Gallery

Kamis, 25 Desember 2014

Arab Badui

Sewaktu kami di Arab Saudi, kami hendak bertemu dan berdiskusi dengan komunitas Arab Badui. Arab Badui komunitas yang unikn Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimahnya menggambarkan orang Badui sebagai komunitas padang pasir yang sangat memegang teguh kemurnian nasab. Mereka sangat mementingkan kesucian nasab. Seseorang pasangan suami isteri harus steril dari perbuatan menyimpang seperti zina atau selingkuh. Kehidupan Badui yang nomad, berpindah pindah digambarkan sangat keras. Orang Badui juga biasa diidentikkan dengan kehidupan yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Orang Badui bahkan biasa diidentikkan dengan orang berperangai kasar dan lugu. Kalau menyampaikan kritik tanpa tedeng aling aling. Mereka biasa berkata kasar. Mereka bukanlah kalangan terpelajar. Akan tetapi, orang Badui sangat murah hati. Mereka juga sangat telaten dalam menghafal syair syair arab yang turun temurun diwariskan dengan tradisi lisan. Orang Badui terkenal dengan kekuatan hapalannya. Bahkan Leopold Weiss yang belakangan berganti nama dengan Muhammad Asad memeluk Islam karena terpesona dengan sikap jujur dan murah hati seorang Badui. Suatu malam di tengah hamparan gurun pasir, Muhammad Asad tersesat. Ia hanya melihat dari kejauhan ada perapian. Dengan sisa sisa tenaga. ia menghampirinya barangkali di sana ada kehidupan. Benar, di tengah gurun yang ganas ada gubuk seorang Badui. Asad bertamu dan numpang menginap. Tidak lama kemudian terdengar kambing mengembek. Ternyata si Badui memotong kambing untuk menjamu tamunya. Singkat cerita, Asad tidur nyenyak. Tidak lama kemudian datanglah badai gurun memporak poranda gubuk si Badui. Keesokan paginya, Asad menelisik, ke mana gerangan kambing yang mengembek semalam. Kami hanya memiliki seekor kambing. Itupun sudah kami potong semalam. Perintah Nabi Muhammad shalla Allah alaih wa sallama, kami wajib memuliakan tamu. Asad insaf dan pikirannyaenerawang bahwa ternyata Islam yang selama ini digambarkan media barat adalah keliru. Ternyata Islam memliki ajaran yang sangat indah. Dan beliau menguvapkan syahadat. Asyhadu an la ilaha illa Allah. wa asyhadu anna Muhammadan rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Demikian sekelumit kisah Muhammad Asad yang dituturkannya lewat bukunya Road to Mecca yang sesungguhnya menggambarkan pengembaraan penulisnya untuk menemukan Islam. Kembali ke Badui. Syekh Jam"an Al. Ghamidy yang mendampingi kami membawa kami ke salah satu perkampungan Badui. Saya melihatnya sebagai salah satu representasi kehidupan Badui. Yakni hidup di pinggiran kota, beternak onta. Gubuknya hanya beratapkan langit. Hidup seadanya. Barangkali orang Badui yang kami temui otu tidak lagi murni Badui. tetapi sudah Badui yang muhadhdhar. Seorang Badui yang modern. menurut cerita, orang Badui sekarang sudah kaya kaya. Sebab. kalau memelihara kambing, maka rata rata jumlahnya di atas seribu ekor. Rumahnya juga dari luar biasa. Tetapi di dalamnya sangat mewah. Di Mekkah sudah sangat sulit ditemukan Badui yang asli. yang ada adalah al.badawah al.muhadhdhar. Badui yang sudah modern.

Tidak ada komentar: