Sirah Nabi Salla
Allah ‘alaih wa sallama
Prof M. Quraish Shihab baru saja melaunching karya
teranyarnya dengan judul: Membaca Sirah Nabi ‘an dan Hadis-Hadis Shahih, 2011.
Buku ini merupakan hasil telaah dan
penghayatan selama bertahun-tahun oleh penulisnya. Saya yakin karya ini tentu
unik dan mendalam. Unik karena ditulis oleh seorang mufassir kawakan di Asia
Tenggara, yang dikenal sebagai ahli tafsir al-Qur’an dan bukan latar belakang
pendidikan sejarah Islam. Dan mendalam, sebab Prof Quraish dikenal sebagai
seorang sarjana muslim yang dikenal memiliki penguasaan turath/khazanah
intelektual Islam klasik yang sangat luas dan mendalam.
1.
Shalawat Badar, thala’a al-badr ‘alaina; min thaniyyat al-wada’I, wajaba al-syukru ‘alaina; ma da’a li Allah
da’in, ayyuha al-mab’uthu fina, ji’ta bi al-amri al-mutha’i….dst. ternyata
shalawat ini didendangkan oleh masyarakat Madinah, pria dewasa, perempuan dan
anak-anak, ketika Nabi Saw dan sahabatnya baru saja pulang dari perang Tabuk.
Dan bukan ketika Nabi Saw hijrah dari Mekkah ke Medinah sebagaimana selama ini
dipahami. Sebab, perjalanan dari Mekkah ke Medinah tidak melewati daerah
Thaniyyat al-wada’i. tapi perjalanan dari Tabuk ke Medinahlah yang melewati
wilayah Thaniyyat al-Wada’i. di sinilah pentingnya kita menekuni Athlas
al-Hadith. Dari sini, kita dapat memahami letak geografis suatu wilayah. Buku
yang ditulis oleh Dr Syauqi Abu Khalil, Athlas
al-Hadith al-Nabawy min al-Kutub al-Shihah al-Sittah: amakin, aqwam-un,
2003) sangat penting untuk kita telaah lebih lanjut.
2.
Ke-ummy-an
Nabi Muhammad Saw dijadikan senjata oleh para orientalis sebagai kelemahan
beliau. Hal ini, terlepas dari konteks masyarakat yang mengitari beliau.
Padahal, ummy—tidak tahu baca-tulis dan mengandalkan hapalan itulah kekuatan
baginda Nabi Saw. Sebab di tengah masyarakat yang Ummy, orang yang cerdas
adalah mereka yang memiliki hafalan yang kuat. Bukan bagi mereka yang memiliki
banyak catatan. Sehingga, ada orang tertentu, yang menyembunyikan
catatan-catatannya karena takut ketahuan tidak zaky—idiot? ( Lihat Franz
Rosental, Technic and………. Etika Kesarjanaan Muslim,….).
3.
Ayat-ayat Gharaniq,
sebagai fiktif. Yang biasaya dijadikan oleh Monggomery Watt sebagai ayat-ayat
setan…mungkin juga ayat ini menjadi salah satu ayat yang menginspirasi Salman
Rusydi untuk menulis novel: The satanic
Verses yang sangat controversial itu.
4.
…..
Tentu saja tidak mudah melahirkan tokoh sekalibur Prof
Quraish. Ia memiliki karya magnum opusnya, Tafsir al-Mishbah yang terkenal itu.
Melalui kegiatan dan pertemuan akademik seperti ini kita dapat…
Bojong Gede, 20 September 2011.
2 komentar:
Saya ingin mengomentari buku sirah Nabi Menarik jika ditelusuri ke-ummy-an nabi, petanyaannya apakah makna ummy yang kita pahami selama ini sama dengan ummy yang dialami oleh nabi, dan kalau memang nabi betul2 ummy mengapa Tuhan memerintahkan untuk membaca kepada orang yang ummy (tidak bisa baca tulis)
seringkali beda bahasa beda pengertiannya...
ummy tidak identik dengan tidak-bisa baca-tulis. Demikian juga qara'a - yaqra'u - qiro'ah tidak identik dengan membaca (tulisan). orang yg sedang qira'ah blm tentu sambil baca tulisan.
Banyak hikmah dari ke-ummy-an nabi saw, diantaranya jika beliau pandai tulis dan baca maka bisa dijadikan sasaran kritik oleh kaum musyrikin bahwa alqur'an tsb nanti dianggap karangan beliau. wallahu a'lam
Posting Komentar