Gallery

Minggu, 29 April 2012

Agama Cinta

M. Fethullah Gulen menulis buku dengan judul: Toward a Global Civilization of Love & Tolerance, The Light, 2004. Pada saat serangan teroris teroris 11 september di Amerika serikat, Gulen mengutuk serangan teroris tersebut. Gulen dengan lantang lewat siaran pers menyatakan: teror tidak bisa digunakan dengan dalih apapun, dan tidak bisa digunakan atas nama agama islam dengan tujuan Islam apa pun. Seorang teroris tidak bisa menjadi seorang muslim sejati, dan sebaliknya seorang muslim tidak bisa menjadi seorang teroris. Seorang muslim seharusnya menyeru perdamaian dan kesejahteraan. Ada banyak hal peristiwa sejarah terutama pada masa nabi Muhammad Shalla Allah 'alaih wa sallama, para sahabat dan tokoh-tokoh serta pemimpin muslim sesudahnya. Seperti kemurahan hati Shalahuddin al-Ayyuby dengan menyamar sebagai tabib sewaktu raja Richard terluka. padahal, sejarah mencatat bahwa Raja Richard adalah orang yang telah menyebabkan ribuan pasukan muslim terbunuh dalam perang salib. Badi'uzzaman Said Nursi adalah manusia cinta. Selama 80 tahun hidupnya, Said Nursi merasakan penderitaan terus menerus. Dipenjara, diusir, dikucilkan dari kota ke kota. Ia rela tubuhnya terbakar api neraka, tapi hatinya mekar seperti embun bunga mawar. Peristiwa menarik ketika Nabi Shalla Allah 'alaih wa sallama berdiri sebagai pertanda penghormatan kepada jenazah Yahudi. para sahabat yang hadir kala itu mengingatkan Nabi. Bukankah dia seorang Yahudi? Jawab nabi, dia juga kan manusia!. pada kesempatan lain, dalam satu majelis, ada seorang sahabat yang melontarkan kritik kepada Abu Jahal, sedang dalam majelis tersebut ada Ikrimah ibn Abu Jahal.Nabi mengingatkan: jangan menyakiti hati orang lain dengan mengkritik ayahnya. Berdasar pada kisah ini, di kalangan sufi ada yang enggan membaca surah al-Lahab kalau sedang shalat, karena tidak ingin "menyinggung" perasaan Nabi. Abu lahab adalah paman Nabi shalla Allah 'alaih wa sallama. Gulen merekomendasikan agar kita menjadi man of the heart, manusia hati. Manusia hati adalah mereka yang senantiasa memelihara cahaya hatinya. Cirinya mereka tidak marah, di dalam hatinya tidak benci, dendam. Manusia hati adalah manusia baru. Manusia hati adalah mereka yang selalu mnyeru kepada orang banyak untuk berbuat kebajikan. manusia hati selalu senantiasa mencontoh perilaku dan akhlak Nabi. Manusia hati adalah manusia yang telah tercerahkan. Manusia hati adalah mereka yang menyebarkan damai, sejahtera, dan kemakmuran hidup. Gulen dalam bukunya:Toward a Global Civilization of Love & Tolerance banyak mengambil 'ibrah, pelajaran dari peristiwa sahabat nabi. Seperti: ketika Umar ibn al-Khattab menemukan seorang tua yang berumur 80-an. orang tua tersebut menangis menyesali kehidupannya yang panjang tapi ia belum beramal shaleh yang banyak dan belum menemukan jalan yang benar. Umar adalah murid Nabi. Sabda Nabi: Aku diutus tidak untuk mengutuk orang, tapi sebagai pembawa rahmat (kasih sayang), Hadis riwayat Imam Muslim pada bab al-Birr (berbuat kebajikan), hadis nomor 87. Pada riwayat Imam Ahmad ibn Hanbal, jilid 4: 395, Imam Muslim, Fadha'il (keutamaan), hadis nomor 126, nabi shalla Allah 'alaih wa sallama disebut sebagai Nabi rahmat; nabi kasih sayang. Nabi shalla allah 'alaih wa sallama memiliki kebiasaan kalau bertemu dengan anak kecil, beliau senang memeluk dan mencium mereka sebagai bentuk kasih sayang yang mendalam. Aqrah ibn Habis berkata, saya memiliki sepuluh putra-putri, tapi tidak permah memeluk dan mencium mereka. Sabda Nabi: Orang yang tidak memberi kasih sayang tidak layak menerima kasih sayang. Dalam hadis lain: sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu. Ketika Sa'ad ibn Ubadah jatuh sakit, nabi mengunjunginya, dan beliau menangis melihat penderitaan sahabatnya yang setia ini. Lalu nabi bersabda: Allah tidak menghukum karena air mata atau kesedihan, tetapi Dia menghukum karena ini. Beliau seraya menunjuk ke lidah beliau. Demikian pula halnya ketika beliau menghadiri pemakaman Usman ibn Maz'un, seorang pertapa di kalangan sahabat. Nabi sempat mengucurkan air mata. Semua ini menunjukkan kasih sayang beliau yang sangat mendalam kepada para sahabatnya. Ketika Nabi melakukan tahannuth di Gua Hira, suatu waktu menceritakan kegembiraannya kepada isterinya Khadijah ketika menerima wahyu pertama. Khadijah berkata: Saya berharap semoga engkau kelak menjadi nabi kaum ini. Sebab engkau selalu berkata jujur, memenuhi janji, mendukung kerabat, menolong orang miskin, dan lemah serta senang menjamu para temu (Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra, Jilid I: 195). Rasulullah shalla allah 'alaih wa sallama tetap memberi pengampunan kepada abu Sufyan dan pengikutnya. Meskipun sepanjang hidupnya telah mengalami siksaan yang bertubi-tubi oleh Abu Sufyan. Ketika Fath Makkah, dan kaum musyrikin tidak mampu memperlihatkan kekuatan, nabi bersabda: siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, maka ia akan selamat. Dan siapa yang berlindung di Ka'bah, maka ia juga akan selamat. Luar biasa. Rumah Abu Sufyan "disetarakan" dengan Ka'bah. Sebuah pengampunan yang sangat tinggi dan bermartabat. Semoga kita dapat ber-Islam dengan sebenar-benarnya Islam. Semoga kita menghadap kehadirat-Nya dalam keadaan Islam. Semoga kita dapat mewujudkan Islam yang damai. Semoga kita diberi kemampuan untuk mendakwahkan Islam sebagai agama cinta. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar: