Gallery

Rabu, 18 Mei 2016

Liem Sioe Liong: Cukong Soeharto

Adalah jamak diketahui bahwa sebuah kekuasaan politik dapat bertahan begitu lama pastilah ditopang oleh para penguasaha handal. Kebertahanan suatu kekuasaan karena perselinkuhan antara penguasa dengan pengusaha. Ada tangan- tangan tersembunyi yang bergerak dan mengucurkan dana. Pebisnis handal dan tangguh akan selalu hadir dan menyelinap masuk ke ranah kekuasaan. Siapa " memanfaatkan" siapa. Penguasa membutuhkan dana yang banyak untuk memuluskan rencana kerjanaya. APBN tidak mungkin sanggup membiayai semuanya. Semenatara "pengusaha" juga membutuhkan perlindungan dari penguasa agar bisnisnya bisa mulus. Pertanyaannya kemudian, siapa  " memakan" siapa.
Ternyata dalam penelitian Nancy, Pak Soeharto dapat bertahan berkuasa sampai 32 tahun lamanya berkat para cukong yang dipeliharanya. Para cukong itulah yang mensupport dana kepada pak Harto dan kroni-kroninya, sehingga bisa bertahan demikian lama.
Terlepas dari kontrovrsi dan fasilitas serta perlindungan penguasa Orde baru kepada Group Salim, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran dari sejarah panjang bisnis Liem Sioe Liong. Pak Liem lahir di Fuking, Tiongkok. Ia lahir dari keluarga yang sangat miskin. Tanah tempat kelahirannya juga adalah tanah tandus. Masyarakatnya makan singkong dan ubi jalar. setiap musim kemarau pasti mereka mengalami paceklik dan kelaparan. Liem merantau ke Semarang via Tanjung Perak Surabaya. Kondisi kemiskinnya tersebut, memengaruhi pola makan Liem. Sampai beliau sebagai miliyarder masih saja doyan makan bubur. Pak Liem juga pekerja keras. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang lowprofile. Suaranya lembut, dan sangat jarang marah. Ia juga dikenal sangat loyal kepada pimpinannya. Filosofi hidupnya, yang namanya atasan atau pimpinan harus dihormati. Meskipun atasan kita tersebut adalah orang bodoh. Liem juga suatu waktu ditanya, mengapa ia demikian ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya. ia menjawab singkat:...."saya ingin dikenang sebagai orang kaya. Sebab, tanpa uang, Anda bukanlah apa-apa".

Tidak ada komentar: