Gallery

Selasa, 02 September 2014

Komik

Komik atau buku ternyata sebagai alat yang sangat efektif untuk melakukan perubahan. Pada abad ke -16, tingkat kemajuan Inggeris dan Spanyol hampir sama. Pada perkembangan berikutnya, Inggeris melesat dan menjadi negara yang sangat maju. McClelland melakukan penelitian untuk menjawab mengapa terjadi demikian? Ternyata karena buku komik. Di Inggeris, buku komik yang diterbitkan adalah hal-hal yang mengajak orang Inggeris untuk maju dan berkompetisi. Sedang di Spanyol, komik-komik berkisar romantis. Sehingga generasinya kurang maju. Catatan ini saya diinspirasi oleh sebuah artikel di harian Rakyat Merdeka, 2 september 2014. Kata artikel tersebut, McClelland meneliti 1.300 komik,dan ternyata komim tersebut memberi dampak perubahan dan revolusi 25 tahun kemudian. Lain halnya, dengan Jepang. Jepang hanya butuh waktu delapan tahun untuk mengubah mindset pentingnya sepak bola. Komik captain Tsubasa menjadi pilihan dan diterbitkan secara masif sejak tahun 1994. Tahun 2002, Jepang sudah tampil gagah di laga dan pertarungan persepakbolaan dunia. Saya tidak tahu, dan tidak mengerti komik-komik apa yang dibaca para aparatur negara kita sekarang ini. Mengapa prilaku saling menyerang, kolutif, dan mau menang sendiri masih merupakan sesuatu yang sangat sering kita temukan dalam kehidupan keseharian kita? Apakah karena ketika usia belia mereka itu banyak membaca komik si kancil dan pelanduk atau buaya. Si kancil terkenal dengan banyak akal dan kelicikannya. Dan buaya adalah makhluk predator yang sangat berbahaya. Siap memangsa kapan saja. Buaya adalah makhluk yang sangat menakutkan. Bahkan ada istilah buaya darat. Perlu kajian perkomikan secara lebih komprehensif untuk perbaikan karakter bangsa.

Tidak ada komentar: