Senin, 16 April 2012
Sunnah-Syi’ah
Dalam sejarah Islam, ada kelompok sunni dan syi’ah. Orang sunni selalu menyuarakan ahlussunnah wal-jama’ah. al-Jama’ah di sini menunjukkan kemapanan dan hidup harmonis. Biasanya mereka harmoni karena dekat kekuasaan dan mendapatkan kue kekuasaan. Kelompok syi’ah biasanya menyuarakan al-‘adl (keadilan).
Mengapa? Karena biasanya mereka itu, kehidupannya “dikejar-kejar” oleh penguasa. Mereka hidup dalam pengasingan, sehingga memilih hidup kontemplatif, berfilsafat, dan memelihara ilmu. Hidup kontemplatif pilihannya adalah memperbanyak bermunajat, berdo’a, sampai ada do’a al-sajjad, banyak bersujud kepada Allah swt.
Apa akibatnya sekarang? Masyarakat yang memelihara kekuasaan dan harmoni, hidup kurang bermartabat dalam percaturan dunia. Hampir seluruh negara yang dihuni oleh kelompok sunni menjadi “permainan” atau cecunguk dunia barat. Sementara Iran yang ditengarai Syi’ah dengan gagah berani menyatakan “perlawanan” dengan kepentingan dunia barat yang double standar. Orang-orang syi’ah berani karena memiliki professor terbanyak di dunia muslim yang menguasai nuklir. Sehingga mereka mengembangkan uranium secara mandiri. Mereka memiliki ketangguhan ekonomi yang dahsyat karena sudah lama diembargo oleh AS, tapi tetap saja berdiri tengak dan mampu mendongakkan kepala kepada barat.
Wa Allah a’lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
TANTANGAN FAKTUAL saat ini adalah:
Berjuang meraih KEMERDEKAAN INSANI sesuai PERINTAH & PETUNJUK ILAHI dari JERATAN SISTEM DAJJAL yang sudah memperbudak berbagai Negara dan Bangsa lewat "kaki, tangan dan kepala pemerintahan" yang dibentuk sesuai SISTEM DAJJAL.
Contoh faktual SISTEM DAJJAL:
Pendidikan adalah pembodohan part 2
http://www.youtube.com/watch?v=5zuDAsFl2IY&feature=plcp
The Arrivals
http://www.arrivals.technocrazed.com/
Jakarta Masih Mau ”Demokrasi versi KPU utk Pilsung Gubernur” ??http://politik.kompasiana.com/2012/06/28/jakarta-masih-mau-%E2%80%9Ddemokrasi-versi-kpu-utk-pilsung-gubernur%E2%80%9D/
Bismillahi wa billahi.
Quwwata ila billah.
Allahuma Latifu Mujib
Posting Komentar