Jumat, 23 November 2012
Sisi Lain Canada-1
Kota Toronto, Canada sebagaimana dikenal lewat film-film Hollywoodnya memang indah. Dan yang sangat menarik tentu selain warganya yang ramah, dan gadis-gadisnya yang jelita adalah negeri ini sangat bersih. Bayangkan saja pada hampir setiap hotel terkenal yang kita masuki, pasti kita akan melihat tempat sampah ada tiga berjejeran. Ada tempat sampah untuk sampah basah, sampah kering, dan kertas. Semuanya dibedakan. Tentu sangat berbeda dengan pengalaman kita di negara-negara berkembang. Disamping sampah menjadi persoalan keseharian yang tidak kunjung selesai, juga pemandangan pinggir-pinggir jalan yang berseliweran dengan sampah-sampahnya.
Masyarakat Canada sangat sadar dan peduli akan pentingnya kebersihan. Kalau kita mengikuti acara atau meeting di kampus, lalu acara istirahat--ISHOMA--maka komunitas terbatas ini akan mengantarkan gelas-gelas dan piring bekasnya tadi untuk membersihkan sendiri sisa-sia makanan, kemudian meletakkannya di tempat cucian. Meja- dan kursi tertata rapi. Meja rapat yang juga bekas tempat rapat, meskipun di tempati makan, semua peserta rapat akan senantiasa menjaga kebersihan meja rapat tersebut.
Sungai-sungai kecil yang mengalir di tengah kota mengalirkan air bersih, jernih. Ini tentu pemandangan yang sangat kontras dengan ibu kota Jakarta yang sedang "bersih-bersih" di bawah nakhoda pak Jokowi.
Saya sangat terkesan dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan yang luar biasa ini. Toilet di bandara, di hotel, di perpustakaan yang ddidirikan oleh masyarakat juga semuanya pada bersih.
Di perpustakaan masyarakat yang sempat kami datangi di Antogonish, Halifax,juga sangat tertata rapi. Para pengunjung perpustakaan "berbisik-bisik", kalaupun terpaksa mereka bercakap-cakap. Ini juga sangat kontras dengan pemandangan di negeri kita yang perpustakaan mirip-mirip saja pasar. Kita dengan leluasa dapat berbincang-bincangan "ngalor-ngidul" dengan teman kuliah. Walaupun kita tahu bahwa ada orang di sekitar kita sedang serius membaca dan menelaah sejumlah buku, atau mereka sedang mengakses sejumlah informasi yang mereka butuhkan via internet.
Di Perpustakaan Masyarakat di Antogonish yang kami lihat itu juga menyiapkan buku-buku novel dalam jumlah yang sangat banyak. Saya tanya Elizabeth salah seorang staf perpus yang memandu kami. Jawabnya, ini adalah juga permintaan masyarakat. Rupanya msyarakat harus dekat dan familiar dengan novel-novel. Ada sekitar 15 ribu koleksi buku yang dimiliki perpustakaan masyarakat ini yang masih ada hubungannya dengan COADY International Institute, Antigonish. Novel dapat meningkatkan daya baca masyarakat. Novel juga akan mengajak pembacanya untuk mengerti seluk-beluk kehidupan. Novel juga akan mengajarkan kepada kita berbagai karakter yang sedang terjadi di dalam masyarakat. Ada buku novel untuk anak-anak, untuk remaja, dan dewasa. Saya lihat, hampir semua novel yang beredar di masyarakat dunia ada di sini. Juga pada semua level, dan pada semua bidang. Mulai kita masuk di ruang depan, sampai ruang belakang, rak-rak buku yang tertata rapi itu "disesaki" dengan buku novel.
Hal yang menarik lainnya adalah fasilitas internet. Hampir di semua tempat, dan hotel yang kami tempati meniapkan fasilitas internet yang gratis kepada penghuni hotel. Demikian pula halnya kalau kita berkunjung ke perpustakaan, kita akan segera dan waktu cepat dapat memanfaatkan fasilitas internet perpustakaan tersebut. Ini artinya, masyarakat Canada dan pemerintahnya sudah sangat melek intenret, dan mereka sangat sadar akan kebutuhan informasi masyarakatnya. Ini juga sangat kontras dengan kampus-kampus di negeri kita. Halmana internet masih merupakan sesuatu yang "lux", mewah. Dan hanya orang-rang tertentu yang dapat mengaksesnya. Kita masih ingat peristiwa beberapa tahun lalu, Ketua Komisi VIII dan rombongan ketika mereka kunker (kunjungan kerja) ke Australia. Ketika mendapatkan pertanyaan dari salah seorang mahasiswa Indonesia mengenai website DPR RI komisi VIII, maka sang ketua komisi menjawab seingatnya dan sekenanya. Ketika mahasiswa mengakses website yang baru saja disebutkannya ternyata mereka tidak bisa menggunakan situs tersbut. Kontan saja mahasiswa protes. Dan ternyata website yang disebutkan itu tidak benar. Jawabnya juga seingat dan sekenanya. Memalukan kan? Ornag-orang terhormat kita tidak familiar dengan dunia internet. bagaimana mungkin kita mengharapkan akan lahir regulasi yang cerdas dan futuris kalau demikian halnya.
Semoga kita segera dapat keluar dari masyarakat yang kurang informasi menjadi masyarakat yang sadar dan melek akan informasi. Semoga pemimpin dan walikota kita akan terus berbenah diri untuk menciptakan kota-kota bersih dalam arti sesungguhnya. Memang sih, selalu ada piala adipura, tapi kota kita belum bersih dan sebersih kota Canada.
Semoga. Wa Allah a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar