Gallery

Sabtu, 10 Agustus 2019

Idul Qurban dan Semangat Berderma

Setiap tahun, umat Islam seluruh dunia merayakan Idul Adha atau biasa juga disebut Idul Qurban. Idul Qurban, sesungguhnya adalah napak tilas Nabi Ibrahim dan Ismail, puteranya. Napak tilas nabi Ibrahim tersebut diabadikan dalam al- Qur'an, surah al- Shaffat, ayat 100 dst Perayaan hari raya idul qurban di dunia ini berbeda-beda. Di Indonesia tidak seheboh Idul Fitri, hari raya puasa. Di Tiongkok yang bukan negara Islam liburnya empat hari. Bangladesh ramai, dan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga. Mudik lebaran idul Qurban sangat padat di Bangladesh. Bahkan mereka bisa naik punggung kereta Api seperti di Indonesia masa lebaran Idul Fitri. Mereka berlibur selama tiga hari berturut-turut. Masa libur tersebut digunakan untuk mengunjungi keluarga, dan sahabat. Tadarus atau membaca al Quran digalakkan. Demikian pula halnya dengan di Pakistan, negara Islam. Pemerintah Pakistan meliburkan warganya selama empat hari berturut-turut. Maroko libur selama tiga hari. Di Amerika juga libur selama tiga hari. Ada acara makan makan dan open house. Mesir tradisi bermaaf-maafan justeru pada hari idul Qurban. Di Saudi Arabia liburnya selama tiga hari. Saudi terkenal dengan pengekspor daging qurban terbesar di dunia. Daging dikirim ke negara negara miskin di Afrika Selatan, dan Asia Tengah, bisanya lewat armada laut dan bahkan udara. (Tabloid Genie, edisi 17 -23 september 2015, h. 41). Jauh sebelum nabi Ibrahim AS, dua putera Adam a.s, Habil dan Qabil juga melakukan qurban sebagai bentuk pengejewantahan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Qurban sudah menjadi bahasa Indonesia. Karib, kerabat adalah seakar kata dengan qurban. Semuanya bermakna dekat atau kedekatan. Qurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri secara vertikal kepada Allah Swt, sekaligus mempererat hubungan horizontal kepada sesama manusia. Hewan qurban, kambing, sapi, kerbau, onta yang kita persembahkan adalah hanya semata mencari ridha Allah Swt. Qurban hanya sebagai manifestasi taqwa kepada- Nya. Lan yanala Allah luhumuha wa la dima'uha, wa lakin yanaluh al- taqwa minkum...Bukanlah daging dan darah qurban itu yang sampai kepada Allah Swt, tetapi takwamulah yang diterima di sisi- Nya...Pada saat yang sama, daging qurban yang kita sembelih dibagi- bagikan kepada orang miskin dan kaum dhu'afa yang sangat mmbutuhkannya. Daging qurban dimaksudkan sebagai perekat kohesi sosial sekaligus sebagai bentuk emphaty kepada sesama. Idul Qurban hadir untuk menyambung hubungan vertikal kepada Allah Swt dan kepada sesama manusia. Semangat altruisme, rasa empati dan rela berkorban kepada sesama harus terus ditumbuhkan. Keadilan sosial adalah cita- cita luhur Idul Qurban. Makna metaforis menyembelih hewan qurban adalah menyembelih sifat hewaniyah dan kebinatangan kita. Bahwa musuh terbesar manusia adalah ego yang bersemayam dalam dirinya sendiri. Sifat tamak, serakah dan loba harus kita sembelih. Serakah terhadap harta duniawi dapat membelenggu kehidupan manusia sehingga dengan tega bisa saling memangsa. Mahatma Ghandi pernah berkata, sesungguhnya Tuhan telah mencukupkan rezeki seluruh umat manusia dengan kekayaan alam raya dan segala isinya. Tetapi, alam dengan kekayaan yang melimpah- ruah itu tidak akan cukup bagi seorang yang serakah. Haus akan kekuasaan akan membutakan nurani manusia. Nurani dan cahaya kebenaran bisa padam dalam sanubari manusia yang haus kekuasaan. Pada pagi hari, pertanyaannya adalah kita makan apa. Pada siang hari, kita makan di mana? Dan pada sore hari, kita makan " siapa"? Itulah gila kuasa yang akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Cukuplah bagi kita untuk mengambil pelajaran. Fir'aun yang thaghut, tiranik, haus kekuasaan pada akhirnya tumbang. Jatuh. Kekuasaannya hanya bertahan 40 tahun. Kekuasaan itu rapuh. Qarun yang gila harta, tenggelam dan ditelan bumi bersama harta yang dicintainya. Dari sinilah istilah harta Qarun. Haman, birokrat yang korup juga jatuh dan hancur. Segala bentuk keserakahan, monopoli, ketamakan akan berakhir dengan tragis. Fir'aun, Qarun, dan Haman jatuh dan hancur. Kuasa, harta, semuanya akan jatuh dan berakhir. Tidak ada yang abadi. Semuanya akan berakhir. Kullu man 'alaiha fanin. Illa wajhu rabbika zil jalali wal ikram. Semua di alam raya ini akan hancur, kecuali Tuhan yang Maha Agung dan Mulia. Yang langgeng hanyalah karakter baik dan kebajikan. Idul Qurban adalah hari raya menyembelih egoisme kita, dan marilah kita merayakan solidaritas antar sesama. Dengan Idul Adha, status kita meningkat dari saleh ritual menjadi saleh sosial. Marilah kita terus menebarkan kebaikan kepada sesama. Marilah kita terus menyantuni kaum dhu'afa. Marilah kita meningkatkan altruisme yang genuine, otentik. Muara Idul Qurban adalah menjadi manusia otentik. Manusia yang saleh secara ritual sekaligus saleh secara sosial. Kita boleh dan mungkin harus menjadi kaya, tetapi menyantuni. Kita bisa menjadi penguasa, tetapi yang bijaksana. Nabi Sulaiman a.s adalah Nabi terkaya sepanjang masa, tetapi menyantuni semua orang. Bahkan menyantuni binatang dan makhluk- makhluk Tuhan lainnya. Nabi Sulaiman bisa memahami bahasa binatang. Beliau bisa berkomunikasi dengan burung Hud- Hud. Bisa bercanda dengan ratu semut. Bisa memerintah bangsa jin. Bisa memerintah angin dan bisa membawanya ke ujung dunia mana saja yang diinginkannya. Tetapi Nabi Sulaiman terkenal sangat bijaksana, dan dermawan. Nabi Ibrahim a.s dikenang karena kedermawanannya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa setiap beliau kedatangan tamu pasti menjamunya. Biasanya dengan memotong seekor atau beberapa ekor kambing dan domba. Di setiap wilayah di mana beliau berdomisili, Nabi Ibrahim selalu saja menjadi perhatian. Karena beliau selalu sukses dalam peternakan dan pertanian. Beliau memiliki gandum yang melimpah dan hewan ternak yang sangat banyak. Beliau sangat dermawan. Itulah sebabnya, nabi Ibrahim a.s dikenal sebagai khalil Allah, kerabat Allah. Nabi Ibrahim sangat dekat dengan Allah Swt. Dalam sebuah kisah. Nabi Ibrahim bertamu di rumah Ismail puteranya. Ismail kebetulan sedang tidak berada di rumahnya. Hanya isteri Ismail yang ada. Lama kemudian, isteri Ismail ini tidak menjamu mertuanya layaknya seorang mertua. Nabi Ibrahim setelah pulang berpesan kepada menantunya. Bahwa kalau suamimu datang, beritahu agar segera mengganti "tangga rumahnya". Bahasa kiasan, bahwa Ismail harus mengganti isteri yang baru. Karena isterinya yang sekarang ini bakhil alias kikir. Tidak pandai berderma Sabda Nabi, al.sakhiyyu qaribun min Allah. Wa qaribun min al nas, qaribun min al- jannah wa ba'idun min al nar. Wal bakhilu, ba'idun min Allah, ba'idun min al nas . Ba'idun min al- jannah. wa qaribun min al- nar. Orang dermawan dekat dengan Allah. Disenangi banyak orang. Dan jauh dari api neraka. Sebaliknya, orang bakhil, jauh dari rahmat Allah, dijauhi banyak orang. Jauh dari pintu surga. Dan sangat dekat dengan api neraka. Hati-hati kaum muslimin, salah satu makna kufur adalah kikir (kufur nikmat)...wa iz ta'azzana rabbukum, la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna 'azabi la syadidun....Dan ingatlah juga tatkala Tuhanmu mengabarkan dengan sangat jelas, apabila kalian pandai bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan Kutambahkan nikmat- nikmat tersebut, tetapi sebaliknya, apabila kalian kufur nikmat, maka ketahuilah, azab- Ku amatlah pedih (Q.S Ibrahim, ayat 7). Prof Quraish Shihab selalu mengamalkan do'a berikut dan beliau membacanya setiap selesai menunaikan shalat fardhu: Rabbi awzi'ni an asykura ni'mataka al- laty an'amta 'alayya wa 'ala walidayya wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilny bi rahmatika fi 'ibadika al- shalihin. Ya tuhanku, berilah aku (bimbingan, kekuatan) dan ilham untuk tetap mensyukuri nikmat- Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam hamba-hamba-Mu yang shaleh. (Q.S al- Naml, ayat 19). Marilah kita terus mendawamkan Do'a Nabi Ibrahim AS: ....wa allazina yaquluna, rabbana hablana min azwajina wa zurriyyatina qurrata a'yunin wa aj'alna li al muttaqin imaman. Dan mereka yang berkata:...Oh Tuhan kami, anugerahilah kepada kami pasangan ( suami-isteri) dan anak- anak kami sebagai pelipur lara dan penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang- orang taqwa dan saleh. Apa makna qurratu a'yunin? Kesejukan mata. Ketika kita keluara rumah untuk mencari nafkah dan rezeki, mata kita hangat. Ketika kita kembali ke rumah bertemu dengan pasangan ( suami atau isteri), dan anak- anak, maka mata kita dingin, dan hati kita menjadi sejuk. itulah makna qurratu a'yun. Orang- orang Arab pra Islam biasa menggunakan frase adkhana Allah 'ainahu, Semoga Allah membuat matanya hangat dan terbakar, sebagai ungkapan kutukan terburuk yang mereka ucapkan. Semoga dia menderita kesedihan dengan meneteskan air mata kepedihan. Sedang qurratu a'yun digunakan untuk mengekspresikan air mata suka cita. Orang-orang Arab yang melakukan perjalanan di gurun pasir sering dilanda badai gurun. Mata mereka sampai- sampai tidak bisa berkedip karena khawatir akan kehilangan arah. Untungnya onta sebagai kendaraan spesial di gurun memiliki kelopak mata yang memiliki layar, sehingga pasir tidak sampai menyentuh mata si onta. Dan onta tidak perlu berkedip untuk menjatuhkan pasir tersebut. Subhanallah! Ketika mereka sampai pada sebuah gua dan berlindung di dalamnya, mereka biasa dengan puitis menyebut peristiwa tersebut dengan....qurrata 'ainayya: mataku akhirnya menjadi dingin, karena mereka mendapatkan perlindungan dari badai gurun. Frase qurrata a'yun juga digunakan ketika Allah Swt memperkenalkan kembali Musa kepada ibu kandungnya, dengan firman- Nya:....fa raja'na ka ila ummika, kay taqarra 'ainuha wa la tahzan, jadi Kami ( Allah) mengembalikanmu wahai Musa kepada ibu kandungmu, supaya matanya kembali sejuk, dingin dan menangis tersedu-sedu, dan janganlah bersedih hati. Jadi qurratu 'ainin memiliki dia makna: pertama, air mata suka cita, dan kedua, menemukan perlindungan dan keamanan. Keluarga, pasangan, dan anak- anak, sejatinya selalu menjadi qurratu a'yun, pelipur lara, pelindung, kebanggan dan terus menjadi penyejuk jiwa. Semoga momentum Idul Qurban ini semakin mengasah kepekaan sosial kita untuk terus berbagi dengan sesama. Semoga kita dapat meneladani kedermawanan Nabi Ibrahim AS. Dan semoga kita dapat menjadi pribadi taqwa. Amin.

Tidak ada komentar: