Rabu, 17 Juli 2013
Kritik Hadis Juynboll
G.H.A Juynboll (1935-2010) adalah peneliti hadis berkebangsaan Belanda yang sangat kritis terhadap otentisitas hadis. Nama Juynboll pertama kali saya dengar lewat kajian terbatas di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Waktu itu, anak-anak mahasiswa Jawa Barat mengadakan kajian ilmiyah dengan menghadirkan seorang pembicara yang baru saja lulus skripsi. Kalau saya tidak salah namanya: Ema Marfu'ah. Setelah itu, saya mencari tahu di perpustakaan buku dan tulisan Juynboll. Saya menemukan dua karya Juynboll dari Prof. Machasin. Yakni: (a) The Authenticity of the Tradition Literature, discussions in Modern Egypt…yang memuat perdebatan ulama Mesir mengenai otentisistas hadis dan (b)Muslim Tradition.Studies in Chronoly, Provenance and Authorship of Early Hadith ( Cambridge, 1983). Ketika saya mengambil program doktor di UIN Suka Jogjakarta, saya mendapat kisah keuletan Juynboll dari Prof. Alef Theria Wasim. Sesekali Pak Kamaruddin Amin datang ke Jogja, dan saya meminta beliau untuk bercerita tentang Juynboll. Demikian seterusnya.
Saya sangat terprovokasi dengan tesis-tesis yang diajukan Juynboll. Ada konsep madar al-hadis (evolusi hadis), tumpang-tindih berkas sanad, common link, "pembuatan" sanad, penyandaran hadis yang sesungguhnya bukan kepada rasul, tapi "buatan" atau pernyataan seorang periwayat hadis sendiri, dst. Ada tokoh-tokoh periwayat hadis yang sengaja dipanjangkan umurnya agar dapat berkesinambungan periwayat sesudahnya. Mereka biasa disebut sebagai "al-mu'ammarun" dalam ilmu hadis klasik. Ada lagi tokoh-tokoh terkenal dan sangat masyhur, tapi sesungguhnya oleh Juynboll dikategorikan sebagai tokoh-tokoh fiktif, seperti Anas ibn Malik. Bagaimana sikap akademik kita? Menerima atau menolak? Menolak dengan catatan? Wa Allah a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar