Gallery

Jumat, 03 Mei 2019

Lee Israel

Can You Ever For Give Me. Itulah judul film inspiratif berdasarkan true story kehidupan Lee Israel. Lee adalah seorang penulis terkenal, dan mengalami nasib tragis di masa tuanya. Buku- buku yang ditulisnya dijual dengan harga yang sangat murah. Obral. Sementara Lee dililit utang. Utang membayar rumah kontrakan. Utang obat di Apotek. Utang pengobatan kucing kesayangannya. Ditambah lagi belanja kesehariannya yang juga tidak murah. Saya mengalami kesulitan hidup. Saya mengalami diskriminasi usia, keluhnya. Untuk mengisi hari- harinya yang muram, di Bar ia bertemu dengan seseorang pecandu dan pengedar kokain. Ia hampir- hampir saja terjerat bisnis haram itu. Tetapi ia memilih jalan menelikung yang juga beresiko. Lee memutar otak untuk mendapatkan uang. Lee akhirnya memalsukan surat- surat berharga dam dokumen- dokumen penting peninggalan penulis tersohor. Ia memanfaatkan sejumlah surat penulis terkenal, kemudian ia menambahi kata dan kalimat di bawah surat- surat berharga tersebut. Kata dan kalimat dari Lee sendiri. Lee akhirnya memalsukan banyak dokumen dan menjualnya di toko loak dan toko- toko barang antik. Dari cara culas inilah Lee mendapatkan uang. Suatu hari, ia mengikuti lelang dan pameran di pasar barang antik. Lee menemukan barang dan surat berharga yang telah dijualnya itu dengan harga dua kali lipat dari harga yang telah dipatoknya. Lee seakan menemukan jalan baru untuk lebih giat mendapatkan surat- surat berharga. Lee terkadang menemukan selembar surat terselip di dalam buku yang dibacanya di perpustakaan. Lee pun mencurinya. Pendeknya, demi uang, Lee menempuh jalur hitam. Lee kecewa berat dengan kemiskinan yang menimpanya. Ternyata, karier kepenulisannya mandek. Ide-ide kreatif dan inovasi menjauhinya. Dan ia pun hanya menemukan lorong buntu dalam kehidupannya. Noel Conrad, novelis kawakan. Catatan dan surat Noel yang ditemukannya di sebuah perpustakaan, Lee menambahkan kalimat- kalimat puitis. Tanda tangan Noel pun dipalsukannya. Doroty Parker, novelis dan penulis cerdas dan jenaka. Hidup ini menjemukan. Kita harus melakukan sesuatu, harapnya. Morjouri, kawan dekat Lee menyarankan agar ia memperbaiki penampilan, dan berhenti meminum bir. Dan Lee harus mencari cara mencari uang untuk hidup lebih layak. Coba contoh Tom Glancy, penulis terkenal, dan juga sering tampil di radio. Sementara Fanny Brice, tokoh Lee, siapa yang kenal? Ternyata hidup sebagai penulis, novelis tidak bisa diandalkan. Barangkalia menulis dan melahirkan buku memang sebagai kerja intelektual dan peradaban. Kita tidak busa berharap lebih banyak untuk hidup layak hanya dengan mengandalkan royalty dari tulisan.

Tidak ada komentar: