Gallery

Senin, 06 Oktober 2014

Sanksi

Tak seorangpun yang nyaman dengan hukuman. Malu. Hopeless. Hilang harapan. Frustrasi. Kecewa. Kurang semangat pastilah yang menggelayut di batin bagi mereka yang mendapatkan sanksi, sekecil apapun hukuman yang diterimanya. Apatah lagi era sekarang di mana hukum adalah panglima. Para penegak hukum sangat bersemangat untuk menghukum. Menjerat siapaun. tanpa pandang bulu. Perkara benar atau salah adalah nanti dibuktikan di pengadilan. Persoalan pengadilan bisa memutuskan perkaran dengan adil, itu urusan lain. Itulah sebabnya penjatuhan sanksi dan hukuman tidak dibarengi dengan rasa keadilan. Jauh dari fakta-fakta yang sesungguhnya. Ada banyak orang yang divonis dengan hukuman tertentu hanyalah berdasarkan pembuktian dan penafsiran fakta oleh hakim dan jaksa. Pencari keadilan sulit menemukan keadilan. Memang kata orang bijak, keadilan itu untuk yang akan datang. Bukan sekarang. Benarlah firman Tuhan:....alaisa Allah bi ahkam al-hakimin. Bukankah Tuhan adalah hakim seadil-adilnya? Hal yang menarik adalah para pelamar CPNS (calon pegawai negeri sipil) pada suatu lembaga/ kementerian tertentu dilamar oleh calon auditor. Pilihan profesi menjadi auditor menjadi seksi. Ada semangat untuk mengaudit yang luar biasa. Memang dalam masyarakat yang low trust society, biaya auditor itu menjadi tinggi. Sebab, terkadang satu proyek dkeroyok oleh tiga lembaga pengaudit. Pertanyaannya kemudian, siapa yang akan menjadi pelaksana, eksekutor suatu pekerjaan? Kalau masyarakat semangatnya menjadi auditor? Siapa yang bercita-cita memiliki keterampilan khusus untuk mengeksekusi pekerjaan tertentu dengan tingkat resiko yang tinggi pula? Kalau demikian halnya, jangan-jangan bangsa ini tidak tumbuh secara signifikan? Kalau anak dan generasi mudanya lebih banyak menjadi auditor, penonton dan pengamat. Harus ada kebanggaan menjadi pelaksana, eksekutor, dan pekerja. harus ditanamkan dalam benak kita bahwa menjadi seorang birokrat yang bersih, pekerja keras dan berani mengambil resiko juga merupakan profesi yang sangat mulia.

Tidak ada komentar: