Gallery

Selasa, 29 November 2016

Program Strategis Azerbaijan

Setelah bertemu dengan Direktur Indonesian center di ADU ( Azerbaijan Diller University) dan Direktur baku International Multicultural Center terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi program strategis, sebagai berikut: 1. Perlu short course untuk penguatan academic writing. Sebab, nyatanya ada banyak sarjana yang lebih tertarik untuk menambah wawasan tanpa mengambil program kuliah, by course. Atau mereka membutuhkan wawasan tambahan untuk penguatan keilmuan mereka. 2. Penguatan joint research antar dosen. Dosen bisa berkolaborasi dalam melakukan atau menuntaskan penelitiannya dalam topik tertentu. Saya kira program seperti ini sudah sangat lumrah di Barat. Semakin banyak berkolaborasi dengan pihak luar, semakin tinggi kualitas akademik kajian seorang dosen. 3. Azerbaijan membutuhkan keterlibatan sarjana Indonesia yang memiliki dasar pemahaman keagamaan yang mendalam-- berbasis keilmuan pesantren yang kuat-- untuk membantu pencerahan keagamaan. Di Azerbaijan, umat Islam sebanyak 97% tetapi sudah banyak anak mudanya yang sudah lupa ritual shalat. Barangkali karena mereka terlalu lama dalam kekuasaan Rusia. Alumni Ma'had Aly sangat berperan untuk program ini. Sebab, sejarah keberagamaan Azerbaijan yang lebih mengedepankan esoterisme --semacam Ihya Ulumuddin Imam Al- Ghazali-- masih relevan sampai sekarang ini. Model keberagamaan yang cocok di Baku adalah keberagamaan yang mengedepankan harmoni antara eksoterisme Islam dan esoterisme. Sisi tasawuf dan fiqhi berpadu dalam satu tarikan nafas pemikiran keagamaan. Patut dicatat bahwa Azerbaijan adalah kota tempat lahirnya tokoh- tokoh besar dunia, seperti Yahya Al- Bakwi dan sufi penyair Jalaluddin Rumi yang lahir di Balkh. 4. Belajar dari Azerbaijan yang sangat memprotek radikalisme agama dan ISIS. Pemerintah Azerbaijan memmiliki konsern yang sangat kuat untuk memproteksi berkembangnya benih- benih radikalisme. Siapa pun yang masuk ke wilayah Azerbaijan pasti mendapatkan protek yang sangat kuat untuk masalah radikalisme ini. 5. Dalam kaitan ini pula, barangkali wacana yang pernah dibahas mengenai pentingnya membuat Atase Pendidikan Keagamaan di negara-negara sahabat perlu diakselerasi lagi. Atase ini berfungsi untuk: (a) mengarahkan dan memantau perkembangan studi anak- anak Indonesia, (b) sebagai konselor bagi anak- anak Indonesia yang sedang mengalami masalah di luar negeri, (c) dapat pula mengontrol pergerakan pelajar dan mahasiswa Indonesia di negara tujuan studi, (d) melaporkan kepada Menteri peta dan isu- isu pemikiran Islam atau kehidupan keagamaan yang berkembang di sana. Pengalaman negeri Yaman yang hanya memilki Atase Sosial dan budaya. Mereka tidak bisa melakukan pembinaan studi dan komunikasi yang efektif dengan mahasiswa Indonesia di sana. Atasenya tidak memiliki kompetensi keilmuan yang bisa menghubungkannya dengan para mahasiswa dan pelajar Indonesia di sana. Apalagi komunikasi dengan para masyayikh di Yaman. Akibatnya fatal, mahasiswa Indonesia terjebak di Sha'da sebanyak 150 orang. Dan barangkali, ketika mereka pulang ke Indonesia juga mengalami trauma dan perlu pembinaan khusus agar benih- benih radikal tidak disemai di Indonesia. 6. Barangkali untuk sementara waktu perlu ada moratorium -- meskipun tidak tertulis -- untuk studi di Arab Saudi atau negara- negara yang ditengarai radikal atau mengajarkan ekstrimisme. Pelru pemikiran komprehensif dan langkah-langkah strategis untuk program ini.

Pendidikan Multikultural Baku, Azerbaijan

Salam hangat dari Azerbaijan. Salam dari Pak Kusnan B. Fannani, Duta Besar Indonesia di Azerbaijan. Saya ingin melaporkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pendidikan multikultural dan praktek keagamaan Azerbaijan menjadi model pendidikan multikultural 20 negara. Seperti Jerman, Italia, Amerika, Rusia, Portugis, dll. Azerbaijan memiliki sejarah panjang dalam kehidupan berbangsa,mbernegara dan beragama. Semua isme dan mazhab masih hidup berdampingan. Zoroaster juga masih hidup meskipun tidak dominan. Bahkan lambang negara Azerbaijan adalah lidah api yang merupakan simbol agama Zoroaster. Yahudi dan Kristen juga hidup. Bahkan Kristen punya Life TV khusus untuk siaran keagamaan mereka. Hal paling menarik adalah sunni- syi'ah bisa hidup damai. Mereka bisa melaksanakan shalat maghrib bergiliran dalam satu masjid dengan praktek keberagamaan yang berbeda. Pendidikan multikultural mereka semuanya based on historical recognition. Azerbaijan memiliki Baku International Multiculturalism Center yang kantornya terletak di kota Baku, ibu kota Azerbaijan. 2. Sesungguhnya Indonesia memiliki pengalaman dan bahan multikultural yang sangat kaya. Barangkali kemasannya yang harus dipercantik. Bahwa kita sejatinya memiliki kurikulum multikultural yang berlaku nasional. Barangkali kita membutuhkan madrasah dan pesantren yang menjadi piloting multikultural yang secara akademik dan kultur bisa dirujuk secara internasional. Atau kita seharusnya membuat lembaga Indonesian multicultural Center. Tentu berbeda dengan FKUB yang selama ini hanya mengerjakan kerja- kerja birokrasi yang berjangka pendek. Tetapi lembaga multikultural yang betul- betul bekerja secara komprehensif, dan menyentuh akar permasalahan pada level graasroot. Lembaga ini diisi oleh akademisi dan praktisi sosial yang betul- betul ahli pada bidangnya. Lembaga ini memiliki wibawa secara akademik, sehingga pandangan dan rekomendasinya dapat menjadi bahan kebijakan pemerintah. Lembaga ini juga menerbitkan jurnal berskala internasional. Dimsinilah arti penting Baku International Multucultural Center, Azerbaijan. Kerjasama dengan lelmbaga ini bisa saling menguatkan dan memperkaya dengan lembaga- lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan kita yang konsern di bidang ini. Bahwa pengalaman di Indonesia yang sangat multikultural, dan juga memiliki potensi konflik yang sangat besar, cukuplah menjadi pelajaran bagi kita dalam menata Indonesia dalam berdemokrasi. 3. Bahwa fenomena Conservative Turn semakin menguat di Indonesia 15 tahun terakhir ini. Persoalan sosial dan ketimpangan ekonomi yang semakin menganga dapat menjadi pemicu konflik horizontal dan vertikal sekaligus. Tidak pernah dibayangkan bahwa plesetan Ahok terhadap Q.S al Maidah ayat 51 bisa menimbulkan kegaduhan politik yang luar biasa.tentu terlepas dari suasana politik yang semakin hangat karena bertepatan dengan pilkada DKI. Peristiwa 4 nopember yang lalu adalah pertanda menguat dan mengakarnya faham radikal di Indonesia. Kalau selama ini, ada kesan bahwa radikalisme agama bisa tumbuh subur di daerah pinggiran dan miskin desa seperti Poso, Sambas, sebagian eks GAM di Aceh, tetapi sekarang kebangkitan radikalisme baru justeru terjadinya di ibu kota seperti DKI Jakarta. Saya kira peristiwa 4 nopember bukanlah peristiwa biasa. Saya kira, Kemenag dan PTKI harus tampil sebagai problem solver. Mereka harus tampil sebagai public intellectual yang berdirinpada garda terdepan memberi pencerahan kepada masyarakat kita. Kita harus tampil dan bicara kepada pemerintah untuk menjelaskan fenomena conservative turn ini secara sistematis dan komprehensif. 4. Dengan belajar dari model pendidikan multikultural Azerbaijan, maka seharusnya Indonesia harus lebih agresif dalam mempromosikan praktek keagamaan dan pendidikan multikulturalnya ke pentas dunia. Bahwa kita memiliki pengalaman dan budaya multikultural yang lebih kaya tetapi masih kurang promosi. Azerbaijan adalah negara kecil, hanya berpenduduk 9,8 juta jiwa. Berbatasan dengan Khurasan, Iran. Cheko. Azerbaijan masih berperang dengan Armenia dibawah sokongan Rusia. Tetapi, Azerbaijan sangat percaya diri dengan pengalaman multikutural yang mereka miliki. Inilah lesson learned kita dari Azerbaijan.

Business Meeting di Azerbaijan

Ada tiga hal menarik yang dapat difllowup dalam pertemuan tersebut, yakni: 1. Ternyata pengusaha- pengusaha kita bagus dalam hal produksi. Tetapi lemah dalm hal marketing. Mempromosikan produksi ke negara lain. Salah satu kendalanya adalah kelemahan dalam berkomunikasi dan berbahasa. Entry pointnya bagi Kemnag, sebagai berikut: a. semakin penting mengembangkan ekonomi pesantren yang selama ini sudah dimulai dengan kerjasama dengan BI dan lan lain. Karena tingkat pertumbuhan di Azerbaijan sudah mulai naik. Sehingga berpotensi untujk menjual produk-produk yang cocok bagi negara-negara mayoritas muslim. b. Memperbanyak anak anak aindonesia yang belajar bahasa Azerbaijan, sehingga mereka dapat menjadi agen atau fadilitator bagi penyebaran bisnis, budaya, dan ilmu pengetahuan Indonesia di Azerbaijan. 2. Azerbaijan adalah negara OKB, Orang Kaya baru, yang indikatornya penduduknya sudah mulai giat melakukan kegiatan konsumtif. Dan semakin terbuka terhadap pengetahuan. Produk-produk yang diminati adalah kopi( seiring tumbuhnya Kafe- kafe) dan snack seperti keripik sebagai cemilan di musim dingin, tepung untuk bahan makanan. Produk- produk itu berpeluang menjadi sasaran industri food Indonesia. Selama ini perusahaan -perusahaan besar sudah mulai masuk. Bagi Kemenag RI, ini merupakan pintu masuk dalam pengaturan regulasi oleh. BPJPH, Badan Penjaminan Produk Halal yang harus mulai bekerja tahun ini. 3. Banyak kebutuhan akan buku- buku pelajaran dasar pengetahuan agama Islam. Saat ini kebutuhan terhadap buku- buku agama semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh semakin terbukanya orang Azerbaijan terhadap dunia luar, dan semakin tingginya kesadaran bergama secara kaffah setelah beberapa dekade dipersulit oleh rezim Rusia. Kondisi ini mirip dengan situssi di Turki pada 5 tahun terakhir. Kemudian, mereka saking hasunya terhadap pelajaran agama, mereka sampai mengundang ulama- ulama Turki untuk mengajar agama dan menjadi imam masjid di Azerbaijan. Peluang kita adalah bisa menyemai pengetahuan dan mengisi kekosongan ilmu agama. Mereka Beberapa usulan konkret untuk followup, antara lain 1. Lulusan Ma'had Aly dapat memperkaya perspektif budaya dari negara lain dengan cara magang di sini sebelum lulus. 2. Penerjemahan buku- buku agama praktis dalam bahasa Azerbaijan. Produk- produk buku Madrasah dan Direktorat PAIS dapat mengisi kekosongan ini. Kita bisa bekerja sama dengan ADU, Azerbaijan Diller University lewat Indonesian centernya. 3. Situasi Azerbaijan sekarang ini juga merupakan obyek peneltian yang menarik. Di sini mereka mengalami masa- masa transisi dan spiritual avoid, kekosongan spiritual. Sehingga, Dosen- dosen muda yang produktif dapat juga melakukan joint research dengan para dosen dan lembaga- lembaga penelitian terkait untuk menambah wawasan keilmuan. Lembaga- lembaga sastra yang bernuansa Islami yang tumbuh di kampus UiN atau. IAIN dapat bersinergi secara produktif dengan Museum sastra Azerbaijan. Hal mana mereka telah memiliki pengalaman panjang dalam dunia sastra. Mereka juga memiliki penghargaan yang tinggi kepada karya- karya sastra. Laila wa Majnun adalah karya monumental yang sudah mendunia ditulis oleh Nizami Ganjavi, Azerbaijan. Azerbaijan, jam 8 pagi, 22 Nopember 2016

Program Strategis Azerbaijan

Setelah melakukan kunjungan dan pembicaraan dengan rektor empat perguruan tinggi di Azerbaijan ( ADU, Azerbaijan Diller University, Baku State University, Qafqaz University, dan Baku Higher Oil School), maka berikut kami catat beberapa program strategis yang perlu follow up: 1. Untuk penguatan Program studi perminyakan dan pertambangan UIN syarifhidayatullah Jakarta, maka perlu pengiriman mahasiswa dan dosen UIN Jakarta untuk magang dan belajar manajemen pengelolaan prodi di Baku Higher Oil School). Alumni PTKI yang berminat studi perminyakan bisa melanjutkan program magister di sini. Perguruan tinggi ini memiliki sertifikat ISO empat, dan memiliki standar akademik internasional. PT ini juga dibawah binaan langsung presiden Azerbaijan. Bapak Hendar Martono, orang Indonesia adalah salah seorang key person yang memiliki keilmuan yang mumpuni dan diakui di Azerbaijan. Azerbaijan bagi Indonesia adalah negara yang letaknya jauh tetapi sangat penting membangun hubungan dan kerjasama budaya, pendidikan, dan ekonomi. Sebab, Azerbaijan adalah negara yang termasuk cepat dalam melakukan recovery ekonomi. 2. Ke-empat PT tersebut di atas sejatinya dapat dijadikan tujuan studi doktor untuk penguatan program 5000 doktor. Tuition fee dan persyaratan rekruitmennya juga tidak terlalu ketat, tetapi PT memiliki dosen dan profesor yang bereputasi internasional. Rektor Baku University, Prof Abel Mohammarov adalah seorang intelektual muslim yang disegani dalam perminyakan. Prof Abel selalu berpikir dan mendesain program- program akademik unggulan untuk menciptakan kader- kader muslim agar kelak mereka dapat meraih hadiah nobel. Sebab, ternyata perusahaan dan saudara- saudara Alfred Nobel justeru berinvestasi minyak di Baku, Azerbaijan. 3. Perlu mengajak para rektor terutama swasta untuk mendalami management perguruan tinggi di Azerbaijan. Qafqaz University yang dulunya perguruan tinggi eks Yayasan Fathullah Ghulen, bisa bangkit dan maju. Dan dikelola oleh pemerintah, semua pengurus dan pegawainya juga ditentukan pemerintah. 4. Menteri Agama RI perlu pengaturan waktu agar bisa memberikan guest lecturer di Baku University dan Baku International Multiculturalism Center. Program ini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kedua negara di bidang keagamaan, budaya dan politik. Kedua negara bisa saling belajar dan memperkaya pengalaman masing- masing. Azerbaijan memiliki sejarah panjang dalam berbangsa dan bernegara. Mungkin kesalehan ritual tidak tampak menyolok di sini. Tetapi masyarakatnya ramah, bersih, dan disiplin. Dalam hal menyikapi perbedaan mazhab antara sunni dan syi'ah, mereka selalu mencari persamaan. Kalau ada yang ssma, mengapa harus membesar- besarkan perbedaan. Jadi identitas keberagamaan tidak terlalu penting. Barangkali sikap seperti ini karena Azerbaijan masih menghadapi masalah perang perbatasan dengan Armenia. Masyarakat Azerbaijan relatif terbuka untuk membangun kerjasama dengan pihak luar.

Pesona Baku, Azerbaijan

Tidak terasa kami sudah memasuki hari ke4 di Azerbaijan. Kota Baku kecil. Baku artinya angin. Kota angin. Nama Baku mungkin karena anginnya yang kencang. Kota Baku sebagai ibu kota Azerbaijan terletak di pinggir pantai Laut ( danau) Kaspia yang tersohor itu. Restoran tumbuh di Baku berkat kekayaan laut Kaspia. Bahkan ada ikan laut Kaspia, tersebut sebagai ikan termahal di dunia. Ikan Sturgeon namanya. Ada dua jenis ikan yang dibiakkan di Kaspia. sturgeon dan Beluga--- mereka biasa menyebutnya dengan ikan Baliq. Penduduk Azerbaijan cantik- cantik dan ganteng. Perempuannya rata- rata putih dan berpostur tinggi semampai. Inilah postur hasil perpaduan ras Eropah, Turki, Persia, Arab, dan Rusia. Kita sulit untuk mencari yang jelek. Konon, mereka sangat ketat dalam mengkomsumsi makanan, kuliner dan bahkan banyak yang memilih untuk menjadi vegetarian. Tentu berbeda dengan prilaku konsumtif sebagian orang kaya baru di Indonesia dan negara- negara timur tengah yang cenderung tidak berpantang dalam hal makanan. Tetapi mereka tidak banyak basa- basi. Kita tidak menemukan banyak bermujamalah dalam percakapan, baik resmi maupun percakapan biasa. Mereka cenderung bercakap langsung pada inti persoalan. Pada acara Festival Budaya Indonesia tampak mereka antusias terhadap Indonesia. Ada banyak mahasiswa yang bertanya secara detail mengenai Indonesia. Aneka ragam budayanya. Letaknya di peta di mana. Ada juga yang sudah mengenal beberapa suku Indonesia, Jawa dan Bugis umpamanya. Rata- rata mereka mengenal Pulau Bali. Meskipun Azerbaijan memiliki hampir 95% penduduknya beragama Islam, tetapi mereka tidak mendeclare negaranya sebagai negara religius. 85% di antaranya berpaham Syi'ah Jakfariyah dan Ismailiyah. Sunni hanya sekitar 15%. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sekarang perbandingan Syiah dan Sunni sudah hampir berimbang. Sopir taxi dan masyarakat yang kami tanya di pasar dan di sepanjang perjalanan, memang sebagian mengaku syiah, dan lainnya sunni. Azerbaijan adalah negara sekuler. Setiap warga negara bebas melaksanakan keyakinan dan ibadah menurut agamanya. setiap orang bebas dan merupakan hak asasinya dalam menentukan agama dan kepercayaan apa saja yang ingin dipeluknya. Azerbaijan menganut paham " On Freedom of Faith". Dalam hal diplomatik, Azerbaijan memiliki hubungan diplomatik dengan 158 negara sahabat termasuk Indonesia. Dari sisi ekonomi, Azerbaijan terkenal sebagai negara kaya minyak dan gas. Bahkan perguruan tinggi di sini termasuk yang terkemuka dalam pengembangan studi perminyakan. Sebagian juga masyarakatnya yang berdomisili di pegunungan utara dan selatan yang mengembangkan agrikultural. 54,9% Azerbaijan adalah tanah yang cocok untuk agrikultural. Di sini terkenal tanaman anggur, kapas, gula bit, kentang, dan tembakau. Di bidang ilmu dan sains, terkenal Nizami Ganjavi (1141-1204) dengan karyanya yang masyhur Laila Wa Majnun. Abul Hasan Bakhmanyar, ilmuan terkenal pada abad ke11 lewat karya- karyanya di bidang matematika dan filsafat. Ada Lofti Zadeh sebagai pencipta konsep "fuzzy logic" yang untuk di Indonesia dperkenalkan oleh Gus Dur. Logika terbalik. Pusat- pusat wisata yang spdapat dikunjungi dan letaknya berdekatan, antara lain: a. Icheri Sheher ( Old City) yang di dalamnya terdapat Maiden Tower. Bangunan yang tingginya 29,5 meter, mberdiameter 16,5. Dibangun pada abad ke-12 yang lalu. Semacam benteng pertahahan kota Baku. Desember 2000, UNESCO menetapkan Maiden Tower sebagai warisan budaya dunia. b. Di dalam komplek Icheri Sheher juga terdapat makam ulama besar, Sayid Yahya al- Bakwy. Seorang ulama sufi yang melahirkan karya sekitar 30-an. Salah satu kitabnya yang terkenal dan dibaca sampai hari ini di pondok pesantren Salaf Indonesia adalah kitab Asrar al din. Sayang sekali, karena keterbatasan waktu, makam beliau belum kami temukan. Sepertinya orang- orang Baku sudah terlalu peduli dengan sesuatu yang berbau wisata religi. c. Tower "Lidah Api". Tower ini terdiri dari tiga buah, dan menjadi bangunan ikonik di Baku. Setiap mobil yang melintas di kota Baku, tower ini tampak tinggi menjulang. Ini adalah simbol agama Zoroaster. Ada juga Fire Temple, Candi Api. d. Masjid Heyder Aliye yang berdiri megah. Masjid yang memiliki karpet yang tanpa sambungan. Masjid sangat ramai ketika shalat Idul Fithri. Masjid ini juga tempat perjumpaan sunni dan syi'ah. Meskipun di tempat- tempat lain ada juga bangunan masjid khusus didirikan oleh mazhab Syiah. e. Museum Karpet yang berdiri unik di pantai Kaspia. Karpet dengan segala bentuk dan ragamnya ada di sini. Ada juga sejumlah buku yang dipajang yang memuat informasi karpet. Museum Karpet Baku sepertinya lebih kecil dibanding dengan Museum Karpet di Iran yang bangunannya berlantai empat. Singkatnya, ada sekitar 100 destinasi wisata dan budaya di Azerbaijan. Tentu jumlah ini terbilang kecil dibanding Indonesia yang memiliki ribuan situs budaya dan wisata. Ada hal yang menarik di Azerbaijan terkait pesta pernikahan. Setiap orang atau keluarga yang masuk pesta diharuskan membawa amplop yang isinya tebal- tebal. Jadi tidak sembarangan orang yang bisa masuk dalam sebuah pesta perkawinan. Pemandangan ini tentu sangat kontras dim indoensia. Pesta pernikahan sebagai peristiwa agama dan budaya, tetapi urusan isi amplop adalah diisi seikhlasnya. Isi amplop tidak menjadi keharusan. Bahkan ada banyak orang apalagi pejabat publik yang tidak menyiapkan kotak amplop. Bahkan pada undangan pernikahan ada catatan: terima kasih Anda tidak membawa amplop. Demikian dulu.

Minggu, 06 November 2016

Refleksi AICIS ke-16, Lampung

Tidak terasa AICIS sudah memasuki tahun ke- 16. Perhelatan akademik ini terus diminati dan telah menjadi magnet bagi komunitas akademik dan pemerhati kajian Islam. Tema AICIS ke- 16 ini adalah "Kontribusi Islam Indonesia bagi Peradaban Dunia”( The Contribution of Indonesian Islam to the World Civilization). Ada apa dengan Islam Indonesia? Dr Carool Kersten dalam bukunya: Islam in Indonesia, the Contest for Society, Ideas and Values (2015) menegaskan bahwa Pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi dapat menjadi "alternatif ketiga" (third way) dan menjadi pilihan yang tepat di tengah ambigu negara- negara mayoritas muslim dalam menentukan sikap antara memilih negara sekuler dan atau negara Islam. • Posisi strategis Indonesia dari segi geografis, demografis dan ekonomi menjadi daya tarik tersendiri. Indonesia berada di tengah poros perdagangan Asia- Pasifik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke- empat dunia. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar nomor wahid dunia. Pasca Arab Spring, dunia semakin tertarik melirik Islam Indonesia. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) dan Boko Haram semakin memperteguh pentingnya dunia Islam terutama Timur Tengah untuk datang belajar ke Indonesia. Gerakan dan aksi ISIS telah memporak- poranda legacy, warisan, dan khazanah peradaban dunia. ISIS dan Boko Haram juga membakar buku dan manuskrip- manuskrip yang tak ternilai harganya. Membakar manuskrip berarti telah memotong generasi. Mereka telah menghilangkan nyawa orang- orang yang tak berdosa. Dan yang paling menyedihkan, mereka juga telah dan sedang menghancurkan peradaban manusia. Hal ini juga semakin memperkuat bahwa Islam Indonesia saat ini, tidak lagi dipandang sebagai Islam peripheral. Islam pinggiran yang tidak menentukan. Tetapi Islam Indonesia adalah Islam mainstreaming. Islam Indonesia sejatinya menjadi referensi dunia dalam demokrasi dan moderasi Islam, Islam wasathiyah. Islam Indonesia adalah genuine dan otentik. Tokoh-tokoh pemikir muslim kontemporer Indonesia, seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Amin Rais, Buya Ahmad Syafi'i Ma'arif memiliki corak pemikiran yang khas dan otentik. Artikulasi dan pergumulan pemikiran antara sekularisme, liberalisme, pluralisme dan Islam dapat diselesaikan dengan baik. Pemikiran beliau- beliau ini semuanya bermuara dan berujung pada "Islam Moderat", Islam wasathiyah. Meskipun tidak dapat dibantah bahwa 15 tahun terakhir, di Indonesia juga terdapat fenomena Conservative Turn, pembalikan wajah Islam yang ramah, damai dan santun ke arah konservatif dan radikal. Menurut penelitian Prof Martin van Bruinessen, dkk, bahwa Conservative Turn tersebut juga sudah masuk pada lembaga- lembaga formal di Indonesia, seperti Ormas-ormas dan lembaga pendidikan. Halmana, ormas-ormas Islam selama ini tampil sebagai penyangga civil society. Ini adalah warning dan tantangan bagi komunitas akademik dan pemerhati kajian Islam Indonesia. Ini adalah tantangan buat kita semua. Bahwa Islam wasathiyah harus menjadi common platform kita dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Kita harus terus berdiskusi dan membuka "ruang dialog" untuk saling memperkaya dan mencari titik temu. AICIS adalah salah satu ruang dialog dimaksud. AICIS adalah "rumah bersama" bagi komunitas pengkaji Islam untuk mendiseminasi hasil- hasil risetnya untuk meneguhkan Islam wasathiyah tadi. Barangkali menarik untuk kita diskusikan lebih jauh temuan Michael Laffan, dalam bukunya: The Making of Indonesian Islam, bahwa Islam Indonesia yang sering digambarkan sebagai Islam moderat, sesungguhnya terjadi karena jasa para ulama sufi yang memainkan peran aktif dalam membentuk tradisi- tradisi Islam Indonesia. Kalaupun ada praktek intoleransi dalam penyebaran Islam, hal itu adalah pengaruh dari penaklukkan tentara Arab. Peran ulama- sufi seperti Nuruddin ar Raniny, Abdul Rauf Singkel, Abd Shamad al- Palimbani, Syeikh Muhammad Arsyad al- Banjari, Syeikh Yusuf al- Makassari, Syeikh Nanawi al- Bantani, penyair Hamzah Fansuri, pujangga Ronggowarsito sangatlah besar pengaruhnya dalam membentuk watak dan karakter Islam Indonesia. Karakter Islam Indonesia lebih mengedepankan akhlak dan etika dalam pergaulan. Islam Indonesia lebih akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal. Tegasnya, nilai-nilai universal Islam datang untuk “memahkotai” budaya lokal.Masyarakat Lampung, umpamanya memiliki Piil Pesinggiri dan Muakhi. Piil Pesinggiri adalah semangat kebersamaan, saling menghormati, tidak ingin di atas kalau ada yang di bawah, bersikap terbuka dan sangat menghormati tamu. Muakhi adalah “napas” keadaban masyarakat Lampung untuk memupuk persaudaraan dan tali silaturahmi secara terbuka. Budaya dan kearifan local harus terus dirawat untuk memperkokoh tegaknya pilar Islam rahmatan li al-‘alamin. Semoga AICIS kali ini lebih sukses dan lebih berperan serta melahirkan pemikiran- pemikiran otentik untuk kemajuan peradaban Islam Indonesia dan dunia. Islam Indonesia yang moderat, damai dan santun harus terus dirawat dan diperkuat agar dunia semakin damai, aman dan toleran. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana tatanan dunia Islam tanpa Islam Indonesia.