Gallery

Senin, 30 April 2012

Melukis Islam

Adalah Kenneth M. George yang meneliti sepak terjang seorang pelukis muslim Abdul Djalil Pirous. A.D. Pirous putera Aceh yang berdomisi di Bandung. Prof Kenneth adalah seorang guru besar antropologi budaya University of Wisconsim, Madison. Ia menulis buku tentang A.D. Pirous dengan judul: Picturing Islam: Art and Etich in a Muslim Lifeworld, 2010. Buku ini meskipun menyorot seorang pelukis pascakolonial A.D, Pirous, tapi di dalamnya menceritakan banyak hal terutama cerita tentang "agama yang dialami". Ini bukan dakwah. Saya tidak menyerukan agama. Saya membuat karya seni. Apa yang Anda lihat di sini, semua lukisan ini, adalah catatan spiritual saya. Demikian sepenggalan kalimat A.D. Pirous yang sekaligus menyanggah anggapan dan kritikan ulama yang mengira beliau sedang membuat "seni Islami". Ada hal yang menarik dalam diri A.D. Pirous adalah dia tidak menjual karya-karya seninya yang dipandangnya bernilai seni tinggi. bagi dia, mungkin karena seni adalah perjalanan spiritual tadi. Jadi, seni bukan hanya sekedar karier, atau profesi. tapi lebih dari itu sebagai way of life, "jalan hidup". Judul-judul lukisannya juga terasa sangat spiritual, seperti: a). Sebermula Suara itu,"iqra'" untuk judul Q.S al-'Alaq, wahyu pertama, ayat 1 -5; b). Demi Cahaya Pagi yang Cemerlang, untuk Q.S. al-Dhuha', c). Surah al-Ikhlash; d). Surah al-Isra', dan untuk peristiwa Isra' dan mikral nabi Muhammad Shalla Allah 'alaih wa sallama ia memberi judul: "Perjalanan Malam", e) Dan Dia Mahasegala, f). Sehutan kalam, Selautan Mangsi Tiadalah Asma Allah Habis tertuliskan, g). Malam yang Lebih Sempurna dari 1.000 Bulan--untuk melukiskan turunnya laitul Qadri,h). Pulanglah ke haribaan Tuhanmu dengan ikhlas,Q.S. al-Fajr, dan i). Kebenaran yang Menerangi Kegelapan/Q.S al-Falaq. Wa Allah a'lam.

Wajah Islam

Seyyed Hossein Nasr baru saja menerbitkan buku dengan judul: Islam in the Modern World Challenged by The West, Threatened by Fundamentalism, Keeping Faith with Tradition, HarperOne, 2012. Nasr menegaskan bahwa terkadang Barat gagal dalam memahami perkembangan agama-agama dunia, termasuk agama Islam. Pada kesempatan lain, Nasr merekomendasikan Islam Tradisional yang kental dengan sufistik yang "laik" ditampilkan di era sekarang. Hanya Islam tasawuflah kompatibel dengan dunia modern. Islam fundamentalis jelas gagal menampilkan Islam sebagai agama pilihan, apalagi menarik simpati Barat. Buku karya Nasr ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh kalangan penggiat kajian Islam atau bagi mereka yang tertarik Islam dalam keutuhannya. Wa Allah a'lam.

Kearifan dari Timur

Dalam studi orientalisme, “Timur” dipersepsi sebagai terbelakang, bodoh, dan bahkan wilayah jajahan orang "Barat" (Eropah). Bangsa-bangsa primitif yang ditandai dengan mitos, percaya kepada "kekuatan gaib" pada binatang (totem), tak/kurang berbudaya adalah bagian dari “Timur”. Akan tetapi, ada realitas lain yang hampir terlupakan atau sengaja dilupakan bahwa para nabi dan orang-orang suci justeru lahir dari “timur”, dan tidak di barat. Dalam kaitan ini, pandangan Edward Said dalam bukunya yang sangat tersohor itu, Orientalism, mengkritik “pemetaan” barat dan timur sebagai sesuatu yang sangat politis. Dan bukanlah sesuatu realitas. Turki yang separoh wilayahnya adalah Eropah, bukanlah negara barat tapi masih tetap Asia (baca: Timur). Arab Saudy dan negara-negara yang didiami mayoritas muslim, dari segi geografis bukanlah Timur dan bukan pula Barat. Tapi, orang barat menyebutnya sebagai timur tengah ( middle east). Adalah Daniel Jay Goleman--seorang psikolog-- yang memperkenalkan dan menegaskan pentingnya orang barat belajar dari Timur. Ada banyak hal yang harus dipelajari dari timur terutama meditasi dan juga kehidupan “kebersamaan”, yang mungkin agak sulit ditemukan di barat yang menganut filosofi individualistik. Daniel Goleman dalam wawancara terbarunya dalam The Wall street Journal, Friday-Sunday, April 27-29, 2012, h. W4, : “ Reconsidering, from the Heart”, menegaskan pentingnya pebisnis dan top manager untuk mempertimbangkan “kata hati” dalam pengambilan keputusan bisnis. Ia banyak merujuk dan merekomendasikan kearifan Timur. Ada perbedaan mendasar antara psikology Barat dengan Timur. Ia bercerita ketika mengambil program doctoral di Harvard University, ia mengambil kesempatan untuk melakukan “petualangan” ke India untuk belajar meditasi, dan ternyata banyak membantunya untuk mengembangkan keilmuan yang digelutinya. Ia berfokus pada system psikology kuno dan praktek meditasi di Asia. Ada adagium: "managing with the heart"; memimpin dengan hati. Kecerdasan emosional harus "melekat" pada dunia kerja. Sebab, seorang pemimpin perusahaan umpamanya memimpin orang banyak agar mereka dapat berkinerja terbaik. Ia menganalogikan, seorang ayah harus mampu memimpin dan menginspirasi anaknya. Dan seorang anak harus merasa "aman" dan "nyaman" dengan kehadiran dan bimbingan seorang ayah. Itulah sebabnya, sehingga di dunia bisnis dikenal istilah: "secure-based leadership". Mengapa seorang pemimpin bisnis butuh untuk mengetahui kecerdasan emosional? ( why do buseniss leaders need to understand emotional intelligence?). Yang prinsip dalam kepemimpinan adalah bagaimana anda memimpin diri sendiri sebelum anda memimpin orang lain. Seperti kemampuan untuk berdisiplin, fokus pada tujuan, kemampuan untuk mengendalikan stres. Kemudian juga dibutuhkan kemampuan untuk berempati kepada orang lain, memiliki kecerdasan sosial yang tinggi, serta memiliki skill dalam membangun relasi-sosial. Empati adalah syarat mutlak dalam kepemimpinan. tanpa empaty, anda akan kesulitan dalam memanej relasi, tegas Goleman. ( full empathy is absolutely crucial for leadership. without empathy you will be poor at managing relationship). Di sinilah letak arti penting meditasi. Dengan meditasi yang benar, seseorang akan dapat mengeliminir apa yang disebut " leadership stress". Lalu, apa perbedaan mendasar gaya kepemimpinan barat dan timur? (what do you observe of differences in leadership styles between the East and West?). jawab Goleman: Berdasarkan penelitian saya pada budaya kerja di tempat kerja, maka budaya individualistik sangat kuat di Amerika Serikat dan Australia. Sedang budaya kolektif terlihat di Jepang, Korea, dan negara-negara yang dipengaruhi oleh Cina. India menempati posisi tersendiri. Budaya kolektif; kebersamaan diorientasikan untuk mencapai tujuan group. Orang India memiliki pemihakan yang sangat tinggi bagi kemajuan perusahaan.(India is somewhere between. The collectivist cultures are more oriented to the group. There's a strong identification with the company). Di Asia, cara berpikirnya adalah: kami, kami, kami. Sedang di Barat adalah, saya, saya, saya. (In the West, it's about one's own advancement within the company. You could say in Asia the thinking is "we, we, we", and in the West it's "me, me, me". Sehingga, perusahaan di dunia Timur "diletakkan" pada kepentingan hubungan kemanusiaan. Sedang di Barat lebih fokus pada produksi. Ada hal yang menarik seperti yang saya temukan ketika berkunjung ke India pada tahun 1970, kata Goleman, yaitu: orang India bercita-cita untuk belajar teknik di Amerika. Sementara orang Amerika merindukan India untuk mendapatkan seorang guru--pembimbing spiritual. Daniel Goleman adalah penulis best-seller. Buku-bukunya yang sangat laris itu, antara lain: Ecological Intelligence: How Knowing the Hidden Impacts of What We Buy Can Change Everything (2009); Social Intelligence: The New Science of Social Relationships (2006); Destructive Emotions: A Scientific Dialogue with the Dalai Lama (2003); Primal Leadership: The Hidden Driver of Great Performance (2001) Co-authors: Boyatzis, Richard; McKee, Annie. Harvard Business School Press; The Emotionally Intelligent Workplace (2001); Harvard Business Review on What Makes a Leader? (1998) Co-authors: Michael MacCoby, Thomas Davenport, John C. Beck, Dan Clampa, Michael Watkins; Working with Emotional Intelligence (1998); Healing Emotions: Conversations with the Dalai Lama on Mindfulness, Emotions, and Health (1997); Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ (1996); Vital Lies, Simple Truths: The Psychology of Self Deception (1985); The Varieties of the Meditative Experience (1977)—belakangan dipublikasikan lagi dengan The Meditative Mind: The Varieties of Meditative Experience (1988) . Kunci sukses ternyata memiliki beberapa variabel. Kecerdasan emosional, keterampilan yang tinggi, dan kecerdasan sosial harus berpadu. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa rata-rata orang yang memiliki IPK (indek Prestasi Kumulatif) di atas 3,5 mereka menjadi direktur perusahaan. Mereka yang memiliki IPK di bawah 3,5 dan 3,0 ternyata menjadi pegawai biasa atau middle-class--kelas menengah. Sedangkan mereka yang memiliki IPK dibawah 3,0 rata-rata mereka menjadi "pemilik perusahaan". Artinya, mereka yang memiliki kecerdasan intelektual di bawah rata-rata ternyata lebih sukses ketimbang mereka yang memiliki nilai tinggi. Wa Allah a’lam.

Minggu, 29 April 2012

Menuju Persatuan Umat

Ada buku menarik yang diterbitkan oleh Mizan untuk kedua kalinya ( 1994 dan 2012). Buku tersebut berjudul: Menuju Persatuan Umat Pandangan Intelektual Muslim Indonesia. Buku ini disunting oleh Haidar Baqir, ada kata pengantar, dan juga kesepakatan intelektual Muslim se-dunia juga disertakan pada bagian pendahuluan. Buku ini merupakan kumpulan artikel para pakar muslim Indonesia, seperti Nurcholis Madjid, M. Amin Rais, M. Quraish Shihab, M. Dawam Rahardjo, Jalaluddin Rakhmat, Ali Audah, dan Ahmad Syafi’i Ma’arif. Buku ini untuk pertama kalinya diterbitkan pada tahun . Penerbitan sekarang pada tahun 2012, karena pesannya masih relevan dengan kondisi keindonesiaan yang ditandai dengan munculnya gerakan keagamaan yang cenderung mencederai persatuan umat, dan bahkan pada titik tertentu, lahirnya paham keagamaan yang menegasikan yang lainnya. Ada sekelompok orang yang merasa mendapat mandate dari Tuhan untuk menafsirkan wahyu dan memiliki sikap keras dan bahkan tidak tanggung-tanggung untuk menghancurkan orang lain yang tidak sejalan dengan pemikiran dan ideologi keagamaannya. Ada banyak hal yang menarik yang dibahas buku ini, antara lain: 1. Pada bagian kata pengantar, Haidar Baqir mengisahkan pertemuan Washil ibn’Atha’ dengan kelompok Khawarij yang kala itu terkenal mudah menghakimi kelompok muslim lainnya yang tidak sepaham dengan mereka. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk “menebas” leher kelompok yang berseberangan dengan mereka. Khawarij bertanya: “Siapakah anda ini?. Washil menjawab: Saya adalah seorang musyrik mustajir. Jawaban ini tentu mengejutkan, dan sangat cerdas. Musyrik-mustajir adalah istilah baru kala itu. Tapi Washil ibn ‘Atha’ sudah tahu bahwa Khawarij hanya akan menerima pendapat dan sikap yang sesuai dengan makna lahir ayat. Orang musyrik-mustajir haruslah diperlakukan tersendiri sesuai dengan makna lahir Q.S. al-Taubah (9): 6;…Jika salah seorang kaum musyrik meminta perlindungan kepadamu, berilah (perlindungan), hingga didengarnya firman Allah. Kemudian antarlah ia sampai ke tempat yang aman baginya. Yang demikian itu karena mereka orang yang tiada pengetahuan. Sehingga si Khawarij tadi menyuruh kawannya untuk melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dan Washil pun mendengarkannya. 2. Pada bagian lain, Ali Audah, menyorot masalah kesenian dalam pandangan kebanyakan orang. Bagi Ali Audah—penerjemah The Holy Qur’an, karya Abdullah Yusuf Ali—ada untungnya al-Qur’an dan Sunnah Nabi shalla Allah ‘alaih wa alih wa sallama tida eksplisit berbicara mengenai seni. Memang ada ada hadis yang melarang untuk melukis atau mematung sesuatu yang bernyawa. Bahkan sekarang ini kelompok Salafy Darul hadis, Dammaj pimpinan Syekh yahya al-Hajoury mengharamkan berfoto. Hal ini sesuai dengan fatwa maha gurunya, yakni Syekh Muqbil Hadi al-Wadi’iy. Memang ada masalah kalau seni ini tanpa dilandasi oleh moral agama. Sebab, seni tanpa filsafat moral, wanita boleh dilukis dalam keadaan telanjang. Ali Audah juga menyoroti bahwa tidak semua semua unsur-unsur demokrasi kompatibel prinsip-prinsip Islam. Dalam demokrasi, terutama pada saat pemilihan umum, suara seorang tukang becak atau petani yang buta huruf sama nilainya dengan suara cerdik cendekia. Atau bahkan dengan seorang presiden. Sebetulnya pada masa lalu, Shakespeare sudah mengkritik Cleopatra dan Antonius( raja Romawi yang gagah perkasa)—ratu Mesir yang legendaries itu karena melibatkan orang awam masuk kedalam ranah politik. 3. Prof. M. Amin Rais juga menyorot bahaya imamah, kalau dipegang orang selain seperti Imam Khomeini yang terkenal arif dan bijaksana. Amin Rais juga mengutip pandangan Hassan al-Banna bahwa setiap jengkal bumi yang di atasnya ditegakkan kalimah La Ilah illa Allah adalah tanah air seorang muslim. Beliau juga mengutip pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan: apa pun kebaikan yang kau lakukan, pasti ada yang memuji dan yang mencela. Pada suatu kesempatan, saya mendengarkan ceramah singkat ketua parlemen Iran di Masjid Istiqlal. Beliau menegaskan bahwa kalau umat Islam sedunia bersatu, maka kekuatan Yahudi yang selama ini dieluk-elukkan hanyalah ibarat seember air yang ditumpahkan di padang pasir. Tentu kekuatan yang demikian itu sangatlah kecil artinya. Tidak ada apa-apanya. Capaian Iran dan kekuatan nuklirnya bukanlah milik sekelompok orang Iran, apalagi syi’ah. Capaian ilmu pengetahuan Islam Iran adalah milik seluruh umat Islam di dunia ini. Saya pendapat ini menarik untuk mengakhiri pertikaian dan sikap curiga antara sunnah dan syi’ah, termasuk di Indonesia, Yaman, Syiria, dan lain-lain. Wa Allah a’lam.

Menerawang Indonesia

Prof (Emiritus) Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D baru saja melaunching buku dengan judul: Menerawang Indonesia pada Dasawarsa Ketiga abad ke-21 (Jakarta: Alvabet, 2012). Buku ini semacam buku futurolog untuk memprediksi apa yang terjadi di NKRI kita pada tahun 2030 mendatang? Sebab, pada thaun 2030, Indonesia berada di tengah-tengah periode "demographic Bonus" yang diperkirakan berlangsung mulai tahun 2010 sampai kira-kira tahun 2040. Periode ini merupakan window of opprotunity di mana tingkat dependency ratio, Indonesia berada pada posisi terendah. Dan hal ini tidak akan berulang. Inilah arti penting kehadiran buku ini untuk menggambarkannya secara gamblang. Pada bagian lain, penulis buku ini memprediksi bahwa sampai tahun 2050, Amerika Serikat masih unggul di bidang ekonomi, angkatan laut, sngkatan udara, dan senjata nuklir. Untuk laut, Amerika menganut " open seas", semua laut terbuka untuk dijelajah. Amerika Serikat juga sampai tahun 2030 tidak akan mengalami aging population sebagaimana yang dialami Cina dan Jepang. Kalau pada posisi sekarang, Amerika Serikat sedang mengalami problem ekonomi, sebetulnya bukan kemunduran bagi A.S, tapi sebagai "the rise of others", telah munculnya pesaing-pesaing baru. Demikian Fareed Zakariya. Walhasil, kita membutuhkan sosok pemimpin visioner untuk memenangkan pertarungan masa depan yang penuh tantangan. Wa Allah a'lam.

Agama Cinta

M. Fethullah Gulen menulis buku dengan judul: Toward a Global Civilization of Love & Tolerance, The Light, 2004. Pada saat serangan teroris teroris 11 september di Amerika serikat, Gulen mengutuk serangan teroris tersebut. Gulen dengan lantang lewat siaran pers menyatakan: teror tidak bisa digunakan dengan dalih apapun, dan tidak bisa digunakan atas nama agama islam dengan tujuan Islam apa pun. Seorang teroris tidak bisa menjadi seorang muslim sejati, dan sebaliknya seorang muslim tidak bisa menjadi seorang teroris. Seorang muslim seharusnya menyeru perdamaian dan kesejahteraan. Ada banyak hal peristiwa sejarah terutama pada masa nabi Muhammad Shalla Allah 'alaih wa sallama, para sahabat dan tokoh-tokoh serta pemimpin muslim sesudahnya. Seperti kemurahan hati Shalahuddin al-Ayyuby dengan menyamar sebagai tabib sewaktu raja Richard terluka. padahal, sejarah mencatat bahwa Raja Richard adalah orang yang telah menyebabkan ribuan pasukan muslim terbunuh dalam perang salib. Badi'uzzaman Said Nursi adalah manusia cinta. Selama 80 tahun hidupnya, Said Nursi merasakan penderitaan terus menerus. Dipenjara, diusir, dikucilkan dari kota ke kota. Ia rela tubuhnya terbakar api neraka, tapi hatinya mekar seperti embun bunga mawar. Peristiwa menarik ketika Nabi Shalla Allah 'alaih wa sallama berdiri sebagai pertanda penghormatan kepada jenazah Yahudi. para sahabat yang hadir kala itu mengingatkan Nabi. Bukankah dia seorang Yahudi? Jawab nabi, dia juga kan manusia!. pada kesempatan lain, dalam satu majelis, ada seorang sahabat yang melontarkan kritik kepada Abu Jahal, sedang dalam majelis tersebut ada Ikrimah ibn Abu Jahal.Nabi mengingatkan: jangan menyakiti hati orang lain dengan mengkritik ayahnya. Berdasar pada kisah ini, di kalangan sufi ada yang enggan membaca surah al-Lahab kalau sedang shalat, karena tidak ingin "menyinggung" perasaan Nabi. Abu lahab adalah paman Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Gulen merekomendasikan agar kita menjadi man of the heart, manusia hati. Manusia hati adalah mereka yang senantiasa memelihara cahaya hatinya. Cirinya mereka tidak marah, di dalam hatinya tidak benci, dendam. Manusia hati adalah manusia baru. Manusia hati adalah mereka yang selalu mnyeru kepada orang banyak untuk berbuat kebajikan. manusia hati selalu senantiasa mencontoh perilaku dan akhlak Nabi. Manusia hati adalah manusia yang telah tercerahkan. Manusia hati adalah mereka yang menyebarkan damai, sejahtera, dan kemakmuran hidup. Gulen dalam bukunya:Toward a Global Civilization of Love & Tolerance banyak mengambil 'ibrah, pelajaran dari peristiwa sahabat nabi. Seperti: ketika Umar ibn al-Khattab menemukan seorang tua yang berumur 80-an. orang tua tersebut menangis menyesali kehidupannya yang panjang tapi ia belum beramal shaleh yang banyak dan belum menemukan jalan yang benar. Umar adalah murid Nabi. Sabda Nabi: Aku diutus tidak untuk mengutuk orang, tapi sebagai pembawa rahmat (kasih sayang), Hadis riwayat Imam Muslim pada bab al-Birr (berbuat kebajikan), hadis nomor 87. Pada riwayat Imam Ahmad ibn Hanbal, jilid 4: 395, Imam Muslim, Fadha'il (keutamaan), hadis nomor 126, nabi shalla Allah 'alaih wa sallama disebut sebagai Nabi rahmat; nabi kasih sayang. Nabi shalla allah 'alaih wa sallama memiliki kebiasaan kalau bertemu dengan anak kecil, beliau senang memeluk dan mencium mereka sebagai bentuk kasih sayang yang mendalam. Aqrah ibn Habis berkata, saya memiliki sepuluh putra-putri, tapi tidak permah memeluk dan mencium mereka. Sabda Nabi: Orang yang tidak memberi kasih sayang tidak layak menerima kasih sayang. Dalam hadis lain: sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu. Ketika Sa'ad ibn Ubadah jatuh sakit, nabi mengunjunginya, dan beliau menangis melihat penderitaan sahabatnya yang setia ini. Lalu nabi bersabda: Allah tidak menghukum karena air mata atau kesedihan, tetapi Dia menghukum karena ini. Beliau seraya menunjuk ke lidah beliau. Demikian pula halnya ketika beliau menghadiri pemakaman Usman ibn Maz'un, seorang pertapa di kalangan sahabat. Nabi sempat mengucurkan air mata. Semua ini menunjukkan kasih sayang beliau yang sangat mendalam kepada para sahabatnya. Ketika Nabi melakukan tahannuth di Gua Hira, suatu waktu menceritakan kegembiraannya kepada isterinya Khadijah ketika menerima wahyu pertama. Khadijah berkata: Saya berharap semoga engkau kelak menjadi nabi kaum ini. Sebab engkau selalu berkata jujur, memenuhi janji, mendukung kerabat, menolong orang miskin, dan lemah serta senang menjamu para temu (Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra, Jilid I: 195). Rasulullah shalla allah 'alaih wa sallama tetap memberi pengampunan kepada abu Sufyan dan pengikutnya. Meskipun sepanjang hidupnya telah mengalami siksaan yang bertubi-tubi oleh Abu Sufyan. Ketika Fath Makkah, dan kaum musyrikin tidak mampu memperlihatkan kekuatan, nabi bersabda: siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, maka ia akan selamat. Dan siapa yang berlindung di Ka'bah, maka ia juga akan selamat. Luar biasa. Rumah Abu Sufyan "disetarakan" dengan Ka'bah. Sebuah pengampunan yang sangat tinggi dan bermartabat. Semoga kita dapat ber-Islam dengan sebenar-benarnya Islam. Semoga kita menghadap kehadirat-Nya dalam keadaan Islam. Semoga kita dapat mewujudkan Islam yang damai. Semoga kita diberi kemampuan untuk mendakwahkan Islam sebagai agama cinta. Wa Allah a'lam.

M. Fethullah Gulen

M. Fethullah Gulen adalah pemimpin spiritual Turki modern. Ia telah banyak menulis buku dan memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Untuk mewujudkan Islam rahmatan li al-‘alamin yang diyakininya, ia dan para pengikutnya telah mendirikan lebih dari 1.200 sekolah di seluruh dunia. Seperti di Amerika Serikat, Rusia, Filiphina, Indonesia, dan belahan dunia lain. Menurut penuturan Shalahuddin Wahid—Gus Shalah--, di Filipina, sekolah M. Fethullah juga Gulen mengajarkan kitab Riyadh al-Shalihin karya Imam al-Nawawy—layaknya pesantren di Indonesia. Hal ini mungkin dimaksudkan untuk mengasah kesalehan spiritual anak didik mereka. Para guru yang mengajar di sana adalah mereka yang telah rela mengabdi dan berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya. Di sekolah yang didirikannya, kurikulum yang diajarkan adalah perpaduan keramahan, kebersihan dan kecerdasan. Ia dan para pengikutnya sangat getol mengkampanyekan Islam rahmatan li al-‘alamin. Islam adalah agama cinta dan toleransi. Hal ini dapat kita lihat dari karyanya yang berjudul: Toward a Global Civilization of Love & Tolerance, (2004). Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul: Cinta dan Toleransi, (2012). Karya-karya M. Fethullah Gulen, antara lain: 1. The Messenger of God: Muhammad 2. Essentials of the Islamic Faith 3. Towards the Lost Paradise 4. The Statue of Our Souls 5. Questions and Answers about Islam,I dan II 6. Key Concepts in the Practice of Sufism (Vol.1 s.d IV) 7. Religious Education of the Child, 8. Pearls of Wisdom 9. Toward a Global Civilization of Love and Tolerance 10. Speech and Power of Expression 11. Selected Prayers of Prophet Muhammad 12. The Necessity of Interfaith Dialogue 13. Life After Death 14. Islam and Democracy 15. Advocate of Dialogue M. Fethullah Gulen sangat menentang terorisme. Terorisme tidak boleh dilakukan atas nama agama Islam. Seorang muslim pastilah bukan seorang teroris. Seorang teroris pastilah bukan seorang muslim sejati. Beliau sangat dipengaruhi oleh Jalaluddin Rumi, Badi’uzzaman Said Nursi, Imam al-Ghazali. Pemikiran sufistik sepanjang karya Gulen sangatlah kental. Suatu hari saya mendapatkan cerita dari Prof Yusni shaby, mantan rector IAIN Ar-raniny Banda Aceh. Bahwa M. Fethullah Gulen adalah tokoh sufi yang sangat berwibawa dan kharismatik di A.S. Beliau sangat dihormati di sana. Kehidupannya sangat sufistik sebagaimana kita lihat dalam karya-karyanya. Dari cerita itulah saya tertarik untuk menelaah karya-karya Gulen. Di era sekarang, ketika dekadensi moral sudah sangat merosot, kita membutuhkan sosok Gulen yang senantiasa memberikan “oase” di tengah dahaga spiritual manusia modern. Ada banyak orang yang hidup sangat hedonistic, dan percaya bahwa hidup di dunia inilah tujuan utama. Kehidupan akhirat hanyalah sebuah ilusi, dan cocok untuk orang-orang lemah dan tak berdaya secara ekonomi. Orang yang seperti ini tentu akan menempuh segala macam cara untuk menggapai kehidupan duniawi. Mereka tidak perduli dengan dosa dan kehidupan hakiki di akhirat kelak. Wa Allah a’lam.

Kamis, 26 April 2012

Dr. Christiaan Snouck Hurgronje

Dr. Christiaan Snouck Hurgronje adalah tokoh yang sangat kontroversial dan sebagai penasehat Ratu Beladan di bidang agama dan politik. Tokoh Snouck Hurgronje disebut kontroversi karena sepak terjang beliau yang pernah menikah dengan seorang anak Kyai di jawa Barat, dan bahkan S. Hurgronje ditengarai telah memeluk Islam. Puteranya diberi nama-nama Islam, seperti Yusuf. S. Hurgronje telah melahirkan banyak karya. Het Mekkaansche Feest ( Perayaan Mekkah, INIS, 1989) adalah karyanya yang cukup menonjol dan banyak dirujuk. Demikian pula halnya dengan De Atjehers, E.J Brill, Leiden, 1893, --telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul: Aceh, Rakyat dan Adat Istiadatnya, INIS, 1996--banyak dirujuk oleh kalangan peneliti yang hendak mendalami adat kebiasaan orang Aceh. meskipun buku ini mendapat sorotan dan ada pihak yang menilai kurang obyektif dan bahkan sampai menyudutkan para pemuka agama di Aceh. Seperti dilaoprkan oleh Snouck Hurgronje bahwa ada kebiasaan buruk isteri para Kadi yakni prilaku seks bebas. Sebab, biasanya seseorang yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat mendapatkan kesempatan luas untuk menambah isteri. bahkan dilaporkan oleh Snouck Hurgronje bahwa mereka memiliki kebiasaan senang mempergauli budak atau gundik mereka yang cantik-cantik dari Nias. Dalam kaitan ini, Drs H. Mujahid sudah menulis buku yang mengkritik Dr. Snouck Hurgronje. Bahwa Snouck terkadang kurang mendapatkan infromasi yang akurat mengenai masyarakat Aceh yang ditulisnya. Disamping karena waktu Snouck di Aceh relatif singkat yakni dari Juli 1891 sampai Februari 1892--sekitar delapan bulan--. Selain itu, Snouck juga kurang berkunjung ke daerah Dataran Tinggi Aceh sehingga informasi yang didapatkannya dari informan saja. Demikian kritik Drs H. Mujahid yang ketika saya berkunjung ke Tanah Gayo, Takengon, saya mendapatkan hadiah buku dari beliau. P. Sj. van Koningsveld menulis beberapa artikel mengenai Snouck Hurgronje dalam sebuah buku dengan judul: Snouck Hurgronje dan Islam, Girimukti Pasaka, 1989. Buku ini banyak menyorot kegiatan Snouck selama tahun 1889-1906 di Hindia Belanda. Menurut van Koningsveld, pada tahun-tahun inilah masa terpenting bagi Dr. Snouck. Hal yang menarik dari catatan van Koningsveld, antara lain: Orientalistik sebagai ilmu-ilmu bantu kolonial: "masuk Islamnnya" Dr. Snouck Hurgronje; Raden Jusuf di Bandung mengakhiri kebungkamannya sekitar pernikahan-pernikahan Islam ayahnya, Christiaan Snouck Hurgronje; "Izharu 'l-Islam" Snouck Hurgronje, segi sejarah kolonial yang diabaikan, dll. Pakar lain yang menaruh perhatian kepada kiprah dan karya Snouck adalah J. J. Witkam yang menulis katalogus pameran pada ulang tahun keseratus perjalanan Snouck Hurgronje ke Mekkah. Witkam ini juga menulis: (a) Written in wax. Some early Islamic opinions about Qur’ānic phonography,dipresentasikan pada acara the European Science Foundation exploratory workshop: Corpus Coranicum.Exploring the Textual Beginnings of the Qur’ān.Berlin, 6-9 November 2005; (b) The battle of the images Images of Mecca en Medina in the prayer book of the Moroccan activist and mystic Muhammad b. Sulayman al-Jazuli Course The Islamic Book, from manuscript to modern media Leiden, 10 October 2007 ; dan (c) Reading the Fihrist. Ordering the content in tables, as illustrated by some Persian manuscripts Summer-School on Persian odicology, Vienna (Institute of Iranian Studies, Austrian Academy of Sciences), 22-26 September 2008. Prof. J.J. Witkam saya kenal ketika berkunjung ke Leiden University tahun Desember 2009. Wa Allah a'lam.

Rabu, 25 April 2012

Masa Depan Islam

John L. Esposito telah menulis buku yang menghentak dengan judul: The Future of Islam, 2O12. Oleh Karen Armstrong dalam kata pengantarnya disebut sebagai "an important book", buku yang sangat penting terutama setelah tragedi 11 september. Sebelumnya, Esposito telah menulis buku bersama dengan Dalia Mogahed dengan judul Who Speaks for Islam: what a billion muslims really think, 2oo8. Di dalamnya dibahas pandangan orang Islam sendiri mengenai jihad, terorisme, radikalisme agama, posisi perempuan di ranah piblik, dll. Pertanyaan mendasar yang dijawab adalah who are muslim, siapakah kaum muslim itu? Democracy or Theocracy? Pilihan dalam bernegara apakah seorang muslim lebih tepat berdemokrasi atau teokrasi? What makes a radical? Apa yang membuat seseorang dapat menjadi radikal? What do women want? Wanita muslim maunya apa? Clash or. Coexistence? Hidup berseberangan atau berdampingan? Pertanyaan ini terutama penting untuk merespon tesis Samuel Hungtinton, the clash of civilization, masa depan hanyalah akan diwarnai dengan benturan peradaban, meskipun tesis ini sudah banyak dibantah oleh pakar lainnya. Dalam The Future of Islam, Esposito menggagas Satu Tuhan, banyak wahyu. islam dan muslim tidak satu, tapi beragam. islam berkembang sangat cepat dan pesat ditandai dengan arus imigrasi di Eropa ( Prancis, Belanda)dan Amerika. Pertanyaan yang dijawab, antara lain: a. apakah Islam kompatible demokrasi dan hak-hak asasi manusia (human right)? b. apakah fundamentalisme agama akan menghambat perkembangan modern di dunia Islam? c. pemikir muslim mana yang paling berpengaruh sekarang? Ada beberapa nama yang ditampilkan Esposito, antara lain: Tariq Ramadhan, Aminah Wadud, A A Gym, Mustafa Ceric. walhasil, Islam sangatlah kompleks dan majemuk. Ada sunnah dan Syi'ah, ada juga gerakan salafiyah yang juga sangat beragam. Pengalaman Darul Hadith, Dammaj Sa'dah, pimpinan Syekh Yahya al-hajury, mengklaim salafiyah merekalah yang benar-benar asli salafi di dunia. Islam yang terbentang dari Afrika sampai Asia Tenggara, dari Amerika Serikat sampai Eropa--lanjut Esposito--sedang berada di persimpangan jalan besar sebagaimana juga agama-agama besar lainnya dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat. Islam bisa sebagai sumber masalah, jika hanya melihat gerakan ekstrimisme yang sebetulnya mereka itu hanyalah minoritas Islam. Selanjutnya, Islam sebagai solusi jika ditilik dari mayoritas Islam yang sedang mengembangkan hak asasi manusia, sikap saling menghormati, saling bekerjasama antar komunitas beriman untuk membangun tujuan yang sama. memang faktanya, sebagian muslim ingin membatasi agama sebagai urusan privat (pribadi). Ada lagi yang memaknai Islam sebagai bagian yang terintegral dari semua aspek kehidupan ( Islam kaffah?). Sementara itu, para pembaru Islam berupaya mewujudkan Islam konstruktif. Mereka melengkapi diri dengan wawasan pengetahuan yang mendalam tentang tradisi keagamaan dan pendidikan modern dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kedokteran, sains, dll. Hanya saja pembaru ini masih kelompok minoritas dan terkadang oleh rezim otoriter melihat mereka sebagai pembuat bid'ah. Rezim otoriter biasanya justeru memelihara ekstrimisme untuk melanggengkan kekuasaan. Kaum ekstrimisme memang harus diwaspadai. Sebab, mereka merasa mendapat mandat dari Tuhan untuk menafsirkan Islam versi mereka, dan siap membinasakan kelompok lain yang berbeda. Dalam kaitan ini, Esposito mengusulkan agar pemerintah Amerika harus membangun a strong civil society, bukan dengan otoritarianisme sebagaimana sekarang ini yang hanya akan menciptakan anti-amerika, dan hanya akan memperkuat terorisme. Amerika seharusnya membenahi politik dan sosio-ekonomi, bukan menghantam ekstrimisme. Wa Allah a'lam.

Riset Unggulan

Rabu, 25 aprili 2o12 sekitar 2Oan dosen Ptai yang mengikuti tes proposal untuk penelitian kolaboratif dan sabbatical leave. Tim penguji antara lain, Prof. Azyumardi Azra, Prof. M. Amin abdullah, Prof. Akh Minhadji, dan Prof.Tajuddin M.K. Ada beragam judul yang dibahas oleh para peneliti. Antara lain, corak pemikiran Ibnu Hazm, logika dalam pandangan Imam Jalal al.din al.suyuthy, studi lintas negara tentang ekonomi syariah, pembiakan kambing, manuskrip nusantara,

Selasa, 24 April 2012

Pendidikan Agama

Tanggal 24 april 2o12, saya mewakili pak Wamen untuk seminar nasional di Universitas Negeri Padang dengan tema: Eksistensi Mata Kuliah Umum dalam membangun sikap santun dan bermartabat bagi mahasiswa. Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Wamen, sudah menulis makalah dengan judul: Signifikansi Nilai.nilai Agama dalam Pendidikan. Ada banyak hal yang dipesankan pak Wamen, antara lain: 1. Pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa. Tony Blair, mantan PM Inggeris pernah mengucapkan three burning issues, the fist education, the second education, the third education. 2. Dewasa ini, bangsa kita sedang dilanda multi krisis. Yakni krisis identitas, krisis. Terhadap pancasila. Krisis solidaritas. Dan Krisis moralitas. Untuk menguatkan argumentasi tentang ga memudarnya

Senin, 23 April 2012

Ibnu Battutah

Ibnu Battutah adalah seorang petualang muslim terkemuka kelahiran Maroko. Pada umur 2oan sudah meninggalkan tanah kelahirannya untuk berpetualang ke wilayah wilayah Islam mulai timur tengah, Mekkah, Persia, India, sampai ke Asia Tenggara. Bahkan dalam catatannya, beliau sempat berkunjunga ke Aceh. Dan mencatat pengalaman yang pahit marena Raja Aceh mengambil salah seorang gundiknya yang sangat cantik. Ibnu Battutah berpetualang selama 27 tahun dan menginspirasi banyak tokoh petualangang sesudahnya. Mungkin juga Marco Polo, Colombus juga terinspirasi dari Ibnu Battutah. Ibnu Battutah sampai mengunjungi 44 negara. Suatu petualangan yang luar biasa dan telah didedikasikan dari seluruh

Minggu, 22 April 2012

Haji

Dr Ali Syariati menulis buku dengan judul Hajj. Buku sebagai refleksi perjalanan haji Dr Syariati setelah beliau melaksanakan haji tiga kali dan mengelilingi kota Mekkah sekali. Berhaji merupakan perjalanan menuju surga. Dan barang siapa yang memaknai haji dengan benar, maka baginya adalah surga sebagai ganjarannya. Demikian hadis Nabi shalla Allah alaih wa sallama. Bagi Syariati, perjalanan hajk adalah pertunjukkan tentang penciptaan, sejarah, keesaan. Ideologi Islam, dan ummah. Allah, Tuhan sebagai sitradaranya. Tema yang dibawakan terkait dengan tokoh utama yang terlibat, Adam, Ibrahim, Hajar dan setan. Lokasi pertunjukkan masjid haram, tanah haram, arafah, mas'a, dan Mina. Simbol simbol penting Ka'bah, shafa, marwah, siang dan malam, dan upacara kurban. Dan aktornya adalah diri kita masing-masing.

Sabtu, 21 April 2012

Kartini Kartini

Setiap tanggal 21 april diperingati sebagai hari Kartini. Tanggal 21 april adalah hari lahir Raden Ajeng Kartini. Ada banyak pandangan yang miris mengenai Kartini. Ketokohan Kartini adlah karena faktor dan rekayasa Belanda. Sebab masih banyak tokoh dan pahlawan perempuan lainnya yang gigih dan bahkan terjun langsung ke medan pertemphran. Sebagai contoh Cut Nyak Dien, Malahayati, Herlina Effendi, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dsb. Ada yang mengkritik bahwa Kartini hanya curhat kepada seorang wanita Belanda. Mestinya jasa Cut Nyak Dien yang lebih diapresiasi. Atau Nyai Ahmad Dahlan yang terjun langsung mendidik kader bangsa mendampingi suaminya K.H. Ahmad Dahlan.

Jumat, 20 April 2012

Perubahan Zaman

Alvin Toffler memakai istilah waves untuk menunjukkan pencapaian tertinggi manusia sepanjang sejarahnya selama sekitar sepuluh ribu tahun. John Naisbitt menulis megatrends, Prof. PETER drucker,

Rabu, 18 April 2012

Warren J. Keegan

We live in a global marketplace. As you read this book, you may be sitting in a chair imported from Brazil at a desk imported from Denmark under a lamp from Italy. On your desk you might have a PC from Taiwan or perhaps a Macintosh designed in the United States and made in Irland. Your shoes might have come from Bulgaria, and the coffee you are sipping could be from Latin amerika or from africa. In the background you have on your favorite sof-trock radio station playing a Grateful Dead record pressed on a Philips of the Netherlands compac disc. You are planning a trip to the Russian republic where you plan to meet friends for dinner at the new McDonald's in Red Square. Welcome to the 1990s.yerterday's marketing fantasy has become today's reality: A global marketplace has emerged. This book is about global marketing, which we define as:the process of focusing the resources (people, money, and pyisical assets) and objectives of an organization on global market opportunities and threats. Demikian kalimat pertama yang ditulis pakar marketing ternama, Warren J. Keegan. Ia adalah seorang professor marketing Harvard University.

Selasa, 17 April 2012

Haidar Bagir

Sosok yang satu ini lebih dikenal sebagai entrepreneur muslim yang bergerak di bidang penerbitan buku. Mizan Bandung. Penerbit Mizan sangat dikenal karena menerbitkan buku-buku pemikiran muslim klasik dan kontemporer. Buku-buku seperti ini dari segi bisnis bukanlah sesuatu yang menjanjikan. Ada banyak hal yang dikemukakan pak Haidar Bagir ketika menyampaikan makalah pada acara Rapat kerja Kurikulum Sekolah Tinggi Filsafat Sadra, di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta, tanggal 16 April 2012, antara lain: 1. Pentingnya mempelajari Filsafat Islam Indonesia. Pikiran-pikiran filsafat-sufistik Syekh Hamzah Fansuri, Abd Rauf Singkel, Syekh Yusuf al-makassary, Ronggowarsito perlu dielaborasi. Ronggowarsito berpendapat: huwa la huwa; Dia bukan dia. Ini sangat Ibnu ‘Araby. Hamzah Fansuri pernah belajar di Persia, makanya beliau paham bahasa Persia. 2. Perlu juga mata kuliah sejarah Agama-agama di Indonesia, termasuk agama kuna, hindu, Budha. Sebab, ada penelitian yang mengatakan bahwa konsep ketuhanan Hindu-Budha memiliki tauhid yang sangat tinggi. Sayyed Mohsin Hairi? Lulusan STFI Sadra tidak boleh asing di Negara sendiri. 3. Untuk apa belajar falsafah? a. Untuk mencari kebenaran; b. Untuk menanamkan kebaikan c. Untuk mengapresiasi keindahan. d. Mungkin juga untuk memperoleh kebahagiaan? 4. Saya kata haidar, saya gandrung mempelajari Falsafah Ibnu ‘Araby. Sebab, dia sangat Qurany. Hampir seluruh bangunan pemikiran Ibnu ‘Araby pasti bertolak dari Qur’an. Ibnu ‘Araby juga mengajarkan kebenaran, kebaikan dan keindahan. Allah sebagai sumber cinta. Allah sendiri adalah cinta. 5. Apa posisi filsafat islam dalam masalah-masalah kemanusiaan: a. Meluaskan wawasan dan semangat pluralistik. Kita mestinya membiasakan diri untuk belajar sesuatu yang bertentangan. Sampai kita merasa pendapat yang satulah yang paling top. Ketika mempelajari anti-tesisnya, kita berkata lagi, inilah pendapat yang paling benar. Ada banyak muslim fitry di tengah orang kafir. Sebaliknya, ada banyak orang kafir di tengah komunitas muslim. Sangat boleh jadi, orang non-muslim selamat karena cintanya Allah swt. b. Memecahkan krisis modernism. Hidup tanpa filsafat, melihat hidup menjadi absurd. Orang modern akan mengalami keterasingan. Lihatlah kerusakan lingkungan. Sebetulnya bukanlah hanya karena keserakahan sekelompok orang. Padahal, kerusakan lingkungan terjadi karena kesalahan filosofis. Al-‘alam adalah juga “tanda-Nya” Allah. Alam mestinya dipahami sebagai ayat-ayat Allah. Kebahagiaan hidup ada pada ala mini. Krisis modernism karena kesalahan filosofis. Jadi, bukan hanya karena keserakahan. c. Mencapai kebahagiaan. Bagaimana hidup ini bermakna. Semakin kaya, semakin beresiko. Sewaktu kita miskin, kita bekerja keras untuk mencari uang yang banyak. Setelah kita mendapatkan uang, di situlah bahayanya. d. Ada pendapat yang menarik yang disampaikan pak Haidar terkait pandangan filosofis Syekh Ibnu ‘Araby tentang surga dan neraka. Surga dan neraka sebetulnya semua merupakan perwujudan cinta Allah Swt. Ibarat air dingin, bagi seseorang yang memiliki fisik yang sehat, dan tidak bermasalah meminum air dingin pasti akan menyehatkan dan menyegarkan tubuhnya. Sebaliknya, bagi orang yang lagi flu dan demam, meminum air dingin akan menambah penyakit yang sedang dideritanya. Demikian pula surga dan neraka itu. Neraka terasa sangat menakutkan dan panas bagi siapa saja yang pada dirinya ada dosa. Wa Allah a’lam

Senin, 16 April 2012

Mencari Ilmu

Dalam bahasa arab mencari ilmu dikenal dengan istilah “thalab al-‘ilmi”, dan sering diterjemahkan menjadi menuntut ilmu. Thalab al-‘ilmi kurang tepat diterjemahkan dengan menuntut ilmu , tapi seharusnya dimaknai sebagai “mencari ilmu”. Coba kita perhatikan Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari tujuh makna tuntut hanya satu yang berarti menuntut ilmu . J Milton Cowan mencatat makna dasar thalab: to look, search, ask, to want, to study. Thalab al-‘ilm, al’ilm quest of knowledge, craving for knowledge, studiousness. . Sementara al-Raghib al-Ashfahani ( w. 425 H) mencatat makna al-thalab sebagai al-fahshu ‘an wujud al-syai’i, ‘ainan kana aw maknan (Q.S al-Kahfi: 41; al-Hajj: 73); menyelediki wujud sesuatu . Abu Anas Majid al-Bankani menulis kitab Rihlat al-’Ulama’ fi Thalab al-’Ilm. Kitab ini bercerita tentang kisah-kisah ulama mencari ilmu. Imam Malik ibn anas ternyata memiliki 900 guru. Suatu waktu beliau menjual kayu atap rumahnya untuk biaya mencari satu buah hadis. Jabir ibn Abdullah melakukan perjalanan ke Syam hanya untuk menemuai seorang sahabat dan mencocokan riwayat yang telah diterimanya dari sahabat lainnya. Abu Hatim rela menjual selembar bajunya untuk alas an ilmu. Ibnu Syihab al-Zuhri—pendekar hadis—ternyata banyak berutang untuk kepentingan ilmu hadis. Meskipun beliau banyak dikritik karena terkadang meminta upah dalam periwayatan hadis untuk melunasi utang-piutangnya. Ada sejumlah ulama yang rela membujang untuk tafaqquh fi al-din wa al-‘ilm. Abd al-Fattah Abu Ghuddah (w. 1417 H) menulis kitab: al-‘Ulama’ al-‘Uzzab al-lazina atharu al-‘ilm ‘ala al-Zawaj, (2008). Imam al-Nawawy, fuqaha’ dan muhaddith penulis kitab syarah Shahih Muslim dan Majmu’ syarh al-Muhazzab serta kitab al-Taqrib termasuk ulama yang membujang ini. Ibn Taimiyah (al-Istiqamah), dan al-Zamakhsyary penulis kitab Tafsir. al-Kasysyaf juga ikut membujang. Mereka ini berpendapat bahwa nikah itu hukumnya mubah. Di samping itu, ada banyak kisah ulama yang menghabiskan waktu dan pikirannya hanya untuk pengembangan ilmu (ilmuan asketis). Ibnu Jarir al-Thabary penulis kitab Tafsir Jami’ al-Bayan ‘an takwil Ayi al-Qur’an dan Tarikh al-Umam wa al-Muluk menulis 15 Lembar per-hari. Jalal al-Din al-Suyuthy penulis yang sangat produktif dan menulis Tafsir Jalalain, Tafsir al-Durr al-Manthur, Mizhar al-Lughat, al-Itqan fi ‘ulum al-Qur’an, Tadrib al-Rawy, beliau pada umur 40 th-62 th hanya hidup di biliknya, pinggir sungai Nil untuk menulis. Betapa mulia hidup mereka. Wa Allah a’lam. F. Note: 1. Tuntut—menuntut. 1) meminta dengan keras (setengah mengharuskan supaya dipenuhi): pihak keluarga menuntut tanggung jawabnya atas keselamatan anak isterinya; 2) menagih (utang dsb): menuntut utang yang telah lampau; 3) menggugat (untuk dijadikan perkara); membawa atau mengadu ke pengadilan: pihak yang dirugikan telah menuntut penipu itu; 4) berusaha keras mendapat (hak atas sesuatu): orang itu menuntut hak atas warisan orang tuanya; 5) berusaha atau berdaya upaya mencapai (mendapat dsb) suatu tujuan dsb: buruh pabrik itu menuntut perbaikan nasib; para pemuda menuntut kemerdekaan; 6) berusaha mendapat pengetahuan (ilmu dsb); memperlajari: menuntut ilmu; 7) menuju: berjalanlah mereka itu dengan bergurauan dan jenaka akan menuntut kota harapan. (h. 1.227). 2.Jadi Thalib, thullab, thalabah bermakna: seeker, pursuer, claimer, claimant, applicant, petitioner, candidate, student, scholar. J Milton Cowan, Hans Wehr: A Dictionary of Modern Written Arabic ( Arabic-English), 1994, h. 659. 3.Al-Raghib al-Ashfahany, Mufradat Alfaz al-Qur’an, h. 522.

Sunnah-Syi’ah

Dalam sejarah Islam, ada kelompok sunni dan syi’ah. Orang sunni selalu menyuarakan ahlussunnah wal-jama’ah. al-Jama’ah di sini menunjukkan kemapanan dan hidup harmonis. Biasanya mereka harmoni karena dekat kekuasaan dan mendapatkan kue kekuasaan. Kelompok syi’ah biasanya menyuarakan al-‘adl (keadilan). Mengapa? Karena biasanya mereka itu, kehidupannya “dikejar-kejar” oleh penguasa. Mereka hidup dalam pengasingan, sehingga memilih hidup kontemplatif, berfilsafat, dan memelihara ilmu. Hidup kontemplatif pilihannya adalah memperbanyak bermunajat, berdo’a, sampai ada do’a al-sajjad, banyak bersujud kepada Allah swt. Apa akibatnya sekarang? Masyarakat yang memelihara kekuasaan dan harmoni, hidup kurang bermartabat dalam percaturan dunia. Hampir seluruh negara yang dihuni oleh kelompok sunni menjadi “permainan” atau cecunguk dunia barat. Sementara Iran yang ditengarai Syi’ah dengan gagah berani menyatakan “perlawanan” dengan kepentingan dunia barat yang double standar. Orang-orang syi’ah berani karena memiliki professor terbanyak di dunia muslim yang menguasai nuklir. Sehingga mereka mengembangkan uranium secara mandiri. Mereka memiliki ketangguhan ekonomi yang dahsyat karena sudah lama diembargo oleh AS, tapi tetap saja berdiri tengak dan mampu mendongakkan kepala kepada barat. Wa Allah a’lam.

Umberto Eco

Umberto Eco, The Name of the Rose. Itulah judul novel yang sangat cerdas dan ditulis oleh sastrawan kawakan Umberto Eco. Novel ini berkisah dengan latar abad pertengahan, abad XIII. Halmana otoritas gereja sangat kuat dan “berkolaborasi” dengan kekuasaan. Pada masa itu ada banyak sekte yang dibid’ahkan. Akhirnya kelompok-kelompok biara banyak yang dihukum matai, dibakar, digantung, diperangi karena dianggap bertentangan dengan kebijakan Paus. Ada satu biara yang mengoleksi buku-buku klasik. Ada kasus misterius di biara tersebut. Yakni terjadi pembunuhan selama 7 hari berturut-turut, sehari satu orang yang tewas. Untuk mengungkap misteri tersebut, maka diutuslah William dan Adso untuk menyelidiki misteri tersebut. William dan Adso dari gereja luar. Ketika keduanya sudah sampai ke biara itu. tiba-tiba saja beralih profesi menjadi layaknya seorang detektif. William dan Adso dianggap cerdas, dan memiliki kemampuan logika yang bagus serta dipandang mampu menguak misteri pembunuhan itu. Pertama, mereka datang dan untuk menyelesaikan serta menguak misteri itu, ia memakai logika kausalitas. Tapi, ternyata ketika mereka masuk biara, ia kebingunan sendiri. Sebab, semakin didalami, seakan-akan semua orang dalam biara tersebut terlibat kasus pembunuhan. Perlahan-lahan, mereka berdua mendalami kasusnya, dan sempat berkenalan dengan seorang penghuni biara yang ditengarai mengerti obat-obatan herbal. Sebab, mereka berdua berfikir, mungkin ahli herbal inilah yang dapat dimintai keterangan tentang misteri kematian tujuh penghuni biara tersebut. Sebab, ia mengerti ilmu herbal. Sebab, ketujuh mayat tersebut memiliki kesamaan yakni ada bercak hitam pada kuku mereka. Tapi, penelitian baru saja dimulai, ternyata sang ahli herbalpun keesokan harinya juga meninggal. Dan di kamar sang ahli herbal, perpustakaan berantakan. Ada satu buku yang dicari oleh William dan Adso. Sang Abbas berpesan, kalian boleh memasuki semua ruangan biara ini, kecuali satu ruang yang terlarang, yakni perpustakaan. Perpustakaan seperti labirin. William dan Adso semakin penasaran dan mereka naik ke perpustakaan. Selama dua malam, mereka tidak menemukan tanda-tanda untuk mengungkap misteri biara. Patut dicatat, bahwa ketika si herbal wafat, ada seorang disampingnya yang menungguinya. William dan Adso keluar, dan rupanya ada buku yang hilang. Mereka curiga kepada orang yang menunggui sang herbal tadi. Tapi, ternyata orang yang menunggui tadi juga terbunuh. Mereka berdua lalu curiga, mesti jawabannya ada di perpustakaan itu. Tiba-tiba, mereka berdua mendapatkan petunjuk, dari buku Afreica. Ada pintu rahasia, dan terbuka. Dan mereka berdua terjatuh ke dalam di tempat itu. Mereka berdua disambut oleh orang tua. John namanya. Ketika awal pembicaraan, sang tua, John bernada ketus. Ketawa itu haram, katanya. Dengan ketawa, kita jauh dari Tuhan. Ketawa jauh dari ketuhanan. Ia sangat melarang seseorang untuk ketawa. Pada awalnya, John sama sekali tidak dicurigai. Ternyata Abbas juga dibunuh oleh John ini. Ketika ditanya, di mana Abbas? John memastikan bahwa Abbas sedang menuju ke sini, tapi pasti dia akan mati di tengah perjalanan, sebab ia terperangkap di ruang hampa udara. Ia akan kehabisan oksigen. Buku inilah yang kalian cari. Ada versi bahasa Arab, Latin, dan Yunani. Buku ini pulalah yang membuat mereka itu mati. Buku ini karya Aristoteles tentang larangan tertawa. Ternyata buku itu, ditaburi serbuk-serbuk racun yang mematikan. Kalau dibuka halaman demi halaman, maka seseorang akan terkena serbuk racunnya. Itulah sebabnya, semua yang terbunuh pasti ada bercak hitam pada bagian kukunya.

Sabtu, 14 April 2012

Memburu Centhini

Serat Centhini memiliki empat seri, yakni empat puluh malam dan satunya hujan, minggatnya cebolang, ia membawa raganya dan kekasih yang tersembunyi. Serat Centhini mengisahkan pengembaraan dua putra dan seorang putri belia yang terpaksa lari dari kerajaan Giri. Sepanjang pengembaraan itulah, Amongraga mencicipi semua kebijaksanaan, kearifan dan semua pelanggaran yang tumbuh subur di tanah Jawa.

Berburu Centhini

Belakangan ini, saya lagi asyik asyiknya mencari Serat Centhini terutama versi abad 21 yang telah digubah oleh Elizabeth D. Inandiak. Ada empat versi, yakni a. Empat puluh hari dan satunya hujan, b. Minggatnya Cebolang, c. Ia yang Memikul raganya, dan d. Kekasih yang Tersembunyi. Semula Serat Centhini diperkenalkan oleh pak H.M. Rasjidi,mantan Menteri Agama yang pertama ketika beliau menyelesaikan studi Universitas al.Azhar. Kemudian beliau mengambil ph.dnya di Sorbonne di Prancis. Ketika beliau menulis disertasi, pak Rasjidi mengkaji Serat Centhini. Beliau sangat berhati hati. Sebab, Serat Centhini disamping buku yang filosofis dan mengandung ungkapan ungkapan mistik Jawa juga memuat pengalaman seks yang sangat vulgar. Dari sini, kita sering keliru yang selalu mengalamatkan pornoghrafi atau kebebasan sekualitas sebagai sesuatu yang datang dari Barat. Padahal pengungkapan seks secara sangat vilgar justeru ditemukan dalam Serat Centhini. Tegas Elizabeth D. Inandiak.

Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor adalah salah satu warisan Bung Karno yang elok. Ada juga Istana Bogor.Di sekitar istana sekitar tujuh ratusan rusa yang bebas berkeliaran. Sesekali rombongan rusa merapatkan badan ke pagar dan mendekati pengunjung Kebun Raya. Para pengunjung ada yang iseng memberi makan rusa tersebut dengan wortel, kacang tanah. Di dalam Kebun Raya ada Istana Bogor, dan di dalam Istana ada banyak lukisan koleksi Bung Karno. Konon, Bung Karno adalah seorang yang sangat gemar mengoleksi lukisan yang bernilai seni yang tinggi. Lukisan lukisan tersebut dibeli dari uang kocek sang proklamator itu. Di kebun Raya Bogor ada banyak jenis pohon, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pada setiap batang pohon ada tulisan nama dan jenis pohon serta dari daerah mana asal pohon tersebut. Saya melihat ada banyak turis manca negara yang datang, mereka rata rata membawa kamera dan sesekali memotret obyek dan pepohonan yang rindang itu. Kami sekeluarga menikmati bio energy Kebun Raya Bogor. Anginnya sepoi sepoi basah menerpa tubuh. Enak sekali. Memang, kita sebaiknya setiap minggunya mengunjungi tempat seperti ini. Di samping menghibur juga menyegarkan dan menyehatkan tubuh. Pikiran lepas. Mata menjadi awas dengan pemandangan nan hijau. Hati berzikir seraya mengagungkan asma' Tuhan. Betapa agung ciptaan.Nya. Wa Allah a'lam.

Rabu, 11 April 2012

Bunga Mawar

Abdul Qahhar Muzakkar

Abdul Qahhar Muzakkar adalah seorang pejuang kemerdekaan dan negara Islam. Ada yang menyebutnya sebagai seorang patriot pemberontak. Ada juga yang menyebutnya sebagai ksatria Bugis yang mempertahankan siri'. A. Qahhar Muzakkar yang memiliki nama asli La Domeng itu adalah pemimpin DI Tii dan sangat anti komunis. Ia sampai sekarang masih legendaris. Oleh sebagian masyarakat Sulawesi tidak percaya bahwa Qahhar wafat tertembak di sungai Lasolo, sulawesi tenggara.

Senin, 09 April 2012

Keutamaan Shalawat



 Prof. Musthafa ‘Azami[1] menulis kata pengantar bukunya yang berjudul: Studies in Hadith Methodology and Literature, 1977. Pada akhir kata pengantar tersebut beliau memohon ampun kepada Allah Swt karena mengizinkan penerbit untuk menerbitkan bukunya tanpa menulis shalla Allah ‘alaih wa sallama setelah kata Nabi.  Pernyataannya sebagai berikut:
Finally, I apologize to the readers for giving my cencent to the publication of this book even though the words shalla Allah ‘alaih wa sallama have not been printed after the name of the prophet shalla Allah ‘alaih wa sallama or after the words “the prophet”. I regret this omission but at the time of writing this introduction it was too late to fill in the words of the blessing. May Allah for give me.( Akhirnya, saya menyampaikan permohonan ma'af kepada para pembaca karena telah mengizinkan penerbit buku ini untuk tidak menyertakan frase: shalla Allah 'alaih wa sallama setelah nama Nabi. Saya sangat menyesalkan penghilangan tersebut, tetapi setelah menulis pengantar ini sudah terlambat untuk menyertakan shalawat tersebut. Semoga Allah mengampuni saya). Suatu pengakuan yang menunjukkan kerendahan hati penulisnya, dan kedalaman cintanya kepada Rasulullah shalla Allah 'alaih wa salllama.
Imam Ibn Hajar al-Haitamy –salah seorang juru bicara mazhab al-Syafi’iyah--menulis buku khusus keutamaan bershalawat kepada Nabi Shalla Allah ‘alaih wa sallama dengan judul: al-Durr al-Mandhud fi al-Shalat wa al-salam ‘ala al-Shahib al-Maqam al-Mahmud.  Kitab ini ditulis dalam waktu yang sangat singkat, yakni dimulai dari akhir bulan shafar tahun 951 H dan selesai pada tanggal 8 Rabi’ al-Awwal pada tahun yang sama.  Pada bagian akhir kitabnya ini, Ibn Hajar al-Haitamy menukilkan kisah dan mimpi para salaf al-shalih mengenai keutamaan shalawat. Imam al-Syafi’I pernah bermimpi bertemu dengan seseorang agar beliau menambahkan kalimat: Wa shalla Allah ‘ala Muhammad-in ‘adada ma zakarahu al-zakirun wa ‘adada ma ghafala ‘an zikrihi al-ghafilun: Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Muhammad sejumlah orang yang bershalawat kepadanya, dan sejumlah orang yang lupa bershalawat kepadanya. Pagi harinya, Imam al-Syafi’i melihat kalimat tersebut tertera pada kitab al-Risalah yang sedang ditulisnya. Menurut Imam Abu al-Hasan, bahwasanya Imam al-Syafi’I tidak dihisab pada hari kiamat karena beliau banyak bershalawat kepada Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama. Abu Thahir al-Mukhlis, suatu malam bermimpi melihat Rasulullah shalla Allah ‘alaih wa sallama memalingkan mukanya. Lalu, Abu Thahir mencari arah agar dapat melihat wajah Rasulullah. Rasulpun masih memalingkan wajahnya. Beliau, bertanya:  wahai baginda Nabi, ada apa gerangan sehingga Baginda memalingkan muka kepada saya? Karena engkau kurang bershalawat kepadaku, jawab Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama. Imam al-Baihaqy juga meriwayatkan bahwa Imam al-Syafi’I diampuni dosanya oleh Allah karena banyak bershalawat kepada Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama. Demikianlah keutamaan bershalawat kepada Baginda Nabi shalla Allah ‘alaih wa sallama.
 Wa Allah a'lam.



[1] Prof. Musthafa ‘Azami adalah penulis otoritatif di bidang kritik hadis terutama dalam membela al-sunnah dari serangan para orientalis. Bukunya yang cukup prestisius yang dapat dirujuk, antara lain: (a) Studies in Early Hadith Literature, 1968 dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul: Dirasat fi al-Hadith al-Nabawi wa Tarikhu Tadwinih, 1976; (b) On Schacht’s Origins of Muhammadan Jurisprudence, 1985.

Megatrend Cina


John Naisbitt menulis buku: China’s Megatrends The 8 Pillars of a New Society. Buku ini membahas depalan pilar sebagai kecenderungan baru masyarakat baru, yakni:
1. Emancipation of the Mind; 2. Balancing Top-Down and Bottom-Up; 3. Framing the Forest and Letting the Trees Grow; 4. Crossing the River by Feeling the Stones; 5. Artistic and Intellectual Ferment; 6. Joining the World ; 7. Freedom and Fairness; dan 8. From Olympic Gold Medals to Nobel Prizes
Terdapat beberapa catatan menarik dalam buku John Naisbitt ini, antara lain:
       John & Doris Naisbitt meramalkan bahwa China sedang bergerak untuk memimpin perekonomian dunia. Dari pengamatan John Naisbitt selama 25 tahun terakhir dalam mengamati berbagai kecenderungan yang sedang terjadi di China baik lewat kunjungan ke berbagai kota, interview wartawan, bertemu dengan para interpreneur, berdiskusi dengan akademisi, para politisi, para artis. Dia menyimpulkan bahwa Cina bukan hanya mengusung perubahan yang fundamental terhadap tatanan perekonomian dunia, tapi China juga sedang menggeliat menjadi new social and economic model. China sedang menata tatanan masyarakat baru dan menawarkan ekonomi baru.
      John Naisbitt menyebutkan China sedang mengusung vertical democracy yang akan mengubah tatanan global trade dan mengubah demokrasi barat. Demokrasi di China berbeda dengan demokrasi Amerika karena China tetap mengadopsi nilai-nilai dan kearifan Confucius. Ekonomi China tidak persis sama dengan kapitalisme barat, mereka tetap menjaga harmoni kapitalisme dan sosialisme. Akan tetapi yang menarik belakangan ini China sedang melakukan apa yang disebut Brain Drain yakni para professor dan ahli-ahli mereka yang sudah ahli di bidangnya masing-masing rela pulang kampung untuk membangun negerinya meskipun digaji rendah.
      20 tahun yang lalu John Naisbitt juga telah menulis buku dengan judul Megatrends Asia. Dalam buku ini John Naisbit memprediksi 8 kecendrungan di Asia antara lain kedahsyatan Networking (kerjasama) dan bukan lagi negara bangsa kekuatan dan kebangkitan Asia dan bukan lagi dominasi pengaruh barat. Kekuatan pasar dan bukan lagi kontrol pemerintah, kedahsyatan teknologi tinggi dan bukan lagi kekuatan pekerja dan buruh. Pentingnya dan meningkatnya dominasi perempuan dan bukan lagi dominasi laki-laki. Kebangkitan dunia timur sebagai penyeimbang kemajuan dunia barat. Salah satu trend masa depan adalah bangkitnya etnik China yang akan merajai ekonomi Asia baik di Thailand, Singapura, Malaysia, Philipina, maupun Indonesia.
Meskipun demikian, China banyak dikritik karena mereka kurang peduli terhadap kesehatan lingkungan. Industri raksasa mereka menyisakan problem kesehatan lingkungan. Tentu, para penggiat global warming tetap merekomendasikan China agar memperhatikan persoalan yang sukup krusial ini. Sebab, persoalan limbah industry dan kesehatan lingkungan juga akan berdampak kepada warga dunia. 
Wa Allah a’lam.

Sabtu, 07 April 2012

Orang Tua

Prof Amy Chua, guru besar Harvard University Amerika Serikat, orang Amerika berkebangsaan China, dan ayahnya seorang Filiphina. Dulu, ayahnya juga seorang dosen dan seorang pekerja keras. Yang menarik adalah Amy Chua menulis buku yang cukup menggugah dan menyita perhatian publik. My Chua merekomendasikan cara mendidik anak dengan sangat keras.

Kamis, 05 April 2012

Maulid Nabi

Istilah maulid—hari lahir-- biasa juga disebut milad, maulud, atau mulud dalam bahasa Jawa. Maulid Nabi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, gubernur Irbil, Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin al-Ayyubi (1138-1193). Kalangan Sunny merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal, dan Syi’ah pada tanggal 17 Rabiul Awal bertepatan dengan hari ulang tahun Jakfar al-shadiq, ima syi’ah yang keenam.

Selasa, 03 April 2012

Tantangan Pendidikan Islam

Rabu, 4 April 2012, saya mewakili Direktur Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dr. Dede Rosyada untuk urung rembug dalam seminar nasional dengan topik: Pendidikan Islam Menatap Era Industrialisasi, di AULA IAIN Walisongo, Semarang. Ada banyak hal yang menarik dalam seminar tersebut, antara lain:

Senin, 02 April 2012

Menyalakan Ide

Rank Xerox adalah sebuah distributor peralatan kantor yang memiliki ruang kantor yang tidak terlalu besar di Inggeris. kantor ini juga memiliki parkiran yang sempit. managernya mengalami kesulitan untuk berpameran untuk produk produk terbarunya. Tapi sang manager memiliki seribu akal, yitu dengan memanfaatkan ruang parkir perusahaan sekitarnya.

Muhammad yang Agung

Sir Muhammad Iqbal pernah berkata: Tuhan dapat kau ingkari, namun nabi tak. Maksudnya,barang siapa yang menegasikan kerasulan Muhammad, maka dia tidak memiliki hak hidup. Berbeda dengan mereka yang menegasikan Tuhan, atheis, masih memiliki hak hidup. Ini sebuah pertanda keagungan Muhammad. Salman Rusydi, sastrawan yang telah menulis novel the Satanic Verses, yang oleh mayoritas umat Islam dunia menganggap telah menghina Nabi Muhammad shallah Allah alaih wa sallama, sehingga membuat Imam Khomeini mengeluarkan fatwa mati untuk Salman Rusydi. Ada banyak karya yang menulis tentang keagungan Muhammad shalla Allah alaih wa sallama.