Gallery

Senin, 01 September 2014

Toilet

Seorang profesor bercerita tentang koleganya dari salah satu perguruan tinggi Australia. Profesor dari Institut Teknologi Bandung ingin melaksanakan kerjasama dengan perguruan tinggi Australia. Sebelum kerjasama dimulai, profesor Australia mengadakan survei ke ITB. Salah satu yang menjadi perhatian beliau adalah toilet yang dimiliki ITB. Ternyata, ITB waktu itu memiliki dua macam toilet. Yakni toilet duduk dan jongkok. Berdasarkan survei lapangan ini, maka profesor Australia menentukan standar perguruan tinggi lain yang akan diajak kerjasama dengannya adalah memiliki toilet yang sama dengan ITB. Memang toilet merupakan standar kemajuan suatu bangsa. Bahkan menurut Jaya Suprana, toilet suatu bandara menggambarkan manajemen bandara itu. Semakin bersih toilet suatu bandara, maka semakin tinggi apresiasi pengguna bandara itu. Kita sudah memiliki bandara yang berstandar internasional, bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Djuanda, Surabaya, Hasanuddin, Makassar,Medan, dan Balikpapan. Bandara ini sudah menjadi kebanggaan anak bangsa. Dari segi performance sudah memadai. yang perlu dibenahi adalah manajemen bandaranya. Toilet memang "tempat" yang spesial. Dalam Islam, ada do'a-do'a khusus yang harus dibaca kalau seseorang mau masuk toilet. Dalam sejarah Islam, bahkan disebutkan ada riwayat yang memberi persyaratan rumah ideal haruslah memiliki kamar mandi. Kamar mandi pada awal perjumpaan Islam dengan budaya luar sempat ada penolakan. Setelah dilihat kemanfaatannya, maka al-hamam, kamar mandi justeru menjadi persyaratan rumah ideal. Cerita tentang toilet tentu akan beragam. Dyah Pitaloka menulis buku berdasarkan "renungan Kloset". Di kalangan pondok pesantren ada ulama yang menulis syair justeru setelah sang kyai keluar dari toilet. Salah satu yang saya kenal, cerita tentang syair Kyai Abdurrahman Ambo Dalle. Demikian seterusnya. Walhasil, toilet memang suatu tempat yang menarik untuk dibicarakan.

Tidak ada komentar: