tidak tahu persis, apakah cerita tersebut hanyalah rekaan atau fakta. Indonesia, Malaysia, Singapura, Tailand, dan Brunei, lagi gencar-gencarnya dengan sertifikasi halal. Untuk Indonesia, ada wacana yang mengingnkan agar labelisasi halal bukan lagi monopoli Majelis Ulama Indonesia. MUI harus melibatkan para pakar dari perguruan tinggi dalam menentukan labelisasi halal ini. Sebab, kepakaran dan nilai-nilai akademik tinggi dimiliki oleh perguruan tinggi. Demikian pentingnya halal itu bagi setiap muslim. Bahkan bagi penganut agama lain pun berkepentingan bagi makanan, dan kosmetik halal ini.

Gelar

Akhir-akhir ini, menyandang gelar akademik sepertinya sebagai prestise sosial. Ada banyak orang yang tegila-gila dengan gelar akademik tertenu. Bahkan Rhoma Irama, si raja dangdut juga mendapatkan gelar profesor dangdut dari sebuah perguruan tinggi dari Amerika Serikat. Saya tidak mengerti gejala apa ini, sehingga ada banyak orang tergila-gila dengan gelar akademik. Padahal, era sekarang adalah meritokrasi. Di mana seseorang dihargai dan ditakar berdasarkan kompetensi dan skill yang dimilikinya. Apakah ini adalah gejala masyarakat yang sedang sakit. Bahkan ada tokoh besar yang dengan gagahnya selalu menyandang gekar prof.Dr, padahal yang bersangkutan belum mendapatkan kedua gelar akademik tersebut. Memang, yang bersangkutan tidak pernah menulis namanya dengan kedua gelar tersebut, tetapi dengan "pembiaran" penulisan gelar tersebut berdampak pada asumsi masyarakat luas bahwa Ybs benar-benar telah memperoleh gelar akademik dimaksud. Secara finansial juga ybs telah mengambil manfaat yang tidak sedikit. Padahal, kalau seseorang telah memiliki kompetensi tinggi, sesungguhnya untuk apa lagi gelar akademik tersebut. Semestinyalah, bagi mereka yang tidak berkeringat dalam upaya memperolah gelar akademik, tidak perlu berani mencantumkan gelar akademik. Lha, tanpa gelar akademik pun tidak apa-apa. Mungkin karena terpengaruh oleh para caleg (calon legislatif) yang sering mencantumkan namanya di baliho agar tingkat elektabilitasnya semakin tinggi. Sehingga banyak orang yang tergila-gila dengan gelar. Ada lagi gelaja lain, sekelompok orang tergila-gila dengan gelar "ningrat" atau semacamnya. Gelar ratu, tubagus, roro, andi disematkannya pada namanya. Padahal, dulunya gelar kebangsawanan tersebut, sama sekali tidak terdengar dalam keluarganya. Gejala ini juga sungguh aneh. Masyarakat kita sudah tidak percaya kepada kompetensi? Atau lebih percaya kepada "asesoris" ketimbang hal-hal yang substansial?

Gratis

Tidak ada makan siang gratis, kata pepatah Amerika. The price of everything. Segala sesuatunya pakai ongkos kata anak muda. Bahkan dalam beragama pun pakai ongkos. Umat Islam umpamanya, kalau naik haji dan umrah pasti menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Umat Hindu, Bali pada setiap harinya harus menyiapkan sesajen sebagai bentuk persembahan dan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Tuhan masih memberi rezeki dan kekuatan kepada hamba-Nya. Apa yang dimakan pada hari itu, haruslah dipersembahkan dalam bentuk sesajen. Sehingga pernah ada penelitian yang menyebutkan bahwa biaya ritual dan sesajen umat Hindu Bali cukup signifikan. Ada janur kuning, dll yang tentunya menelan biaya yang tidak sedikit. Mungkin juga dalam agama Kristen dan Katolik juga dikenal "persembahan". Yang jamak diketahui adanya "uang" pertobatan dalam gereja. Agama Islam juga mengenal kaffarat (tebusan dosa) dan dam (bagi jamaah haji). Kaffarat seperti seseorang harus memberi makan 60 orang miskin karena yang bersangkutan telah berbuat zihar. Zihar adalah berkata bahwa punggungmu sama dengan punggung ibuku. Punggung di sini adalah kiasan kepada wanita yang "dilecehkan" di kalangan orang arab. Termasuk ungkapan yang sudah mengarah pada pelecehan seksual lewat kata-kata.

Cinta itu Buta

Cinta itu buta, demikian kata pujangga legendaris Inggeris, Shakespiare. al-Hubba ya'ma, cinta itu membutakan, sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama, riwayat Imam Ahmad ibn Hanbal, dalam kitab Musnadnya. Cinta itu buta ternyata bukanlah kalimat pertama yang diucapkan oleh pujangga Inggeris. Tetapi jauh sebelumnya, sudah turun temurun diucapkan bagi para pemuja cinta. Cinta itu buta, diulas lagi oleh Harian Kompas, dengan judul: Cinta Itu Memang Buta, tanggal 12 Maret 2014, h. 14. Saat seseorang jatuh cinta, maka korteks prefrontal, bagian otak depan yang mengatur dan mengendalikan logika menjadi tumpul. Begitu rasa cinta muncul, maka kemampuan menilai orang yang dicintai melemah. Demikian kesimpulan Andreas Bartels dan Semir Zeki dalam The Neural Basis of Romantic Love, dalam Neuroreport, vol II, nomor 17, tahun 2000. Cinta memang tidak sepenuhnya rasional. Cinta memang sangatlah emosional yang dibalut oleh kebutuhan untuk menyayangi ataupun ingin disayangi, hemat Taufik Pasiak, Sekjen Masyarakat Neurosains Indonesia yang juga dosen Universitas Sam Ratulangi, Manado. Cinta itu penuh gairah, keimtiman dan komitmen. Cinta yang paling rendah adalah mengagumi, yang hanya terikat pada keindahan saja. Cinta yang paling tinggi penyatuan diri sampai pada penegasian diri dengan yang dicintai. apakah yang seperti ini yang dimaksudkan oleh Sufi besar, rabi'ah al-'Adawiyah. Ketika cintanya hanya kepada Sanga Kekasih, pemiliki alam semesta, maka tak ada selain-Nya yang dapat menggoyahkan cintanya itu. Ia pun menolak semua cinta dari sesama makhluk. Sampai Rabi'ah menolak cinta dan lamaran Hasan al-Bashri, dan selainnya. Selanjutnya, terkadang juga cinta membutakan. Cinta tertolak dunkung pun bertindak. Cinta yang membutakan biasa membuat orang kalap. Orang yang dicintainya, berbalik ia memusuhinya. Bahkan sampai pada menghilangkan nyawa orang yang pernah dikasihinya? kaum pria kalau marah, maka otak yang lebih aktif adalah sistem limbik yang mengontrol emosi bekerja sama dengan bagian otak yang mengatur sistem motorik. Itulah sebabnya, seorang lelaki kalau marah sering menggunakan tangan dan kaki. Berbeda dengan perempuan, di saat marah, maka girus singulat (cingulate gyrus) yang bekerja, yaitu otak sadar yang merupakan bagian korteks prefrontal. Korteks prsfrontal adalah bagian otak yang dipakai untuk berpikir rasional. Sehingga, kemarahan pada wanita biasanya berwujud pada mata yang mendelik, tidak menggunakan tubuhnya untuk melakukan kekerasan. Kalau ada perempuan yang melakukan pembunuhan berarti sudah keluar dari takdirnya? Atau hal itu terjadi karena akumulasi dari penderitaan yang begitu lama sudah lama dipendamnya? Walhasil, benarlah sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama bahwa cintailah orang yang engkau kasihi sewajarnya. Dan bencilah orang yang tidak engkau kasihi juga sewajarnya. Karena boleh jadi orang yang engkau cintai itu berbalik menjadi musuhmu. Dan orang yang selama ini engkau benci, berbalik menjadi sahabat yang mengasihimu.

Kamis, 13 Maret 2014

Merawat Hati

Dalam kehidupan ini, kita sering menemukan perbuatan yang tidak mengenakkan. Kita sering mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari kawan dekat atau siapa saja. Kita juga terkadang mengalami nasib yang tragis di luar dugaan. Kita terkadang sangat reaktif terhadap situasi yang datangnya secara tiba-tiba tadi. Kita tidak memiliki persiapan hati untuk menerimanya. Hati kita berontak dan menolaknya. Kita reaktif dan berpikir negatif. Dunia gelap. Semestinya kita berpikir positif saja. Tidak perlu reaktif, apalagi melakukan hal-hal yang kurang produktif. Badai pastilah berlalu. Sesungguhnya, tidak ada yang buruk dalam kehidupan ini. Semuanya pastilah memiliki hikmah. Semuanya pastilah telah direncanakan "Tuhan Yang Maha Kuasa". Tuhan pemilik kehidupan. Tuahn telah menyiapkan telaga kehidupan. Air kehidupan itu sangatlah jernih. Ketika kita bersikap positif, pastilah air itu memberi manfaat bagi kesehatan kita. Ketika, kita negatif, air jernih pun bisa membuat kita terkena penyakit. Kita harus tegar menghadapi kisah pilu dalam kehidupan ini sambil mencari hikmah di balik smeua itu. Wa ma rabbuka bi zhallam-in li al-'abid. Tuhan mu tentulah tidak pernah berbuat aniaya kepada hamba-hamba-NYa. Semua hal yang kurang berkenan, apalagi zalim pastilah karena akibat perbautan hamba itu sendiri. Seorang kawan menasehati, bahwa kalau kebetulan hidup kita dilanda lara, bersikap jabariyahlah. Sebab, kalau selalu memakai nalar, kita bisa saja sakit. Karena memang dalam kehidupan ini terkadang ada hal yang di luar nalar. nalar belum sanggup mencernanya. Sikap demikian, bukan berarti kita harus fasif. tettapi energi kita arahkan kepada hal-hal yang positif saja. Berbuat baik itu jauh lebih utama.

Kreatif

Kreatif-imajinatif adalah sangat penting diajarkan sejak dini kepada anak didik kita. Imajinasi jauh lebih penting daripada pengetahuan, kata Albert Einstein. Bruce Nussbaum menulis buku Creative Imaginative. Buku ini merekomendasikan pentingnya kreatifitas. Seseorang untuk mencapai sukses, modal baik tidaklah cukup. Tetapi harus ditambah dengan kreatifitas, dan memiliki skill tertentu. To be successfull, you can't just be good, you also need to be creative. Jadi, CQ, kecerdasan kreatifitas sangatlah penting dan menunjang kesusksesan seseorang. Kalau kita melihat metode pembelajaran yang lebih mengedepankan hapalan, dan ujian yang multiple choice, mungkin hal ini harus diubah. Kebiasaan pendidik memberikan model ujian soal yang pilihan ganda, kurang membangun kreatifitas peserta didik. Semestinya memakai essai, agar peserta didik dapat berkreatifitas dan berimajinasi.bahkan kalau perlu, siswa dirangsang untuk membaca novel-novel fiksi atau non fiksi yang mengarah pada pengembangan kreatifitas dan imajinasi. Creative intellicence sangatlah utama. Padahal, CQ inilah yang biasa terlupakan dalam dunia pendidikan kita.

Sabtu, 08 Maret 2014

Bira

Tanjung Bira adalah wisata nan eksotik di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bira sangatlah menawan. Pantai pasir putihnya yang bersih. Pantai yang masih perawan. Bunyi desir ombak yang menderu-deru. Penduduknya ramah. Sopan. Bersahaja. Familiar. Friendly. Bersahabat. Di Parang Loe ada tempat pembuatan kapal Phinisi yang legendaris itu. Phinisi dapat mengarungi lautan. Bahkan samudra Hindia. Ada banyak turis yang rela berbulan-bulan di Bira hanya untuk menunggu kapal Phinisinya selesai. Di sepanjang pantai Bira ada banyak cottage yang disewakan. Hanya saja wisata kulinernya belum digarap dengan maksimal. Sehingga pada pagi hari, kita masih kesulitan mendapatkan warung makan sebagai tempat sarapan. Memang di sepanjang pantai ada banyak warung kopi yang menyiapkan makanan khas bugis, seperti gogos, buras, indo mie, dll. Daya tarik lainnya, ada sejumlah souvenir yang dijual. Sarung pantai, baju kaos sebagai cinderamata. Ada juga souvenir yang terbuat dari kerang-kerangan. Saya mendapatkan informasi dari Prof. Irwan Abdullah, guru besar Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta bahwa peristiwa Tsunami pernah tercatat di naskah Leiden University sekitar abad ke-18. Peristiwa itu digambarkan sangat dahsyat. Air laut menerjang pantai dengan garangnya. Rumah-rumah di sekitar pantai berantakan. Pepohonan tumbang. Penduduk banyak korban bencana. Jadi, Tsunami bukan pertama kali terjadi di Aceh dan sekitarnya. Padahal, orang-orang Sulawesi Selatan tidak banyak mengetahui bahwa Tsunami juga pernah terjadi di Tanjung Bira, Bulukumba.

Selasa, 04 Maret 2014

Raker

Di awal tahun ini, lembaga aau kementerian ramai-ramai mengadakan raker (rapat kerja). Kalau anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DPR ramai-ramai kunker, kunjungan kerja ke dapil (daerah pemilihan) masing-masing. Rapat kerja sangat penting untuk refreshing atau menghangatkan visi organisasi. Raker memang penting karena forum ini dapat saling memperkaya ide. Saling menyapa antara satu dengan yang lainnya. Saling melirik program. Saling mengisi. Saling menyapa. Tapi mungkin juga ada raker yang kurang efektif. Raker terkesan hanya "program jalan-jalan". Hanya untuk menghabiskan anggaran negara. Hanya menghasilkan laporan tebal, tapi prakteknya nol. Semestinyalah kita berpikir, bahwa setiap rupiah yang digunakan dalam raker itu adalah tetesan keringat rakyat. Mungkin, rakyat kecil yang membayar pajak itu hanya bisa memandangi hotel tempat raker tanpa bisa menikmatinya. Raker haruslah menghasilkan sesuatu untuk kemajuan organisasi atau lembaga pemerintah. raker haruslah menghasilkan sesuatu untuk percepatan pembangunan agar bangsa ini cepat maju. Raker haruslah menghasilkan pikiran-pikiran visioner agar dapat memberi dampak positif bagi kemajuan, kesejahteraan rakyat. Semoga raker dari lembaga apa saja dapat lebih efektif dan efisien. Bukan raker seremonial saja.

Hotel

Dunia perhotelan setiap tahunnya cenderung meningkat. Bahkan pada bulan-bulan tertentu hotel pada penuh. Kita sulit mencari hotel. Kamarnya penuh. Bisnis perhotelan memang sangat menggiurkan. Harga-harga kamar juga cukup variatif. Sayang sekali, bisnis perhotelan tidak banyak digeluti kalangan muslim. Memang ada sebagian kecil yang menggarap hotel syariah. Tetapi tidak menjadi mainstreaming. Hotel syariah sesungguhnya bisa menjadi pilihan. Sekiranya memberi kenyamanan. Bukan hanya asesoris "islami" yang menjadi andalan pengelolanya. Tetapi standar kebersihan, luas kamar, pelayanan, kenyamanan, dst harus dibenahi. Jadi, hotel syariah tidak sekedar mengandalkan adanya sajadah, sarana ibadah, musholla, dan kitab suci al-Qur'an. Saya membayangkan, umat Islam terutama pimpinan PTAI agar memikirkan kembali studi perhotelan. Dalam sejarah Islam, kamar mandi, dan hotel juga memiliki sejarah panjang. Orang-orang barat belum mengenal mandi yang benar, umat Islam sudah sangat maju.

Hantu

Seorang kawan bercerita pengalaman uniknya sewaktu berkunjung ke Inggeris. Pada pagi harinya sebuah gelas bergerak dan berjalan di atas meja. Kondisi meja datar. Kawan tadi tenu sangat terkejut. Sebab, sedari semalaman, ia merasa hotel tempat menginapnya seram. Kawan tadi langsung meminta pindah ke hotel lainnya yang lebih nyaman. Memang hotel tadi dikelilingi pepohonan yang tinggi-tinggi. Ketika cerita tadi disampaikan kepada eman-teman Indonesia di Inggris, maka merekapun berseloroh: "pasti hantunya tidak seperti pocong". Hantunya pasti berdasi.

Mengislamkan Jawa

M.C.Ricklefs menulis buku terbarunya dengan judul: Islamisation and its Opponents in Java, NUS Press, Singapore 2012. Buku ini penting karena memotret Islam Jawa dari tahun 1930 sampai sekarang. Buku ini kaya data dan perspektif. Sebagai contoh ketika Ricklefs menulis tentang "perempuan". Ia menyorot novel Ayat-ayat Cinta yang berlatar kehidupan mahasiswa Mesir. Pada penghujung film ini ada adegan yang melegitimasi poligami. Ada lagi novel Perempuan Berklaung Sorban, yang lebih vulgar bercerita tentang seks yang selama ini "ditabukan". Di Barat, poligami adalah sesuatu yang sangat "dihindari". Bahkan ada cerita bahwa orang barat lebih memilih bercerai daripada "dimadu".

Senin, 03 Maret 2014

Kyai Husein

Kyai Husein Muhammad, pendiri Fahmina Institut, Cirebon adalah tokoh kontroversial. Buku buku dan pikirannya sering dibahas dan didiskusikan. Buku Fiqh Perempuan dilarang dan dibakar di Malaysia. Kyai Husein terus saja berkarya. Tahun 2014 ini, beliau menulis lagi Menyusuri Jalan Cahaya. Ada banyak hal yang menarik dalam buku ini. Umpamanya, perdebatan panjang antara kaum asyariyah dan muktazilah bukan hanya karena teologi dan ideologi yang dipertahankannya. Tetapi juga motif politik dan ekonomi juga. Demikian pula pertarungan sunnah syiah sampai Ottoman Empite juga karena motivasi ekonomi dan kekuasaan. Sayang sekali, beliau tidak memalarkan bukti bukti historis sebagai alas argumentasinya.

1001 Alasan

Alasan. Ada 1001 alasan yang bisa diciptakan seseorang untuk menutupi kelemahan keculasannya. Alasan ada yang negatif, ada pula yang positif. Alasan ada yang rasional, ada pula yang emosional. asanologi, 2014, buku baru yang dilaunching oleh Jaya Suprana. Ada banyak hal dalam hidup ini yang sulit dimengerti alasan yang melatarinya. Kita tidak mengerti apa alasan negara tertentu menjadi musuh bebuyutan abadi. Bagi Franz Magnis Susesno, buku Alasanologi ini mengandung banyak pendidikan karakter. Halmana dalam kehidupan ini terkadang kita tidak dapat mengendalikan ego kita. Pak Jaya terkadang berbicara mengenai hal yang kelihatan sederhana, padahal sesungguhnya ia sedang menyuguhkan persoalan yang mendasar. Alasanologi, 1001 alasan memang menjadi menarik. Sebab, selama ini alasan sering dipersepsi sebagai hal yang negatif. Ah, dia itu hanya cari alasan saja. Dia itu, sedang menghindar dari tanggung jawab. Padahal, alasan itu sangat boleh jadi sangat rasional. Bukan pembelaan diri. Walhasil,Jaya Suprana memang orang unik. Sebelumnya beliau menulis buku Ensiklopedi Kelirumologi. Kumpulan hal-hal yang dianggap "keliru". Padahal, keliru itu terkadang mengandung kebenaran.

Minggu, 02 Maret 2014

Gorontalo

Gorontalo adalah tanah bertuah. Kota ini dikenal juga dengan serambi Madinah. Dulunya, kota Makasar yang dijuluki serambi Medinah. mungkin karena kedua kota ini, penduduknya dikenal dengan penganut Islam yang taat. Banda Aceh Darussalam dijuluki serambi Mekkah karena penduduknya juga sangat taat menjalankan syari'ah Islam. Dulu, Aceh sebagai kota transit jamaah haji dari berbagai penjuru nusantara sebelum mereka menembus samudra Hindia menuju Mekkah. Gorontalo telah melahirkan tokoh-tokoh nasional dan internasional. Prof.Dr.B.J.Habibie meskipun lahir di kota Pare-pare, tetapi leluhurnya dari Gorontalo. Prof. Katili, ahli gempa juga dari Gorontalo. J.S. Badudu, pakar kamus Bahasa Indonesia adalah putera Gorontalo, meskipun beliau tumbuh dan besar di kota kembang, Bandung. H.B.Jassin, kritikus sastra Indonesia modern adalah putera Gorontalo. Jassin juga sebagai kolektor karya-karya sastra Indonesia. Perpustakaan beliau di Taman Ismail Marzuki, Jakarta sebagai pusat dokumentasi sastra Indonesia. Hampir seluruh pikiran, tenaga pak Jassin diwakafkannya untuk kemajuan satra Indonesia modern. Yang istimewa, di penghujung hidupnya, Jassin menghabiskan seluruh waktunya menulis terjemahan al.Qur'an bergaya puitis. Terjemahan al.Quran versi Jassin ini menuai kontroversi. Sebab, Jassin dinilai hanyalah seorang sastrawan. Beliau tidak memiliki kemampuan bahasa Arab yang memadai sebagai prasyarat untuk menafsirkan al.Quran. Konon, Jassin juga menulis karya monumentalnya itu dalam waktu yang panjang, dan di sembarang tempat, dalam perjalanan keluar negeri, di tempat tempat umum. Dan bahkan terkadang di bioskop. Meskipun Jassin mendapat hujan kritik, ia tetap pada pendiriannya untuk mewujudkan cita cita luhurnya itu. Dan akhirnya lahirlah al.Quran al.Karim, Bacaan Mulia. Karya Jassin ini enak dibaca, mudah dipahami. Dan kental cita rasa bahasa Indonesianya. Salah satu contohnya, ketika beliau menerjemahkan ayat: . Ihdina al.sirath al.mustaqim, tunjukilah kami ke jalan yang lempang. Shirath al.mustaqim, selama ini diterjemahkan dengan jalan yang lurus. Terjemahan Jassin lebih tepat ketimbang Departemen Agama RI. Ada lagi, Ahmad Gobel, raksasa elektronik Indonesia. Ahmad Gobel sukses dalam bisnis elektronik karena filosofi pohon pisang yang dianutnya. Pohon pisang hampir seluruh, batang, daun dan buahnya bermanfaat. Dan pohon pisang akan selalu tumbuh, dan tidak akan berhenti tumbub sebelum menghasilkan buah. Meskipun berkali kali ditebang. Pak Gobel juga memiliki keahlian dalam menyeleksi para pegawai di perusahaannya. Strateginya adalah setiap pegawai baru dites langsung oleh beliau. Mereka diminta untuk menulis gaji yang pantas diterimanya sesuai dengan skill yang dimilikinya. Semakin besar gaji yang diminta, berarti pertanda tidak bakal lulus. Karena orang tersebut hanyalah mencari hidup di perusahaan. Dan tidak merasa memiliki perusahaan. Semakin kecil gaji yang diminta, berarti alamat dan pertanda bakal diterima bekerja. Sebab, tipe seperti ini merasa memiliki perusahaan. Demikian seterusnya. Walhasil, Gorontalo, kota jagung adalah tanah bertuah. Konon, Ir Ciputra, raksasa entreprenuer Indonesia dengan bisnis provertinya juga lahir di salah satu desa di Gorontalo ini. Sejak kecil, bacaan anak anak sekolah dasar ada danau limboto yang juga di Gorontalo.

Kata Bijak

Ketika kita tidak mampu mengubah situasi, kita tertantang untuk mengubah diri kita sendir. Kata Victor Frankl ( 1905-1997), psikiater Austria.