Gallery

Senin, 23 Mei 2016

Merebut Kelas Menengah

Gerry van Kilnken and Ward Berenschot dalam In Search of Middle Indonesia: Middle Classes in Provincial Town, 2014 menegaskan bahwa pascca reformasi tahun 1998, politik lokal membawa kembali kota-kota menengah ke tengah panggung perpolitikan Indonesia. Kelas menengah Indonesia yang sudah mencapai 43 persen dari total penduduk, 250 juta jiwa. Kelas menengah Indonesia telah membangkitkan kekuatan politik baru. Kekuatan demokrasi suatu bangsa juga sangat ditentukan oleh seberapa banyak jumlah dan partisipasi Kelas menengahnya. Amerika, Kanada, Australia dan Singapura kuat dalam berdemokrasi karena negara-negara ini memiliki jumlah kelas menengah yang siginifikan. Menarik untuk mencermati catatan Hans Nicholas Jong dalam mengomentari pandangan Gerry van Klinken di The Jakarta Post dengan judul:Indonesian democracy on track: Researcher. A non-Indonesian Indonesianist is optimistic about Indonesia's path of democratization. Democracy in the country is sustainable thanks to the growing middle class, says Gerry van Klinken, a senior researcher at the KITLV ( Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies ). He said Indonesia had proven wrong some experts'prediction that democracy in the world's largest majority-Muslim population would fail. This was due to the middle class, which suddenly became very influential after the fall of the Soeharto regime in 1998. 'This whole idea that we used to have that Indonesian culture is too traditional to be interested in democracy is no longer applicable. That was probably suitable for a time when Indonesia was mainly rural and people were living in their villages and masih bodoh [still stupid]. But that idea is completely out of date now,'Klinken said during a visit to The Jakarta Post on Friday. According to him, who is also a professor of Southeast Asian history at the University of Amsterdam, middle-class citizens like democracy as it gives them more power. 'They especially like it, because democracy gives them the chance to hit back at Jakarta,'said Klinken. While middle class Indonesians enjoyed democracy, they also used their political skills and clientelistic networks to make the system work to their advantage, the expert explained. 'They really control their districts, because they control the informal economy. It makes it difficult for someone from Jakarta to come and say 'I want to do this' and do a project there. It might be sabotaged if the people there disagree. So it is better to work together and spread the money around,'Klinken said. He came to that conclusion after studying the middle class in provincial towns of Indonesia in a research project called 'In Search of Middle Indonesia' from 2006 to 2012. The research categorized half of the country's population as middle class. The main warning from our research is to not assume that the middle class is only the richest 10 percent,' Klinken said. Therefore, the middle class is characterized by its more conservative mindset. 'They will always be more conservative than the cosmopolitan elite who travel all the time to New York or London and have only a shortage of time, not money. But for the rest, for whom Indonesia is their home, or their province is their home, of course, their world is smaller than that of the 10 percent. That means they will seem more conservative to us,'said Klinken. Besides that, the middle class in Indonesia really loves the state, unlike the middle class in the US, according to him. The Dutch researcher was of the opinion that the middle class in Indonesia also resisted rather than welcomed globalized, open markets. Seharusnya lembaga pendidikan tinggi di Indonesia menyasar dan memperbanyak jumlah kelas menengah. Agas Indonesia kuat dan bermartabat.

Age of Discovery

Age of Discovery. Era Kebaharuan. Dulu, kiita mengenal tokoh-tokoh pembaru dunia yang ide dan pikirannya menginspirasi jutaan manusia di bumi. Tokoh seperti Da Vinci, Copernicus, Michelangelo, Galileo-Galilei adalah tokoh-tokoh pembaru yang mendobrak tradisi pada zamannya dan menggantinya dengan tradisi keilmuan yang baru sama sekali. Jauh sebelumnya, kita mengenal sejumlah filosof Yunani yang datang untuk meruntuhkan mitologi Yunani. Bahkan Socrates harus mengakhiri hidupnya dengan meminum racun. Demi keteguhannya memegang teguh kebenaran yang diyakininya. Socrates, Plato, Arsitoteles telah mengubah Yunani dan dunia secara keseluruhan untuk meninggalkan mitologi. Rasionalitaslah yang harus dikedepankan kalau kita mau maju. Ian Goldin dalam buku terbarunya: Age of Discovery: Navigating the Risks and Rewards of Our New Renaissance (2016), menegaskan bahwa era sekarang semestinya kita bisa lebih maju. Revolusi informasi dan teknologi telah mengubah tatanan dunia. Tokoh-tokoh muda Steve Jobs (almarhum), Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), Bill Gates adalah tokoh-tokoh dunia yang betul-betul mengubah dunia. Kita sedang memasuki Age of Discovery. Yang biasa-biasa saja sudah ditinggalkan orang. Konsekwensinya, kita harus menjalani kehidupan dan mentap masa depan dengan cara yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, barangkali menarik untuk menyimak komentar pada cover buku, sebagai berikut: Da Vinci, Galileo, Copernicus, Raphael, Michelangelo. These names recall an era in which an unprecedented rush of discovery broke through long-standing barriers of ignorance and connected the whole world, politically and economically, for the first time. We still think of such surges of human ingenuity as rare. But they don't have to be. Today, for instance, our resources are better, our education is more advanced, and the pace of breakthrough innovation is doubling every two years. The same forces that converged then to spark genius and upend social order - great leaps in science, trade, migration and technology - are present again in our lifetime, with potentially even greater results. In Age of Discovery, Oxford Professor Ian Goldin and Oxford Martin Fellow Chris Kutarna show how we can achieve our own golden age, given the will. But many of the factors that undid the first Renaissance are rising once again: warring ideologies, fundamentalism, climate change, pandemics. Can we weather the crises and seize the moment to leave the world a legacy it will still celebrate, 500 years later?

Rabu, 18 Mei 2016

Kunker DPR 8

Kunker adalah Kunjungan Kerja. Asyik juga mengikuti kunjungan kerja DPR RI komisi 8. Ada banyak hal pengalaman menarik, antara lain:
1. Pengentasan kemiskinan di wilayah kepulauan dengan cara membentuk kelompok- kelompok kerja dalam skala kecil. Mereka ini mendapat bantuan 20 juta per unit. Mereka juga mendapatkan bimbingan dari pendamping yang sudah terlatih dan memiliki konsern entrepreneur. Bahwa bantuan yang diberikan hanyalah stimulan untuk dapat mengentaskan mereka dari kemiskinan. Filosofi hidup bahwa tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah menjadi dasar hidup untuk berkemakmuran.
al Yadu al a'la khair un min al yadi al sufla. 2. Kami juga mengunjungi SMP 2 Bintan yang ramah anak. Ada sekitar 500 an siswa dan siswinya. Hanya saja guru bimbingan konselingnya hanya dua orang.
3. Orang Bintan sangat piawai dalam membuat pantun. Memang mereka ini terkenal dengan kecakapan berpantun. Reflektif. Tanpa berpikir panjang mereka bisa langsung menyusun kata dan berpantun. Pantunnya juga memiliki makna persahabatan dan pesan- pesan religius.
4. Kami juga mengunjungi Rumas Sakit Kawal, Kecamatan Gunung Kijang yang ramah anak. Begitu kita masuk rumah sakit ini, langsung ada arena bermain anak. Seorang ibu bisa berobat dan menitipkan anaknya di arena permainan tersebut. Kalau kebetulan yang sakit adalah anaknya, maka setidaknya anak tersebut bisa terobati secara psikologis. Bahwa ternyata rumah sakit tidak selamanya menakutkan, tetapi ada rekreasinya. Ada arena bermainnya.
Kepala Puskesmasnya dalam memulai presentasinya di hadapan komisi delapan dengan pantun. Dan diakhiri pula dengan pantun. Burung Irian burung cenderawasih. Cukup sekian dan terima kasih.
5. Pada siang hari, kami berkunjung ke STAI Abd Rahman, Kepri untuk melihat persiapan penegerian kampus ini. Saya mendapat informasi bahwa sekolah tinggi ini sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Agama RI. Sekarang sedang proses pembahasan ortakernya di Kemenpan RB.
6. Kami juga bertemu dengan aparatur Pemda Provinsi Kepri. Ada banyak yang hadir. Yang mewakili pak Gubernur adalah bu pjs Sekda. Hal- hal yang menarik adalah bahwa di Kepri sudah ada sekitar 22 perguruan tinggi. Sayang bu Sekda lupa menulis perguruan tinggi kegamaan di Pulau Bintan sendir, STAI Natuna, STAI Ibnu Sina Batam. Walhasil, wilayah perbatasan ini memang sangat penting untuk mendapatkan perhatian. Sebab, 65 persen penghuni lapas adslah anak- anak terutama mereka yang berdomisili di wilayah perbatasan.

ToT Zona Integritas

Konon, zona integritas pertama kali dimunculkan oleh BPKP. Kemudian di take over oleh KPK. KPK membentuk Tunas Zona Integritas di beberapa tempat.
Zona integritas tidak sekedar dipidatokan. Tetapi membutuhkan membangun sebuah sistem yang baik. Sebab, sistem yang baik akan memperbaiki orang yang buruk.
Zona integritas dalam sebuah lembaga ditandai dengan:
a. Bersih dari KKN.
b. Pelayanan publik yang prima. Pelayanan yang maksimal kepada publik. Semua sistem pelayanan haruslah on line. Pelayanan yang on line lebih cepat, lebih murah, dan ada kepastian. SOP, standar operational prosedure sebuah pekerjaan harus jelas.
c. Kompetensi dan kapasitas aparatur sipil negara. Aparatur yang memiliki komitmen yang tinggi profesional, sehingga mereka dapat memahami pekerjaan dan tanggungjawabnya. Setiap JFU, jabatan fungsional umum seharusnya memiliki SOP pada setiap pekerjaannya.
Kita harus malu sebagai abdi bangsa kalau tidak memberikan kinerja terbaik. Ditjen Pendidikan Islam memiliki belanja pegawai 62 % dari gaji. Berarti pegawai kita banyak dan barangkali hanya kompetensinya yang kurang.
Demikian beberapa pandangan yang disampaikan oleh Prof Ishom Yuski, sekretsris Ditjen Pendis kemenag pada pembukaan ToT Pelaksanaan pembangunan zona integritas di hotel Acacia.

Liem Sioe Liong: Cukong Soeharto

Adalah jamak diketahui bahwa sebuah kekuasaan politik dapat bertahan begitu lama pastilah ditopang oleh para penguasaha handal. Kebertahanan suatu kekuasaan karena perselinkuhan antara penguasa dengan pengusaha. Ada tangan- tangan tersembunyi yang bergerak dan mengucurkan dana. Pebisnis handal dan tangguh akan selalu hadir dan menyelinap masuk ke ranah kekuasaan. Siapa " memanfaatkan" siapa. Penguasa membutuhkan dana yang banyak untuk memuluskan rencana kerjanaya. APBN tidak mungkin sanggup membiayai semuanya. Semenatara "pengusaha" juga membutuhkan perlindungan dari penguasa agar bisnisnya bisa mulus. Pertanyaannya kemudian, siapa  " memakan" siapa.
Ternyata dalam penelitian Nancy, Pak Soeharto dapat bertahan berkuasa sampai 32 tahun lamanya berkat para cukong yang dipeliharanya. Para cukong itulah yang mensupport dana kepada pak Harto dan kroni-kroninya, sehingga bisa bertahan demikian lama.
Terlepas dari kontrovrsi dan fasilitas serta perlindungan penguasa Orde baru kepada Group Salim, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran dari sejarah panjang bisnis Liem Sioe Liong. Pak Liem lahir di Fuking, Tiongkok. Ia lahir dari keluarga yang sangat miskin. Tanah tempat kelahirannya juga adalah tanah tandus. Masyarakatnya makan singkong dan ubi jalar. setiap musim kemarau pasti mereka mengalami paceklik dan kelaparan. Liem merantau ke Semarang via Tanjung Perak Surabaya. Kondisi kemiskinnya tersebut, memengaruhi pola makan Liem. Sampai beliau sebagai miliyarder masih saja doyan makan bubur. Pak Liem juga pekerja keras. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang lowprofile. Suaranya lembut, dan sangat jarang marah. Ia juga dikenal sangat loyal kepada pimpinannya. Filosofi hidupnya, yang namanya atasan atau pimpinan harus dihormati. Meskipun atasan kita tersebut adalah orang bodoh. Liem juga suatu waktu ditanya, mengapa ia demikian ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya. ia menjawab singkat:...."saya ingin dikenang sebagai orang kaya. Sebab, tanpa uang, Anda bukanlah apa-apa".

Current Issues Pendidikan Tinggi

Barangkali untuk pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia, realitas berikut dapat menjadi bahan pemikiran. 1. Mobilitas Antar Universitas Di Indonesia, dosen cenderung pensiun di tempat. Mereka rata- rata tidak mengalami pengalaman mengajar di tempat lain. Bahkan tragisnya, terkadang ada dosen yang mengajarkan mata kuliah di luar kompetensinya hanya karena alasan pemenuhan BKD. Ada juga dosen memiliki keahlian dan kepakaran tertentu, tetapi sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh perguruan tinggi lain. Demikian seterusnya. Ada ahli perpajakan, keuangan, akuntansi dan perbankan. Ahli perpajakan mengajarkan ilmunya pada prodi keuangan. Sedang ahli keuangan mengajarkan kepakarannya pada prodi perpajakan. Tidak connect. Sehingga perlu kebijakan komprehensif untuk melakukan migrasi dosen dalam waktu tertentu agar terjadi distribusi kepakaran secara merata. Dan tidak menumpuk pada perguruan tinggi tertentu. 2. Tantangan pendidikan di era MEA. New Think Asean, kata Philip Kotler. Asean sulit diprediksi. Ada banyak pemain baru dalam seluruh sektor, ekonomi, politik, dan budaya. Asean sekarang sudah sangat berbeda dengan 20 tahun yang lalu. MEA adalah peluang pasar bagi Indonesia. Tantangan kita, 1. Masalah bahasa. 2. Mobilitas mahasiswa, dosen dan peneliti. Tantangan kedua ini bisa dilakukan international summer program, lecturer/ researcher exchange program, joint risearch, joint seminar, double degree, dst. ( Topo Santoso, kompas, 9 Mei 2016). 3. Menyehatkan PTN- PTS Ada sepuluh PT terbaik Amerika. Semuanya PTS dan didanai oleh donatur kaya. Universitas Harvard memiliki dana abadi sebanyak Rp. 473,2 triliun. Donatur Dari filantropis kaya semacam Rockefeller, John F Kennedy, dan Melinda Gates banyak investasi untuk pendidikan dan kesehatan. Di Indonesia kita sukit mendapatkan orang kaya seperti itu. PTS kita banyak yang sakit- sakitan. Dari 3.078 PTS, baru 111 (3,6%) mengajukan akreditasi institusi. Itupun baru 4,5% yang mampu terakreditasi B, dan selebihnya C. Masih ribuan yang belu mengajukan akreditasi. Mengerikan. Sementara ada 70% mahasiswa Indonesia kuliah di PTS. Ditambah lagi, dengan 1/3 PTS yang masih luhur dan bersikukuh dalam menjalankan misi PT. Selebihnya, PTS dijadikan sebagai pundi- pundi income oleh pendirinya. Ada juga untuk kepentingan bisnis, kepentingan pribadi sebagai sumber dana kampanye, dst. PTS sulit mendapatkan izin prodi yang laris- manis seperti Prodi Ilmu Kedikteran dan semua turunannya. Dosen PTS juga hanya sedikit yang bisa berfungsi sebagai dosen. Padahal untuk melaksanakan tridharma, PT sangat membutuhkan dosen yang bermutu, laboratorium, perpustakaan yang lengkap, proses belajar mengajar yang maju. Sehingga kita bisa melahirkan lulusan yang terampil dan berdaya saing. ( Elfindri, Kompas, 4 maret 2016). 4. Pengembangan bidang ilmu Data Forlap Kemenristek Dikti (2016), jumlah prodi sebanyak 23.747. Sains dan teknik yang mencakup MIPA, teknik, kedokteran, kesehatan, dan pertanian. Selebihnya ilmu- ilmu sosial dan humaniora, seperti ekonomi, politik, hukum, sosiologi, antropologi, sejarah, filsafat, dan agama. Jumlah prodi sains- keteknikan lebih sedikit dibanding ilmu sosial dan humaniora. Sains keteknikan sebanyak 10.135 prodi sekitar 43%. Dan ilmu sosial dan humaniora sebanyak 57% ( 13.611). Dari jumlah mahasiswa sebanyak 5. 228.562, yang menekuni sains keteknikan hanya 1.593.882(30,5 persen). Dan mereka yang menekuni bidang ilmu sosial dan humaniora sebanyak 3. 634.679(69,5 %).Sehingga terjadilah ketimpangan. Terjadilah inflasi sarjana ilmu-ilmu sosial humaniora. Lebih banyak " pengamat" daripada ahli. Defisit sarjana teknik tak terhindarkan. Indonesia kekurangan insinyur. Diperkirakan tahun 2015-2025, kita kekurangan insinyur sekitar 15 ribu pertahun. Pada tahun 2020-2025 kita membutuhkan insinyur sebanyak 90.500 pertahun. Bagaimana dengan PTkI? 5. Penguatan Integrasi Ilmu, Sains dan Agama Filosofi Integrasi Ilmu dan sains sudah selesai. Problem kita adalah implementasi Integrasi Ilmu. Membuat dan menetapkan KKNInya. Kita perlu belajar kepada Iran dan Malaysia. 6. Banyak PNS yang tidak siap mengemban jabatan. Karena berkompetensi rendah. Mereka tidak dididik untuk mengambil keputusan. Mereka juga rata- rata tidak bisa berinovasi. Risk taker harus menjadi habit. Bukan menikmati comport zona. Zona nyaman dan aman. Lalu, apakah Diklat PIM sebagai jawabannya? Orang yang sudah mengikuti Diklat PIM juga tidak menjadi lebih baik. Pasalnya, widyaswaranya juga rata- rata orang yang tidak kompeten. Jadilah lingkaran setan. Bahkan BKN melaporkan akan terjadi pengurangan PNS. Jumlah PNS kita surplus, sekitar 4,5 juta. Sedang kebutuhan kita hanya 4,5 jutaan. Jumlah pegawai ideal adalah 1,5 persen dari total jumlah penduduk ( 250 juta). Ideal jumlah pegawai 3,5 juta orang.mjadi perlu pengurangan 1 juta PNS. Apalagi era sekarang adalah era digital. Sudah banyak pekerjaan yang diambil alih oleh teknologi. PNS pensiun, meninggal, dan kurang produktif harus mengundurkan diri. Akankah terjadi Tsunami sosial? Bagaimana peran. PT? Ukuran audit pegawai, kata Prof Yuddy chrisnandi harus sama. Sehingga pegawai akan terbagi menjadi empat kuadran. a. Kuadrank pertama berisi pegawai yang produktif dan berkompetensi. b. Pegawai yang tidak produktif tetapi berkompetensi. c. Pegawai yang produktif, tetapi tidak berkompetensi. d. Pegawai yang tidak produktif dan tidak berkompetensi. Kelompok inilah yang akan dirasionalisasi. Maksudnya akan dipensiunkan. Agar belanja pegawai bisa ditekan dari 33,8 persen di pusat menjadi 30'persen saja. Di daerah, dari 50 persen menjadi dibawah 50 persen. Bahkan ada yang belanja pegawainya mencapai 70 persen. Besarnya belanja pegawai bukan hanya karena untuk membayar insentif dan tunjangan pegawai, tetapi karena banyaknya anggaran pendukung program atau proyek tertentu. Seperti program bantuan yang juga dipaketkan dengan monevnya. Tingginya anggaran perjalanan dinas, dst.( Kompas, 18 Mei 2016, h. 4).

Minggu, 15 Mei 2016

Terlambat

Terlambat. Itulah yang saya alami ketika melakukan perjalanan ke Kendari untuk mengikuti Perkemahan WiraKarya Nasional PTKI. Saya mestinya terbang jam 5.15 shubuh hari. Tetapi saya terlambat bangun. Mungkin karena kecapekan dari perjalanan mengikuti Seminar internasional Islam and Humanities di Grand Nanggroe, Banda Aceh. Saya mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Islam sebagai Key Note Speaker. Saya diberi judul Islam, Sastra dan Masa Depan Kemanusiaan. Saya menyiapkan pidato yang terkait dengan pentingnya sastra bagi kehidupan umat manusia. Saya bercerita tentang petualangan saya menggandrungi sastra. Sastra nasional dan dunia. Sedari awal, umur kelas dua madrasah tsanawiyah saya sudah membaca Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, karya Buya Hamka. Konon, karya Hamka ini dipengaruhi oleh al Malanfuti, sastrawan Mesir yang terkemuka. Itulah sebabnya, di belakang hari, Buya Hamka dituduh sebagai plagiat oleh Lekra. H.B. jassinlah yang tampil membela habis- habisan Buya Hamka. Meskipun Antara jassin dan Buya ada polemik berkepanjangan termasuk dalam karya Jassin tentang Al Quran, Bacaan Mulia. Kembali kepada perkara terlambat. Karena keterlambatan tadi itu, maka saya harus membayar mahal. Saya harus membeli tiket dari Jakarta ke Makassar dengan penerbangan jam 11.00. Sebab, tiket yang tadi shubuh sudah hangus 50 persennya. Celakanya, tidsk ada lagi garuda yang connect dari Makassar ke Kendari. Pesawat yang saya tumpangi landing pukul 14.20 Sementara pesawat garuda ke Kendari sudah take off pukul 14.20. Saya harus berlari- lari di Bandara Sultan hasanuddin untuk memburuh waktu. Dan ternyata tidak mendapat tiket juga. Saya berpikir harus mencari flight yang lain. Pilihan saya ke maskapai Lion Air. Saya mencoba untuk mengadu nasib. Barangkali ada tiket yang dicancel atau penumpang yang batal berangkat. Saya menunggu sampai pukul 16.00. Beberapa kru Lion Air saya minta tolong agar mereka bisa membantu saya. Pikul 16 lewat, pesawat Lion Air sudah boarding. Saya tidak ikut. Selanjutnya, pilihannya ada berangkat malam ini dengan Lion Air oenerbangan terakhir, pukul 6.55. Saya terus melobby mereka untuk mendapatkan seat. Ternyata menjelang pukul 18.00 saya mendapatkan kepastian untuk mendapatkan seat. Hanya saja atas nama orang lain. Yang bersangkutan berhalangan berangkat. Saya berupaya untuk melobby kru Lion Air agar tiket tersebut atas nama saya. Ternyata mereka tidak bisa. Walhasil, daripada tidak berangkat malam ini, dan beresiko tambah lama di Makassar, terpaksa saya mengambil tiket atas nama orang lain. Harapan saya, bisa berangkat dengan selamat. Pihak kru berjanji saya diantar sampai ke pesawat. Benar saja yang bersangkutan mengantar saya, sampai lantai dua. Saya membuat surat pernyataan bahwa saya memakai tiket bukan atas nama saya. Dsn saya meminta dia untuk membubuhkan tanda tangan. Dia pun tidak keberatan. Dan saya berangkat. Saya tersadar, maha benar Allah swt dengan firmannya. Agar manusia itu senantiasa menghargai waktu. Sebagaimana firmannya yang artinya: ....Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang- orang yang beriman dan bermal shaleh. Dan di antara mereka saling memberi nasehat untuk berbuat kebenaran dan berlaku sabar....Demikian peringatan Allah Swt dalam surah al- ' ashr. Betapa waktu yang mahal harganya. Waktu adalah sumber daya yang tak tergantikan. Pepatah arab mengatakan: al waqtu ka al saif. Iza lam taqtha' yaqtha'uka. Waktu itu ibarat pedang. Apabila engkau tidak bisa menebasnya, maka ia akan menebasmu. Manfaatkanlah waktu sebaik- baiknya. Kita kalau mau sukses harus memiliki anajemen waktu yang baik. Jadwal yang ketat. Upayakan setiap harinya, semua aktifitas direncanakan dengan dengan detail. Kunci sukses adalah kepandaian mengatur waktu. Semua sukses adalah mereka yang sangat ketat mengatur waktunya. Berbahagialah orang-orang yang menjaga waktunya.

Kamis, 05 Mei 2016

Kata Hikmah

1. Pemberian Anda yang paling berharga kepada orang lain adalah memberi teladan baik.
2. Kejayaan kita yang terbesar adalah bukan karena kita tidak pernah jatuh, tetapi bisa bangkit setiap kali kita jatuh.
3. Walaupun Anda telah melakukan hal benar, apakah anda trlah melakukan dengan cara yang benar.
4. Sahabat baik adalah seseorang yang berada di sisimu pada saat anda kesulitan.
5. Tanpa motivasi, setiap orang bisa kehilangan kepercsyaan diri.
6. Seseorang optimis adalah seseorang yang berpikir bahwa masa depan adalah hal yang tidak pasti.
7. Jika Anda ingin dunia memperhatikan anda, jangan jual murah diri anda.
8. Langkah pertama untuk menang, maka kenalilah musuh.
9. Dilaksanakan dengan baik, lebih baik daripada dikatakan dengan baik.
10. Kita harus bekerja keras, dan bekerja sangat keras. Sebab, dengan kerja keras alam akan lembut kepada kita. Sebaliknya, kalau kita lemah dan bermalas- malasan, maka alam akan sangat keras dan kejam kepada kita.