Gallery

Senin, 30 Desember 2013

Mahkota Ilmu

Sejarawan muda, JJ Rizal berkomentar singkat bahwa kampus sekarang ini sedang mengalami krisis. Civitas akademika yang dihormati bukan lagi karena ilmunya, tapi kekayaan dan kekuasaannya. Mestinya kehormatan bertahta bagi yang berhak menyandangnya. Civitas akademika seharusnyalah merupakan mahkota ilmu. Martabat itu ditentukan oleh keluasan dan kedalaman ilmu seseorang. Yang lebih parah lagi, masyarakat kita mengukur kehormatan seseorang karena perolehan materi yang dimilikinya. Semestinyalah kampus harus mengambil peran untuk merekonstruksi masyarakat yang sedang sakit itu. Biasanya, seseorang sangat dihormati tergantung kendaraannya. Kalau beroda empat, maka status sosialnya meningkat. Kalau roda dua, pandangan masyarakat terhadapnya biasa-biasa saja. Ironisnya, pandangan seperti itu juga merasuki insan akademis. Mestinya, seseorang dihargai dan dihormati tergantung "ketinggian" ilmu dan akhlaknya. Bukan seberapa banyak kendaraan dan materi lainnya yang dimilikinya. Masyarakat kita sedang sakit?

Guci

Guci adalah tempat permandian air panasd iTegal, jawa Tengah. Guci ini masih asri. Belum seramai puncak Bogor, Jawa Barat. Guci adalah tempat yang sangat eksotik. Udaranya bersih. airnya bersih. Penduduknya ramah. Sayur-mayur, cabai, sawi, kol banyak ditanam di sekitar gunung Guci. Dari sekian banyak sumber air panas yang pernah saya kunjungi, sepertinya Gucilah yang terbaik. Air panasnya berbeda dengan yang lain. Air panasnya bersih, jernih. Setelah berendam beberapa menit, badan terasa ringan. Ada perasaan seperti kesentrum. Luar biasa.

Tahun Baru

Penyamburan tahun baru demikian meriah. Bank Indonesia sudah menyiapkan sekitar 76 triliun. Tentu sebagiannya akan menjadi petasan. Betapa besar dana yang akan dihabiskan untuk menyambut tahun baru itu. Jalan-jalan utama di Jakarta ditutup terutama jalan Jenderal Soedirman, Jalan M. Husni Thamrin. Pasti jalan sekitar Monumen Nasional (MONAS) akan macet total. Jalan ke puncak Bogor pada jam-jam tertentu juga tutup. Perayaan tahun baru sangat meriah. Gejala ini berlaku seluruh dunia. Ada yang bertanya, bagaimana hukumnya merayakan tahun baru bagi umat Islam? Sebab, tahun baru ini sesungguhnya adlah tahun baru masehi. Tentu peringatannya masih keberlanjutan dari Hari Raya Natal? Sebagian ulama berpendapat moderat, atas nama toleransi sebaiknya anak-anak muda Islam mengadakan kegiatan keagamaan, zikir bersama pada waktu itu. Bukan untuk memperingati tahun baru, tetapi ada kegiatan "pengalihan". Agar supaya anak muda Islam dapat melakukan "muhasabah", introspeksi diri. Agar supaya mereka tidak tergelincir dari perilaku "hura-hura" yang sesungguhnya bertentangan dengan nafas dan spirit agama. Wal hasil, sebaiknya bagi umat Islam, hal ini bisa menjadi pelajaran untuk membesarkan tahun baru hijriyah. yang setiap tahunnya juga diperingati, tetapi tidak semeriah dengan tahun baru masehi. Sesungguhnya kita dapat saling belajar antara satu dengan yang lainnya. Inti dari semua ini adalah perubahan. Adakah perubahan tahun juga berdampak pada perubahan hidup kita. Semoga. Wa Allah a'lam.

Selasa, 17 Desember 2013

Prof. Toeti Heraty

pada usia yang ke-80, Prof Toeti Heraty, sang pemikir filosof masih gesit. Beliau masih sering aktif pada forum-forum akademik bergengsi, seperti AIPI, Asosiasi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada perayaan ulang tahun beliau yang ke 80, beliau berkomentar begini--saya kutipdari koran KOmpas, 18 desember 2013, h. 23: Di usia 80 tahun ini, saya betul-betul merasa bebas. Saya merasa bebas melakukan apa yang saya mau, tidak mau didikte orang lain. Saya mau main piano lagi, melaukan hal-hal yang saya suka.For me life begin at 80, tandasnya. Hidup saya penuh petualangan. Saya mencintai hidup dan saya menikmati setiap waktu dengan melakukan apa saja. Waktu sangat berharga, seperti juga kesehatan, tambahnya lagi. Kata anak gaul, Prof Toeti adalah tua-tua kelapa. Semakin tua semakin berminyak. Semoga ilmu dan pengabdian beliau senantiasa mencerahkan anak bangsa. Buku terakhir yang disuntin professor yang satu ini adalah: Berpijak pada Filsafat. Buku ini memuat pengalaman beliau mengajar filsafat, dan membimbing serta menjadi promotor disertasi selama 25 tahun di alamamaternya, Universitas Indonesia. Semoga beliau panjang umur. Amin

Kamis, 12 Desember 2013

Sakit

Sakit dan penyakit datang biasanya tidak tiba-tiba. Ada proses panjang. Ada alarm tubuh kita. Tubuh kita memiliki sensitifitas yang tinggi. Hanya saja kita sering mengabaikannya. Sehingga, ketika sudah parah baru kita "ngeh".

Olah Raga dan Tuhan

Playing the Zona. Buku ini menceritakan do'a-do'a dan harapan para atlit dunia pada saat-saat genting mereka ketika sedang dan akan bertanding. Selama ini kita berpandangan bahwa Tuhan hanya ada dalam rumah dan tempat-tempat suci (masjid, gereja, pura, dan vihara). Ternyata Tuhan ada juga di lapangan golf, lapangan sepak bola, kolam renang atau di ring tinju. Atlit tertentu, ketika mengalami tekanan batin dan stres, mereka melakukan yoga, meditasi, dan membaca do'a-do'a tertentu. Saya teringat pelatih PSSI, pak Indra ketika memenangkan pertarungan melawan Korea Selatan, dia mengeluarkan azimat yang selalu di kantonginya. Do'a itu adalah secarik kertas yang berisi ayat al-Qur'an yang ditulis oleh H. Azwar Anas, mantan menteri pada zaman kabinet Soeharto. Qul ja'a al-haqq wa zahaqa al-bathil. Inna al-bathil kana zahuqan. Ayat ini adalam Q.S al-Isra'. Biasanya dibaca oleh tetua kita pada saat mengalami "kegentingan" termasuk menumbangkan pohon-pohon yang dianggap keramat. Rupanya titah dari langit tetap saja "sakti" menundukkan bumi.

Menjadi Orang Minang

Seorang kawan, pada sore hari bertamu di kantor. Ia seorang pejabat di perguruan tinggi. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, beliau mengutip falsafah Orang Minang dalam bahasa Minang. Kira-kira maknanya: Hidup berjasa, mati berpusaka. Alam terkembang jadi guru. Dalam hidup ini, kita senantiasa harus berjasa dan bermanfaat kepada orang banyak. Itulah sebabnya, orang Minang bekerja dan belajar sungguh-sungguh dan menjadi orang baik. Mati berpusaka. Kalau pun kita mati harus meninggalkan pusaka. Seseorang harus memiliki warisan untuk generasinya. Legacy of exellence. Alam terkembang jadi guru. Alam raya menjadi sekolah tempat bermenung dan mengambil hikmah, pelajaran sebagai tuntunan dalam mengarungi kehidupan yang sangat kompleks ini. Saya kira, semua suku memiliki kearifan dan legacy. Saya merindukan ada buku yang ditulis dengan tema: kearifan lokal suku-suku utama di nusantara.

Rabu, 11 Desember 2013

Waspadalah!

Era sekarang semua pihak harus bekerja ekstra hati-hati. Ada pameo yang berbunyi: bekerja dengan benar saja bisa salah. Sesungguhnya telah terjadi otoritarianisme yang luar biasa. Ada lembaga, institusi atau pihak-pihak tertentu yang memegang otoritas tertentu. Ada pihak-pihak tertentu yang sangat berkuasa. Yang lain, "tidak dianggap". Sesungguhnya yang demikian ini salah satu bukti bahwa demokrasi kita lagi sakit.

Selasa, 10 Desember 2013

Rapat, Rapat, Rapat

Pekerjaan utama para birokrat adalah rapat. Seakan-akan rapat itulah pekerjaan utamanya. Biasanya seorang pejabat dua atau tiga kali rapat dalam sehari. Bahkan ada yang sampai empat kali rapat dalam sehari. Lalu, kapan mereka bekerja? Padahal, suatu institusi yang para pejabatnya keseringan rapat sebagai pertanda lembaga itu lagi gawat.

Mentor

Rahasis sukses Barack Obama menjadi presiden kedua adalah para mentornya. Mentor beliau adalah para presiden pendahulunya. Seperti Jimmy Carter, George Bush (senior), George W. Bush (yunior), dan Bill Clinton. Obama kerap kali mengunjungi beliau-beliau itu untuk meminta nasehat dan pandangan. Demikian catatan Nancy Gibbs & Michael Duffy dalam bukunya: The Presidents Club, in side the world's most exclusive froternity,2012.

Hidup Tenang

Perjalanan hidup ini terkadang naik-turun, di atas, di bawah. Terkadang berkelok, penuh intrik dan tipu daya. Hidup tidak selamanya mulus. Lurus. Melempang. Hidup ini penuh trik. Kadang seorang terkenal jujur, berintegristas, tapi terzalimi juga. Timbullah kegelisahan. Gelisah sebetulnya adalah gejala kejiwaan yang normal. Tetapi kegelisahan yang berkepanjangan dapat menimbulkan depresi. Depresi dapat menggerogoti energi positif seseorang. Kita harus bangkit dari keterpurukan. Sebagaimana Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama diperintahkan untuk bangkit dari kungkungan "selimut". Ya ayyuha al-muzzammil. Qum fa andzir. wa thiyabaka fa-thahhir. wa al-rujza fahjur. Dst. Kalau kita sedang dirundung malang, sebaiknya menelpon orang terdekat untuk meminta nasehat. Sebab, dengan menceritakan kegundahan hati, sesungguhnya sudah merupakan obat penyembuh yang ampuh. Dengan "curhat" yang positif dapat mengurangi beban. Tetapi memang harus berhati-heti memilih teman bercerita. Jangan sampai orang tersebut justeru akan memperkeruh masalah yang sedang dihadapi. Untuk hidup tenang, Allah swt berfirman: a la bi zikri Allah thathma'innu al-qulub. Dengan berzikir, maka akan mendatangkan ketenteraman batin. bagi orang yang bertaqwa, ketika dirundung malang, berzikir adalah media komunikasi yang paling efektif dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan "melempar" susah ke langit, semuanya akan terasa "ringan". Ibarat seseorang memikul beban gunung yang sangat berat akan menjadi ringan seperti kapas. Tawakkal kepada Allah. Tawakkal seakar kata dengan wakil. Wakil adalah tempat "bersandar". Wakil rakyat berarti tempat bersandar dan menyampaikan harapan dan keluh kesah rakyat. Tuhan adalah tempat bersandar yang paling ampuh dan mumpuni. Fa iza 'azamta fa tawakkal 'ala Allah. Apabila sudah berupaya maksimal, maka bertawakkallah kepada Allah SWT. Hanya Allahlah tempat bersandar. Bersandar kepada makhluk hanyalah kerapuhan. Allahlah tempat bersandar. Dialah yang Maha Kuasa. Dialah Yang Maha Perkasa. Dialah Yang Maha Mengatur. Dialah Yang Maha Adil. Dialah Yang Maha Kuat. Dialah yang Maha Agung. Dialah yang Maha tempat bersandar. Dialah Yang Maha Bijaksana. Dialah Yang sangat cepat memberi perhitungan amal. Dialah Raja Diraja. Wa Allah a'lam.

Lawan!

Ada saat-saat tertentu dalam hidup ini kezaliman terasa amat "melukai". Seseorang sangat boleh jadi hidup dalam kesederhanaan, tapi masih saja difitnah sana-sini. Fitnah itu demikian hebatnya. Fitnah dapat "melulu-lantakkan" kehormatan dan martabat seseorang. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. bagi orang kecil, kezaliman harus dilawan. Di ujung sabar ada perlawanan. Dan tangis hanya untuk yang lemah.

Hukum

Era sekarang adalah era hukum. Hukum adalah panglima. Tidak ada "orang kuat". Tidak ada orang yang kebal hukum. Siapa pun yang "melabrak" aturan pasti bisa dikenai sanksi. Hanya saja, dalam praktiknya, para penegak hukum masih saja terlihat pandang bulu, dan tebang pilih. Ada orang-orang tertentu yang diberi kekhususan, baik dalam proses maupun dalam perlakuannya. Dan dalam beberapa peristiwa terkadang "rasa keadilan" belum juga ditegakkan. Terkadang ada orang yang melakukan perbuatan yang sederhana tetapi dihukum dengan pasal-pasal yang sangat memberatkan. Terkadang ada orang yang kesalahannya sudah diketahui secara masif, tetapi masih saja bebas berkeliaran. Di manakah letak keadilan itu? Ataukah betul kata orang bijak "bahwa terkadang keindahan hidup dimulai dengan tragedi".

Sibuk

Pada ahir tahun biasanya seluruh instansi/ pemerintah sangat sibuk. Hotel-hotel melati sampai berbintang pada full. Kita sulit menemukan hotel untuk kegiatan. Melihat fenomena ini sesungguhnya regulasi penganggaran dan program kerja lembaga, instansi pemerintah harus diubah. Mungkin karena semua kegiatan harus berbasis hotel, maka hotelnya pada penuh. Sekiranya kegiatan tidak mesti ke hotel, saya kira fenomena ini tidak akan terjadi. Lalu siapa yang sesungguhnya yang diuntungkan? Kan pihak hotel. Di satu sisi, mau penghematan. Pada sisi lain kelhatannya ada pemborosan?.

Cerai

Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allh swt adalah cerai. Abghadh al-halal 'ind Allah al-thalaq. Demikian salah satu hadis Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama. Betapa beratnya keputusan cerai setelah pernikahan. Itulah sebabnya Islam sangat rinci dalam memberikan petunjuk perihal pernikahan. Nikah adalah sunnahku, al-nikah sunnati,sabda Nabi. Nikah adalah mithaqan ghalizhan. Perjanjian yang sangat kokoh. Mithaqan ghalizhan dalam al-qur’an disebutkan untuk sepuluh sabda atau wahyu yang diterima Nabi Musa a.s. Mithaqan ghalizhan juga disebutkan untuk sebuah ikatan pernikahan. Demikian utamanya pernikahan itu. Pernikahan memiliki makna sakral. Mengucapkan kata cerai atau ungkapan yang mengarah pada perceraian adalah cerai. Bermain-main dalam hal cerai adalah cerai. Seorang suami handaknya berhati-hati dalam hal cerai. Terkadang seseorang karena keteledorannya telanjur mengungkapkan sesuatu yang mengandung makna perceraiannya. Cerai berdampak panjang dan luas bagi sebuah pernikahan dan keluarga. Cerai akan memporak-poranda keutuhan keluarga besar. Cerai berdampak panjang bagi perkembangan psikologi anak bagi pasangan yang memiliki buah hati.Cerai berdampak pula bagi berkurangnya sebagian harta gono-gini. Cerai juga memutus tali kasih atas dua insan yang telah mengikatkan diri dalam perjanjian yang sakral. Cerai mestinya sesuatu yang sangat dihindari. Itulah sebabnya seseorang yang akan memutuskan untuk bercerai, sebaiknya memikirkan secara komprehensif untung-ruginya. Seseorang harus berpikir jauh ke depan. Seseorang harus meminta nasehat kepada orang yang "dituakan". Seseorang harus memiliki mentor. Seseorang harus berkaca pada sejumlah kasus perceraian yang berujung tragis. Seseorang harus pandai-pandai menahan diri dan mengendalikan emosi. Seseorang harus banyak meminta petunjuk dari langit. Seseorang harus berpikir jernih. Seseorang harus bertindak dengan sangat dewasa. Semoga Tuhan senantiasa memberkahi kita semua, keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Amin.

Pembibitan Alumni

Sementara ini, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam sedang menyelenggarakan program “Pembibitan Alumni”. Pembibitan alumni yang dulu dikenal dengan program “CADOS”, calon dosen. Dalam prakteknya, para alumni yang berprestasi mengikuti program bahasa selama 6 sampai 9 bulan secara intensif. Para instruktur dan pengajarnya biasanya native speaker. Orang asli atau orang barat asli. Mereka ini belajar bahasa Inggeris dan dalam ikatan dinas. Setelah mereka berhasil meningkatkan bahasanya dan kadar tertentu, mereka dipromosikan melanjutkan kuliah di luar negeri sesuai dengan minat dan kampus yang bersedia menerimanya. Setelah mereka merampungkan kuliah, biasanya kembali lagi ke Indonesia untuk mengurus kepegawaiannya. Biasanya mereka disebar ke seluruh Indonesia, baik IAIN maupun STAIN. Berselang beberapa tahun kemudian, ada lagi di antara mereka yang melanjutkan kuliah keluar negeri. Sekarang ini, pembibitan alumni diselenggarakan dengan waktu yang lebih singkat. Tiga bulan lamanya. Karena para calon peserta pembibitan sudah mengantongi skor Toefl yang rata-rata 500 ke atas. Jadi, diasumsikan mereka sudah mahir dalam bahasa Inggeris. Memang sekarang ini, persoalan bahasa sudah hal biasa. Anak-anak SD dan SMP apalagi SMA, bahasa adalah sesuatu yang lumrah. Sudah sangat biasa. Berbeda dengan dulu, kemahiran dan persyaratan bahasa menjadi sangat istimewa. Tidak banyak mahasiswa yang memiliki kecakapan berbahasa. Dari tidak banyak di antara mereka, lebih sedikit lagi yang memiliki akses untuk bisa kuliah keluar negeri. Selama tiga bulan, peserta pembibitan diberi kursus bahasa Inggeris setiap harinya, dan orientasi budaya. Budaya akademik juga menjadi sangat penting. Sebab, academy culture di Barat dan Timur terdapat perbedaan yang menyolok. Timur biasanya mengandalkan tradisi hapalan. Barat mengandalkan analisis dan kritik. Timur sangat spiritual. Barat biasanya materialistik. Barat sangat ketat dalam hal pemanfaatan waktu. Timur ada toleransi, dan kadang-kadang tidak tepat waktu. Timur agak santai. Barat workaholic, gila kerja. Mereka bersantai pada saat weekend. Selanjutnya, materi Cross-cultural-studies sangat penting. Persoalan budaya menjadi penting bagi peserta pembibitan. Persoalan budaya dapat menjadi kendala tersendiri dalam studi. Dalam dua kali berinteraksi langsung dengan peserta pembibitan, dapat diringkas sebabagi berikut: 1. Mereka memiliki ekspektasi (harapan) yang besar untuk bisa keluar negeri. Kementerian Agama RI harus melakukan affirmative action dan komitmen agar mereka dapat terus berupaya untuk kuliah keluar negeri. 2. Komitmen dan tekad mereka terlihat pada kepatuhan dan ketaatannya mengikuti seluruh rangkaian jadwal dan program pembibitan. 3. Latar belakang mereka juga cukup beragam. Ada teknik informatika, keuangan dan akuntansi, bahasa inggeris, Islamic studies, dst. 4. Ketika salaman, mereka sudah langsung menyebutkan bahwa mereka mau ke Washington DC. Ada juga yang menyebut Jerman. Ada yang hendak ke Inggeris. Belanda. Saya guyon, kalau tidak mau dan tidak sanggup ke eropah dan Amerika, cari saja sekolah di Timur Leste. Kalau tidak mendapatkan ilmu, setidaknya sudah bisa berbahasa Portugis. Kalau lagi mujur, sangat boleh jadi mendapatkan isteri keturunan portugis. Selamat, semoga calon pembibitan segera menggapai mimpi dan cita-citanya.

Seni Baca al-Qur'an

Adalah Kristina Nelson yang menulis disertasi dengan judul: The Art of Reciting the Qur'an, 1985. Bagi muslim yang saleh, mendengarkan bacaan al-Qur'an adalah media untuk membangun komunikasi dengan (kalam) Tuhan. Bahkan dianjurkan untuk mendengarkan bacaan al-Qur'an pada setiap kesempatan, baik pada siang hari, malam hari, dalam perjalanan, dalam taxi, di toko, di masjid, di rumah. Bacaan al-Qur'an ibarat musik harian bagi orang muslim arab pada umumnya. Hal ini merupakan inti keberagamaan dan ciri kesalehan. Sedang bagi orang Barat, melihat dan memperlakukan al-Qur'an sama saja dengan Bibel. Bibel adalah koleksi catatan-catatan teks suci agama. Buku The Art of Reciting the Qur'an dimaksudkan untuk mengkaji al-Qur'an sebagai fenomena menarik. Seni baca al-Qur'an adalah tradisi oral. Fokus kajian disertasi ini adalah seni baca al-Qur'an dalam konteks Mesir. Lembaga-lembaga qiraat al-Qur'an Mesir menjadi fokus kajiannya. Patut dicatat bahwa Kristina Nelson adalah trainer Arab dan ahli musik Arab. Kajian ini penting untuk studi etnomusikologi, antropologi, linguistik, dan bagi siapa saja dari kalangan sarjana agama. Hassinu al-Qur'an bi ashwatikum. Hassinu al-Qur'an bi ashwatikum. Perindahlah al-Qur'an dengan suara kalian, Sabda Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama.