Gallery

Selasa, 26 November 2013

Dul

Fenomena Abdul Qadir Jailani, putera musisi Ahmad Dhani tiba-tiba menyeruak pasca tabrakan maut di Tol Jagorawi, Jakarta. Dul panggilan AQJ menghiasi koran-koran nasional dan media elektronik. Mungkin karena Dul adalah putera musisi Dhani sehingga sorotan media demikian antusias. Ada berbagai respon masyarakat. Ada yang mengalamatkan kealpaan itu dari orang tua yang "gagal" mendidik puteranya. Kak Seto dari perlindungan anak membela Dul sebagai pihak korban yang harus dilindungi. Ada yang melihatnya sebagai kesalahan kolektif masyarakat kelas menengah yang cenderung hedonistik. Oang kaya baru yang melanda masyarakat kita,biasanya puetra-pueri mereka kurang fokus kepada pelajaran mereka di sekolah. Di Amerika gejala ini sudah lama terjadi. Konon, si Dul itu sudah 6 bulan tidak masuk sekolah. Apakah dia sudah masuk kategori split personality? Ada juga yang menyalahkan Dhani yang gagal dalam mengasuh putera-puteranya, sehingga hak asuhnya harus ditinjau kembali. Demikian seterusnya.

Wisuda Sarjana

Wisuda adalah vestifal akademik terakhir yang dialami oleh setiap insan akademik yang mengecap pendidikan dalam suatu kampus. Biasanya pada acara wisuda, tamu undangan dan stakeholderpun diundang. Bupati, Kepala Daerah, alim ulama, dan kepala dinas terkait. Pesan pesan akademik pun disampaikan pada acara wisuda. Ada pesan dari wisudawan terbaik. Ada pidato dari pak Bupati yang diundang. Ketua Yayasan, Ketua atau pimpinan perguruan tinggi juga berpidato.

Tukang

Tukang batu, juga sudah mengarah pada profesionalisme kerja. Tukang atau pekerja yang sudah dikontrak biasanya tidak akan mengerjakan pekerjaan di luar kontrak.

Tubuh

Tubuh kita adalah karunia Tuhan yang luar biasa

Paulo Coelho

Paulo Coelho, sang novelis yang legendaris ini merupakan penulis paforit saya. Saya sangat suka novel-novelnya. Kalau saya kebetulan ke toko buku, pasti di antara buku novel yang saya gandrungi salah satunya karya Paulo Coelho. Hal yang menarik adalah karya-karya beliau berdasarkan penglaman langsung yang dialaminya sendiri. Atau pengalaman orang lain yang telah direnungkannya bertahun-tahun. Kebermaknaan hidup sangat terasa dalam tema-tema yang diusung Coelho. Disamping itu, Coulho juga memiliki gaya bahasa yang mengalir. Ibarat makanan, enak, gurih dan renyah. Dalam bukunya dengan judul: Seperti sungai yang mengalir,2006 (terj.), terdapat kalimat-kalimat bijak yang menginspirasi kita. Antara lain: 1. Arang akan cepat kehilangan kehangatannya kalau dijauhkan dari apinya. Secerdas apapun seseorang kalau dijauhkan dari komunitas akademiknya, ia akan kehilangan kehangatannya. 2. Saya sedang menjelajahi alur-alur sungai kehidupan saya. Kalau sesuatu yang tidak baik tumbuh dalam jiwa saya, saya minta kepada Tuhan agar memberi saya kemampuan dan kekuatan untuk mencabut dan membuangnya tanpa ampun. 3. Jangan biarkan dirimu dilumpuhkan rasa takut. Ibarat melepas anak panah, jika salah, dan melesat tidak kena sasaran, masih ada kesempatan berikutnya. Beranilah, dan jangan menjadi pengecut. 4. Nasehat nenek kepada cucunya. Jadilah seperti pensil. Diraut untuk menjadi lebih lancip. Maksudnya, kita terkadang harus rela menjalani penderitaaan dan rasa sakit, lalu menjadi lebih baik. Pensil juga rela dihapus kesalahan-kesalahan masa lalu. Pensil juga meninggalkan bekas. Hidupmu harus ada "bekasnya". 5. Dia wafat ketika menjalani hidupnya. Banyak mayat hidup. Syukurilah setiap menitnya dalam hidupmu. Sebab, menit berikutnya bisa jadi merupakan menit terakhirmu di planet ini. Coelho memang sangat piawai dalam merangkai kata. Ia juga piawai dalam mengutip pandangan Jalaluddin Rumi, dan sufi filosof muslim lainnya.

Kamis, 07 November 2013

Buku Baru & Buku Langka

Sebaik-baik kawan adalah buku. Buku baru adalah sumber energi kehidupan. Saya kebetulan langganan dengan toko buku impor, Periplus. Biasanya bandara internaional memiliki periplus. Pada setiap kota yang saya kunjungi, biasanya saya menyempatkan waktu untuk belanja buku baru. Atau kalau kota tersebut kebetulan ada toko buku Gramedia, saya pasti singgah. Sebab, biasanya toko buku di daerah masih menyimpan koleksi buku lama yang sudah habis terjual di Jakarta dan sekitarnya. Di situlah indahnya mengunjungi Gramedia atau toko buku lainnya di daerah. mengenai toko buku, ada hal yang menarik. Ternyata ada kolektor buku-buku langka, seperti di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di sudut TMII itu ada stand yang menjual buku-buku langka. hanya saja, biasanya ada buku yang sesungguhnya masih relatif baru tapi sudah dilabeli sebagai "buku langka". Di Pasar Senen, Jakarta ada juga kolektor buku-buku langka. Harganya biasa kisaran 150 ribu sampai 250 ribu. Buku Cindy Adam dengan judul: Soekarno Penyambung Lidah Rakyat dijual 250 ribu. Catatan-catatan Mr Muhammad Yamin mengenai rumusan Pancasila juga dikategorikan sebagai buku langka. Demikian seterusnya. Berburu buku langka memang mengasyikkan. Saya pernah mendengar cerita, ada buku langka Serat Chentini yang dijual dengan patokan harga 1 Miliyard. Konon, kolektornya membeli dari tukang sayur. Sudah barang tentu, harga Serat Chentini tersebut dengan harga tukang sayur. Tetapi kolektornya menjual dengan harga 1 Miliyard. Saya juga kurang percaya, apa ada orang yang mau membeli buku semahal itu. Buku memang sebagai sumber inspirasi. Buku adalah kawan setia. Saya mendapat cerita dariseorang kawan. Ketika Andi Mallarangeng ditahan oleh KPK, maka beliau memesan agar buku terbaru Dan Brown, INFERNO segera di bawah ke kamar beliau. Benar kan? Buku teman sejati. Wa Allah a'lam.

Senin, 04 November 2013

Fokus

Ada dua buku menarik yang membahasa kedahsyatan fokus. Daniel Goleman baru saja menerbitkan buku dengan judul: Focus the hidden driver of excellence, 2013. Fokus mengantarkan kepada sukses pada seluruh aspek kehidupan. Why we are the way we are. Demikian pula Jack Canfield menulis The Power of Focus. How to hit your business, personal and financial targets with confidence and certainty, 2013. How to focus on your strengths and accomplish more. Change your habits for a wealthy and debt-free life. Maximise your personal and professional growth.Apa pun posisi kita, fokus menjadi sangat penting. Matahari dapat membakar hanya karena bantuan kaca cembung. Hanya sedikit sekali sinar matahari yang dibutuhkan untuk membakar. Fokus dapat "membakar". Apa pun yang kita kerjakan, yang penting fokus, insya Allah sukses. Fokus, kunci sukses.

Jumat, 01 November 2013

Rindu Matahari

Kami baru beberapa hari di Oxford University rasanya kami rindu matahari. Cuaca dingin menembus tulang. Hampir setiap hari mendung dan hujan rintik-rintik. Waktu siangnya pun pendek. Kalau keluar rumah, kita harus berpakaian tebal, jaket atau jas, celana levis, membawa payung, atau tutup kepala. Eropa memang terkenal dengan hujan saljunya. Kalau kebetulan lagi cerah, penduduknya berjemur di taman-taman kota sambil menikmati suasana pagi. Ada hal yang menarik, ada sejumlah "pemakaman tua" yang disulap menjadi taman kota. Di balik batu nisannya terdapat pepohonan nan rindang. Ada juga kursi-kursi panjang tempat duduk santai, dan terkadang untuk membaca buku. Suatu waktu, saya melihat seseorang yang duduk santai membaca buku di bawah pohon. Kelihatannya lagi menikmati beberapa buku novel. Betapa indahnya suasana akademik di Oxford University. Di bawah pohon pun orang nikmat membaca buku. Pemandangan yang sangat kontras dengan kampus kita yang di dalam ruang baca perpustakaan pun terkadang ada pengunjung yang asyik ngobrol tanpa peuli dengan orang yang berada di sekitarnya yang membutuhkan keheningan.

Cheney School

Tim OPM. ACDP Oxford, Dr Masood Bano mengajak kami berkunjung ke Cheney School setingkat Sekolah Menengah Pertama. Kami menyaksikan pengajaran pendidikan agama di sana. Ameli seorang guru agama mempraktekkan religious education kepada murid-muridnya. Siswanya dikelompokkan. Mereka duduk berempat atau berlima. Kebetulan aborsi sebagai salah satu topik pembahasannya. Siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan singkat Bu Ameli. Sambil mereka membaca buku panduan RE, religious education yang setiap siswa memilikinya. Setelah itu siswa diminta untuk mengajukan argumen, mendukung atau menolak aborsi. Diskusinya hidup. Atraktif. Komunikatif. Singkatnya, belajar di Cheney School mengasyikkan dan berstandar tinggi. Semua bebas menyatakan pandangan dan pikirannya. Saya melihat, siswa-siswi dididik untuk berpikir mandiri dan bertanggung jawab penuh terhadap pandangan yang dikemukakannya.

Belejar dari Inggeris

Inggeris. Mendengar Inggeris tentu ada banyak hal yang menggelayut dalam pikiran. Inggeris adalah bangsa yang banyak menjajah bangsa-bangsa lain di dunia. Inggeris berhasil menginternasionalisasi bahasanya menjadi bahasa resmi Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), bahasa ilmu pengetahuan dan sains, dst. Siapa saja yang mau memiliki pergaulan dunia harus paham dan lancar berbahasa Inggeris. Siapa yang mau menguasai sain dan teknologi, juga harus mengerti bahasa Inggeris. Bahkan para tukang pun mengerti "kunci Inggeris". Demikian hebat dan dahsyatnya bangsa Inggeris itu. Bangsa Inggeris memiliki distingsi dan berbeda dengan bangsa-bangsa eropa lainnya. Bangsa Inggeris lebih "santun" dan lebih peduli trhadap wilayah jajahannya. Lihatlah Kanada, Hong Kong, Philipina, India, Malaysia, dan Brunei darussalam untuk menyebut beberapa negara bekas jajahan Inggeris. Setidaknya mereka mengerti bahasa Inggeris yang memudahkannya untuk bergaul dengan bangsa-bangsa dunia lainnya. Berbeda dengan nasib bangsa Indonesia yang konon dijajah Belanda selama 350 tahun--sebab ada yang berpendapat seperti Mochtar Lubis, kita hanya 21 tahun dijajah Belanda--, disamping hidup melarat juga tidak pandai berbahasa Belanda. Bangsa Inggeris lebih ramah dalam pergaulan. Berbeda dengan bangsa Jerman yang kelihatan angkuh dan individualistik. Bayangkan saja, terkadang kita bertanya alamat atau sesuatu, tapi karena tidak memakai bahasa Jerman, mereka tidak memberikan jawaban apa-apa. Bertanya harus memakai bahasa Jerman, kata seorang kawan yang sudah lama menetap di Jerman. Mungkin ini hanya kesan sepintas. Tentu tidak semua orang Jerman demikian. Tidak bijak menggeneralisir sesuatu. Kanada, bekas jajahan Inggeris juga lebih santun ketimbang orang-orang Amerika lainnya, baik dalam komunikasi harian, seperti menyapa maupun pada pertemuan formal. Konon, bangsa Indonesia juga ramah-ramah dan santun. Semoga!