Rabu, 28 November 2012
COADY INSTITUTE
Kami ingin berbagi tentang sedikit pengalaman berkunjung ke COADY International Institute, Antigonish, Halifax,Canada.
Acara dimulai dengan perkenalan singkat dengan beberapa pejabat dan staf COADY. Kami disambut oleh Direktur COADY International Institute, John Geventa, Ph.D yang sekaligus sebagai wakil rektor. Saya sangat senang dengan kedatangan dan kesungguhan kawan-kawan Indonesia ke sini. Ada beberapa orang Indonesia yang sedang belajar di sini, dan telah memberikan kontribusi yang banyak dalam diskusi kelas, sapanya singkat. Ada pak Iftitah Jafar, Nurdiana Syarifuddin, Pak Fahmi, dll. Kemarin mereka sudah ke Montreal untuk mengikuti seminar.
Pak John, baru menjabat setahun ini di sini. Sebelumnya beliau berkiprah di salah satu university, Inggris. Ia pernah juga berkunjung ke Indonesia, Aceh dan Jakarta.
Lebih lanjut pak John menjelaskan bahwa dirinya sudah berpengalaman di Inggeris dan Amrik menangani hal yang sama, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan cepat. COADY didirikan berfungsi sebagai “jembatan” untuk menghubungkan antara perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat. Dulu, tempat ini dikenal sebagai wilayah yang agak miskin dibanding dengan tempat-tempat lainnya di Canada. Universitas ini didirikan oleh masyarakat. Ada dua misi utamanya, yakni Community development dan untuk mewujudkan keadilan dalam kehidupan dalam masyarakat (social justice). Misi universitas ini dikenal secara luas 80 tahun yang lalu, ketika terjadi resesi ekonomi. Moose Coady mendorong kemajuan ekonomi masyarakat. Tadi, kita melihat banyak foto yang terpampang di dinding bangunan, ada gambar yang menunjukkan pak Coady sedang berdiskusi dengan masyarakat. Semua ini sebagai potret bahwa M. Coady melibatkan banyak sekali komponen untuk mengatasi masalah secara bersama-sama. Lalu gerakan itulah yang menjadi sangat terkenal sebagai gerakan Antighonish yang fokusnya di antaranya untuk mengembangkan koperasi, pendidikan secara bersama-sama dengan dukungan dari universitas. Economic development. Dan program ini sangat berhasil dalam berbagai hal. Kemudian menjadi contoh yang dikembangkan di Canada. Kalau kita melihat billboard, baliho, ada juga “perpustakaan masyarakat” ( Pictou Community Library), semua itu dari COADY International Institute.
Setelah nama ini terkenal, banyak sekali orang yang datang dari berbagai negara untuk mempelajari bagaimana pendidikan orang-orang dewasa di sini. Sebelum Moose COADY meninggal, lembaga ini belum ada. Pada tahun 1959 baru dibentuk. Sejak itu, setiap tahun, lembaga ini menyelenggarakan program diploma, dan program sertifikat unuk memajukan masyarakat di bidang nursing, dan social kemasyarakatan lainnya. Sudah ada 130 negara termasuk Indonesia yang sudah datang dan belajar ke sini. Dari pejalanan pak John di Mesir dan Nepal, banyak sekali pemimpin di negara-negara tersebut yang pernah belajar di sini (COADY Institute). Mereka bukan hanya datang belajar di sini, tapi bisa saling berdiskusi. Universitas ini sangat unik karena mahasiswa-mahasiswa yang belajar di sini, bisa terlibat dengan masyarakat di luar sana. Dan mereka tahu persis bagaimana menciptakan tatanan masyarakat dunia yang adil.
Hal-hal yang penting yang muncul dalam diskusi, antara lain:
1. Di COADY Institute, ada president of academic, ada dekan of art and science, dekan bisnis, dekan ekonomi, dan dekan science. Hanya ada under graduate program. Jumlah mereka kecil, tapi sangat loyal kepada university. Untuk s.2 hanya pengecualian. Juga ada program untuk pelayanan kepada masyarakat seperti service learning and community engaged research. Mahasiswa sangat menguasai service learning. Service Learning memiliki bobot sks (kredit point).
2. Service learning melibatkan masyarakat dalam penelitian mahasiswa.
3. COADY university termasuk unik, karena tidak ada lembaga pendidikan tinggi yang sama, baik dari segi jangkauannya maupun keterlibatan masyarakat dalam program-program pendidikannya.
Penjelasan David salah seorang pejabat COADY Institute meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Filsafat program diploma institute ini adalah datang dari latar belakang sejarah masyarakat di Antigonish. Intinya bagaimana masyarakat sendiri yang akan berusaha memecahkan masalahnya sendiri. Bagaimana masyarakat bisa menentukan nasibnya sendiri. Masyarakatlah yang akan menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Program yang dilakukan selain pengembangan individu juga pengembangan masyarakat secara bersama-sama. Bagaimana mengembangkan kehiduan bersama dengan baik. Menjadi sebuah tantangan bagi COADY Institute. Kadang-kadang mahasiswa yang datang belajar berharap mendapatkan sesuatu dari pengajar atau dosen. Padahal, mestinya mereka belajar bersama, dan memecahkan masalah secara bersama-sama pula. Yang kita lakukan, bukan mendoktrin mahasiswa. Justeru bagaimana mereka menganalisis masalah mereka, dan memecahkan masalahnya sendiri. Ini inti pendidikan transformatif yang diajarkan di sini.
2. Ada teman/ tim yang bertanya: bagaiamana memecahkan masalah yang masyarakat sedang hadapi? Jawab David: melakukan pengabdian kepada masyarakat. Tidak dimulai dengan persoalan, tapi ABCD. Kekuatan pada masyarakat, apa? Asset based community development.
3. Yang sering dilakukan dalam kelas adalah bagaimana merubah cara pandang mereka bahwa perubahan itu dari diri mereka sendiri. Sangat menarik karena menggabungkan (kolaborasi) dengan berbgai latar belakang pserta didik yang berbeda pula, dari negara dan bangsa yang berbeda dan ini digabungkan menjadi sesuatu yang baru. Dan paling baik untuk menjelaskan hal ini adalah kawan-kawan dari Indonesia. Combination. Sangat menarik karena perbedaan pengalaman, dan didukung oleh staf di sini yang sangat kaya dengan hal seperti ini.
4. Pertanyaan Prof. Sattu Alang. Canada maju karena universitas berkolaborasi dengan pengabdian masyarakat. Bagaimana dengan imigran China? Di Montreal, ada penanganan masyarakat miskin, perumahan, dan masyarakat Indian yang masih merasa terpinggirkan. Jawab: this is the big discussion di Canada. Tapi di lembaga ini sudah dilaksanakan secara khusus, untuk orang Indian ini agar mereka bisa kuat. Mereka didorong untuk hidup dengan cara mereka sendiri. Masalah mereka memang sangat komplit. COADY berusaha untuk mengembangkan upaya pengembangan masyarakat melalui kekuatan tradisi mereka. Tidak mengajarkan hal dari luar tradisi mereka.
Bersambung.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar