Gallery

Senin, 27 Februari 2012

Korupsi Mengorupsi Indonesia

Itulah judul sebuah buku komprehensif dan teranyar yang terbit mengenai korupsi. Korupsi adalah sesuatu yang sangat membahayakan peradaban suatu bangsa. Korupsi adalah sesuatu yang sangat melumpuhkan pembangunan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Innama al-umam al-akhlaq ma baqiyat. Wa in humu zahabat akhlaquhum zahabu… Ibn Ruslan. Suatu bangsa dapat bertahan, kalau akhlaknya masih ada.ketika akhlak mereka sudah hancur, maka habislah bangsa itu.
Nurcholis Madjid menulis sebuah artikel mengenai korupsi. Beliau membandingkan antara Jawaharlal Nehru dengan Soekarno. Nehru sangat berhati-hati menindak tegas para pelaku korupsi itu. Meskipun ia banyak mendapat kritik karena sikapnya yang dianggap lemah itu. Nehru terkenal sebagai pemimpin yang berkarakter kuat, tapi tidak mampu menindak tegas para pelaku korupsi.
Bahaya selalu menyatakan korupsi karena akan mendorong orang untuk berperilaku korupsi. Korupsi dianggap secara kejiwaan sebagai sesuatu bagian dari masyarakatnya.
Faktor faktor terjadinya korupsi dapat disebutkan antara lain:
1.      Rendahnya penghasilan para penyelenggara Negara, pegawai. Sehingga mereka terpaksa untuk melakukan korupsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.      Perilaku serakah.
3
Susan Rose-Ackerman menulis buku dengan judul: Korupsi dan Pemerintahan (Sebab, Akibat dan Reformasi, 2010). Ia merekomendasikan bahwa begitu korupsi dapat diatasi, maka pemerintahan yang bersih dan stabil dapat diwujudkan.
Korupsi yang parah akan mengganggu investasi sehingga pertumbuhan ekonomi lambat. Korupsi dapat membuat pemerintahan tidak efektif.
Keterlibatan politik, pemerintahan yang kuat harus diwujudkan. Sebab korupsi bukan hanya gejala atau persoalan ekonomi, tapi juga politik.
Reformasi secara menyeluruh adalah obat korupsi yang paling manjur. Halmana suap menyuap, pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bersih dapat diwujudkan.
Mahatma Ghandi pernah berkata: Tuhan sebetulnya  menciptakan alam raya dan seluruh isinya sudah cukup untuk makhluk-makhluk-Nya. Tapi, untuk seorang yang serakah, alam raya  ini tidak cukup untuk memenuhi keserakahannya itu.
Untuk memberantas korupsi bukanlah perkara yang muda. Dalam kaitan ini, saya teringat kisah dalam Kitab Injil. Suatu hari, Nabi Isa a.s mendapat laporan dari para pengikut setianya-al-hawariyyun. Bahwa di seberang sana akan dilaksanakan hukuman keepada seorang perempuan. Begitu nabi Isa a.s mendapat laporan, dengan bergegas beliau menuju ke arah yang ditunjukkan tadi. Benar saja, begitu beliau tiba di tempat pelaksanaan rajam, orang-orang sudah memegang batu dan sudah bersedia melempari batu si perempuan tadi. nabi Isa a.s berkata: tunggu dulu! Hukuman rajam ini boleh dilanjutkan hanya bagi orang yang merasa dirinya tidak pernah berbuat dosa. Siapa di antara kalian yang merasa tidak pernah berdosa? Silakan laksanakan rajam ini! Secara perlahan-lahan, satu persatu al-hawariyyun tadi  batu di tangan mereka berjatuhan. tak satu pun dari mereka yang merasa laik untuk menjatuhkan hukuman rajam. Demikianlah halnya denga pemberantasan korupsi di republik tercinta ini. Hampir-hampir saja kita sulit mencari dan menemukan orang yang betul-betul bersih dari korupsi. Baik tokoh tua maupun tokoh muda. Semuanya sudah "tersentuh" dengan korupsi. saya usul, mungkin kita perlu revolusi sosial. Harus ada generasi baru yang bangkit dan bergerak untuk menyelesaikan persoalan krusial bangsa ini. Orang-orang yang masih bergelimang dengan darah atau mereka tidak mau "bersih-bersih", silakan minggir.
Wa Allah a'lam. 

Tidak ada komentar: