Setidaknya ada tiga
kota yang menarik perhatian saya. Banten, Bangka, dan Kepayang. Claude Guillot
menulis buku dengan judul: Banten:
Sejarah dan Peradaban Abad X –XVII, 2008. Pada buku tersebut terdapat judul:
Negeri Banten Girang. Lalu saya bertanya: Banten Girang itu apakah ada
hubungannya dengan suasana gembira. Tapi rupanya”girang” itu adalah bahasa
Sunda yang artinya hulu. Jadi Banten girang berarti Banten hulu. Banten Girang
ini pintu masuk orang asing ke Banten.
Sementara Bangka biasanya
dikaitkan dengan istilah “Tua Bangka”. Kita tidak tahu mengapa tua Bangka, bukan
“Tua Belitung”, apa hubungan keduanya. Adalagi mabuk Kepayang. Rupanya Kepayang
itu adalah sebuah kota di Bengkulu—ini mengutip jok pak Dahlan Iskan, Menteri
BUMN—siapa saja yang melewati Kepayang pasti akan mabuk Kepayang. Sebab,
jalannya berkelok dan terjal.
Banten menyimpan
kenangan tersendiri. Sebab, di Banten pernah melahirkan tokoh-tokoh dunia. Seperti
Syekh Nawawi al-Bantany, Syekh Yusuf al-Makassary, dan Dr. Hoesein
Djajadiningrat.
Wa
Allah a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar