Senin, 16 April 2012
Mencari Ilmu
Dalam bahasa arab mencari ilmu dikenal dengan istilah “thalab al-‘ilmi”, dan sering diterjemahkan menjadi menuntut ilmu. Thalab al-‘ilmi kurang tepat diterjemahkan dengan menuntut ilmu , tapi seharusnya dimaknai sebagai “mencari ilmu”. Coba kita perhatikan Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari tujuh makna tuntut hanya satu yang berarti menuntut ilmu . J Milton Cowan mencatat makna dasar thalab: to look, search, ask, to want, to study. Thalab al-‘ilm, al’ilm quest of knowledge, craving for knowledge, studiousness. . Sementara al-Raghib al-Ashfahani ( w. 425 H) mencatat makna al-thalab sebagai al-fahshu ‘an wujud al-syai’i, ‘ainan kana aw maknan (Q.S al-Kahfi: 41; al-Hajj: 73); menyelediki wujud sesuatu .
Abu Anas Majid al-Bankani menulis kitab Rihlat al-’Ulama’ fi Thalab al-’Ilm. Kitab ini bercerita tentang kisah-kisah ulama mencari ilmu. Imam Malik ibn anas ternyata memiliki 900 guru. Suatu waktu beliau menjual kayu atap rumahnya untuk biaya mencari satu buah hadis. Jabir ibn Abdullah melakukan perjalanan ke Syam hanya untuk menemuai seorang sahabat dan mencocokan riwayat yang telah diterimanya dari sahabat lainnya. Abu Hatim rela menjual selembar bajunya untuk alas an ilmu. Ibnu Syihab al-Zuhri—pendekar hadis—ternyata banyak berutang untuk kepentingan ilmu hadis. Meskipun beliau banyak dikritik karena terkadang meminta upah dalam periwayatan hadis untuk melunasi utang-piutangnya.
Ada sejumlah ulama yang rela membujang untuk tafaqquh fi al-din wa al-‘ilm. Abd al-Fattah Abu Ghuddah (w. 1417 H) menulis kitab: al-‘Ulama’ al-‘Uzzab al-lazina atharu al-‘ilm ‘ala al-Zawaj, (2008). Imam al-Nawawy, fuqaha’ dan muhaddith penulis kitab syarah Shahih Muslim dan Majmu’ syarh al-Muhazzab serta kitab al-Taqrib termasuk ulama yang membujang ini. Ibn Taimiyah (al-Istiqamah), dan al-Zamakhsyary penulis kitab Tafsir. al-Kasysyaf juga ikut membujang. Mereka ini berpendapat bahwa nikah itu hukumnya mubah.
Di samping itu, ada banyak kisah ulama yang menghabiskan waktu dan pikirannya hanya untuk pengembangan ilmu (ilmuan asketis). Ibnu Jarir al-Thabary penulis kitab Tafsir Jami’ al-Bayan ‘an takwil Ayi al-Qur’an dan Tarikh al-Umam wa al-Muluk menulis 15 Lembar per-hari. Jalal al-Din al-Suyuthy penulis yang sangat produktif dan menulis Tafsir Jalalain, Tafsir al-Durr al-Manthur, Mizhar al-Lughat, al-Itqan fi ‘ulum al-Qur’an, Tadrib al-Rawy, beliau pada umur 40 th-62 th hanya hidup di biliknya, pinggir sungai Nil untuk menulis.
Betapa mulia hidup mereka. Wa Allah a’lam.
F. Note:
1. Tuntut—menuntut. 1) meminta dengan keras (setengah mengharuskan supaya dipenuhi): pihak keluarga menuntut tanggung jawabnya atas keselamatan anak isterinya; 2) menagih (utang dsb): menuntut utang yang telah lampau; 3) menggugat (untuk dijadikan perkara); membawa atau mengadu ke pengadilan: pihak yang dirugikan telah menuntut penipu itu; 4) berusaha keras mendapat (hak atas sesuatu): orang itu menuntut hak atas warisan orang tuanya; 5) berusaha atau berdaya upaya mencapai (mendapat dsb) suatu tujuan dsb: buruh pabrik itu menuntut perbaikan nasib; para pemuda menuntut kemerdekaan; 6) berusaha mendapat pengetahuan (ilmu dsb); memperlajari: menuntut ilmu; 7) menuju: berjalanlah mereka itu dengan bergurauan dan jenaka akan menuntut kota harapan. (h. 1.227).
2.Jadi Thalib, thullab, thalabah bermakna: seeker, pursuer, claimer, claimant, applicant, petitioner, candidate, student, scholar. J Milton Cowan, Hans Wehr: A Dictionary of Modern Written Arabic ( Arabic-English), 1994, h. 659.
3.Al-Raghib al-Ashfahany, Mufradat Alfaz al-Qur’an, h. 522.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar