Jumat, 09 November 2012
Sahabat Karib
Sahabat adalah bahasa arab yang berarti kawan atau teman. karib juga bahasa Arab yang bermakna orang yang sudah berteman sangat dekat dengan seseorang. Sabahat ring satu. Konon, orang Jepang hanya bisa menjalin sahabat karib dengan teman-teman SMA mereka. Tentu fenomena ini berbeda dengan bangsa Indonesia yang gampang berkawan. Sesungguhnya ini adalah modal sosial bagi anak bangsa kita yang dengan mudah dapat berkawan dengan siapa saja. Saya tidak tahu mengapa orang Jepang sangat sulit meberi kepercayaan penuh kepada temannya selain kawan akrab semasa sekolah di tingkat menengah. Anak-muda Jepang sulit memberi kepercayaan penuh kepada teman yang mereka kenal semasa kuliah. Fenomena ini juga termasuk dalam persoalan bisnis dan urusan profesional mereka.
Bersahabat karib memang bukanlah perkara gampang. Memberi kepercayaan penuh kepada seseorang juga tidak mudah. Apalagi dalam masyarakat yang low traust society, masyarakat yang rendah trust yang ditandai dengan gampangnya penipuan terjadi atau kongkalikong. Pemalsuan surat-surat penting seperti ijazah, KTP, SIM, surat akta tanah, surat nikah, dll. Ada hal yang sangat menarik, ada yang berpendapat bahwa salah satu ciri masyarakat yang rendah trustnya biasanya tanda tangan mereka sangat sulit untuk ditiru. Tanda tangan dibuat sangat rumit agar sulit dipalsukan. Sementara pada masyarakat yang sudah memiliki trust yang tinggi biasanya tanda tangan mereka adalah nama mereka sendiri. jadi mudah mengetahui pemiliki tanda tangan. Sementara kita sendiri, biasanya membubuhkan tanda tangan hanya "oret_oretan" yang terkadang pemilik tanda tangan sendiri terkadang sulit mengenali tanda tangannya.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana cara membangun trust dan memberi kepercayaan penuh di tengah masyarakat yang low trust itu? Saya teringat kepada dua bait syair Arab yang pernah didendangkan oleh Basysyar ibn Burd sebagai berikut:
iza kunta fi kull al-umur mu'atiban.....shadiqaka lam talqa al-lazy la tu'atibahu....fa-'isy wahidan aw shil akhaka fa-innahu....muqarifu zanb-in marratan wa mujanibahu...Jika engkau mencela orang lain dalam segala hal, pasti engkau tidak akan menemukan orang yang tidak engkau cela....Karena itu, pilihannya (hanya dua) engkau hidup sendirian atau tetap bergaul dengan orang yang lain yang terkadang berbuat kesalahan atau menghindarinya. (Prof Machasin, "Bulan Sabit di Negeri Beruang Merah Sebuah Pengantar" untuk Buku Wan Jamaluddin, Islam dan Orientalisme Rusia, 2011).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar