Gallery

Senin, 30 Desember 2013

Mahkota Ilmu

Sejarawan muda, JJ Rizal berkomentar singkat bahwa kampus sekarang ini sedang mengalami krisis. Civitas akademika yang dihormati bukan lagi karena ilmunya, tapi kekayaan dan kekuasaannya. Mestinya kehormatan bertahta bagi yang berhak menyandangnya. Civitas akademika seharusnyalah merupakan mahkota ilmu. Martabat itu ditentukan oleh keluasan dan kedalaman ilmu seseorang. Yang lebih parah lagi, masyarakat kita mengukur kehormatan seseorang karena perolehan materi yang dimilikinya. Semestinyalah kampus harus mengambil peran untuk merekonstruksi masyarakat yang sedang sakit itu. Biasanya, seseorang sangat dihormati tergantung kendaraannya. Kalau beroda empat, maka status sosialnya meningkat. Kalau roda dua, pandangan masyarakat terhadapnya biasa-biasa saja. Ironisnya, pandangan seperti itu juga merasuki insan akademis. Mestinya, seseorang dihargai dan dihormati tergantung "ketinggian" ilmu dan akhlaknya. Bukan seberapa banyak kendaraan dan materi lainnya yang dimilikinya. Masyarakat kita sedang sakit?

Guci

Guci adalah tempat permandian air panasd iTegal, jawa Tengah. Guci ini masih asri. Belum seramai puncak Bogor, Jawa Barat. Guci adalah tempat yang sangat eksotik. Udaranya bersih. airnya bersih. Penduduknya ramah. Sayur-mayur, cabai, sawi, kol banyak ditanam di sekitar gunung Guci. Dari sekian banyak sumber air panas yang pernah saya kunjungi, sepertinya Gucilah yang terbaik. Air panasnya berbeda dengan yang lain. Air panasnya bersih, jernih. Setelah berendam beberapa menit, badan terasa ringan. Ada perasaan seperti kesentrum. Luar biasa.

Tahun Baru

Penyamburan tahun baru demikian meriah. Bank Indonesia sudah menyiapkan sekitar 76 triliun. Tentu sebagiannya akan menjadi petasan. Betapa besar dana yang akan dihabiskan untuk menyambut tahun baru itu. Jalan-jalan utama di Jakarta ditutup terutama jalan Jenderal Soedirman, Jalan M. Husni Thamrin. Pasti jalan sekitar Monumen Nasional (MONAS) akan macet total. Jalan ke puncak Bogor pada jam-jam tertentu juga tutup. Perayaan tahun baru sangat meriah. Gejala ini berlaku seluruh dunia. Ada yang bertanya, bagaimana hukumnya merayakan tahun baru bagi umat Islam? Sebab, tahun baru ini sesungguhnya adlah tahun baru masehi. Tentu peringatannya masih keberlanjutan dari Hari Raya Natal? Sebagian ulama berpendapat moderat, atas nama toleransi sebaiknya anak-anak muda Islam mengadakan kegiatan keagamaan, zikir bersama pada waktu itu. Bukan untuk memperingati tahun baru, tetapi ada kegiatan "pengalihan". Agar supaya anak muda Islam dapat melakukan "muhasabah", introspeksi diri. Agar supaya mereka tidak tergelincir dari perilaku "hura-hura" yang sesungguhnya bertentangan dengan nafas dan spirit agama. Wal hasil, sebaiknya bagi umat Islam, hal ini bisa menjadi pelajaran untuk membesarkan tahun baru hijriyah. yang setiap tahunnya juga diperingati, tetapi tidak semeriah dengan tahun baru masehi. Sesungguhnya kita dapat saling belajar antara satu dengan yang lainnya. Inti dari semua ini adalah perubahan. Adakah perubahan tahun juga berdampak pada perubahan hidup kita. Semoga. Wa Allah a'lam.

Selasa, 17 Desember 2013

Prof. Toeti Heraty

pada usia yang ke-80, Prof Toeti Heraty, sang pemikir filosof masih gesit. Beliau masih sering aktif pada forum-forum akademik bergengsi, seperti AIPI, Asosiasi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada perayaan ulang tahun beliau yang ke 80, beliau berkomentar begini--saya kutipdari koran KOmpas, 18 desember 2013, h. 23: Di usia 80 tahun ini, saya betul-betul merasa bebas. Saya merasa bebas melakukan apa yang saya mau, tidak mau didikte orang lain. Saya mau main piano lagi, melaukan hal-hal yang saya suka.For me life begin at 80, tandasnya. Hidup saya penuh petualangan. Saya mencintai hidup dan saya menikmati setiap waktu dengan melakukan apa saja. Waktu sangat berharga, seperti juga kesehatan, tambahnya lagi. Kata anak gaul, Prof Toeti adalah tua-tua kelapa. Semakin tua semakin berminyak. Semoga ilmu dan pengabdian beliau senantiasa mencerahkan anak bangsa. Buku terakhir yang disuntin professor yang satu ini adalah: Berpijak pada Filsafat. Buku ini memuat pengalaman beliau mengajar filsafat, dan membimbing serta menjadi promotor disertasi selama 25 tahun di alamamaternya, Universitas Indonesia. Semoga beliau panjang umur. Amin

Kamis, 12 Desember 2013

Sakit

Sakit dan penyakit datang biasanya tidak tiba-tiba. Ada proses panjang. Ada alarm tubuh kita. Tubuh kita memiliki sensitifitas yang tinggi. Hanya saja kita sering mengabaikannya. Sehingga, ketika sudah parah baru kita "ngeh".

Olah Raga dan Tuhan

Playing the Zona. Buku ini menceritakan do'a-do'a dan harapan para atlit dunia pada saat-saat genting mereka ketika sedang dan akan bertanding. Selama ini kita berpandangan bahwa Tuhan hanya ada dalam rumah dan tempat-tempat suci (masjid, gereja, pura, dan vihara). Ternyata Tuhan ada juga di lapangan golf, lapangan sepak bola, kolam renang atau di ring tinju. Atlit tertentu, ketika mengalami tekanan batin dan stres, mereka melakukan yoga, meditasi, dan membaca do'a-do'a tertentu. Saya teringat pelatih PSSI, pak Indra ketika memenangkan pertarungan melawan Korea Selatan, dia mengeluarkan azimat yang selalu di kantonginya. Do'a itu adalah secarik kertas yang berisi ayat al-Qur'an yang ditulis oleh H. Azwar Anas, mantan menteri pada zaman kabinet Soeharto. Qul ja'a al-haqq wa zahaqa al-bathil. Inna al-bathil kana zahuqan. Ayat ini adalam Q.S al-Isra'. Biasanya dibaca oleh tetua kita pada saat mengalami "kegentingan" termasuk menumbangkan pohon-pohon yang dianggap keramat. Rupanya titah dari langit tetap saja "sakti" menundukkan bumi.

Menjadi Orang Minang

Seorang kawan, pada sore hari bertamu di kantor. Ia seorang pejabat di perguruan tinggi. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, beliau mengutip falsafah Orang Minang dalam bahasa Minang. Kira-kira maknanya: Hidup berjasa, mati berpusaka. Alam terkembang jadi guru. Dalam hidup ini, kita senantiasa harus berjasa dan bermanfaat kepada orang banyak. Itulah sebabnya, orang Minang bekerja dan belajar sungguh-sungguh dan menjadi orang baik. Mati berpusaka. Kalau pun kita mati harus meninggalkan pusaka. Seseorang harus memiliki warisan untuk generasinya. Legacy of exellence. Alam terkembang jadi guru. Alam raya menjadi sekolah tempat bermenung dan mengambil hikmah, pelajaran sebagai tuntunan dalam mengarungi kehidupan yang sangat kompleks ini. Saya kira, semua suku memiliki kearifan dan legacy. Saya merindukan ada buku yang ditulis dengan tema: kearifan lokal suku-suku utama di nusantara.

Rabu, 11 Desember 2013

Waspadalah!

Era sekarang semua pihak harus bekerja ekstra hati-hati. Ada pameo yang berbunyi: bekerja dengan benar saja bisa salah. Sesungguhnya telah terjadi otoritarianisme yang luar biasa. Ada lembaga, institusi atau pihak-pihak tertentu yang memegang otoritas tertentu. Ada pihak-pihak tertentu yang sangat berkuasa. Yang lain, "tidak dianggap". Sesungguhnya yang demikian ini salah satu bukti bahwa demokrasi kita lagi sakit.

Selasa, 10 Desember 2013

Rapat, Rapat, Rapat

Pekerjaan utama para birokrat adalah rapat. Seakan-akan rapat itulah pekerjaan utamanya. Biasanya seorang pejabat dua atau tiga kali rapat dalam sehari. Bahkan ada yang sampai empat kali rapat dalam sehari. Lalu, kapan mereka bekerja? Padahal, suatu institusi yang para pejabatnya keseringan rapat sebagai pertanda lembaga itu lagi gawat.

Mentor

Rahasis sukses Barack Obama menjadi presiden kedua adalah para mentornya. Mentor beliau adalah para presiden pendahulunya. Seperti Jimmy Carter, George Bush (senior), George W. Bush (yunior), dan Bill Clinton. Obama kerap kali mengunjungi beliau-beliau itu untuk meminta nasehat dan pandangan. Demikian catatan Nancy Gibbs & Michael Duffy dalam bukunya: The Presidents Club, in side the world's most exclusive froternity,2012.

Hidup Tenang

Perjalanan hidup ini terkadang naik-turun, di atas, di bawah. Terkadang berkelok, penuh intrik dan tipu daya. Hidup tidak selamanya mulus. Lurus. Melempang. Hidup ini penuh trik. Kadang seorang terkenal jujur, berintegristas, tapi terzalimi juga. Timbullah kegelisahan. Gelisah sebetulnya adalah gejala kejiwaan yang normal. Tetapi kegelisahan yang berkepanjangan dapat menimbulkan depresi. Depresi dapat menggerogoti energi positif seseorang. Kita harus bangkit dari keterpurukan. Sebagaimana Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama diperintahkan untuk bangkit dari kungkungan "selimut". Ya ayyuha al-muzzammil. Qum fa andzir. wa thiyabaka fa-thahhir. wa al-rujza fahjur. Dst. Kalau kita sedang dirundung malang, sebaiknya menelpon orang terdekat untuk meminta nasehat. Sebab, dengan menceritakan kegundahan hati, sesungguhnya sudah merupakan obat penyembuh yang ampuh. Dengan "curhat" yang positif dapat mengurangi beban. Tetapi memang harus berhati-heti memilih teman bercerita. Jangan sampai orang tersebut justeru akan memperkeruh masalah yang sedang dihadapi. Untuk hidup tenang, Allah swt berfirman: a la bi zikri Allah thathma'innu al-qulub. Dengan berzikir, maka akan mendatangkan ketenteraman batin. bagi orang yang bertaqwa, ketika dirundung malang, berzikir adalah media komunikasi yang paling efektif dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan "melempar" susah ke langit, semuanya akan terasa "ringan". Ibarat seseorang memikul beban gunung yang sangat berat akan menjadi ringan seperti kapas. Tawakkal kepada Allah. Tawakkal seakar kata dengan wakil. Wakil adalah tempat "bersandar". Wakil rakyat berarti tempat bersandar dan menyampaikan harapan dan keluh kesah rakyat. Tuhan adalah tempat bersandar yang paling ampuh dan mumpuni. Fa iza 'azamta fa tawakkal 'ala Allah. Apabila sudah berupaya maksimal, maka bertawakkallah kepada Allah SWT. Hanya Allahlah tempat bersandar. Bersandar kepada makhluk hanyalah kerapuhan. Allahlah tempat bersandar. Dialah yang Maha Kuasa. Dialah Yang Maha Perkasa. Dialah Yang Maha Mengatur. Dialah Yang Maha Adil. Dialah Yang Maha Kuat. Dialah yang Maha Agung. Dialah yang Maha tempat bersandar. Dialah Yang Maha Bijaksana. Dialah Yang sangat cepat memberi perhitungan amal. Dialah Raja Diraja. Wa Allah a'lam.

Lawan!

Ada saat-saat tertentu dalam hidup ini kezaliman terasa amat "melukai". Seseorang sangat boleh jadi hidup dalam kesederhanaan, tapi masih saja difitnah sana-sini. Fitnah itu demikian hebatnya. Fitnah dapat "melulu-lantakkan" kehormatan dan martabat seseorang. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. bagi orang kecil, kezaliman harus dilawan. Di ujung sabar ada perlawanan. Dan tangis hanya untuk yang lemah.

Hukum

Era sekarang adalah era hukum. Hukum adalah panglima. Tidak ada "orang kuat". Tidak ada orang yang kebal hukum. Siapa pun yang "melabrak" aturan pasti bisa dikenai sanksi. Hanya saja, dalam praktiknya, para penegak hukum masih saja terlihat pandang bulu, dan tebang pilih. Ada orang-orang tertentu yang diberi kekhususan, baik dalam proses maupun dalam perlakuannya. Dan dalam beberapa peristiwa terkadang "rasa keadilan" belum juga ditegakkan. Terkadang ada orang yang melakukan perbuatan yang sederhana tetapi dihukum dengan pasal-pasal yang sangat memberatkan. Terkadang ada orang yang kesalahannya sudah diketahui secara masif, tetapi masih saja bebas berkeliaran. Di manakah letak keadilan itu? Ataukah betul kata orang bijak "bahwa terkadang keindahan hidup dimulai dengan tragedi".

Sibuk

Pada ahir tahun biasanya seluruh instansi/ pemerintah sangat sibuk. Hotel-hotel melati sampai berbintang pada full. Kita sulit menemukan hotel untuk kegiatan. Melihat fenomena ini sesungguhnya regulasi penganggaran dan program kerja lembaga, instansi pemerintah harus diubah. Mungkin karena semua kegiatan harus berbasis hotel, maka hotelnya pada penuh. Sekiranya kegiatan tidak mesti ke hotel, saya kira fenomena ini tidak akan terjadi. Lalu siapa yang sesungguhnya yang diuntungkan? Kan pihak hotel. Di satu sisi, mau penghematan. Pada sisi lain kelhatannya ada pemborosan?.

Cerai

Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allh swt adalah cerai. Abghadh al-halal 'ind Allah al-thalaq. Demikian salah satu hadis Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama. Betapa beratnya keputusan cerai setelah pernikahan. Itulah sebabnya Islam sangat rinci dalam memberikan petunjuk perihal pernikahan. Nikah adalah sunnahku, al-nikah sunnati,sabda Nabi. Nikah adalah mithaqan ghalizhan. Perjanjian yang sangat kokoh. Mithaqan ghalizhan dalam al-qur’an disebutkan untuk sepuluh sabda atau wahyu yang diterima Nabi Musa a.s. Mithaqan ghalizhan juga disebutkan untuk sebuah ikatan pernikahan. Demikian utamanya pernikahan itu. Pernikahan memiliki makna sakral. Mengucapkan kata cerai atau ungkapan yang mengarah pada perceraian adalah cerai. Bermain-main dalam hal cerai adalah cerai. Seorang suami handaknya berhati-hati dalam hal cerai. Terkadang seseorang karena keteledorannya telanjur mengungkapkan sesuatu yang mengandung makna perceraiannya. Cerai berdampak panjang dan luas bagi sebuah pernikahan dan keluarga. Cerai akan memporak-poranda keutuhan keluarga besar. Cerai berdampak panjang bagi perkembangan psikologi anak bagi pasangan yang memiliki buah hati.Cerai berdampak pula bagi berkurangnya sebagian harta gono-gini. Cerai juga memutus tali kasih atas dua insan yang telah mengikatkan diri dalam perjanjian yang sakral. Cerai mestinya sesuatu yang sangat dihindari. Itulah sebabnya seseorang yang akan memutuskan untuk bercerai, sebaiknya memikirkan secara komprehensif untung-ruginya. Seseorang harus berpikir jauh ke depan. Seseorang harus meminta nasehat kepada orang yang "dituakan". Seseorang harus memiliki mentor. Seseorang harus berkaca pada sejumlah kasus perceraian yang berujung tragis. Seseorang harus pandai-pandai menahan diri dan mengendalikan emosi. Seseorang harus banyak meminta petunjuk dari langit. Seseorang harus berpikir jernih. Seseorang harus bertindak dengan sangat dewasa. Semoga Tuhan senantiasa memberkahi kita semua, keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Amin.

Pembibitan Alumni

Sementara ini, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam sedang menyelenggarakan program “Pembibitan Alumni”. Pembibitan alumni yang dulu dikenal dengan program “CADOS”, calon dosen. Dalam prakteknya, para alumni yang berprestasi mengikuti program bahasa selama 6 sampai 9 bulan secara intensif. Para instruktur dan pengajarnya biasanya native speaker. Orang asli atau orang barat asli. Mereka ini belajar bahasa Inggeris dan dalam ikatan dinas. Setelah mereka berhasil meningkatkan bahasanya dan kadar tertentu, mereka dipromosikan melanjutkan kuliah di luar negeri sesuai dengan minat dan kampus yang bersedia menerimanya. Setelah mereka merampungkan kuliah, biasanya kembali lagi ke Indonesia untuk mengurus kepegawaiannya. Biasanya mereka disebar ke seluruh Indonesia, baik IAIN maupun STAIN. Berselang beberapa tahun kemudian, ada lagi di antara mereka yang melanjutkan kuliah keluar negeri. Sekarang ini, pembibitan alumni diselenggarakan dengan waktu yang lebih singkat. Tiga bulan lamanya. Karena para calon peserta pembibitan sudah mengantongi skor Toefl yang rata-rata 500 ke atas. Jadi, diasumsikan mereka sudah mahir dalam bahasa Inggeris. Memang sekarang ini, persoalan bahasa sudah hal biasa. Anak-anak SD dan SMP apalagi SMA, bahasa adalah sesuatu yang lumrah. Sudah sangat biasa. Berbeda dengan dulu, kemahiran dan persyaratan bahasa menjadi sangat istimewa. Tidak banyak mahasiswa yang memiliki kecakapan berbahasa. Dari tidak banyak di antara mereka, lebih sedikit lagi yang memiliki akses untuk bisa kuliah keluar negeri. Selama tiga bulan, peserta pembibitan diberi kursus bahasa Inggeris setiap harinya, dan orientasi budaya. Budaya akademik juga menjadi sangat penting. Sebab, academy culture di Barat dan Timur terdapat perbedaan yang menyolok. Timur biasanya mengandalkan tradisi hapalan. Barat mengandalkan analisis dan kritik. Timur sangat spiritual. Barat biasanya materialistik. Barat sangat ketat dalam hal pemanfaatan waktu. Timur ada toleransi, dan kadang-kadang tidak tepat waktu. Timur agak santai. Barat workaholic, gila kerja. Mereka bersantai pada saat weekend. Selanjutnya, materi Cross-cultural-studies sangat penting. Persoalan budaya menjadi penting bagi peserta pembibitan. Persoalan budaya dapat menjadi kendala tersendiri dalam studi. Dalam dua kali berinteraksi langsung dengan peserta pembibitan, dapat diringkas sebabagi berikut: 1. Mereka memiliki ekspektasi (harapan) yang besar untuk bisa keluar negeri. Kementerian Agama RI harus melakukan affirmative action dan komitmen agar mereka dapat terus berupaya untuk kuliah keluar negeri. 2. Komitmen dan tekad mereka terlihat pada kepatuhan dan ketaatannya mengikuti seluruh rangkaian jadwal dan program pembibitan. 3. Latar belakang mereka juga cukup beragam. Ada teknik informatika, keuangan dan akuntansi, bahasa inggeris, Islamic studies, dst. 4. Ketika salaman, mereka sudah langsung menyebutkan bahwa mereka mau ke Washington DC. Ada juga yang menyebut Jerman. Ada yang hendak ke Inggeris. Belanda. Saya guyon, kalau tidak mau dan tidak sanggup ke eropah dan Amerika, cari saja sekolah di Timur Leste. Kalau tidak mendapatkan ilmu, setidaknya sudah bisa berbahasa Portugis. Kalau lagi mujur, sangat boleh jadi mendapatkan isteri keturunan portugis. Selamat, semoga calon pembibitan segera menggapai mimpi dan cita-citanya.

Seni Baca al-Qur'an

Adalah Kristina Nelson yang menulis disertasi dengan judul: The Art of Reciting the Qur'an, 1985. Bagi muslim yang saleh, mendengarkan bacaan al-Qur'an adalah media untuk membangun komunikasi dengan (kalam) Tuhan. Bahkan dianjurkan untuk mendengarkan bacaan al-Qur'an pada setiap kesempatan, baik pada siang hari, malam hari, dalam perjalanan, dalam taxi, di toko, di masjid, di rumah. Bacaan al-Qur'an ibarat musik harian bagi orang muslim arab pada umumnya. Hal ini merupakan inti keberagamaan dan ciri kesalehan. Sedang bagi orang Barat, melihat dan memperlakukan al-Qur'an sama saja dengan Bibel. Bibel adalah koleksi catatan-catatan teks suci agama. Buku The Art of Reciting the Qur'an dimaksudkan untuk mengkaji al-Qur'an sebagai fenomena menarik. Seni baca al-Qur'an adalah tradisi oral. Fokus kajian disertasi ini adalah seni baca al-Qur'an dalam konteks Mesir. Lembaga-lembaga qiraat al-Qur'an Mesir menjadi fokus kajiannya. Patut dicatat bahwa Kristina Nelson adalah trainer Arab dan ahli musik Arab. Kajian ini penting untuk studi etnomusikologi, antropologi, linguistik, dan bagi siapa saja dari kalangan sarjana agama. Hassinu al-Qur'an bi ashwatikum. Hassinu al-Qur'an bi ashwatikum. Perindahlah al-Qur'an dengan suara kalian, Sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama.

Selasa, 26 November 2013

Dul

Fenomena Abdul Qadir Jailani, putera musisi Ahmad Dhani tiba-tiba menyeruak pasca tabrakan maut di Tol Jagorawi, Jakarta. Dul panggilan AQJ menghiasi koran-koran nasional dan media elektronik. Mungkin karena Dul adalah putera musisi Dhani sehingga sorotan media demikian antusias. Ada berbagai respon masyarakat. Ada yang mengalamatkan kealpaan itu dari orang tua yang "gagal" mendidik puteranya. Kak Seto dari perlindungan anak membela Dul sebagai pihak korban yang harus dilindungi. Ada yang melihatnya sebagai kesalahan kolektif masyarakat kelas menengah yang cenderung hedonistik. Oang kaya baru yang melanda masyarakat kita,biasanya puetra-pueri mereka kurang fokus kepada pelajaran mereka di sekolah. Di Amerika gejala ini sudah lama terjadi. Konon, si Dul itu sudah 6 bulan tidak masuk sekolah. Apakah dia sudah masuk kategori split personality? Ada juga yang menyalahkan Dhani yang gagal dalam mengasuh putera-puteranya, sehingga hak asuhnya harus ditinjau kembali. Demikian seterusnya.

Wisuda Sarjana

Wisuda adalah vestifal akademik terakhir yang dialami oleh setiap insan akademik yang mengecap pendidikan dalam suatu kampus. Biasanya pada acara wisuda, tamu undangan dan stakeholderpun diundang. Bupati, Kepala Daerah, alim ulama, dan kepala dinas terkait. Pesan pesan akademik pun disampaikan pada acara wisuda. Ada pesan dari wisudawan terbaik. Ada pidato dari pak Bupati yang diundang. Ketua Yayasan, Ketua atau pimpinan perguruan tinggi juga berpidato.

Tukang

Tukang batu, juga sudah mengarah pada profesionalisme kerja. Tukang atau pekerja yang sudah dikontrak biasanya tidak akan mengerjakan pekerjaan di luar kontrak.

Tubuh

Tubuh kita adalah karunia Tuhan yang luar biasa

Paulo Coelho

Paulo Coelho, sang novelis yang legendaris ini merupakan penulis paforit saya. Saya sangat suka novel-novelnya. Kalau saya kebetulan ke toko buku, pasti di antara buku novel yang saya gandrungi salah satunya karya Paulo Coelho. Hal yang menarik adalah karya-karya beliau berdasarkan penglaman langsung yang dialaminya sendiri. Atau pengalaman orang lain yang telah direnungkannya bertahun-tahun. Kebermaknaan hidup sangat terasa dalam tema-tema yang diusung Coelho. Disamping itu, Coulho juga memiliki gaya bahasa yang mengalir. Ibarat makanan, enak, gurih dan renyah. Dalam bukunya dengan judul: Seperti sungai yang mengalir,2006 (terj.), terdapat kalimat-kalimat bijak yang menginspirasi kita. Antara lain: 1. Arang akan cepat kehilangan kehangatannya kalau dijauhkan dari apinya. Secerdas apapun seseorang kalau dijauhkan dari komunitas akademiknya, ia akan kehilangan kehangatannya. 2. Saya sedang menjelajahi alur-alur sungai kehidupan saya. Kalau sesuatu yang tidak baik tumbuh dalam jiwa saya, saya minta kepada Tuhan agar memberi saya kemampuan dan kekuatan untuk mencabut dan membuangnya tanpa ampun. 3. Jangan biarkan dirimu dilumpuhkan rasa takut. Ibarat melepas anak panah, jika salah, dan melesat tidak kena sasaran, masih ada kesempatan berikutnya. Beranilah, dan jangan menjadi pengecut. 4. Nasehat nenek kepada cucunya. Jadilah seperti pensil. Diraut untuk menjadi lebih lancip. Maksudnya, kita terkadang harus rela menjalani penderitaaan dan rasa sakit, lalu menjadi lebih baik. Pensil juga rela dihapus kesalahan-kesalahan masa lalu. Pensil juga meninggalkan bekas. Hidupmu harus ada "bekasnya". 5. Dia wafat ketika menjalani hidupnya. Banyak mayat hidup. Syukurilah setiap menitnya dalam hidupmu. Sebab, menit berikutnya bisa jadi merupakan menit terakhirmu di planet ini. Coelho memang sangat piawai dalam merangkai kata. Ia juga piawai dalam mengutip pandangan Jalaluddin Rumi, dan sufi filosof muslim lainnya.

Kamis, 07 November 2013

Buku Baru & Buku Langka

Sebaik-baik kawan adalah buku. Buku baru adalah sumber energi kehidupan. Saya kebetulan langganan dengan toko buku impor, Periplus. Biasanya bandara internaional memiliki periplus. Pada setiap kota yang saya kunjungi, biasanya saya menyempatkan waktu untuk belanja buku baru. Atau kalau kota tersebut kebetulan ada toko buku Gramedia, saya pasti singgah. Sebab, biasanya toko buku di daerah masih menyimpan koleksi buku lama yang sudah habis terjual di Jakarta dan sekitarnya. Di situlah indahnya mengunjungi Gramedia atau toko buku lainnya di daerah. mengenai toko buku, ada hal yang menarik. Ternyata ada kolektor buku-buku langka, seperti di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di sudut TMII itu ada stand yang menjual buku-buku langka. hanya saja, biasanya ada buku yang sesungguhnya masih relatif baru tapi sudah dilabeli sebagai "buku langka". Di Pasar Senen, Jakarta ada juga kolektor buku-buku langka. Harganya biasa kisaran 150 ribu sampai 250 ribu. Buku Cindy Adam dengan judul: Soekarno Penyambung Lidah Rakyat dijual 250 ribu. Catatan-catatan Mr Muhammad Yamin mengenai rumusan Pancasila juga dikategorikan sebagai buku langka. Demikian seterusnya. Berburu buku langka memang mengasyikkan. Saya pernah mendengar cerita, ada buku langka Serat Chentini yang dijual dengan patokan harga 1 Miliyard. Konon, kolektornya membeli dari tukang sayur. Sudah barang tentu, harga Serat Chentini tersebut dengan harga tukang sayur. Tetapi kolektornya menjual dengan harga 1 Miliyard. Saya juga kurang percaya, apa ada orang yang mau membeli buku semahal itu. Buku memang sebagai sumber inspirasi. Buku adalah kawan setia. Saya mendapat cerita dariseorang kawan. Ketika Andi Mallarangeng ditahan oleh KPK, maka beliau memesan agar buku terbaru Dan Brown, INFERNO segera di bawah ke kamar beliau. Benar kan? Buku teman sejati. Wa Allah a'lam.

Senin, 04 November 2013

Fokus

Ada dua buku menarik yang membahasa kedahsyatan fokus. Daniel Goleman baru saja menerbitkan buku dengan judul: Focus the hidden driver of excellence, 2013. Fokus mengantarkan kepada sukses pada seluruh aspek kehidupan. Why we are the way we are. Demikian pula Jack Canfield menulis The Power of Focus. How to hit your business, personal and financial targets with confidence and certainty, 2013. How to focus on your strengths and accomplish more. Change your habits for a wealthy and debt-free life. Maximise your personal and professional growth.Apa pun posisi kita, fokus menjadi sangat penting. Matahari dapat membakar hanya karena bantuan kaca cembung. Hanya sedikit sekali sinar matahari yang dibutuhkan untuk membakar. Fokus dapat "membakar". Apa pun yang kita kerjakan, yang penting fokus, insya Allah sukses. Fokus, kunci sukses.

Jumat, 01 November 2013

Rindu Matahari

Kami baru beberapa hari di Oxford University rasanya kami rindu matahari. Cuaca dingin menembus tulang. Hampir setiap hari mendung dan hujan rintik-rintik. Waktu siangnya pun pendek. Kalau keluar rumah, kita harus berpakaian tebal, jaket atau jas, celana levis, membawa payung, atau tutup kepala. Eropa memang terkenal dengan hujan saljunya. Kalau kebetulan lagi cerah, penduduknya berjemur di taman-taman kota sambil menikmati suasana pagi. Ada hal yang menarik, ada sejumlah "pemakaman tua" yang disulap menjadi taman kota. Di balik batu nisannya terdapat pepohonan nan rindang. Ada juga kursi-kursi panjang tempat duduk santai, dan terkadang untuk membaca buku. Suatu waktu, saya melihat seseorang yang duduk santai membaca buku di bawah pohon. Kelihatannya lagi menikmati beberapa buku novel. Betapa indahnya suasana akademik di Oxford University. Di bawah pohon pun orang nikmat membaca buku. Pemandangan yang sangat kontras dengan kampus kita yang di dalam ruang baca perpustakaan pun terkadang ada pengunjung yang asyik ngobrol tanpa peuli dengan orang yang berada di sekitarnya yang membutuhkan keheningan.

Cheney School

Tim OPM. ACDP Oxford, Dr Masood Bano mengajak kami berkunjung ke Cheney School setingkat Sekolah Menengah Pertama. Kami menyaksikan pengajaran pendidikan agama di sana. Ameli seorang guru agama mempraktekkan religious education kepada murid-muridnya. Siswanya dikelompokkan. Mereka duduk berempat atau berlima. Kebetulan aborsi sebagai salah satu topik pembahasannya. Siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan singkat Bu Ameli. Sambil mereka membaca buku panduan RE, religious education yang setiap siswa memilikinya. Setelah itu siswa diminta untuk mengajukan argumen, mendukung atau menolak aborsi. Diskusinya hidup. Atraktif. Komunikatif. Singkatnya, belajar di Cheney School mengasyikkan dan berstandar tinggi. Semua bebas menyatakan pandangan dan pikirannya. Saya melihat, siswa-siswi dididik untuk berpikir mandiri dan bertanggung jawab penuh terhadap pandangan yang dikemukakannya.

Belejar dari Inggeris

Inggeris. Mendengar Inggeris tentu ada banyak hal yang menggelayut dalam pikiran. Inggeris adalah bangsa yang banyak menjajah bangsa-bangsa lain di dunia. Inggeris berhasil menginternasionalisasi bahasanya menjadi bahasa resmi Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), bahasa ilmu pengetahuan dan sains, dst. Siapa saja yang mau memiliki pergaulan dunia harus paham dan lancar berbahasa Inggeris. Siapa yang mau menguasai sain dan teknologi, juga harus mengerti bahasa Inggeris. Bahkan para tukang pun mengerti "kunci Inggeris". Demikian hebat dan dahsyatnya bangsa Inggeris itu. Bangsa Inggeris memiliki distingsi dan berbeda dengan bangsa-bangsa eropa lainnya. Bangsa Inggeris lebih "santun" dan lebih peduli trhadap wilayah jajahannya. Lihatlah Kanada, Hong Kong, Philipina, India, Malaysia, dan Brunei darussalam untuk menyebut beberapa negara bekas jajahan Inggeris. Setidaknya mereka mengerti bahasa Inggeris yang memudahkannya untuk bergaul dengan bangsa-bangsa dunia lainnya. Berbeda dengan nasib bangsa Indonesia yang konon dijajah Belanda selama 350 tahun--sebab ada yang berpendapat seperti Mochtar Lubis, kita hanya 21 tahun dijajah Belanda--, disamping hidup melarat juga tidak pandai berbahasa Belanda. Bangsa Inggeris lebih ramah dalam pergaulan. Berbeda dengan bangsa Jerman yang kelihatan angkuh dan individualistik. Bayangkan saja, terkadang kita bertanya alamat atau sesuatu, tapi karena tidak memakai bahasa Jerman, mereka tidak memberikan jawaban apa-apa. Bertanya harus memakai bahasa Jerman, kata seorang kawan yang sudah lama menetap di Jerman. Mungkin ini hanya kesan sepintas. Tentu tidak semua orang Jerman demikian. Tidak bijak menggeneralisir sesuatu. Kanada, bekas jajahan Inggeris juga lebih santun ketimbang orang-orang Amerika lainnya, baik dalam komunikasi harian, seperti menyapa maupun pada pertemuan formal. Konon, bangsa Indonesia juga ramah-ramah dan santun. Semoga!

Minggu, 20 Oktober 2013

Oxford University

Oxford University adalah perguruan tinggi terkemuka di Erofa. Bahkan pada program studi tertentu, Oxford terkadang lebih baik daripada Harvard University. Ingat Oxford, ingat Bill Clinton. Halmana beliau mengambil gelar B.A, bachelor of art di Oxford University. Saya tidak tahu persis, mengapa Clinton kuliah di Oxford. Apakah waktu itu, memang Oxford merupakan perguruan tinggi terbaik di eropa. Atau ada pertimbangan lain. Yang jelas Clinton naik kapal lautke London. Ada kisah menarik tentang beliau. Konon, setiap paginya, beliau gemar mengunjungi para penumpang kapal lainnya. Untuk menanyakan nama dan asal daerahnya.Hampir setiap paginya, beliau melakukannya. Ada orang yang memerhatikannya. Lalu, bertanya mengapa Clinton melakukannya kepada semua orang yang ditemuinya. Dengan tegas, Clinton menjawab, cita cita saya mau menjadi pemimpin dunia. Sebagai pemimpin dunia, saya harus memiliki banyak kan. Tidak mungkin saya sendirian. Ternyata, belakangan beliau menjadi presiden amerika dua periode. Sayang pada periode kedua, Clinton terpaksa dipecat karena skandal Monica.

Senin, 30 September 2013

"Memperbarui" Otak

Boost Your Brain Power! You can improve and energize your brain at any age. Demikian judul buku inspiratif yang ditulis oleh Dr. Marie Pasinski, Harvard Medical School, 2012. Ahli jantung berpendapat bahwa jantunglah sebagai organ vital tubuh kita. Kalau jantung tidak "mengalirkan" darah kita, maka kita akan mati. Begitu jantung tidak berfungsi, maka kehidupan akan berakhir. Bahkan ada joke, mestinya jantung itu juga disebut sebagai "alat vital". Dr Marie sebagai neurolog berpendapat, bahwa otaklah yang paling utama. Semua kehendak manusia itu bergantung pada perintah dan fungsi otak. Otak tidak berfungsi, maka tiadalah arti dan makna kehidupan itu. "it's the heart" "it's the brain", "no, it's the heart!" "Daring, I Know it's the BRAIN!", tegas Dr Marie Pasinski. Oleh karenanya, mestinya neurologi dan neuro sciense diajarkan di perguruan tinggi. Bukan hanya bagi mahasiswa kedokteran. Sebab, faktanya terkadang ada peristiwa yang mencengangkan karena seseorang ada kesalahan pada otaknya. Faktor otak sangat berperan dan menentukan perilaku seseorang. Sebagai contoh, ada orang yang senang kawin cerai. Penyebabnya, bukan karena faktor budaya di man aorang tersebut lahir dan hidup. Akan tetapi lebih kepada faktor otaknya. Ada jaringan saringan orang tersebut yang tidak beres. Mungkin karena sewaktu kecilnya yang bersangkutan pernah terbentur. Atau karena pernah kena benda tumpul atau dipukul. Semestinya orang tersebut, bukan hanya "dinasehati", tetapi otaknya diperikasa. Mungkin ada kesalahan pada otaknya. Demikian pentingnya neurologi itu dipelajari. DR Marie merekomendasikan bahwa dengan kemajuan neurologi sekarang ini, bagi penderita pikun dan penyakit saraf lainnya tidak perlu khawatir. ADa metode ampuh untuk memperbarui kemampuan daya ingat otak. Ada teknik tersendiri untuk peremajaan otak. Demikian seterusnya. Wa Allah a'lam.

Jumat, 27 September 2013

Kata kata Inspiratif

Saya terkesan membaca kalimat kalimat penting dari pribadi pribadi inspiring, sebagai berikut: a. Dr Michelle Obama, first lady Amrik ketika berdialog dengan mahasiswa Oxford Unibersity. Inggeris, berkata: success is about confidence not about personal background. Sukses sangat ditentukan oleh percaya diri, dan bukan atas dasar latar belakang seseorang. Ucapan Michelle ini sesuai dengan latar belakang keluarga beliau yang dalam dirinya masih mengalir darah budak kulit putih Amrik. Tahun 1960 an yang lalu, kakek Michelle adalah tukang kebun dan mungkin juga berstatus pekerja dan budak. Sebagai budak, tidak memiliki hak hak tanah. Bahkan tidak berhak atas dirinya sendiri. b. Steve Jobs adalah pendiri ipad yang sangat termasyhur itu. Beliau terkenal sebagai presenter terbaik dan kata katanya sangat inspiratif. Steve Jobs sangat inovatif. Hidupnya cukup kontroversial. Mendirikan perusahaan, dan dia sendiri menggaji dirinya dengan 1 dollar. Ia pernah dipecat di perusahaan yang didirikannya sendiri. Beliau pernah berucap: "Jangan biarkan omongan orang lain "menulikan" Anda, sehingga anda tidak mendengarkan kata hati Anda. c. Kimi Jayanti, pashion, Kompas, 22 september 2013. Ia pernah berkata: life is not finding yourself, but about creating yourself. Hidup bukan sekedar menemukan jati diri, tapi lebih dari itu, hidup adalah menciptakan jati diri. d. Muhammad Alfatih Timur. Ia seorang entrepreneur sosial. Ia membuat www.kitabisa.co.id untuk membantu orang-orang miskin. Konsepnya kolaborasi. Gotong-royong. Ia terinspirasi oleh situs www. groundfunding. co. id yang sudah maju di Amerika Serikat. e. Arri Indiana. Si ratu minyak kelahiran lumajang, 1976. Ia memulai bisnisnya dengan mengambil inspirasi dari ayahnya yang penjual minyak tanah di kampung. Ia memulai bisnis dan kerajaan minyaknya dengan membeli mobil tangki untuk distribusi minyak. Itupun dengan meminjam uang di bank. Karena modal awalnya jug tidak punya, ia terpaksa memark up harga mobil tersebut agar bisa dilunasi. Bisnis minyaknya berkembang pesat. Dan sekarang Indiana digelari si ratu minyak. Gajinya pun pantastis. 30 milyard per bulannya. Dahsyat.

Jumat, 20 September 2013

Khutbah Jum'at

Dulu terkenal Prof. Dr. Harun Nasution yang sangat rasional. Ingat Harun Nasution pasti ingat neo-muktazilah. Kehebatan Prof Harun adalah sangat menguasai teologi Islam. Kalau beliau sedang membahas muktazilah, persis seperti pengikut muktazilah. Beliau kelihatan sangat rasional dalam kuliah yang sedang diampunya. Kalau sedang membahas aliran jabariyah--fatalistik--beliau hampir-hampir seperti pengikut aliran jabariyah. Demikian seterusnya. Tapi yang sangat melekat pada diri Prof. Harun adalah rasionalitasnya.
Ada hal yang menarik dari Prof Harun. Rata-rata muridnya yang baru saja selesai pendidikan doktornya dipesan agar tidak terlalu gemar ceramah. Supaya para doktor baru itu lebih senang meneliti daripada "tukang ceramah" yang hanya menyampaikan ajaran agama yang ringan-ringan.
Di era sekarang, zamannya sudah berbeda. Ketika gempuran Wahabi dan salafi demikia hebatnya, mestinya para doktor muda itu "turun gunung" untuk berkhutbah dan menyampaikan ceramah agama. Sekarang ini, ada banyak penceramah muda yang tampil di layar televisi yang memiliki pemahaman keagamaan yang sangat dangkal.
Mereka yang cerdik cendekia sepantasnyalah untuk ikut mencerdaskan umat ini. Ada cerita yang menarik. Seorang professor bercerita bahwa sekarnag ini beliau sudah mau khutbah jum'at. Sebab, dengan sesekali berkhutbah beliau memiliki kesempatan yang luas untuk menyampaikan pikiran jernih kepada umat. Saya tidak bisa membayangkan kalau wahabisme dan salafisme yang berkembang pesat di Indonesia. Mereka itu hampir-hampir saja sangat tekstualis dan anti-intelektualisme. Mereka hanya mengandalkan teks-teks suci agama secara literal. Mereka juga hanya berceramah tentang bid'ah-bid'ah dan syirik. Untuk pengembangan ilmu jarang kita mendengarnya.
Semoga saja dengan kesadaran bersama, para professor doktor itu "tuurn gunung", umat kita lebih cerdas. Ibarat minum air, mereka meminum air dari sumber mata air. Umat ini hidup cerdas dan tercerahkan.

Selasa, 17 September 2013

Neurosains & Tuhan

Mario Bean Regard & Denyse O'Leary menulis buku: The Spiritual Brain. Buku ini membuktikan bahwa menurosains dapat membuktikan eksistensi Tuhan. Pertanyaan utamanya: apakah Tuhan yang menciptakan otak. Ataukan otak yang menciptakan Tuhan. Pengalaman mistik, apakah sebagai realitas? Ataukan hanya penyakit saraf. Ada yang salah pada otak seseorang. Atau orang yang menyatakan akan adanya keberadaan Tuhan adalah mereka yang sedang dilanda depresi?

Senin, 16 September 2013

Menakar Masa Depan

George G. Szpiro, Pricing The Future, Finance, physics, and the 300 year journey to the black-scholes equation, a story of genius and discovery, 2011.Buku ini bercerita tentang lada, molekul, dll. yang intinya betapa orang-orang jenius dapat melihat potensi sesuatu yang sangat berharga pada masa depan. Lada, ternyata sangat merangsang orang-orang eropah untuk berpetualang. lada telah mengubah peta dunia. Bahkan penjajahan negara-negara Timur oleh Portugis, Belanda, Prancis, juga karena lada ini. Molekul, oleh Albert Einstein juga belakang menjadi bom nuklir. Sekarang ini menjadi sesuatu yang sangat berharga dan sekaligus sangat menakutkan.
Sesungguhnya, buku ini sangat penting untuk merangsang imajinansi kita agar mampu menakar atau meramal komoditi yang memiliki nilai jual luar biasa di masa depan. Semestinyalah orang-orang intelek dapat memiliki imajinasi yang jauh ke depan. Ilmuan juga harus juga bertindak sebagai futuristik.

Kamis, 12 September 2013

Plagiasi

Maraknya praktek plagiasi membuat gerah para tokoh pendidik dan ilmuwan. Plagiasi sebetulnya "mencuri" ide dan gagasan orang lain. Kalau di negara maju, plagiasi itu sama dengan berbuat zina. Dosa besar. bahkan ditengarai bahwa orang yang berbuat plagiasi sewaktu menjadi siswa atau mahasiswa, kelak dikemudian hari ketika memegang jabatan cenderung berbuat korupsi. Karena tabiatnya yang sering "mencuri" ide, gagasan orang lain dan akan terbawa-bawa mencuri uang. Ironisnya, Universitas Sam Ratulangi, Manado dengan dalih berkelik dari plagiasi, memaksa mahasiswanya untuk menulis paper S.i dan S.2 dalam bentuk tulisan tangan. Padahal, dengan menulis tangan skripsi dan tesis tersebut, tidak ada jaminan mereka akan tidak melakukan plagiasi. Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro dengan tegas mempertanyakan peran para pendidik kita? Beliau menulis artikel di Kompas, 12 September 2013 dengan judul: Ke Mana Sang Pendidik. Kebijakan Universitas Sam Ratulangi adalah aneh dan jelas kurang mendidik. Kebijakan itu pula akan menjerumuskan mahasiswanya untuk tidak bisa bersaing dengan dunia global. Komputer, internet, dan ICT adalah penopang kualitas dan kompetensi alumni. Seorang peserta didik tidak boleh "dikerangken" dari dunia IT. Era sekarang sudah revolusi pembelajaran berbasis IT. Copy-paste yang selama ini menggelisahkan para pendidik itu, sesungguhnya dapat dicegah dengan keseriusan dosen dalam membimbing. Bukan dengan memerintahkan para mahasiswa untuk menulis paper dengan tulisan tangan.

Selasa, 10 September 2013

Jihad Lagi

Seorang kawan sedang menulis disertasi dengan judul: Jihad dalam pandangan Sayyid Quthub sebagaimana dalam Tafsir Fi Zilal al-Qur'an. Saya belum membaca utuh disertasi tersebut. tapi bayangan saya adalah sosok Sayyid Quthub yang dikenal sebagai salah seorang petinggi Ikhwan al-Muslimin. Saya juga membayangkan pandangan yang kontras dengan Quthub, yaitu Jamal al-Banna--adik kandung Hassan al-Banna, pendiri Ikhwan al-Muslimin. Jamal al-Banna menulis buku dengan judul al-Jihad. Jamal al-Banna berpendapat, jihad pada masa lalu adalah dukungan dan panggilan untuk “mati” [syahid] di jalan Allah. Tapi, jihad sekarang adalah ajakan untuk “hidup” [berjuang] di jalan Allah. ....anna al-jihad al-yawm laisa huwa an-namut fi sabil Allah. Wa lakin an-nahya fi sabil Allah. Kana shi’ar al-jihad qadim-an, man yubayi’uny ‘ala al-mawt fi sabil Allah. Wa al-yawm fa-inn shi’ar al-jihad man yubayi’uny li al-hayat fi sabil Allah. Lihat Jamal al-Banna, al-Jihad, (Kairo: Dar al-Fikr al-Islamy, 2005), hlm. 121. Tentu konsep dan pandangan Jamal al-Banna ini berbeda dengan teori kakaknya, Hassan al-Banna dan Sayyid Quthub. Syahid atau martir adalah puncak jihad? Jihad selama ini sering dipersepsikan secara kurang tepat. Seakan-akan jihad itu adalah mati syahid. Padahal, mestinya "hidup" untuk berjihad yang lebih panjang adalah lebih utama. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa suatu ketika seorang sahabat yunior mendatangi Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama dan meminta izin kepada beliau agar ia diikutkan dalam perang. Nabi bertanya, apakah Anda masih mempunyai kedua orang tua? Ya, jawab anak muda tadi. Sabda Nabi: kembalilah ke bilikmu, dan rawatlah kedua orang tuamu. Demikianlah petunjuk Nabi betapa "kehidupan" jauh lebih utama daripada mempersiapkan diri untuk mati syahid? tentu padangan ini belum tentu diterima. Tetapi setidaknya, mati syahid harus dipahami secara benar. jangan sampai tindakan bunuh diri dipersepsikan sebagai martir. Sesungguhnya, jihad fi sabilillah mengalami evolusi makna. Pada masa awal Islam, makna lain jihad adalah “berperang demi Tuhan”. Terma mujahidin merujuk pada mereka yang berperang di jalan Allah SWT. Belakangan, Ahmad bin Hanbal dan Ishaq ibn Rahawaih memasukkan orang-orang yang menunaikan haji dalam kategori orang-orang yang sedang berjihad. Bahkan, sebagian ulama Hanafiah memasukkan para pelajar (penuntut ilmu pengetahuan) sebagai orang-orang yang sedang berjihad. Yusuf Qardhawi, di era modern ini berpendapat bahwa berdakwah dan mendirikan pusat-pusat studi Islam di Barat (Eropa dan Amerika) merupakan jihad fi sabilillah. Dalam konteks ke-Indonesiaan sangat terkenal fatwa KH. Hasyim Asy’ari tentang resolusi jihad beliau. Menurutnya, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia adalah termasuk jihad. Oleh karena itu, setiap Muslim yang berada pada radiasi 60 Km dari musuh Belanda dan sekutunya wajib ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Pengarang Kitab Mughni al-Muhtaj membunuh kaum musyrik adalah “melunakkan hatinya”. Membunuh benih-benih syirik dalam hatinya, bukan membunuh orangnya. Sepertinya pandangan terakhir ini lebih sejuk dan mencerahkan. Wa Allah a'lam.

Sang Sufi

Huston Smith pernah berkata:...The sufis are themystics of Islam every upright muslim experts to see God after death, but the sufis are the unpatient ones. They want God now--moment by moment, day by day, in this very life.... (kata pengantar buku: James Fadiman & Robert Frager, Essential Sufism, 1997).  Orang muslim kebanyakan menginginkan perjumpaan dengan Allah Swt setelah kematiannya--di akhirat kelak. Sementara parasufi tidak sabaran menunggu sampai di kahirat. Mereka menginginkan bertemu dengan Tuhan sekarang. Itulah sebabnya, seorang sufi selalu mencari momen, hari demi hari, rindu untuk bertemu dengan Tuhan.Ibadah, zikir, wirid-wirid tertentu, dll semua terfokus untuk bertemu dengan Tuhan.

Kamis, 05 September 2013

Meditasi Uang

Uang sangat penting dalam kehidupan, meskipun bukan yang paling utama. Uang ibarat pancaidera yang keenam bagi siapa pun. Artinya, tanpa uang, kelima panca indera lainnya tidak berfungsi. Lalu pertanyaanya, pernahkah kita menyiapkan waktu untuk berpikir sejenak tentang hakikat uang itu. Apakah benar tanpa uang kehidupan ini berhenti? Atau tanpa uang kehidupan ini masih bisa berjalan, meskipun tidak pada tataran normal. Ada banyak orang sangat sibuk karena mencari uang. Sibuk, sibuk, sibuk, dan Mati! Pengalaman Robert Holden, Ph.D menarik disimak mengenai meditasi uang. Ada banyak orang yang hidupnya sangat tergantung kepada uang. Sumber kebahagiaannya adalah uang yang banyak. Betulkah itu? Robert Holden,Success INtelligence" Timeless Wisdom for a Manic Society, 2005. Orang medern mengisi kehidupannya dengan gila kerja (workaholic), supersibuk. Tapi ada banyak kasus, biasanya berujung tragis dengan depresi, broken home, meanigless, hampa makna, stroke, dan hipertensi, dst. Padahal, hidup ini dijalani hanya sekali saja. Semestinyalah dipenuhi dengan kehidupan yang penuh makna, sukses sejati, dan bahagia.

Passion

Suatu waktu saya bertanya kepada seorang sopir yang masih sebagai tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah. Sang sopir pernah membawa mobil 3 hari dan hanya dibantu oleh satu sopir bantu (kernek). Sesekali berhenti kalau lagi capek, dan mengisi bensin. Setibanya di tempat tujuan, sang sopir beristirahat seperti hari-hari biasa. Saya tanya apa kiatnya sehingga Bapak tidak merasakan "kelelahan" sepanjang perjalanan pangjang itu. Dia menjawab, pekerjaan itu "dinikmati" saja pak. Dinikmati saja adalah kunci dan sumber energi bagi sang sopir. Nicolas "Doudou" Tourneville, ahli masak pernah berujar:...when I cook, it's a question of love. That's why I train my kitchen team to cook with passion. Of course in the beginning you have a read the recipe to understand the disk, but when it comes to the execution, just follow your heart and your creation will emerge a winner. (Dalam Majalah Epicure, Juli 2013, h. 50-51). Passion sangat penting dan sangat menentukan karier seseorang. Wa Allah a'lam.

Positioning

Jack Trout mendefinisikan positioning is a game people play is today's me too product. Dalam The Battle of your mind: positioning is not you do to a product. Positioning is what you do to mind of the prospect. That is you position (palce) the product in the mind of the prospect. Bagaimana konsumen berpikir dan merasakan sebuah produk. Brand positioning defines the way you want consumer to think and feel about your brand. Positioning adalah representasi karakter sebuah produk. Karakter tersebut harus memiliki value tinggi dan distinctive agar bisa bersaing di pasar. Positioning harus didesain. jadi bukan sesuatu yang given, tanpa usaha keras. Bukan durian runtuh dari langit. Tidak tercipta dengan sendirinya. bagaimana konsumen mempercayai dan membandingkannya dengan produk lain. (h. 54).

Minggu, 01 September 2013

Kebangkitan Hadhramy

Hadhramaut, Yaman adalah "surga" bagi minat santri, pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk menuntut ilmu agama. Daya tarik tersebut disebabkan oleh hubungan antara Yaman (terutama Hadhramaut) dengan Indonesia sudah lama terjalin. Menurut penelitian Prof. L.W.C van der Berg ( Belanda), orang-orang Arab yang bermukim di nusantara umumnya berasal dari Hadhramaut. Sekarang ini menurut Prof. Said Aqil Husin al-Munawwar--mantan Menteri Agama-- ada sekitar lima jutaan warga Indonesia yang berketurunan Arab Hadhramaut. Di samping itu, tradisi keilmuan Islam di Yaman terutama di Tarim, Hadhramaut mirip dengan tradisi pesantren di Indonesia, seperti tradisi tahlilan, sema’an al-Qur’an, membaca ratib dan wirid-wirid tertentu. Mungkin itulah sebabnya, sehingga para Kyai di Indonesia mengirim putera-puterinya serta santrinya ke Yaman yang dari segi fiqih juga menganut fiqih Syafi’iyah. Para Kyai berkeyakinan bahwa dengan belajar di Yaman, tradisi keilmuan yang dikembangkan selama ini akan bisa berkesinambungan. Dari sini, Yaman berbeda dengan tradisi keilmuan di Mesir yang sangat terbuka dan liberal, sehingga semua aliran pemikiran dan mazhab diajarkan. Dr. Karel A. Steenbrink juga menulis tentang migrasi hadhramy di nusantara dalam bukunya: Beberapa Aspek Tentang Islam Indonesia Abad ke-19, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984)terutama peran tokoh-tokoh hadhramy dalam kebangkitan Islam Indonesia dan perjuangan tokoh-tokoh nasional dalam melawan penjajahan Belanda. Tesis yang paling anyar adalah Natalie Mobini Kesheh dalam disertasinya yang berjudul: The Hadrami Awakening Community and Identity in the Netherlands East Indies 1900-1942. Pertanyaan yang dijawab antara lain, bagaimana pencarian identitas kaum hadrami di Indonesia sepanjang sejarahnya. Adakah mereka tetap merasa sebagai seorang hadrami yang kebetulan hidup di Indonesia. Ataukah mereka adalah sudah meng-Indonesia, hanya kebetulan leluhurnya adalah hadrami. Bagaimana kiprah tokoh-tokoh hadrami seperti Abdurrahman Baswedan dalam kebangkitan Indonesia. dst. Lebih Jauh Dr. Anies Baswedan menjelaskan betapa besar peran hadrami dalam kebangkitan ilmu. Ia mencontohkan Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan sosiolog muslim yang kebetulan sebagai seorang hadrami yang migrasi ke Tunisia. Ibnu Khaldun lewat buku Muqaddimahnya mengubah cara pandang baru mengenai sejarah. Sejarah sebelum-sebelumnya menjadi kurang menarik karena bercampur-aduknya antara fakta dan mitos. Sehingga sejarah tidak dapat dijadikan sebagai alat yang ampuh untuk melihat masa sekarang, apalagi masa depan. Lewat Ibnu Khaldun, sejarah terpisah dari fakta dan mitos. Sejarah juga sudah berubah. Sudah dapat dijadikan alat untuk melihat masa sekarang dan masa depan. Saya teringat bahwa Mark Woordward yang juga sedang meneliti mengenai jaringan migrasi dan tempat-tempat hadhrami di seluruh dunia. Mark Woordward dikenal lewat disertasinya yang berjudul: Islam in Java : Normatif Piety and Mysticism In The Sultanate of Yogyakarta. Buku ini telah diterjemahkan oleh Hairus Salim HS dengan judul: Islam Jawa; Kesalehan Normatif versus Kebatinan, LKiS. Salah satu tokoh hadrami sekarang yang sedang "naik daun" adalah Dr. Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina, Jakarta.

Kamis, 22 Agustus 2013

Membaca al-Qur'an

Ada sebuah riwayat dari Abu Umamah al-Bahily bahwa Rasulullah shalla 'alih wa sallama pernah bersabda: al-qulubu la-tashda'u kamaa yashda'u al-hadidu. Qila, ya Rasulallah, wa maa jalaa'uha? qala: qiraatul qur'an wa zikr al-maut. Hati itu bisa berkarat sebagaimana besi. Lalu bagaimana membersihkannya? Dengan membaca al-Qur'an dan mengingat mati. Ramadhan telah berlalu. Ada banyak kenangan, tentunya. Sahur bersama. Berbuka puasa bersama. Shalat sunnah tarawih. Shalat tahajjud. Membaca al-Qur'an secara tartil dan bersama pula dibimbing oleh guru atau qari' yang mengerti tajwid dan kandungan al-Qur'an. I'tikaf bersama. Menghidupkan malam-malam ramadhan dengan ibadah sunnah lainnya. I'tikaf untuk menanti turunnya lailatul qadr. Dst. Semoga hati kita menjadi "terang" dengan cahaya al-Qur'an. Amin.

Selasa, 20 Agustus 2013

Tarekat Muhdi Akbar

Adalah Mardi Adi Armin menulis disrtasi yang menarik dengan judul Tarekat Muhdi Akbar dalm kehidupan keberagaan di kabupaten Selayar: perbedaan dalam tinjauan etika, UIN Alauddin, Makassar, 2013. Tarekat Muhdi Akbar didirikan oleh Haji Abdul Gani. Konon, H. Abdul Gani ketika naik haji sempat menyeberang ke Mesir. Pada waktu itu, di Mesir sedang menyeruak semangat pembaruan pemikiran Islam oleh Syekh Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al. Afghani. Penulis tidak menjelaskan data historis, apakah H. Abdul Ghani sempat mengikuti pengajian di majlis syekh Muhammad Abduh. Atau H. Abdul Gani sekedar melancong di negeri Piramida itu. Tarekat Muhdi Akbar ini unik. Ditengarai sebagai ajaran yang sinkretis dengan agama Kristen. Sehingga pemerintah Belanda mengirim pendeta ke Selayar dengan misi zending. Di Selayar mereka membangun sekolah untuk komunitas Muhdi Akbar. Tapi lama kelamaan, pihak Belanda memahami bahwa Tarekat Muhdi Akbar tidak identik dengan Kristen meskipun mereka sangat menghormati Isa al Masih. Dan cinta damai menjadi salah satu ajaran dan doktrin Muhdi Akbar. Muhdi Akbar tetap saja sebagai Muhdi Akbar. Belakangan muncullah aktifis gerakan dakwah Muhammadiyah yang bercorak puritanisme Wahabiyah. Muhdi Akbar terdesak dan terkucilkan dari arus besar Islam Muhammadiyah. Mereka dituduh syirik dan bahkan antek antek PKI. Mungkin itulah sebabnya,sehingga komunitas Muhdi Akbar terpaksa berafiliasi ke agama Hindu. Meskipun mereka tidaklah persis dengan Hindu. Mungkin beginilah cara mereka untuk "bertahan" agar tidak tergerus oleh gerakan puritanisme Islam ala Wahabi. Patut dicatat bahwa tarekat Muhdi Akbar ini memiliki ajaran yang unik. antara lain: mereka tidak menganjurkan umatnya untuk disunat. Tidak ketat dalam menentukan uang belanja dalam hal perkawinan, tidak boleh kawin cerai. Dalam artian mereka sangat ketat dalam hal perceraian. mirip mirip doktrin dalam agama Kristen. Sembahyang memakai dupa atau kemenyan. Komunitas mereka berjumlah sekitar 2. 700 an orang. Saya lalu teringat dengan Clifford Geertz dengan The Religion of Java, 1964. Geertz mengajukan tesis bahwa untuk memahami Islam Jawa, kita tidak boleh dari sejarah panjang agama agama di Jawa. Hindu, Budhdha, dan bahkan animisme harus menjadi perhatian. Islam Jawa dikategorikan menjadi Abangan, Santri, Priyayi. Geertz menginspirasi banyak antropolog dunia, sehingga hampir semua kajian Islam Jawa pasti merujuk pada buku-buku Geertz. Robert Hefner bahkan disebut-sebut sebagai "ahli waris" Clifford Geertz meskipun dalam karya-karya beliau banyak mengkritik Geertz. Hal ini dapat dilihat pada karyanya yang berjudul: Geger Tengger. Demikian juga halnya dengan Mark Woodwoork dalam bukunya: Islam Jawa. Islam Jawa bukanlah Islam Hindu dan Budhdha, tapi lebih merupakan varian Islam yang sama "posisinya" dengan Islam Arab-Saudi, Islam Syiria, Islam Mesir, Islam Maroko, dan Islam Yaman. Islam Jawa tidak "lebih rendah" dengan Islam Persia atau Islam Arab Saudi, dst. Kembali ke Tarekat Muhdi Akbar, Selayar. Ada pertanyaan yang menggelitik. Apakah Muhdi Akbar adalah varian Islam atau agama sinkretis? Sebab menurut pak Mardi, meskipun pada KTP mereka ada yang berafiliasi ke agama Hindu dan sebagiannya agama Kristen, tapi kalau mereka ditanya mereka masih bersikukuh sebagai penganut Muhdi Akbar. Dan bukan sebagai Kristen dan Hindu. Apakah kekeristenan atau kehinduan mereka sesungguhnya hanyalah sebagai strategi untuk bertahan. Agar mereka tidak "dimusuhi" oleh komunitas muslim ortodoks atau "garis keras".

Selasa, 13 Agustus 2013

Bahagia

Anis Mansyur, sastrawan Mesir menulis sebuah artikel pada koran al-Ahram, Mesir mengenai hasil penelitian Texas, USA tentang kebahagiaan. Apa makna kebahagiaan bagi mereka? Ternyata di antara jawabannya adalah bahagia bagi orang Amrik yaitu memiliki pesawat yang dapat mengantarkan mereka dari satu planet ke planet lainnya. Sudah barang tentu, mereka selama ini sudah memiliki rumah mewah, kendaraan yang cukup, anak-anak sebagai pelipur lara, dll. Ternyata orang Amrik memiliki persepsi lebih mengenai bahagia. Selanjutnya, Tim Peneliti tersebut mengarahkan penelitiannya di Asia termasuk meneliti di Indonesia. Ketika mereka mewawancarai salah seorang nelayan yang pekerjaan setiap harinya adalah membuat jala untuk menangkap ikan, dia tidak bisa menjawab dengan baik. Dia tidak mengerti apa makna bahagia. Sampai-sampai dia menduga bahwa bahagia itu adalah nama obat baru. Isterinya berkata bahwa ia sering mendengar kata itu dari para turis. Tim peneliti menyimpulkan bahwa sesungguhnya nelayan tersebut sudah merasakan kebahagiaan, namun tidak mengerti tentang bahagia. Selanjutnya, tim peneliti bertanya kepada kaum terpelajar mengenai bahagia dalam persepsi mereka. Sebagian mereka menjawab: bahagia bagi kami adalah ketika kami telah mendapatkan apa yang kami inginkan. Tim menyimpulkan bahwa kebahagiaan di Asia adalah memperolah apa yang mereka sukai dan hidup untuk menyukai apa yang mereka temukan. ( Koran al-Ahram, 24 Mei 2011, seperti yang dikutip dari Prof. Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat, 2013, h. 41).

Musibah

Musibah adalah peristiwa yang tidak mengenakkan. Seperti sakit, kehilangan orang yang dikasihi. Atau kehilangan benda yang sangat disukai. Dll. Padahal, kata orang bijak, seseorang tidak dapat merasakan nikmatnya sehat sebelum sakit. Sehat laksana mahkota bagi orang yang sehat. Tapi tidak terlihat kecuali bagi orang sakit. al-Shihhat taj-un 'ala al-shihhat. la yaraha illa al-mardha. Musibah atau sakit ibarat tahi lalat pada lukisan seorang gadis. Jika pandangan hanya terfokus pada tahi lalat, pasti wajah seseorang terlihat buruk. Tapi tahi lalat jika dilihat secara keseluruhan, maka akan menambah paras kecantikan seorang perempuan. Demikian, sekelumit kata hikmah dalam buku Prof. Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat ( 2013, h. 42).

Kematian

Kematian adalah nikmat. Itulah judul buku baru karya Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab. Sebelumnya, Prof. Quraish sudah menulis buku: Perjalanan Menuju Keabadian ( Lentera Hati, 2001). Itulah sebabnya, Prof. Quraish menyebut pada kata pengantar buku Kematian adalah nikmat sebagai "buku baru tapi lama". Baru karena ada banyak persoalan yang baru dikemukakan dalam buku ini, dan belum pernah disinggung pada buku beliau yang lainnya. Lama, karena sebagian materinya juga sudah diungkap dalam buku Perjalanan Menuju Keabadian. Kedua buku ini ditulis seiring dengan bertambanya umur beliau. Hidup dan mati, beda-beda tipis.Hanya saja selama ini, kematian dipersepsikan sebagai sesuatu yang menakutkan. Sehingga, kebanyakan orang berupaya untuk menghindarinya. Bahkan dalam al-Qur'an digambarkan bahwa meskipun kalian--wahai orang kafir--berlindung di balik benteng yang sangat kokoh, kematian pasti akan menjemputmu. Padahal, setiap yang memiliki nyawa pasti akan mengalami kematian. Kull nafs-in za'iqatul maut, demikian pandnagan al-Qur'an. Kalau demikian, mestinya kita berdamai dengan kematian. Mestinya kita menjemput kematian dengan suka hati. Memang bagi orang yang sangat cinta "duniawi", pastilah merasakan ketakutan akan kematian. Sebab, kematian akan mencabut segala kenikmatan dan kelezatan kehidupan duniawi. Kematian dapat dipahami sebagai peristiwa berhentinya denyut jantung atau tidak berfungsinya otak. Kematian dalam Islam bukanlah akhir dari segala kehidupan. Kematian justeru merupakan awal dari kehidupan yang sebenarnya. Ada riwayat yang berbunyi: al-Nas kulluhum niyam-un. wa iza matu qad intabahu...semua manusia sekarang ini dalam keadaan tertidur. Ketika mereka meninggal barulah terbangun ( Mulla Shadra, al-Asfar al-Arba'ah). Oleh karenyanya, Islam sangat menekankan untuk memperbanyak "bekal" dalam menghadapi kehidupan setelah kematian itu (life after death). Itu juga yang selalu diajarkan oleh Baginda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama kepada kita agar senantiasa berdo'a untuk memanjangkan umur. Umur berdekatan makna dengan "ma'mur", sejahtera. Do'a panjang umur maksudnya agar sisa usia itu merupakan kesempatan untuk berbuat kebajikan dan kemashlahatan untuk orang banyak. Bukan sebaliknya, sisa umur untuk mempersulit orang lain. Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama bersabda: inna li al-mauti sakarat-un. Bahwa dalam kematian itu ada sakarat. Sakarat al-maut ini yang banyak diperbincangkan para ulama. Nabi sendiri mengalami sakit sekitar 13 hari sebelum wafatnya. Nabi terkadang mencelupkan tangannya pada wadah yang berisi air di sampingnya kalau beliau lagi mersakan sakitnya. Lalu, pertanyaannya kemudian, apakah sakit sebelum kematian itu adalah sakarat al-maut? Sesungguhnya kematian adalah pintu masuk bagi kehidupan akhirat. Kahidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan di dunia hanyalah sementara. Kehidupan akhirat lebih baik dan lebih abadi. wa lal-akhirat-u khair-un wa abqa, kata al-Qur'an. Orang yang shaleh senantiasa merindukan kehidupan akhirat. Sebab, kesempurnaan balasan pahala dari Allah swt hanya bisa didapatkan di akhirat kelak. Itulah sebabnya peristiwa kematian biasa disebut wafat. Wafat adalah sempurna. Kesempurnaan balasan pahala dan dosa hanya bisa didapatkan setelah seseorang mengalami kematian. Walhasil, berdamailah dengan kematian. Wa Allah a'lam.

Menjadi Kaya

Richard Bergson memberi nasehat bahwa menjadi kaya bukan hanya diukur dari banyaknya uang yang dimiliki. Kekayaan juga bisa dalam bentuk kesehatan yang prima, dan kebebasan dalam berkreasi. Beliau dalam setiap harinya menyiapkan waktu 40% untuk merenungkan ide-ide baru dan inovasi baru. Selebihnya untuk mengerjakan rutinitas dari lebih 250-an perusahaan Virgin miliknya. Virgin adalah perusahaan internasional yang sangat masyhur itu bekerja untuk musik. Ternyata ide-ide kreatif sangat penting untuk menjadi seorang kaya. Ada banyak orang yang kehilangan kesempatan untuk menjadi kaya hanya karena tidak pernah bercita-cita menjadi kaya. Ternyata untuk menjadi kaya juga terkait dengan cara berpikir seseorang. Menjadi kaya juga dari dalam diri kita.

Altruism

Altruism adalah sikap mementingkan kepentingan orang lain. Dalam Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English, 1974 disebutkan:....altruism...principle of considering the well-being and happiness of others first; unselfishness. altruist; person who follows, h. 25. Saya pertama kali tertarik dengan kata altruis ketika membaca buku: Super Cooperators. Altruism adalah empati dan peduli kepada nasib orang lain. Alkisah, seorang ayah mengajak keluarga besarnya untuk menonton sirkus di kota kelahirannya. Sesampainya ke loket pembayaran tiket sirkus, ternyata membutuhkan 60 dollar USA untuk semua rombongan keluarganya. Sementara sang ayah hanya memiliki 40 dollar. Ia sempat bingung untuk mengatasi masalah tiket ini. Beberapa detik kemudian, ada keluarga di belakangnya yang juga ikut antrean untuk membayar tiket sirkus. Ia pura-pura menjatuhkan uang 20 dollar persis di belakang sang ayah yang kurang duitnya itu. Sembari memungut uang tersebut, dan memberikan kepada sang ayah, seraya berkata: duit Bapak terjatuh sebanyak 20 dollar sambil ia mengedipkan mata untuk memberi isyarat bahwa uang ini ambil saja. Ia sendiri harus pulang dan mengurungkan niatnya untuk menonton sirkus tersebut. Sambil menggandeng tangan putranya, ia berbalik. Lain kali kita ke sini, bisiknya. Ia rela mengorbankan uang 20 dollar untuk menutup malu keluarga si bapak yang kurang duitnya tadi. Inilah salah satu contoh kecil altruism. Rasa empati dan peduli kepada nasib dan kebahagiaan orang lain. Tidak terlalu peduli terhadap kesenangan sendiri. Sikap altruism sangat penting dimiliki oleh siapapun yang mau berkolaborasi. Demikian. Wa Allah a'lam.

Pidato Pengukuhan Doktor

Pada tanggal 27 juli 2007, saya lulus ujian promosi doktor di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Sebagai al-tahaddhuth bi al-nikmah berikut saya kutip pidato pengukuhan--sambutan promotor saya, Prof. Dr. Sjafri Sairin--seorang antropolog, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Beliau juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Assalamu 'alaikum warahmatullah wa barakatuh. Bapak Rektor, Ketua Senat, dan para penguji yang berbahagia. Saudara Muhammad Zain yang berbahagia! Satu menit yang lalu, Anda berdiri di podium sana, bergelar sebagai doktor, pseudo doktor, belum sah sebagai doktor sebenarnya. Tapi baru setengah menit yang lalu Saudara telah menjadi seorang doktor yang resmi di UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta. Saya sebagai promotor, kami ucapkan selamat dan bersyukur Saudara akhirnya dapat menyelesaikan disertasi dengan hasil Cum Laude. Saya telah mengikuti perjalanan saudara dalam menulis disertasi. Berkali-kali Saudara datang ke tempat saya. Dan hanya sebentar berbicara karena saya tidak mau saudara menyita waktu saya banyak-banyak. Suatu ketika, lama sekali tidak muncul. Dan saya pesankan kepada Bapak rektor--Prof. Dr. Amin Abdullah yang waktu rektor UIN Sunan Kalijaga--, ke mana raibnya mahasiswa bimbingan saya. Akhirnya muncul kembali. Berbagai pengalaman dalam mengarungi perjalanan hidup. Akhirnya dengan hati-hati saudara jalani, dan selamat. Saudara tetap tegar melangkah, walaupun akhirnya menjadi seorang birokrat di Jakarta. Saya tahu sebagai seorang birokrat, tidak ada waktu atau kurang waktu untuk menulis. Tapi, alhamdulillah, anda menunjukkan bahwa saya tetap orang daerah yang bertugas di Jakarta. Dan saya menunjukkan, bahwa saya akan berhasil. Dalam Kata Pengantar--disertasi--Saudara menyebut berbagai orang yang telah mendo'akan Anda. Saudara telah mengucapkan syukur kepada mereka dan bahwa mereka menyayangi Saudara, selain isteri dan anak-anak saudara. Adalah support ayah-bunda saudara juga demikian....Saya tahu, orang Bugis-Makassar, untuk meminta uang kepada ayah sangat susah. Untuk meminta uang harus lewat ibunya. Saudara Dr Muhammad Zain yang berbahagia.... Ada tiga hal yang patut Saudara cermati, mengapa Saudara sukses: a) Saudara dengan bagus sekali menjawab, menanggapi segala pertanyaan yang diajukan para penguji... b) Penguasaan Saudara terhadap tradisi turath. Itu luar biasa, apalagi kami dari Universitas Gadjah Mada. Alangkah inadahnya... c) Upaya Saudara mengkombinasikan pendekatan sosio-antropologis. Sebab, yang melakukan, yang merawikan hadis juga punya interest sendiri, kelompok sendiri, yang kadang-kadang mereka terjerembab ke dalam sesuatu yang tidak sepatutnya mereka lakukan. Dan toh mereka juga adalah manusia. Itu catatan yang perlu kami sampaikan. Anda adalah orang yang sangat bagus dalam dunia akademik. Dan jangan berhenti. Kalau Saudara berhenti, maka doktor Cum Laude tidak ada artinya. Orang tidak bertanya, Saudara doktor Cum Laude, tetapi bagaimana Saudara berkarya. Ketika saya mendengar Saudara tetap bekerja di UIN Syarifhidayatullah Jakarta, saya gembira karena Saudara hanya dipinjam sementara oleh Departemen Agama RI. Ambillah hikmah sebagai seorang birokrat untuk saudara jadikan ketika saudara kembali ke dunia akademis. Mudah-mudahan pertemuan ini adalah pertemuan yang selalu menjadi kenangan. Saudara tetap eksis dalam dunia akademis. Wassalamu 'alaikum warahmatullah wa barakatuh.

Senin, 12 Agustus 2013

Jack Canfield

Jack Canfield adalah nama yang sangat lengket dengan seri buku Chicken Soup for the Soul. Jackd Canfield dan Peter Chee baru saja menerbitkan buku dengan judul: Coaching for Breakthrough Success Proven Techniques for Making Impossible Dreams Possible, 2013. Untuk suskes ternyata harus bersinergi antara tiga hal. Heart, Mind, dan energy. Untuk mencapai sukses dan mengajak orang lain untuk meraih sukses, harus memiliki ketiga hal di atas. Demikian.

Selimut

Suatu hari saya naik pesawat pada pagi hari. Saya hanya memakai kaos oblong, tanpa jaket. Saya berpikir, tubuh saya cukup kuat. Ternyata saya menggigil. Saya tetap bertahan. Saya membayangkan ketika berkunjung ke Eropa atau Kanada pada musim dingin. Tidak seberapa dingin di daerah tropis seperti Indonesia. Pikiran saya menerawang jauh. Bagaimana keadaan Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama ketika pertama kali menerima wahyu. Sampai-sampai Nabi menggigil "ketakutan". Beliau kembali ke rumahnya, di Mekkah. Sambil meminta kepada Ibunda yang agung, Khadijah. Zammiluni, zammiluni, zammiluni, selimuti aku, pinta Nabi. Setelah peristiwa tersebut, Nabi dengan Siti Khadijah konsultasi kepada pendeta Nasrani yang masih kerabat Khadijah, apa gerangan yang sedang terjadi. Waraqah ibn Naufal, sang pendeta dengan tenang memberi wejangan. Bahwa sesungguhnya yang terjadi adalah Nabi Muhammad shalla Allah 'alaih wa sallama sedang menerima wahyu. Bahwa sesungguhnya kejadian itu adalah peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang yang sudah lama mempersiapkan diri menjadi nabi dan rasul. Demikian seterusnya. Tapi hal yang sangat menarik adalah suray al-Mudaththir dan al-muzzammil. Kedua surah ini turun pada awal-awal pewahyuan. Ya ayyuha al-muddaththir. qum fa-andzir. wa thiyabaka fa-thahhir. wa al-rujza fahjur....Wahai orang yang berselimut. Bangkitlah, dan berilah peringatan. Bersihkanlah pakaianmu. Jauhilah perbuatan dosa. Ayat ini memiliki daya juang dan semangat revolusi yang luar biasa. Bahwa untuk bangkit dan mengubah tatanan masyarakat haruslah dipimpin oleh orang yang berkarakter kuat. Harus menanggalkan "selimut" dan hijab dirinya. Harus membersihkan "pakaiannya". Harus berperangai mulia dan berbudi luhur. Dst. Seorang pemimpin harus rela menanggalkan "selimutnya". Untuk suskes memimpin, seseorang harus memiliki integritas, trust, dan bersih. Bersih yang dimaksud adalah bersih lahirnya dan bersih bathinnya. Dalam sejarah ditulis bahwa sifat wajib yang harus melekat pada diri seorang rasul adalah empat. Yakni: (a) tabligh--komunikatif dan mampu mengkomunikasikan pikiran dan visinya; (b) shiddiq--jujur dan memiliki integrits tinggi; (c) amanah--terpercaya, dan tanggung jawab--; dan (d) fathanah--cerdas dan berkompeten. Dari empat sifat wajib baginda Nabi, tiga di antaranya terkait dengan kualitas pribadi. Dan hanya satu yang terkait dengan kapasitas intelektual, yakni kecerdasan dan kompetensi. Betapa penting integritas dan trust seseorang sebagai pra-syarat seorang pemimpin. Demikian.

Jumat, 02 Agustus 2013

Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah biasanya dimaknai sebagai suatu perbuatan/ amal yang pahalanya terus menerus. Menurut hadis Nabi, ilmu yang bermanfaat, do'a anak kepada kedua orang tuanya, membangun masjid, membangun sesuatu yang sifatnya monumental seperti membuat jalan, membangun jembatan, dst. Akan tetapi ada hal yang menarik, setiap kita masuk masjid atau shalat jum'at. Kotak amal biasanya ditulis: "sedekah jariyah". Lalu saya terpikir, apakah dengan memasukkan uang seribu, lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu, lima puluh ribu itu juga termasuk amal jariyah? Apakah ini justeru mendistorsi makna amal jariyah itu? Sama juga dengan pertanyaan seorang kawan, apakah cukup dengan amal yang sangat sepele, seseorang sudah bisa masuk sorga? Saya lalu berkelakar bahwa kalau amal sedikit, dan masuk surga, maka surganya "tanpa bidadari". Kotak amal semestinya tidak diberi "embel-embel" sedekah jariyah. Kotak amal saja. Sebab, dapat berdampak secara psikologis. Seseorang yang sudah bersedekah sangat minim, sudah merasa bersedekah jariyah. Sama juga dengan adagium "ikhlas beramal". Biar sedikit yang penting ikhlas. Padahal, mestinya bersedekah banyak, dan tetap ikhlas. Ini yang lebih afdhal. Demikian. Wa Allah a'lam.

Kamis, 01 Agustus 2013

Merias Wajah

Saya berkunjung pada salah satu Mall di salah satu kota terpadat di negeri ini. Kebetulan saya naik motor, dibonceng oleh kawan. Setelah selesai hunting buku, saya ikut ke parkiran. Di siang bolong, saya menyaksikan pegawai Mall berseliweran di parkiran. Mereka duduk dan berdiri di motor masing-masing. Sambil cerita mereka juga berdandan. Tentu dengan bedak tebal, dan sejumlah alat rias lainnya yang biasa di simpan di tas kecil. Suasananya ramai. Sebagian yang lainnya menikmati makanan ringan, dan bakso. Mungkin lagi berhalangan untuk menunaikan ibadah puasa. Atau mereka itu non-muslim. Saya menerawang dan berimajinasi. Mengapa kebanyakan kaum perempuan sibuk merias wajah? Dan terkadang lupa memerhatikan "inner beautynya"? Apakah kecantikan fisik lebih utama dari kecantikan "dalam"? Bukankah dengan merias wajah bisa juga mengakibatkan "merusak wajah"? Selanjutnya, dengan merias "kecantikan dalam" justeru akan mempercantik wajah. Ada banyak kawan atau kenalan, yang merias wajahnya seadanya, tapi kelihatan "berseri-seri". Ia tampak cantik alami. Ada banyak kasus, seseorang menghabiskan berjuta-juta uangnya hanya untuk merias wajah. Padahal, sesungguhnya ia masih memiliki kebutuhan lain yang sangat mendesak. Saya juga pernah membaca tabloid kota dan diceritakan ada seorang artis yang memiliki koleksi busana dan sepatu sampai ratusan. Saya berpikir, untuk apa semua itu dilakukannya. Sementara, penghasilannya tidak seimbang dengan stylenya. Belakangan, saya tahu, keluarga artis tersebut "berantakan". Kawin-cerai. Konon, dalam sejarah Islam diceritakan bahwa A'isyah radhiya Allah 'anha juga suka "bersolek". Sampai-sampai Abu Hurairah pernah bertengkar dengan beliau, dan berkata: Perempuan tahu apa tentang ilmu (agama). Perempuan hanya pandai "bersolek". ( Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra). Bahkan dikisahkan, wajah A'isyah sampai kemerah-merahan karena seringnya bersolek. Ada riwayat yang menyebutkan sampai-sampai Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama memanggil Sayyidah A'isyah sebagai " humaira'". Sang pemilik wajah, putih kemerah-merahan. Sampai detik ini, saya tidak tahu, apakah standar wanita cantik pada saat itu adalah mereka yang putih kemerah-merahan? Sayyidah Khadijah radyiya Allah 'anha juga terkenal sangat menjaga penampilan dan memelihara kecantikannya. Tentu hal ini tidak terlepas dari latar belakang beliau sebagai pengusaha wanita yang sangat sukses. Dapat dibayangkan, bahwa Sayyidah Khadijah menikah dengan Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama pada usia yang sudah tidak muda lagi. Usia 40 tahun. Tapi, beliau masih dapat melahirkan sampai tujuh kali. Jadi sampai umur di atas 50-an, Sayyidah Khadijah belum manupouse. Fenomena ini tentu tidak sederhana untuk dijelaskan pada ruang yang sangat terbatas ini. Termasuk keterbatasan pengetahuan saya mengenai obyek pembicaraan ini. Lalu pertanyaannya kemudian, apakah bersolek itu memang "fitrah" seorang perempuan? Wanita, ya bersolek itu. Wa Allah a'lam.

Perbedaan Riwayat Hadis

Saya mendapat kesempatan untuk menjadi penguji eksternal untuk disertasi dengan topik: Ikhtilaf al-Riwayah, perbedaan dalam periwayatan hadis. Topik ini sangat menarik karena menyentuh otentisitas hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Maksud penulisnya adalah melakukan rekonstruksi metodologi penelitian Ikhtilaf al-Riwayah. Menurut penulisnya, ikhtilaf al-riwayah ditengarai dapat terjadi karena faktor: (a) perbedaan peristiwa; (b) terjadinya periwayatan bi al-makna; (c) karena dibolehkannya meringkas hadis sepanjang tidak mengubah maknanya; (d) mungkin juga karena ketidaktelitian periwayat sebuah hadis; dan (e) pemalsuan hadis. Memang dalam prakteknya, terutama pada hadis bi al-fi'ly, terkadang satu peristiwa dapat direspon dengan beragam kata dan kalimat. Seperti contoh seorang Arab Badui yang tba-tiba berlari ke sudut masjid sedang Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama dan para sahabatnya menggelar pengajian. Si Badui rupanya mau melepas hajat (buang air kecil). Para sahabat berteriak. Nabi bersabda: da'auhu; biarkan saja dulu! Setelah selesai, si Badui dipanggil Nabi. Nabi bersabda: Sesungguhnya masjid ini dibangun untuk shalat, zikir dan tempat untuk belajar al-Qur'an. Riwayat ini direspon para sahabat dengan 12 riwayat ( dalam shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Aby Dawud, Sunan al-Tirmizy, dll). Demikian dalam Dr Musfir Azmullah al-Daminy, Maqayis Naqd Mutun al-Sunnah, h. 19-21. Memang di kalangan sahabat juga memiliki sikap yang berbeda. Abdullah ibn Umar terkenal sebagai sahabat yang ketat dalam hal periwayatan (min al-shahabat al-mutasyaddidin fi al-riwayat bi al-lafzh). Kembali ke penulis disertasi tadi. Saya terkejut karena yang bersangkutan dalam pisau analisisnya memakai teori common link G.H.A Juynboll. Dengan melihat latar belakang pendidikan ybs alumni al-Azhar Kairo, saya berpikir akan "berhati-hati" dengan teori Juynboll. Sebab, seperti kita ketahui, teori common link Juynboll adalah elaborasi yang canggih dari teori Joseph Schacht dalam bukunya yang monumnetal: The Origins of Islamic Jurisprudence. Baik Joseph Schacht maupun Juynboll keduanya meragukan otentisitas hadis. Meskipun Juynboll masih mengunggulkan hadis daripada Bibel. Hadis bagaimanapun tetap memiliki jalur isnad (rangkaian periwayat). Sedang Bibel tidak. G.H.A Juynboll tidak percaya kepada isnad keluarga. Seperti sanad Malik----Nafi' Maula Ibnu Umar yang dikenal sebagai silsilah al-zahab/ silsilah emas, tidak diakui Juynboll. Bahkan Nafi' dianggapnya sebagai tokoh fiktif karena sangat sedikit infromasi tentang kehidupannya. Bahkan Nafi' tidak ditemukan informasi tahun wafatnya. Tesis ini ditolak oleh Nabia Abbott, Fuat Zesgin, M.M. Azami yang berpendapat bahwa sanad keluarga sangat kuat karena berhubungan langsung. Dalam ujian promosi tersebut saya sarankan kepada promovendus agar kembali mendalami buku-buku berikut: 1. Kitab al-Risalah karya Imam Syafi'i terutama "dimenangkannnya" khabr al-wahid ketimbang ijma' ulama. Meskipun Imam Syafi'i memberi syarat yang sangat ketat. yakni (a) periwayatnya harus dapat diandalkan kualitas agamanya (tidak fasiq)--an yakuna man haddatha bihi thiqat-an fi dinih; (b) dikenal jujur dalam menyampaikan hadis--makruf-an bi al-shidqi fi hadithih; (c) memahami apa yang disampaikannya--'aliman lima yuhaddithu bihi; (d) mengenal betul redaksinya yang tepat karena redaksi yang tidak pas dapat mengubah makna--'aliman lima yuhilu ma'any al-hadith min al-lafdzi;(e) memiliki kemampuan meriwayatkan hadis kata demi kata, tidak hanya sekedar riwayat bi al-ma'na supaya tidak mengubah yang halal menjadi haram--wa an yakuna mimman yu'addy al-haditha bi-hurufihi kama sami'a. la yuhaddithu bihi 'ala al-ma'na. li annahu idza haddatha bihi 'ala al-ma'na wa huwa ghairu 'alim-in lima yuhilu ma'nahu, lam yadri la'allahu yuhilu al-halala ila al-harami--Kitab al-Risalah, h. 370-371. dst. 2. Ahmad Hasan, The Early Development of Islamic Jurisprudence, 1970. Salah satu yang menarik, Ahmad Hasan mengakui karya J. Schacht The Origins... adalah yang paling komprehensif dan orisinal mengenai hukum Islam. Tesis Schacht yang ditolak Ahmad Hasan, antara lain: (a) Hukum Islam tidak berakar dari al-Qur'an dan sunnah rasul, tapi dari praktek populer dinasti Umayyah. Sunnah Rasul muncul ketika terjadinya pembunuhan Uthsman ibn 'Affan; (b) sunnah rasul hanyalah "diada-adakan". Yang ada hanya sunnah orang-orang arab pra- Islam, dan hanya disandarkan kepada rasululah shalla Allah 'alaih wa sallama; (c) Qiyas dari Yahudi, dan ijma' dari hukum Romawi. Semua tesis ini ditolak oleh Ahmad Hasan. Hukum Islam sebermula berlandaskan al-Qur'an dan sunnah, tanpa mengesampingkan fakta bahwa bahan-bahannya sebagian disuplay dari praktek-praktek populer dan pemerintahan Bani Umayyah. Hal yang mengejutkan pada bagian akhir bukunya, Ahmad Hasan menyimpulkan bahwa Imam Syafi'i paling bertanggung jawab atas tertutupnya pintu ijtihad. Karena mengunggulkan khabr al-wahid (hadis ahad) dari ijma'. Sehingg akreatifitas, dan ijtihad berhenti. Tentu saja kesimpulan ini terlalu provokatif karena tidaklah adil "membebankan" penutupan ijtihad terhadap seseorang saja. 3. Dr Musfir Azmullah al-Daminy, Maqayis Naqd Mutun al-Sunnah. Buku ini penting untuk melihat perhatian sahabat dan para ulama sesudahnya mengenai kritik matan hadis. Kritik matan hadis ternyata mendapat perhatian dari awal perkembangannya. Dan tidak seperti yang disampaikan Ahmad Amin yang menuduh para ulama hadis tak lebih sebagai "zawamil asfar", unta-unta pemikul beban kertas. Mereka meriwayatkan sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerti maknanya. 4. Imam Syafi'i (w. 204 H), Ikhtilaf al-Hadith--kitab ini menjadi hamisy kitab al-Umm karya Imam Syafi'i--. 5. Ibnu Qutaibah (w. 276 H), Takwil Mukhtalif al-Hadith. 6. al-Thahawy (w. 321 H), Musykil al-Athar. Memang pemahaman terhadap hadis Nabi shalla Alah 'alaih wa sallama menjadi tidak sederhana. Apatah lagi dengan perkembangan keilmuan di era sekarang. Keilmuan hadis, ulumul hadis harus bersunggungan dengan keilmuan lainnya. Tidak lagi berdiri sendiri, tapi harus "terkoneksi" dengan yang lainnya. Demikian. Wa Allah a'lam.

Kamis, 25 Juli 2013

Sakit

Kata orang bijak, begitu kita lahir ada tiga hal yang tidak bisa kita hindari. Tua, sakit, dan meninggal. Orang di Perpajakan menambah, dan keempat, membayar pajak. Tua adalah kemestian. Manusia, dan ilmu dokter anti-aging hanya bisa menunda atau memperlambat ketuaan. Tua pasti datang. Sakit juga demikian halnya. Setelah sehat, pasti akan datang sakit. Siapa pun dia pasti akan merasakan sakit. Penyakit itu sangat dekat kita. Manusia hanya bisa berikhtiar untuk mengeliminir datangnya penyakit. Atau menunda sakit. Dokter yang paling ampuh mandraguna pun pasti akan merasakan sakit. Batas antara sehat dan sakit, sangatlah tipis. Meninggal juga demikian. Iza ja'a ajaluhum la yasta'khirun sa'atan wa la yastaqdimun. Kalau ajal sudah tiba, maka tidak bisa diundur sedetik pun. Kematian pastilah tidak bisa kita hindari. Tidak ada makhluk yang abadi. Yang abadi hanyalah Allah SWT sendiri. Kullu nafs-in za'iqat al-maut. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Secanggih apa pun ilmu kedokteran sekarang ini, tidak bisa menghalang-halangi atau mengundur-undur ajal itu. Itulah sebabnya, setiap hembusan nafas kita harus selalu ingat kepada Allah Swt. Kita tidak boleh lengah dan lupa kepada Tuhan Sang pemberi hidup. Huwa al-hayyu al-qayyum. Dialah Tuhan yang Maha Hidup. Semoga Allah menganugerahi kita kelimpahan hidup. Amin. Wa Allah a'lam.

Rabu, 24 Juli 2013

Agama, rahmat dan "bencana"?

Dalam studi agama-agama, memang biasa kita mendengarkan ungkapan bahwa agama itu memiliki dua sisi. Yakni sisi perekat sosial dan sekaligus "pemecah". Dengan agama dengan konsep keumatannya dapat menjadi "kohesi" sosial yang sangat kental. Sebaliknya, dengan ajaran agama yang dipahami dalam aspek tertentu, agama dapat menjadi pemicu konflik sosial. Contoh kecil, apabila ada orang yang "berpindah" agama, maka hak-hak dalam keluarganya secara otomatis "terputus" termasuk hak waris. Ada hadis yang berbunyi: la yarithu al-muslim al-kafir.Wa la al-kafir al-muslim. Seorang muslim tidak boleh menerima dan memberi harta waris dari dan kepada seorang kafir. Demikian sebaliknya. Kalau ada kelompok keluarga yang kebetulan keluar Islam dan memeluk agama lain, atau yang bersangkutan "murtad"--tentu dengan berbagai pandangan tentang murtad ini--, maka dia secara otomatis terputus hak-hak kewarisannya. Bagaimana ini? Sebaliknya, kalau ada orang kafir atau komunitas lain yang memeluk Islam, maka tanggung jawab sosialnya menjadi tanggung jawab "umat", komunitas muslim. Mereka biasa menyebutnya sebagai "muallaf". Bahkan muallaf ini menjadi salah satu golongan penerima zakat (dari delapan kelompok/ thamaniyat ashnaf). Charles Kimball menulis buku dengan judul: When Religion Becomes Evil, 2008. Buku ini sudah diterjemahkan oleh Nurhadi dan Izzuddin Washil dengan judul: Kala Agama Jadi Bencana, Mizan, 2013. Buku ini menarik karena merangkum perjalanan panjang penulisnya yang sudah melanglang buana dalam studi agama-agama besar dunia. Kimball, penulisnya merisaukan konflik agama dan munculnya ektrimisme dalam agama-agama besar dunia, termasuk Islam. Ada fenomena menarik dan kita sulit memahami mengapa sunny-syi'ah di Iraq masih saja saling bunuh-bunuhan? Mengapa gerakan Hizbut Tahrir, Taliban, dll masih saja berkembang subur? Mungkin inilah faktor mengapa gerakan atheisme-intelektual semakin tumbuh subur juga, seperti Christopher Hitchen dengan karyanya: God is not Great: How Religion Poison Everything (2007), Richard Dawkins, The God Delusion (2006), Sam Harris, The End of Faith (2004), dst. Dulu, kita hanya gelisah dengan karya-karya Karl Max, Das Kapital, Nietzhe, Zaratustra, Charles Darwin, The Origins of the Species, dll. Agama-agama besar dunia harus berbenah diri. Kalau tidak, agama-agama besar dunia akan ditinggalkan. Belakangan, kita melihat gerakan Karen Armstrong yang gencarnya mengkampanyekan "cinta kasih". Pengembaraan Armstrong yang panjang dalam menggeluti studi agama-agama besar dunia seperti Katolik, Yahudi, Budhdha dan Islam, mengantarkannya untuk berpendapat bahwa ternyata kita harus segera menampilkan agama-agama pada masa Aksial. Masa Aksial adalah masa sekitar Nabi Ibrahim a.s. Di sanalah sisi-sisi agama yang paling otentik. Demikian pandangan beliau dalam The Great Transformation.

Kaidah Tafsir

Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab baru saja melaunching buku terbarunya: Kiadah Tafsir, syarat, ketentuan dan aturan yang patut anda ketahui dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an, 2013. Buku ini tentu sangat menarik karena ditulis oleh seorang pakar yang mumpuni di bidangnya. Saya menduga bahwa buku ini merupakan kulminasi dari pengalaman intelektual Prof Quraish dalam mendalami dan mengajarkan studi al-Qur'an. Lebih istimewa lagi karena bagian terakhir buku ini dilengkapi dengan perdebatan mengenai hermeneutika. Belakangan para pengkaji studi al-Qur'an sedang "demam" hermeneutika. Prof. Quraish memaparkan makna, sejarah dan posisi hermeneutika itu. Kita tidak harus a priori dengan hermeneutika, tapi pada saat yang sama kita tetap harus kritis terhadapnya. Sebab, hermeneutika lahir di barat dimaksudkan sebagai pisau analisis untuk memahami Bibel. Bibel tidak "setara" dengan al-Qur'an. Bibel lebih pasnya dengan hadis Nabi. Bibel tentu ada banyak "masalah" dalam hal otentisitasnya karena ditulis belakangan. Bahkan menurut G.H.A Juynboll, pakar hadis kelahiran Belanda yang meskipun beliau sangat kritis terhadap hadis Nabi, tapi hadis lebih dapat dipercaya ketimbang Bibel. Hadis masih memakai sanad dan lafaz periwayatan. Sedang Bibel tidak. Para ulama tafsir sedari awal sudah berupaya keras untuk selalu mengungkap makna-makna ayat al-Qur'an. Hanya saja, dalam hermeneutika, ada kecenderungan "menyalahkan" teks. Sedang dalam tafsir dan takwil tetap saja "mengagungkan" teks. Harus diingat bahwa jauh sebelum kaidah-kaidah gramatika bahasa Arab dirumuskan, al-Qur'an sudah diturunkan kepada umat Islam. Jadi, kalau terjadi pertentangan antara kaidah umum ilmu nahwu dengan ayat al-Qur'an, tentu bukan ayatnya yang "keliru", tapi ilmu nahwunya yang belum mampu mengungkap rahasia ayat al-Qur'an. Ada banyak hal yang diungkap oleh Prof. Quraish dalam bukunya ini. Tentu saja beliau tetap memaparkan qawa'id al-tafsir--kaidah-kaidah tafsir-- sebagaimana yang lumrah dibahas oleh kitab 'ulum al-Qur'an klasik. Seperti al-Burhan fi 'ulum al-Qur'an, karya al-Zarkasyi, Manahil al-'Irfan,karya al-Zurqany, dan al-Itqan fi 'Ulum al-Quran, karya Imam Jalaluddin al-Suyuthy. Prof. Quraish juga tetap mempertahankan syte beliau selama kalau membahas terma-terma tertentu, selalu mengikutkan makna-makna semantik sebuah kata. Seperti qa-la dan ka-lam. Qa-la artinya: berkata. Ka-lam bermakna berbicara. Kedua kata ini memiliki makna dasar bergerak dan bergetar. Kalau kita berbicara pasti ada getaran dan bergerak. Ka-lam, selanjutnya siapa pun yang berbicara pasti harus berhenti. Dengan menyebut Ka-lam, ketika kita menyebut mim, pasti berhenti karena mulut kita tertutup. Selamat membaca. Wa Allah a'lam.

Minggu, 21 Juli 2013

SPMB Semakin Diminati

SPMP PTAIN tahun 2013 semakin diminaati yakni mencapai angka 100 ribu. Angka ini cukup pantastik dibanding tahun tahun sebelumnya. Angka ini juga dibutuhkan untuk menjelaskan kepada publik bahwa PTAIN bukan lagi perguruan Tinggi kelas dua, tapi Sudah sangat diminati. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam menyelenggarakan sidang penetapan kelulusan SPMB-PTAIN 2013, Kamis-Jum’at, tanggal 18 s.d 19 Juli 2013, di Grand Hotel Preanger, Bandung. Semua Pimpinan Perguruan Tinggi (UIN, IAIN, STAIN) hadir dalam penetapan. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.A, menjelaskan bahwa SPMB-PTAIN ini tidak saja dimaksudkan untuk menjaring mahasiswa baru, tapi menjadi piranti pengikat bagi pimpinan PTAIN se-Indonesia dan merajut NKRI. Sebagai peristiwa akademik, tentu kelulusan SPMB-PTAIN berdasarkan nilai akademik murni menjadi prioritas utama seorang calon mahasiswa diluluskan. Bagi Kemenag, data seleksi mahasiswa baru ini untuk dijadikan kebijakan lebih lanjut untuk penguatan kelembagaan PTAI. Rekruitmen mahasiswa baru lewat on line system sangat penting untuk mengetahui trend arus masuk ke perguruan tinggi. Dari data panitia menunjukkan bahwa arus masuk ke PTAI semakin meningkat. Itu berarti PTAI semakin diminati, dan tidak lagi menjadi perguruan tinggi kelas dua, dan menjadi pilihan terakhir.

Kamis, 18 Juli 2013

Al Gore

AL Gore adalah wakil Presiden mendampingi W. George Bush pada periode pertama. Tetapi pada periode kedua, AL Gore bersaing dengan Bush. Selisih suara beda-beda tipis, sekitar 1.700an. Terpaksa dilakukan perhitungan secara manual. Ketika perhitungan manual sudah sampai angka 300an, AL Gore berpidato agar menghentikan perhitungan manual tersebut. AL Gore berpidato dengan sangat mengabadikan. AL Gore mengutip ayahnya. bahwa ayah saya berpesan bahwa kemenangan bukanlah memenangkan sebuah pertarungan tapi kemenangan adalah kemenangan hati nurani. Saya kira, inilah teladan seorang negarawan. Rela mengalah untuk kepentingan yang lebih besar.

Rabu, 17 Juli 2013

Kritik Hadis Juynboll

G.H.A Juynboll (1935-2010) adalah peneliti hadis berkebangsaan Belanda yang sangat kritis terhadap otentisitas hadis. Nama Juynboll pertama kali saya dengar lewat kajian terbatas di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Waktu itu, anak-anak mahasiswa Jawa Barat mengadakan kajian ilmiyah dengan menghadirkan seorang pembicara yang baru saja lulus skripsi. Kalau saya tidak salah namanya: Ema Marfu'ah. Setelah itu, saya mencari tahu di perpustakaan buku dan tulisan Juynboll. Saya menemukan dua karya Juynboll dari Prof. Machasin. Yakni: (a) The Authenticity of the Tradition Literature, discussions in Modern Egypt…yang memuat perdebatan ulama Mesir mengenai otentisistas hadis dan (b)Muslim Tradition.Studies in Chronoly, Provenance and Authorship of Early Hadith ( Cambridge, 1983). Ketika saya mengambil program doktor di UIN Suka Jogjakarta, saya mendapat kisah keuletan Juynboll dari Prof. Alef Theria Wasim. Sesekali Pak Kamaruddin Amin datang ke Jogja, dan saya meminta beliau untuk bercerita tentang Juynboll. Demikian seterusnya. Saya sangat terprovokasi dengan tesis-tesis yang diajukan Juynboll. Ada konsep madar al-hadis (evolusi hadis), tumpang-tindih berkas sanad, common link, "pembuatan" sanad, penyandaran hadis yang sesungguhnya bukan kepada rasul, tapi "buatan" atau pernyataan seorang periwayat hadis sendiri, dst. Ada tokoh-tokoh periwayat hadis yang sengaja dipanjangkan umurnya agar dapat berkesinambungan periwayat sesudahnya. Mereka biasa disebut sebagai "al-mu'ammarun" dalam ilmu hadis klasik. Ada lagi tokoh-tokoh terkenal dan sangat masyhur, tapi sesungguhnya oleh Juynboll dikategorikan sebagai tokoh-tokoh fiktif, seperti Anas ibn Malik. Bagaimana sikap akademik kita? Menerima atau menolak? Menolak dengan catatan? Wa Allah a'lam.

Senin, 15 Juli 2013

Kritik Matan

Para peneliti hadis menjelaskan bahawa kritik hadis lebih fokus pada kritik sanad. Atau lebih dikenal al-naqd al-kharijy. Sedang kritik matan (redaksional) tidak mendapat porsi yang memadai. Bahkan ada adagium, iza shahha al-sanad, shahha al-matn. Kalau sebuah sanad hadis shahih, maka redaksi hadispun shahih. Lalu, dalam kenyataannya ternyata ditemukan hadis yang memiliki sanad yang shahih tetapi matannya tidak shahih. Mengapa terjadi demikian? Karena tingkat ketetatan para ulama hadis dalam menerapkan kaidah kesahihan hadis tidak sama. Ada ulama yang tasahul, longgar dalam menerapkan kaidah kesahihan sanad hadis. Ada juga yang mutasyaddidin, sangat ketat memperpegangi dan menerapkan keidah tersebut. Sebagian yang lainnya mutawassithin, moderat. Sesungguhnya kritik matan hadis sudah dimulai pada masa sahabat. A'isyah radhiyallah 'anha sering melancarakan kritik kepada sahabat yang dinilai keliru dalam menyampaikan hadis.Badruddin al-Zarkasyi(745/1344-794/1391) menulis buku khusus persoalan dengan judul: al-Ijabah li irad ma istadrakathu A'isyah 'ala al-Shahabat. Jalaluddin al-Suyuthy juga menulis buku yang sama dengan judul: 'Ain al-Ishabah fi Istidrak 'A'isyah 'ala al-Shahabat. Prof. Mustahafa Azami mengkritik karya al-Zarkasyi. Sebab, setelah diteliti ternyata karya tersebut banyak riwayatnya yang tidak memiliki sanad yang shahih. disamping itu, hanya berisi fatwa sahabat. Lagi pula banyak riwayatnya yang tidak berkesesuaian dengan ayat-ayat al-Qur'an. Dr. Shalah al-Din al-Idlaby, Manhaj Naqd al-Matn mengatakan bahwa para teolog muktazilah mengejek ulama hadis sebagai "zawamil asfar', unta-unta pembawa kertas. Mereka menerima hadis dan meriwayatkannya tanpa memahami maknanya. Prof. Ahmad Amin dalam dua kitabnya, Fajr al-Islam dan Dhuha al-Islam mengkritik dengan tajam betapa ulama hadis kurang perhatian terhadap kritik matan. Kritik matan terasa "diabaikan". Para ulama hadis berlomba-lomba memperkuat kritik sanad. Seakan-akan dengan kritik sanad, semuanya beres. Memang Dr Muhammad Thahir al-Jawwaby menulis buku: Juhud al-Muhaddithin fi naqd Matn al-Hadith al-Nabawy al-Syarif untuk membela bahwa sesungguhnya kritik matan juga mendapat perhatian khusus sebermula masa sahabat hingga sekarang. Pada bagian terakhir bukunya, al-Jawwaby mengkritik Dr Ignaz Goldziher, orientalis yang menulis buku: Muslim Studies yang sangat masyhur itu.

Berdakwah

Seorang kawan yang telah menyandang titel professor datang bertamu ke kantor. Saya berbicang ringan dengan beliau. Tidak lama kemudian, sang professor bercerita bahwa ia baru saja datang dari sebuah kota untuk "al-khuruj" ( berdakwah keluar kota). Beliau bercerita dan kelihatan sangat menikmati keterlibatannya dengan sebuah gerakan dakwah tersebut. Saya membiarkan beliau untuk bercerita. Dan pada penghujung diskusi ringan itu, saya mengajukan pertanyaan yang cukup menghentak kawan tadi. Okelah pak Kyai, ikut al-khuruj baik-baik saja, dan sebagai misi mulia. lalu, siapa yang merawat ilmu? Siapa yang mengembangkan riset? Siapa yang mengembangkan ilmu pengetahuan, kalau pak Prof yang memiliki ilmu yang mumpuni ini juga ikut-ikutan seperti itu? Sang professor sepertinya terkejut, seraya berucap: "terima kasih dik atas pandangannya". Saya menyadari akan tugas berat sebagai ilmuan ini. Saya akan pikirkan saran dan masukannya. Tidak lama kemudian, sang professor pamit, dan kami salaman. Saya tidak habis pikir, bagaimana seorang yang sudah mumpuni ilmunya masih saja ikut-ikutan al-khuruj. Padahal, tugas keilmuan memerlukan konsentrasi penuh. Bagaimana mungkin ilmu dapat berkembang kalau para guru besarnya juga "berkeliaran" demikian itu. Kita membutuhkan ilmuan esketis. Ilmuan yang senantiasa menjaga integritasnya sebagai ilmuan. Ilmuan yang setiap harinya mengembangkan ilmu dan pengetahuannya. Bukannya menjelaskan hal-hal yang elementry yang sesungguhnya dapat dijelaskan oleh anak-anak muda yang baru pemula itu. Demikian

Ceramah

Bulan suci ramadhan biasanya identik dengan bulan yang penuh dengan ceramah. Di masjid, surau, langgar dan mushalla dipenuhi dengan ceramah. Bahkan sekarang ini, sudah muncul da'i selebritas. Seorang ustaz atau da'i yang sekaligus selebriti. Sebagai da'i tentu yang bersangkutan akan bertindak sebagai pemberi nasehat agama. Sebagai selebriti, tentu akan menghibur. hanya saja, pada faktanya biasanya fungsi menghiburnya lebih dominan daripada dakwahnya. Mungkin itulah sebabnya, meskipun banyak penceramah yang tampil pada berbagai media, tapi belum mampu memberi perubahan pada masyarakat. Umat Islam tidak tambah sadar akan ajaran agama yang dipeluknya. Ketidakteraturan dalam hidup, rendah disiplin, kurang produktif, kurang menghargai sesama, kurang berbagi tetap saja menjadi fenomena keseharian umat Islam. Gampang diprovokasi, mudah marah, dan lain-lain masih saja menjadi pemandangan harian kita. Ceramah belum dapat menjadi pemicu perubahan umat Islam. bahkan ada yang berpendapat, jangan-jangan karena terllau banyak ceramah sehingga bangsa ini menjadi mundur. Apalagi kalau ceramahnya hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Seperti pada khutbah jum'at. Ada banyak materi khutbah yang hanya sekedar sebagai syarat pelaksanaan jum'at saja. Semoga ceramah agama dapat menjadi "suluh" umat, sehingga bangsa ini lebih maju.

Kekuatan Cerita

Paul Smith baru saja menulis buku dengan judul: Lead With A Story, 2013. Buku ini merekomendasikan pentignya kekuatan bercerita bagi pemimpin perusahaan. Pemimpin besar biasanya juga bertindak sebagai pencerita yang handal (storyteller). Sebab, cerita dapat menyemangati dan memberi inspirasi. Bahkan, manusia ini adalah makhluk pencerita yang ulung. al-Insan hayawan al-nathiq.

Sabtu, 13 Juli 2013

Bermental Juara

Think like a champion! Berpikirlah seperti sang juara. Berpikirlah untuk selalu menjadi terbaik. Jangan menetapkan cita-cita demikian rendah. Bergairahlah dalam mengerjakan sesuatu. Bekerja keraslah. Fokuslah pada tujuan. Totallah dalam bekerja. Pada tahun 1990, Trump jatuh bangkrut. Media telah memberitakannya sudah habis, hilang, dan lenyap. Ia tetap tegar, dan menyadari bahwa memang ia dalam masalah besar. Ia melangkah dan sangat percaya diri. Ketakutan disisihkannya. Ketakutan diubahnya menjadi kekuatan. Sebab, ketakutan dapat membuat serigala lebih besar dari sesungguhnya. Ia terjatuh, lalu bangkit lagi. Masalah diuraikannya dengan penuh perhitungan. Ketekunan, keuletan, kerja keras. Itulah resep Trump untuk keluar dari masalah. Ia memang sang pemenang. Trump telah banyak menulis buku, dan menginspirasi jutaan orang. The art of the deal, 1987, dan the art of the comeback, 1997, dua buku Trump yang menginspirasi Robert Kiyosaki untuk bangkit dari kejatuhan bisnisnya. Buku Trump yang lain,antara lain Think like a champion!dan Think big and kick ass, 207. Buku yang terakhir ditulis bersama Bill Zanker. Trump adalah penganjur buku Albert Einstein, Ideas and Opinion. Einstein bukan hanya saintis,tapi juga seorang ilmuan besar. Berpikir besar kunci sukses Trump. Yang unik, Trump juga sangat dekat dengan kehidupan glamour. Ia memiliki isteri tiga, dan anak lima. Biasanya pengusaha yang berpoligami cenderung merosot. Tapi Trump tetap saja bersinar. Satu hal yang sulit diterima dari Trump adalah hidupnya yang eksklusif. Ia sangat menjaga privasi dan eksklusifitasnya. Ia memilih milih orang dalam berjabat tangan. Ia memang sukses dalam kepemimpinan bisnis, tapi pasti sulit menjadi presiden.

Rabu, 10 Juli 2013

Birokrasi

Birokrasi masa depan adalah birokrasi yang melayani, dan tidak ribet. Selama ini, birokrasi terkesan ruwet dan berbelit belit. Kompleks. Dan cenderung mempersulit.Ada adagium, kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah. Sesungguhnya, birokrasi pada tempatnyalah untuk melayani dan mempermudah. Birokrasi ibarat komputer atau tablet. Mekanisme kerjanya pada dasarnya sangat rumit, dan complicated. Tapi pemanfaatannya sangat mudah. Dan setiap penggunanya sangat familiar dan enjoy. Demikianlah idealnya birokrasi bekerja. Demikian pandangan Cass R. Sunstein dalam bukunya Simpler The Future of Goverment, 2013. Pelayanan oleh aparat pemerintah sebaiknya lebih baik. Salah satu tipnya adalah struktur birokrasi dibuat ramping tapi kaya fungsi. Tidak seperti sekarang ini, birokrasi yang tambung, gemuk, tapi tidak bisa berjalan cepat. Birokrasi penuh dengan beban. Hanya biromrasi yang ramping, dan diisi oleh orang-orang yang kompeten yang sangat dibutuhkan sekarang ini.

Senin, 08 Juli 2013

Suara Hati

Stephen R. Covey menulis buku The 8 Habits. Sebelumnya beliau sudah menulis The seven Habits yang sangat masyhur itu. Pada buku The 8 Habits berbicara bagaimana cara menemukan suara hati dan mengajak orang banyak untuk menemukan hal yang sama. Pada awal bukunya itu, Covey bercerita tentang Muhammad Yunus penggagas Grameen Bank, Bangladesh. Muhammad Yunus berkisah bahwa ketika ia baru saja lulus doktor dari Amerika, ia sangat antusias untuk mengajarkan teori-teori ekonomi yang muluk-muluk. Tetapi, ketika beliau keluar kelas, ia menyaksikan pemandangan yang sangat kontras. Ada banyak orang miskin yang terkapar karena waktu itu, Bangladesh lagi ditimpa kelaparan secara masif. Ada banyak orang yang sakit dan terkapar di rumahnya, tinggal menunggu ajal tanpa berobat dan ke rumah sakit. Semua karena kemiskinan. Suatu waktu, Dr Yunus didampingi mahasiswanya mewawancarai seorang ibu rumah tangga yang sedang membuat anyaman bambu (dingklik). Berapa hasil yang didapatkannya setiap harinya, dengan kerja kerasnya itu. Ibu itu menjawab: "2 sen dollar". Jumlah terllau sedikit dibanding dengan kerja keras dan anyaman bambu yang sangat bagus itu. Yunus bertanya lagi: "berapa harga bambunya"?. 20 sampai 25 dollar, jawab sang ibu. Jumlah yang sangat kecil tentunya. Anyaman si ibu tadi dijual kepada seorang pedagang yang telah mempekerjakannnya. Linta darat? Lihat, betapa miskinnya si ibu tadi. sampai kapan mereka dapat mengakhiri kemiskinannya itu? Dada Dr Yunus bergemuruh. Dan pada akhirnya, ia menemukan sudut pandang baru. Ia harus membantu meringankan beban yang melilit ibu miskin itu. Satu atau dua orang. Dan pada akhirnya, Dr Yunus dapat mendirikan Grameen Bank dan menginspirasi jutaan orang di dunia. Ternyata, orang miskin dapat membayar utang dan pajak tepat waktu. Fakta ini sekaligus membalikkan teori selama ini. Halmana bank-bank konvensional tidak percaya kepada orang miskin. Mereka hanya percaya kepada pengusaha besar sehingga kreditnya selalu terkucur kepada pengusaha besar. Suara hati. Suara hati sangat penting di era sekarang. suara hati yang dapat mengubah tatanan dunia. Suara hati yang dapat membalikkan kemiskinan menjadi kehidupan yang layak. Dr Yunus telah mengubah sudut pandangnya melihat dan mengubah dunia. Temukan dan ikuti suara hati. Ajaklah orang lain untuk menemukan suara hati mereka. Pasti kelak Anda bisa meraih sukses besar.

Pembinaan Akademik

Revolusi informasi berdampak luar biasa terhadap reformasi pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpusat pada teacher menjadi pembelajaran yang berbasis IT. Seorang guru dan dosen hanya sebagai fasilitator. Dan kalau mereka kurang tanggap, mahasiswanya dapat meninggalkannya. Mereka membutuhkan perubahan, bukan seorang guru. Pembelajaran juga harus berbasis riset. Seorang guru terutama dosen harus mengajarkan sesuatu berdasarkan hasil riset yang dilakukannya. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan pengetahuan 'common sense' kepada mahasiswanya. Dunia sekarang sudah terkonek dengan dunia lain. World is flat, kata Thomas Friedman. Kita tidak hidup sendirian. Mahasiswa harus dari awal dibekali dengan sejumlah kompetensi dan kesadaran akan global citizenship. Bahwa kita hidup dan sadar akan komunitas dunia. Bahasa Inggeris merupakan keniscayaan untuk memasuki persaingan global. Orang China termasuk sangat ekspansif dalam hal ini. Mereka membuat perkampungan China di mana-mana. China Town. Cirinya, mereka menyediakan berbagai makanan yang bercita rasa Asia, menjual sovenir dengan harga murah, dan kebutuhan lainnya yang lebih murah dari harga rata-rata. Dengan fenomena ini sesungguhnya bangsa China sedang menaklukan dunia. Revolusi Pembelajaran Dr Jamil Salmi, salah seorang nara sumber inti dalam Summer Institut, HKU. Dr Jamil membahas masa depan pendidikan tinggi. Pokok bahasannya dihubungkan dengan perubahan teknologi informasi yang demikian cepatnya. Penguasaan dan pemanfataan teknologi dalam proses pembelajaran adalah suatu kemestian. Informasi menyebar demikian cepatnya. Di dunia medis demikian pula halnya. Bahkan robot akan menggantikan posisi dokter yang sesungguhnya. Sekarang sudah era paper less culture. Penggunaan kertas sudah berkurang atau tidak sama sekali. Face booker society. Masyarakat pengguna face book. Semua informasi biasanya sudah ramai dibicarakan di face book. Demikian pula twitter. Seseorang lebih senang "berkicau" di Twitter. Bahkan ujian mahasiswa sudah bisa lewat internet. Kurikulum berubah dalam dua tahun. E-lab dan e-library sudah hal yang sangat biasa. Sekarang mahasiswanya pun sudah "new student". Mahasiswa di era baru. Tidak seperti mahasiswa dulu. Datang duduk, dan siap menerima materi pelajaran atau kuliah dari seorang dosen. Sekarang, dosen tak lebih sebagai "fasilitator". Sebab, informasi sudah demikian masifnya. Apa yang akan disampaikan oleh seorang dosen di kelas, mungkin sudah diketahui oleh para mahasiswanya. pendidikan di masa depan, sangat boleh jadi dalam hal pendanaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kucuran dana pemerintah. Ada banyak donatur yang siap menginvestasikan dana untuk kepentingan pendidikan dan dunia usaha. lalu, pertanyaannya kemudian, apakah pendidikan tinggi sudah siap dengan situasi ini? Perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebarannya juga sudah demikian cepat dan massif. tercatat sudah 1,5 juta artikel mengenai sain dan teknologi. How can we update our knowledge? Learning for life. Knowledge for safety, tandas Dr Jamil. Dalam pembelajaran,kita membutuhkan new pedagogical approaches. Revolusi IT What are our students expectations? Have less "respect" for the teacher, more willing to challenge. Demikian sepenggalan kalimat dari Prof. Nicholls, HKU. Berkat revolusi IT, informasi sangat cepat beredar. Kejadian di suatu daerah terpencil, dalam waktu yang sangat singkat dapat diketahui di belahan dunia lainnya. Globalisasi. Hampir tidak ada infromasi yang dapat ditutup-tutupi sekarang. Dulu, guru, Kyai sangat dihormati karena merekalah satu-satunya sumber informasi. Sekarang, zaman sudah berubah. Google dan media sosial lainnya sudah menyiapkan lebih dari 70% infromasi yang dibutuhkan manusia. Dalam hitungan detik, informasi apa pun yang kita butuhkan, dapat dijelaskan oleh Google. Dengan demikian, para pendidik, guru, Kyai, dosen harus mengerti perubahan ini. Materi, metode pembelajaran harus diubah. Kita seharusnya menekakan pada penttingnya critical analysis. Bagaimana menganalisis "tumpukan" atau bahkan "sampah" informasi itu. Demikian pula dengan orang tua. Perlu perubahan pola komunikasi dalam mendidik putra-puteri kita. Hampir semua anak usia muda sudah memegang hand phone. Itu berarti, aspek finansial dalam keluarga harus diperhatikan. Seorang orang tua tidak bisa lagi mengandalkan konsep "birr al-walidain", berbakti kepada kedua orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar mereka dihormati. Zaman sudah berubah. Seorang anak remaja sudah demikian "gaul". Mereka sudah sangat terkonek dengan seusianya dari selruh belahan dunia. Anak-anak juga semakin cepat dewasa. Bagaimana menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah revolusi teknologi informasi yang demikian ini? jangan-jangan suatu waktu, anak-anak kita hanya menghormati orang tuanya karena kebetulan merekalah yang melahirkannya. Anak-anak hormat kepada orang tua karena "numpang" lewat lahir ke dunia fana ini. Gawat! Demikian pula dalam hal kepemimpinan. Seorang top manajer yang kurang menguasai informasi mengenai bidangnya pasti kehilangan kontrol dan kekuasaan.The end of leardership,kata Barbara. Kita harus berpikir keras untuk "memenangkan" pertarungan di era digital ini. akankah kehidupan ini akan lebih baik dengan semua ini? Atau sebaliknya. Kita harus optimis. Ini adalah sunnatullah. Daripada menentang arus lebih baik mengalir bersamanya.