Gallery

Kamis, 22 Februari 2018

Memimpin: Berselancar di Atas Ombak

We have entered in revolutionary times, kata Bill Gates. Kita sedang memasuki era revolusi informasi. Revolusi informasi ditandai dengan akselerasi teknologi IT. Kita sedang mengalami era disrupsi. No ordinary disruption, sekarang telah terjadi kekacauan yang tidak biasa. Demikian hasil riset Richard Dobbs, James Manyika, dan Jonathan Woetzel dalam buku teranyarnya itu. Ada empat perubahan yang sedang terjadi dan memengaruhi dunia global. a. Akselerasi teknologi informasi. Terdapat 2/3 warga dunia yang memiliki android, hand phone dan mereka semua terkonek dengan internet. b. Aging population ( Populasi yang Menua). Di China dan Jepang, seorang dewasa harus merawat enam orang tua. Kedua orang tuanya. Dua mertuanya. Dan dua orang kakek buyutnya yang masih hidup. Sehingga mereka kewalahan dalam merawat manula. Apa yang terjadi? Mereka merawat orang tua tersebut dengan bantuan robot. Robot lebih praktis merawat para manula daripada seorang pembantu atau perawat. c. Urban society. Terdapat 440 kota di dunia ini yang menentukan mobilitas tenaga- tenaga profesional dan lajunya perekonomian dunia. Tianjin, China, Tokyo, Jepang, dst. d. Capital, people, investmen. Dalam kaitan ini, saya sangat senang membaca kiat dan taktik Robby Djohan, mantan Dirut Bank Mandiri. Beliau menulis buku inspiratif dengan judul: Leading in Crisis Praktik Kepemimpinan Dalam Mega Merger Bank Mandiri. Berikut kisah dan pelajaran yang dapat dipetik: 1. Krisis besar diperlukan pemimpin besar. Tepat sebulan setelah proklamasi kemerdekaan RI, 19 september 1945, Soekarno dijadwalkan tampil berpidato di Monas (lapangan IKADA) dengan pengawalan sangat ketat oleh tentara Jepang. Rakyat marah karena Jepang belum hengkang dari Indonesia dan masih ingin penetrasi kekuasaan di sini. Soekarno membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin besar. Beliau tidak berpidato berapi- api membakar semangat rakyat sebagaimana biasanya. Soekarno kalem dan hanya berpidato tiga menit. Soekarno hanya bertanya: apakah rakyat masih memercayai pemimpin bangsa termasuk dirinya. Teriakan merdeka membahana di lapangan Ikada. Kalau kalian percaya, sekarang pulang ke rumah masing- masing dengan tenang dan damai. Serahkan urusan negara kepada para pemimpin bangsa. Andai saja Bung Karno berpidato berapi- api, maka barangkali Monas akan menjadi lautan darah. Inilah pemimpin besar. Makna kejadian ini adalah kita membutuhkan kepemimpinan yang berwibawa dan dipercaya rakyat. Trust adalah syarat utama seorang pemimpin. Sebatang lilin di tengah terowongan. 2. Kita ingat Syeikh Moh. Rasyid Makhthoum al Makhthoum, pemimpin Dubai. Ia mengubah Dubai yang gurun pasir menjadi pusat bisnis dunia yang mencengangkan. Dubai disulapnya menjadi "Hong Kong of the Middle East". Seorang leader bekerja dari segala keterbatasan, menembus dinding- dinding kesulitan dan memberikan sebatang lilin yang dinyalakan sumbunya di tengah - tengah terowongan tak bercahaya. Ia memberikan cahaya harapan, dan menuntun para pengikutnya menelusuri jalan- jalan baru yang beresiko gagal. Di tangannya terbentang sebuah peta, yang belum tentu betul denahnya. Tetapi, ia sadar betul ini adalah jalan terbaik untuk keluar dari kegelapan. Mereka percaya bahwa jalan baru pasti ditemukan, kendati mungkin saja mereka akan kesasar. Mereka beranggapan: kalau tak mau kesasar, mereka tidak akan pernah menemukan jalan baru itu, h. vi-vii. 3. Kita harus merumuskan perubahan, menggerakkannya, dan sekaligus menyelesaikannya. Membuat program unggulan, merumuskan strateginya, dan cepat mengeksekusinya. Management is organizational big ideas, like strategis, finances, and organize changes. Perhatikan olah raga arung jeram, white water rafting. Ketika rakit terseret arus, kita justeru harus mengayuh kuat- kuat. Kecepatan rakit harus disamakan dengan kecepatan arus, agar rakit bisa dikendalikan. Kalau kita tertegun dan diam, maka rakit akan semakin tak terkendali dan terseret arus. Begitulah ibaratnya memimpin dalam krisis. Untuk membangun Dream Team, maka diperlukan kerja keras, ketulusan, dan pengorbanan. Pegawai biasa akan membicarakan orang lain Pegawai luar biasa akan menawarkan ide dan gagasan.

Tidak ada komentar: