Kamis, 26 April 2012
Dr. Christiaan Snouck Hurgronje
Dr. Christiaan Snouck Hurgronje adalah tokoh yang sangat kontroversial dan sebagai penasehat Ratu Beladan di bidang agama dan politik. Tokoh Snouck Hurgronje disebut kontroversi karena sepak terjang beliau yang pernah menikah dengan seorang anak Kyai di jawa Barat, dan bahkan S. Hurgronje ditengarai telah memeluk Islam. Puteranya diberi nama-nama Islam, seperti Yusuf.
S. Hurgronje telah melahirkan banyak karya. Het Mekkaansche Feest ( Perayaan Mekkah, INIS, 1989) adalah karyanya yang cukup menonjol dan banyak dirujuk. Demikian pula halnya dengan De Atjehers, E.J Brill, Leiden, 1893, --telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul: Aceh, Rakyat dan Adat Istiadatnya, INIS, 1996--banyak dirujuk oleh kalangan peneliti yang hendak mendalami adat kebiasaan orang Aceh. meskipun buku ini mendapat sorotan dan ada pihak yang menilai kurang obyektif dan bahkan sampai menyudutkan para pemuka agama di Aceh. Seperti dilaoprkan oleh Snouck Hurgronje bahwa ada kebiasaan buruk isteri para Kadi yakni prilaku seks bebas. Sebab, biasanya seseorang yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat mendapatkan kesempatan luas untuk menambah isteri. bahkan dilaporkan oleh Snouck Hurgronje bahwa mereka memiliki kebiasaan senang mempergauli budak atau gundik mereka yang cantik-cantik dari Nias.
Dalam kaitan ini, Drs H. Mujahid sudah menulis buku yang mengkritik Dr. Snouck Hurgronje. Bahwa Snouck terkadang kurang mendapatkan infromasi yang akurat mengenai masyarakat Aceh yang ditulisnya. Disamping karena waktu Snouck di Aceh relatif singkat yakni dari Juli 1891 sampai Februari 1892--sekitar delapan bulan--. Selain itu, Snouck juga kurang berkunjung ke daerah Dataran Tinggi Aceh sehingga informasi yang didapatkannya dari informan saja. Demikian kritik Drs H. Mujahid yang ketika saya berkunjung ke Tanah Gayo, Takengon, saya mendapatkan hadiah buku dari beliau.
P. Sj. van Koningsveld menulis beberapa artikel mengenai Snouck Hurgronje dalam sebuah buku dengan judul: Snouck Hurgronje dan Islam, Girimukti Pasaka, 1989. Buku ini banyak menyorot kegiatan Snouck selama tahun 1889-1906 di Hindia Belanda. Menurut van Koningsveld, pada tahun-tahun inilah masa terpenting bagi Dr. Snouck. Hal yang menarik dari catatan van Koningsveld, antara lain: Orientalistik sebagai ilmu-ilmu bantu kolonial: "masuk Islamnnya" Dr. Snouck Hurgronje; Raden Jusuf di Bandung mengakhiri kebungkamannya sekitar pernikahan-pernikahan Islam ayahnya, Christiaan Snouck Hurgronje; "Izharu 'l-Islam" Snouck Hurgronje, segi sejarah kolonial yang diabaikan, dll.
Pakar lain yang menaruh perhatian kepada kiprah dan karya Snouck adalah J. J. Witkam yang menulis katalogus pameran pada ulang tahun keseratus perjalanan Snouck Hurgronje ke Mekkah. Witkam ini juga menulis: (a) Written in wax. Some early Islamic opinions about Qur’ānic phonography,dipresentasikan pada acara the European Science Foundation exploratory workshop: Corpus Coranicum.Exploring the Textual Beginnings of the Qur’ān.Berlin, 6-9 November 2005; (b) The battle of the images
Images of Mecca en Medina in the prayer book of the Moroccan activist and mystic Muhammad b. Sulayman al-Jazuli Course The Islamic Book, from manuscript to modern media Leiden, 10 October 2007 ; dan (c) Reading the Fihrist. Ordering the content in tables, as illustrated by some Persian manuscripts Summer-School on Persian odicology, Vienna (Institute of Iranian Studies, Austrian Academy of
Sciences), 22-26 September 2008. Prof. J.J. Witkam saya kenal ketika berkunjung ke Leiden University tahun Desember 2009.
Wa Allah a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar