Gallery

Sabtu, 01 Juni 2019

Draft Khutbah Idul Fithri, 1440 H

Khutbah Idul Fithri 1440 H Hakikat Puasa dan Kesucian Diri Hari ini kita menyaksikan sekitar 23 juta umat Islam yang mudik di seluruh Indonesia. Mereka bergerak dari kota ke desa. Mudik adalah tradisi khas Indonesia. Mudik bukan sekedar perjalanan membayar rindu. Pulang kampung juga bisa dimaknai sebagai momentum untuk “menepikan” pikiran dai hiruk pikuk politik yang melelahkan paca pemilu. Ke desalah tempat yang tepat untuk menjemput ide-ide segar, kehangatan komunikasi, dan ketenangan hidup ( Agus Noor). Kehangatan komunikasi, dan rahasia panjang umur ada pada penduduk desa, demikian hasil riset Susan Pinker yang ditulisnya dalam buku: The Village Effect, Efek desa. Bahwa orang kota sangat membutuhkan suasana desa. Pasaca pemilu, lebaran dapat dijadikan momentum untuk mendinginkan gesekan politik dan polarisasi di tengah masyarakat. Bercengkerama dengan keluarga dan berbagi cerita dapat membentuk ruang bertemu yang penuh kehangatan. Puasa dalam bahasa Arab dikenal dengan kata shaum atau shiyam. Shaum biasa dimaknai sebagai puasa. al-shiyam memiliki makna lebih dalam daripada shaum. Imam al Raghib al Ashfahany dalam kitab Mufradat Alfaz al Quran menyebut al-shaum huwa al- imsak 'an al- fi'l math'aman kana aw kalaman aw masyyan. Shaum, puasa adalah menahan diri dari makan-minum, berbicara dan berjalan. Di kalangan ulama sufi, al-shiyam dimaknai sebagai puasa yakni tidak makan minum, berhubungan suami isteri pada siang hari, juga pikiran, mata, hati, telinga harus juga berpuasa. Itulah sebabnya, sehingga al-Quran menyeru orang-orang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa. Ya ayyuha allazina amanu kutiba 'alaikum al shiyam, kama kutiba 'ala llazina min qablikum la'allakum tattaqun. Ujung puasa ramadhan adalah mencapai derajat taqwa. Makna dasar taqwa adalah al-wiqayat hifdzu al-syai’i mima yu’dzihi wa yadhurruhu, memelihara sesuatu dari apa-apa yang bisa menyakiti dan mencelakakannya...Seperti quu anfusakum wa ahlikum naran....jagalah/peliharalah dirimu dan keluagamu dari api neraka....Jadi taqwa adalah menjadikan diri agar terpelihara dari sesuatu yang ditakutkan....dalam pengertian syari’at, taqwa adalah memelihara diri dari perbuatan dosa. Dengan demikian taqwa itu meninggalkan perbuatan maksiat. Bahkan ciri taqwa adalah memelihara diri dari sesuatu yang syubhat sekalipun...inna al-halal bayyinun, wa al-haram bayyinun.... Jadi, ibadah puasa yang dilaksanakan pada bulan suci ramadhan tidak sekedar menahan lapar dan dahaga pada siang hari. Tetapi lebih dari itu, puasa harus juha mencakup memelihara lisan, mata, telinga, hati dan pikiran dari hal-hal negatif. Saya teringat cerita seorang kawan. Bahwa ayahnya seorang Kyai yang wara'. Begitu wara'-nya-- memelihara diri dari dosa-- sehingga setiap menghadiri suatu kenduri atau selamatan, beliau selalu membawa bekal sendiri. Bahkan beliau selalu memakai sorban yang dibiarkannya menjuntai ke bawah. Sesungguhnya beliau menutup telinganya dengan kapas. Beliau tidak mau mendengarkan kata-kata yang kurang bermanfaat. Apalagi perbincangan yang menjurus ke ghibah--perbincangan yang menceritakan keburukan orang lain--. Min husni Islami al-mar’i tarkuhu ma la ya’nihi, di antara ciri keutamaan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Ada lagi kisah yang lain. Konon, ayah Said Nursi—ulama sufi Turki-- juga sangat zuhud. Ketika beliau menggiring kambingnya dan melewati kebun atau tanaman orang lain, maka kambing-kambing beliau ditutup mulutnya agar tidak memakan tanaman orang lain. Setelah itu, kambingnya diambil susunya untuk minum Said Nursi kecil. Betapa beliau sangat memelihara makan dan minum keluarganya. Beliau sangat wara'. Hasilnya, puteranya, Said Nursi memiliki kecerdasan yang luar biasa, hidup zuhud, dan menjadi seorang mujahid. Said Nursi juga melahirkan karya-karya akademik yang luar biasa menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Kitab al-Lama'at (Kitab Cahaya), thalath risalat (Tiga Risalah), untuk menyebut beberapa karya beliau. Betapa besar keberkahan hidup orang-orang yang hidup bersih ini. Kegiatan menyambut Ramadhan sudah menggema. Yang paling banyak kirim-kiriman sms kepada sanak family dan handai taulan sudah dilakukan. Ada banyak pesan yang disampaikannya. Tapi biasanya seputar permohonan maaf atas segala keasalahan selama setahun lampau. Ada juga yang memuat do'a, harapan agar mudah rezeki dan dipanjangkan umurnya. Ada juga yang memuat do'a agar kiranya senantiasa diberi kesehatan yang paripurna. Demikian seterusnya. Dalam rangka menyambut ramadhan biasnaya pula kita memaknai ramadhan, atau ibadah puasa dengan bulan "pertobatan". Bulan di mana semua kita "mengekang" dan mengendalikan hawa nafsu. Mulai dari nafsu makan sampai nafsu birahi. Ada lagi satu nafsu yang terkadang kita lalai. Yakni mengendalikan nafsu "belanja". Menurut pengakuan CEO Lotte Group bahwa latar belakang perusahaannya didirikan di Korea Selatan, dan sekarang sudah menduduki peringkat ke-empat dunia adalah untuk menyalurkan nafsu belanja terutama bangsa Indonesia. Nafsu belanja orang Indonesia menurut pengakuan CEO ini sangat tinggi dan sulit untuk dikendalikan. Ketika ke Hong Kong University, saya juga mendapat cerita dari kawan-kawan Indonesia di sana bahwa para isteri pejabat di Jakarta--Indonesia-- sangat senang berbelanja di Hong Kong. Padahal, saya lihat harga di sana disamping mahal, juga tidak bebas pajak. Berbeda dengan Lotte Group yang memiliki barang berkualitas tinggi dan bebas pajak. Saya heran, mengapa para pejabat atau isteri pejabat itu gemar belanja? Semestinyalah kita mengendalikan nafsu belanja itu. Semoga dengan bulan suci Ramadhan kita dapat mengekang nafsu kita dan nafsu belanja kita. Lebih baik kita bersedekah daripada membiarkan diri kita terjebak dalam kehidupan yang konsumeristik-hedonistik. Semoga kita mendapatkan keberkahan hidup berkat bulan suci Ramadhan. 17 Ramadhan, Lailat al-Qadri 17 Ramadhan adalah hari yang sangat dinanti-nantikan semua umat muslim seluruh dunia. 17 ramadhan adalah momentum nuzul al Quran. 17 ramadhan juga diyakini sebagai malam untuk pertama kalinya al Quran diturunkan. Dan yang paling penting adalah 17 ramadhan diyakini sebagai malam turunnya lailatul qadar. Lailatul Qadar adalah suatu malam yang kemuliaannya lebih mulia dari seribu bulan.  Semua orang yang melaksanakan puasa ramadhan menanti dan mengharapkan bertemu lailatul qadar. Lailatul qadar adalah malam ditetapkannya nasib seseorang setahun ke depan. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pada lailatul qadar itu pula dapat ditentukan perubahan nasib seseorang. Itulah sebabnya, do'a-do'a dipanjatkan agar seseorang dapat terhindar dari musibah, dipanjangkan umur, dan dimudahkan rezekinya. Pada lailatul qadar, wirid dibacakan, mushhaf al Quran dilantunkan. Banyak orang yang pada malam-malam ramadhan membasahi bibirnya dengan zikir-zikir tertentu, shalat dan qiyamul lail ditunaikan. Dan pada siang harinya mereka bekerja keras dan memperbanyak sedekah. Suatu waktu, A’isyah r.h.a bertanya kepada baginda nabi. Do’aapa gerangan yang dipanjatkannya ketika ia menemukan Lailat al-Qadri?. Nabi bersabda bacalah: Allahumma innaa nas’aluka ridha-ka wa al-jannah, wa na’udzubika min sakhthika wa al-nar. Allahumma innaka ‘afuwun karim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘anna ya karim. Duhai Allah, kami memohon ridho-Mu dan kenikmatan surga-Mu, Dan kami berlindung dari murka-Mu dan siksaan api neraka. Ya Allah, Dikau Maha pemaaf lagi Murah Hati, Engkau mencintai hamba-Mu yang pemaaf. Ampunilah kami, duhai Tuhan Yang Maha Mulia. Nikmatnya Berbuka Bagi orang yang puasa terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan ketika dia berbuka, dan ketika bertemu dengan Tuhannya. Berbuka ada momen yang sangat penting bagi orang yang menunaikan puasa ramadhan. Ada masa masa indah ketika berbuka bersama dengan keluarga di rumah atau dengan teman kantor. Atau sangat boleh jadi berbuka dirangkaikan dengan kerukunan keluarga suku atau daerah tertentu. Atau organisasi tertentu. Atau alumni sekolah atau perguruan tinggi tertentu. Ada kenangan tersendiri dalam berbagi kisah dan cerita. Suasana berbuka bagi keluarga yang super sibuk tentu memiliki makna tersendiri. Halmana dalam kehidupan di hari hari biasa mereka jarang bertemu dengan keluarga, justeru waktu sahur dan berbuka merupakan momentum yang memiliki makna yang dalam. Keluarga sakinah. Puasa ramadhan dapat meningkatkan kohesi antar keluarga. Ada lagi ta'jil yang disponsori oleh perusahaan tertentu sambil promosi produk produknya, mereka juga menyampaikan pesan pesan religius. Seperti Ta'jil: indahnya berbagi. Berpuasa itu Sehat Dalam suasan ramadhan para ustaz sering mengutip hadis yang berbunyi: ....shumu tashihhu...berpuasalah kalian niscaya akan sehat. Dengan berpuasa jadwal makan kita teratur dan ditakar. Asupan dan menu makanan juga rata- rata bergizi dan pasti halal. Ada riwayat lagi yang sering disebut- sebut sebagai hadis Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Riwayat dimaksud kira- kira berbunyi: ...,kami adalah umat yang tidak makan kecuali lapar. Dan berhenti makan, sebelum kenyan. Oleh pakar hadis Prof. K.H Musthofa Ali Ya'qub sudah dibantah bahwa riwayat tersebut bersumber dari seorang dokter berkebangsaan Sudan. Dalam kitab al- Rahmah fi al- Thibb wa al- Hikmah karya Jalaluddin al- Suyuthy, h. 22 disebutkan bahwa....berkumpullah empat orang ahli hikmah di istana Raja Kisra (Persia), dari Iraq, Romawi, India dan Sudan. Raja Kisra meminta agar mereka memberikan resep obat yang tidak memiliki efek samping. Li- yashifa ly kullu wahidin minkum al dawa'a al lazy la da'a ma'ahu. Dokter Iraq berkata...hendaknya Raja meminum air hangat tiga kali sehari. Dokter Romawi berkata, raja mengkomsumsi biji al- rasyad sedikit setiap harinya. Dokter India berkata, raja mengkonsumsi tiga biji ihlif setiap harinya. Raja menimpali, mengapa dokter Sudan tidak mengajukan resep. Anda diam saja, dan tidak bersuara. Fa qala lahu al maliku, fa ma al lazi taqulu anta? Fa qala, ya maulana al dawa'u al lazi la da'a ma'ahu an la ta'kula...dst. Dokter Sudan mengkritik kelemahan resep ketiga dokter dsri Iraw, India dan Romawi sambil mengajukan resepnya. Bahwa obat yang paling mujarab dan tidak memiliki efek samping adalah an la ta'kula illa ba'da al-ju'i. Wa iza akalta far fa' yadaka qabla al- syub'i. Fa innaka la tasyku 'illatun illa 'illatal maut-i. Jangan makan sebelum lapar. Hendaklah mengangkat tangan (berhenti makan) sebelum kenyang. Niscaya engkau tidak akan kena penyakit kecuali sakit yang mengantarmu kepada kematian. Dan mereka pun membenarkan resep dokter Sudan ini. Buah Sabar Dalam kitab al-Matsnawi, Jalaluddin Rumi mengelaborasi dengan sangat indah sabar dan rasa syukur. Shabr itu laksana gaharu, sabr. Dan syukur itu adalah syakkar, manis. Allahlah yang menyelamatkan orang yang sabar, sebagaimana terlihat pada kisah para nabi dan rasul. nabi Yusuf a.s diselamatkan- Nya dari dslam sumur, dan keluar penjara. Bunga- bunga pada musim semi adaalh penerjemah kesabaran. Pada musim dingin, dedaunan berguguran. Hanya dengan kesabaran, pertumbuhan bisa dicapai. Dibutuhkan waktu bertahun- tahun lamanya untuk pertumbuhan sebuah pohon. Seperti halnya dengan manusia. Bayi adalah buah kesabaran. Bayi membutuhkan waktu bertahun- tahun untuk tumbuh menjadi manusia cerdas dan beriman. Rumi mengisahkan tamsil orang bodoh yang tidak bersabar. Seperti seorang lelaki yang ingin membuat tatto singa di punggungnya. Karena tidak tahan tusukan jarum, si lelaki memutuskan supaya gambarnya singanya tanpa ekor. Kemudian ia meminta singa tidak berkaki. Singa yang tidak berkepala. Dan singa tidak berbadan. Akhirnya, tato singanya tidak jadi. Kerang yang sabar dan menahan sakit dengan butiran pasir, pada akhirnya melahirkan mutiara. Indah, berkilau dan harganya sangat mahal. Ramadhan melatih kita untuk hidup menjalani cobaan. Sabar terhadap kemalangan hidup. Kehidupan ini, kata Rumi seperti bunga mawar. Ada tangkai, duri dan bunga. Lupakan tangkai dan durinya. Ingat saja bunga yang indah, harum dan menawan. Sabar harus dipadu dengan rasa syukur kepada Tuhan pemberi rahmat dan kasih- sayang. Do’a Ramadhan Di bulan suci Ramdhan ini, marilah kita untuk terus memperbanyak berdo'a sebagai ucapan terima kasih kita kepada Tuhan. Sebagai permohonan ma’af dan ampun atas segala dosa dan nista. Berdo’a juga untuk menghidupkan ruh religius kita. Sebab, dalam do’a, kita hanyalah debu. Dan pada akhirnya manusia akan menjadi...Dust on dust, debu di atas debu. Allahumma ashlih lana dinana al lazi huwa 'ishmatu amrina. Wa ashlih lana dunyana al-lazi fihi ma'asyuna. Wa ashlih lana akhiratana al-laty fiha ma'aduna. Waj'al al-hayat ziyadatan lana fi kull khair-in Waj'al al- maut rahat- an lana min kull syarr-in. Berikanlah kebaikan dalam menjalankan perintah agama, sebagai tempat menggantungkan segala urusan, Anugerahilah kebaikan dalam kehidupan duniawi kami sebagai tempat mengadu nasib, Limpahkanlah kebaikan untuk akhirat kami, sebagai tempat kembali (menghadap keharibaan-Mu), Ya Allah, jadikanlah (sisa) hidup kami sebagai kesempatan untuk terus menambah kebaikan, Dan jadikanlah kematian sebagai masa istirahat untuk berbuat keburukan (dan maksiat). Ya Allah, tuntunlah kami ke jalan yang benar dan lempang, dalam menjelajahi alur-alur sungai takdir kami, dalam menyusuri lorong-lorong kehidupan penuh pesona. Allahumma innaa nas’aluka al-huda wa al-tuqa wal-’afafah wa al-ghina. Ya Allah, kami memohon petunjuk dan taqwa agar terjaga dari berbuat nista, kami memohon kemuliaan hidup, keberkahan dan kecukupannya. Allahumma innaa nas’aluka ridha-ka wa al-jannah, wa na’udzubika min sakhthika wa al-nar. Allahumma innaka ‘afuwun karim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘anna ya karim. Duhai Allah, kami memohon ridho-Mu dan kenikmatan surga-Mu, Dan kami berlindung dari murka-Mu dan siksaan api neraka. Ya Allah, Dikau Maha pemaaf lagi Murah Hati, Engkau mencintai hamba-Mu yang pemaaf. Ampunilah kami, duhai Tuhan Yang Maha Mulia. Rabbana atina fi al- dunya hasanat-an, wa fil akhirat- i hasanat-an Wa qina 'azab-an nar. Wa Shalla Allah 'ala Muhammad-in. Wal hamdu lillah rabbil 'alamin. Wassalamu 'alaikum wr,wb.