Gallery

Kamis, 07 November 2013

Buku Baru & Buku Langka

Sebaik-baik kawan adalah buku. Buku baru adalah sumber energi kehidupan. Saya kebetulan langganan dengan toko buku impor, Periplus. Biasanya bandara internaional memiliki periplus. Pada setiap kota yang saya kunjungi, biasanya saya menyempatkan waktu untuk belanja buku baru. Atau kalau kota tersebut kebetulan ada toko buku Gramedia, saya pasti singgah. Sebab, biasanya toko buku di daerah masih menyimpan koleksi buku lama yang sudah habis terjual di Jakarta dan sekitarnya. Di situlah indahnya mengunjungi Gramedia atau toko buku lainnya di daerah. mengenai toko buku, ada hal yang menarik. Ternyata ada kolektor buku-buku langka, seperti di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di sudut TMII itu ada stand yang menjual buku-buku langka. hanya saja, biasanya ada buku yang sesungguhnya masih relatif baru tapi sudah dilabeli sebagai "buku langka". Di Pasar Senen, Jakarta ada juga kolektor buku-buku langka. Harganya biasa kisaran 150 ribu sampai 250 ribu. Buku Cindy Adam dengan judul: Soekarno Penyambung Lidah Rakyat dijual 250 ribu. Catatan-catatan Mr Muhammad Yamin mengenai rumusan Pancasila juga dikategorikan sebagai buku langka. Demikian seterusnya. Berburu buku langka memang mengasyikkan. Saya pernah mendengar cerita, ada buku langka Serat Chentini yang dijual dengan patokan harga 1 Miliyard. Konon, kolektornya membeli dari tukang sayur. Sudah barang tentu, harga Serat Chentini tersebut dengan harga tukang sayur. Tetapi kolektornya menjual dengan harga 1 Miliyard. Saya juga kurang percaya, apa ada orang yang mau membeli buku semahal itu. Buku memang sebagai sumber inspirasi. Buku adalah kawan setia. Saya mendapat cerita dariseorang kawan. Ketika Andi Mallarangeng ditahan oleh KPK, maka beliau memesan agar buku terbaru Dan Brown, INFERNO segera di bawah ke kamar beliau. Benar kan? Buku teman sejati. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: