Gallery

Kamis, 02 Februari 2012

Uang

Uang dapat memporak-porandakan tatanan dan hubungan kekerabatan. Silaturahim dapat berantakan karena persoalan uang. Hubungan kekerabatan biasanya diukur karena tebal-tipisnya dompet seseorang. Semua diukur sebagai komoditas. Tenaga kerja dilihat sebagai komoditas. Pertemanan juga diukur oleh banyak tidaknya uang yang dapat dihasilkan karena pertemanan tersebut.
Uang sangat besar pengaruhnya dalam tatanan social.
Nilai-nilai utama dalam pergaulan keseharian sudah tidak menjadi prioritas.
Uang memang penting, tapi bukan yang utama.
Ada buku yang berjudul:  Money A History ,ditulis oleh Catherine Eagleton and Jonathan Williams, The British Museum Press, 1997. Whether or not ‘money makes the world go round’.
Sekarang ini bermunculan buku dan penelitian yang mendorong agar kita melakukan sesuatu bukan karena berdasarkan uang. Chris Anderson, Free: The Future of a Radical Price, 2009).  Dengan kemajuan teknologi informasi banyak harga barang turun drastic mulai tiket pesawat, Koran, kaus oblong, telepon, barang-barang di took, dll. Hal ini tidak terbayangkan sepuluh tahun yang lalu. Dunia gratis adalah sesuatu yang tak terelakkan.
Orang yang senang menggratiskan ilmunya akan mendapatkan keuntungan 23 ribu kali.
Pertanyaan-pertanyaan yang digagas antara lain:
How can air travel be free?
How can everything in a store be free?
How can a textbook be free?
How can a university education be free?
How can millions of secondhand goods be free?

Banyak contoh yang dapat dirujuk untuk aktifitas philantropi yang justeru membuat tokoh-tokoh seperti George Soros, Bill Gates, Warren Buffet, dan Bill Clinton justeru mendapatkan sesuatu yang sangat menginspirasi jutaan orang di muka bumi ini.
( Bill Clinton, Giving How Each of Us can Change the World, 2007; Chuck Sudetic, The Philanthropy of George Soros Building open Societies, 2011; --I believe that open society is endangered worldwide. Of course, open society is always endangered and people must constantly reaffirm their commitment to the idea for open society to endure; what I fear is that we are closer to failing the test than on previos occasions…

Pada tahun 1997 koran Washington Post menyatakan bahwa "Gates telah menyatakan bahwa dia memutuskan untuk menyumbangkan 90 persen daripada hartanya semasa dia masih hidup." Untuk meletakkan ini dalam perspektif yang benar, sumbangan ini, walau apa sebabnya, telah menyediakan uang yang amat diperlukan untuk beasiswa universitas kaum minoritas, menentang AIDS dan sebab-sebab lain, kebanyakannya isu-isu yang biasa tidak dipedulikan oleh komunitas penderma, seperti penyakit-penyakit yang biasa kita lihat di dunia ketiga. Dalam bulan Juni 1999, Gates dan istrinya mendermakan $5 milyar kepada organisasi mereka, pendermaan yang paling besar dalam dunia oleh individu-individu yang hidup.

Bojong Gede, 17 s.d 23 September 2011

Tidak ada komentar: