Musykilat al-hadis.
Demikian judul buku yang ditulis oleh Dr Yahya Muhammad. Buku ini membahas problematka hadis sepanjang sejarah
pertumbuhan dan perkembangannya yang panjang. Ia dengan lugas menggagas
perkembangan, perdebatan dan perbedaan metodde serta historisitas hadis di
kalangan sunni dan syi’ah.
Buku ini sangat menarik karena kekayaan wawasan penulisnya.
Hal ini dapat dilihat pada kayanya literatur yang dirujuk. Penulisnya juga
banyak merujuk pada literatur elektronik
(digital library). Ia berpendapat bahwa lebih 95% ajaran agama yang kita
perpegangi sekarang ini sebetulnya bukanlah agama, bukan pula aqidah dan
syari’at Islam. Mengenai hadis, ia lebih percaya kepada hadis ‘amaly ( yang dipraktikan) yang memiliki
rujukan yang jelas dalam al-Qur’an. Ia meragukan hadis qawly ( yang diucapkan) karena rentan terhadap pemalsuan.
Pernyataannya: wa al-natijat al-laty nashilu ilaiha akhiran hiya al-tamassuku bi al-sunnat
al-‘amaliyyah al-laty laha ashl-un fi al-qur’an wa takunu min al-din wa la
yu’aridhuha ma huwa aqwa minha. Aw tilka al-laty yu’lamu annaha kanat mawridu
ijma’ fa’ala kibar al-shahabat, ma’a akhdz I’tibar al-ijtihad fi al-khiyar bi
al-juz’iyyat al-mukhtalif hawlaha.
Amma al-hadith
al-qawly al-mujarrad fa-yumkin I’tibaruhu mashdaran thanawiyyan li al-ta’yid wa
al-isti’nasi ‘indama yakunu da’iman li-amr-in akhara min ghairi mu’aridhin
yaqwa ‘alaih, ka-kathrat al-qara’in wa al-Qur’an wa al-‘aql wa al-waqi’ wa
al-maqashid al-‘ammah wa ghairi zalika. [1]
Mengenai otoritas sahabat dan kuatnya toleransi ulama
mengenai ‘adalahnya’, ia berpendapat,
kita perlu lebih selektif mengenai hal yang sensitive ini.
Ia juga menyoroti sahabat yang termasuk al-mukthirun fi al-riwayat, seperti Abu Hurairah ( meskipun sahabat
yang satu hanya bersama nabi sekitar 3 tahun. Bahkan dalam catatan Dr Mahmud
Abu Rayyah, hanya 1,9 tahun).
Mengenai sahabat periwayat hadis, ia mengutip pendapat Ibn Hajar
al-‘Asqalany dalam kitab: Hadyu al-Sary
Syarh Fath al-Bary.
Ada yang berpendapat
bahwa Dr Yahya Muhammad ini juga salah seorang pemikir kontemporer yang juga
menganut ideology Syi’ah.
Perlu telaah mendalam terhadap informasi dan redaksi hadist
mengenai peristiwa isra’ mikraj. Sangat rentan terhadap kisah Israilyat. Dr
Munshif al-Jazzar, al-Mikhyal al-’Arabi fi al-Ahadith al-Mansubah ila
al-Rasul. Mikraj adalh bagian dari mitos bangsa Arab.
[1] Lihat
Yahya Muhammad, Mushkilat al-Hadith, Beirut; Mu’assasat al-Intisyar al-‘Araby,
cet.1, 2007, h. 181.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar