Gallery

Selasa, 26 November 2013

Paulo Coelho

Paulo Coelho, sang novelis yang legendaris ini merupakan penulis paforit saya. Saya sangat suka novel-novelnya. Kalau saya kebetulan ke toko buku, pasti di antara buku novel yang saya gandrungi salah satunya karya Paulo Coelho. Hal yang menarik adalah karya-karya beliau berdasarkan penglaman langsung yang dialaminya sendiri. Atau pengalaman orang lain yang telah direnungkannya bertahun-tahun. Kebermaknaan hidup sangat terasa dalam tema-tema yang diusung Coelho. Disamping itu, Coulho juga memiliki gaya bahasa yang mengalir. Ibarat makanan, enak, gurih dan renyah. Dalam bukunya dengan judul: Seperti sungai yang mengalir,2006 (terj.), terdapat kalimat-kalimat bijak yang menginspirasi kita. Antara lain: 1. Arang akan cepat kehilangan kehangatannya kalau dijauhkan dari apinya. Secerdas apapun seseorang kalau dijauhkan dari komunitas akademiknya, ia akan kehilangan kehangatannya. 2. Saya sedang menjelajahi alur-alur sungai kehidupan saya. Kalau sesuatu yang tidak baik tumbuh dalam jiwa saya, saya minta kepada Tuhan agar memberi saya kemampuan dan kekuatan untuk mencabut dan membuangnya tanpa ampun. 3. Jangan biarkan dirimu dilumpuhkan rasa takut. Ibarat melepas anak panah, jika salah, dan melesat tidak kena sasaran, masih ada kesempatan berikutnya. Beranilah, dan jangan menjadi pengecut. 4. Nasehat nenek kepada cucunya. Jadilah seperti pensil. Diraut untuk menjadi lebih lancip. Maksudnya, kita terkadang harus rela menjalani penderitaaan dan rasa sakit, lalu menjadi lebih baik. Pensil juga rela dihapus kesalahan-kesalahan masa lalu. Pensil juga meninggalkan bekas. Hidupmu harus ada "bekasnya". 5. Dia wafat ketika menjalani hidupnya. Banyak mayat hidup. Syukurilah setiap menitnya dalam hidupmu. Sebab, menit berikutnya bisa jadi merupakan menit terakhirmu di planet ini. Coelho memang sangat piawai dalam merangkai kata. Ia juga piawai dalam mengutip pandangan Jalaluddin Rumi, dan sufi filosof muslim lainnya.

Tidak ada komentar: